S A L I N A N
ALFI/ILFA adalah pihak yang bertindak sebagai mediator dalam dugaan pelanggaran. --- 31.16 Bahwa atas fakta tersebut, Tim Investigator telah lalai untuk
mencantumkan ALFI/ILFA sebagai pihak terkait yang dilaporkan, maka dari itu dugaan yang dituduhkan adalah kurang pihak yang dilaporkan (plurium litis consortium). --- 32. Menimbang bahwa setelah berakhirnya Jangka Waktu Pemeriksaan
Lanjutan dan perpanjangannya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 29/KPPU/Pen/IX/2017 tanggal 5 September 2017 tentang Musyawarah Majelis Komisi Pekara Nomor 20/KPPU-I/2016, yaitu dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 11 September 2017 sampai dengan tanggal 23 Oktober 2017 (vide bukti A119). --- 33. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi,
Komisi menerbitkan Keputusan Komisi Nomor
51//KPPU/Kep.3/IX/2017 tanggal 5 September 2017 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 20/KPPU-I/2016 (vide bukti A122). --- 34. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Surat
Pemberitahuan dan Petikan Penetapan Musyawarah Majelis Komisi kepada para Terlapor (vide bukti A124, A125, A126, A120, dan A121). 35. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi,
Majelis Komisi menilai telah memiliki bukti dan penilaian yang cukup untuk mengambil Putusan. ---
TENTANG HUKUM
Setelah mempertimbangkan Laporan Dugaan Pelanggaran, Tanggapan para Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran, keterangan para Saksi, keterangan Ahli, keterangan para Terlapor, surat-surat dan/atau dokumen, Kesimpulan Hasil Persidangan yang disampaikan oleh Investigator dan para Terlapor (fakta persidangan), Majelis Komisi menilai, menganalisis, menyimpulkan, dan memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap
- 83 -
S A L I N A N
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 (selanjutnya disebut UU Nomor 5 Tahun 1999) yang diduga dilakukan oleh para Terlapor dalam Perkara Nomor 20/KPPU-I/2016. Dalam melakukan penilaian dan analisis, Majelis Komisi menguraikan dalam beberapa bagian, yaitu: --- 1. Tentang Identitas Terlapor --- 2. Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran --- 3. Tentang Kegiatan Usaha Tempat Penimbunan Pabean di KPPBC Belawan --- 4. Tentang Ketentuan Tempat Penimbunan Pabean dan Penunjukkan PT Artha Samudra Kontindo dan PT Sarana Gemilang sebagai Pengelola Tempat Penimbunan Pabean --- 5. Tentang Pasar Bersangkutan --- 6. Tentang Perjanjian --- 7. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 ---
Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas; ---
1. Tentang Identitas Terlapor --- Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Terlapor adalah sebagai berikut: --- 1.1 Terlapor I, PT Artha Samudra Kontindo, merupakan pelaku
usaha berbentuk perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Irianto Tanawidjaja, S.H. pada tanggal 19 November 2009 dengan perubahan terakhir berdasarkan Akte Notaris Irianto Tanawidjaja, S.H. pada tanggal 25 Oktober 2011 berkedudukan di Kotamadya Surabaya. PT Artha Samudra Kontindo memulai kegiatan usaha di Tempat Penimbunan Pabean yang berkedudukan di Jalan Pulau Nias Selatan Nomor 5-6, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai
Belawan (KPPBC Belawan) Nomor:
- 84 -
S A L I N A N
Perpanjangan Persetujuan Penetapan TPP berdasarkan Keputusan Kepala KPPBC Belawan Nomor Kep-586/VVBC/KPP.MP.01/2014. PT Artha Samudra Kontindo pada saat perkara ini diperiksa beralamat kantor di Jalan Pulau Nias Selatan Nomor 5-6 KIM Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (vide bukti C37). ---
1.2 Terlapor II, PT Sarana Gemilang merupakan pelaku usaha yang didirikan berdasarkan Akte Notaris H. Teddy Anwar, S.H., SpN. pada tanggal 8 Oktober 2001 dan perubahan terakhir berdasarkan Akte Notaris Ingrid Lannywaty, S.H. pada tanggal 30 Juni 2009 berkedudukan di Kotamadya Jakarta Utara dengan kegiatan usaha di bidang Perdagangan, Pembangunan, Angkutan industri, Jasa, Percetakan, Pertanian, dan Pertambangan. PT Sarana Gemilang memulai kegiatan usaha di Tempat Penimbunan Pabean yang berkedudukan di Jalan Titi Pahlawan Medan Marelan, Gudang BGR Medan–Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Kepala KPPBC Belawan Nomor: 183/VVBC.02/KPP.MP.01/2015 tertanggal 29 Mei 2015. PT Sarana Gemilang pada saat perkara ini diperiksa beralamat kantor di Gudang BGR, Jalan Titi Pahlawan, Simpang Kantor Medan Marelan, Telpon. 061-80027364 dan beralamat lain di Komplek Vila Gading, Jalan Sungai Kampar I Nomor 2, Semper, Cilincing, Jakarta Utara (vide bukti C47). ---
2. Tentang Objek Perkara dan Dugaan Pelanggaran --- 2.1 Bahwa objek perkara a quo adalah penetapan tarif handling yang
dilakukan oleh PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II pada Kawasan Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Belawan (KPPBC Belawan). --- 2.2 Bahwa terkait objek perkara, Majelis Komisi menilai berdasarkan
fakta persidangan dan alat bukti, peran PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II pada Kawasan Tempat Penimbunan Pabean (TPP) Kantor Pengawasan
- 85 -
S A L I N A N
dan Pelayanan Bea Cukai Belawan (KPPBC Belawan) dalam perkara a quo, adalah sebagai berikut (vide bukti C32, C33, dan C35): --- 2.2.1 PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I memulai kegiatan
usaha di Tempat Penimbunan Pabean yang berkedudukan di Jalan Pulau Nias Selatan Nomor 5-6, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Belawan (KPPBC Belawan) Nomor: Kep-617/VVBC.02/KPP.MP/2013 tanggal 31 Desember 2013 dan Perpanjangan Persetujuan Penetapan TPP berdasarkan Keputusan Kepala KPPBC Belawan Nomor Kep-586/VVBC/KPP.MP.01/2014. --- 2.2.2 PT Sarana Gemilang/Terlapor II memulai kegiatan usaha
di Tempat Penimbunan Pabean yang berkedudukan di Jalan Titi Pahlawan Medan Marelan, Gudang BGR Medan–Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Kepala KPPBC Belawan Nomor: 183/VVBC.02/KPP.MP.01/2015 tertanggal 29 Mei 2015. --- 2.3 Bahwa dugaan pelanggaran dalam perkara a quo adalah
ketentuan Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang menyatakan: ---
1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
3. Tentang Kegiatan Usaha Tempat Penimbunan Pabean di KPPBC Belawan --- 3.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 65 Ayat (1) huruf a jo.
Pasal 43 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (UU Nomor 10 Tahun 1995) menyatakan barang yang ditimbun di Tempat Penimbunan Sementara (TPS) yang
- 86 -
S A L I N A N
melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari dinyatakan sebagai Barang yang Tidak Dikuasai (BTD). --- 3.2 Bahwa untuk barang yang dinyatakan sebagai BTD akan
dipindahkan penyimpanannya dari TPS ke TPP. --- 3.3 Bahwa berkaitan dengan pemindahan BTD dari TPS ke TPP,
berdasarkan Pasal 66 UU Kepabeanan, Pejabat Bea dan Cukai akan memberitahukan secara tertulis kepada pemiliknya bahwa barang yang pada pokoknya menyatakan BTD tersebut akan dilelang jika tidak diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak disimpan di TPP. --- 3.4 Bahwa bentuk konkrit kegiatan usaha atau jasa di TPP adalah
mengurus dokumen BTD di Belawan International Container Terminal (BICT), mengangkat kontainer yang merupakan BTD
dari container yard (CY) ke atas truk,
memindahkan/mengeluarkan/menggeser kontainer tersebut dari TPS ke TPP, menurunkan kontainer dan menyimpan/menumpuk kontainer tersebut di lapangan penumpukan TPP. --- 3.5 Bahwa dalam kurun waktu tahun 2015–2016 terdapat 2 (dua)
pelaku usaha TPP di wilayah KPPBC Belawan yaitu PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II yang kegiatannya adalah memindahkan BTD dari TPS ke TPP miliknya. --- 3.6 Bahwa tidak ada perbedaan kegiatan usaha atau pelayanan
kontainer (mulai dari pengurusan dokumen di BICT, pengangkatan kontainer ke atas truk pengangkut, pengangkutan kontainer ke TPP hingga penurunan kontainer di lapangan penumpukan TPP) di TPP milik PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II kecuali perbedaan lokasi tempat penyimpanan/penumpukan kontainer. - 3.7 Bahwa atas kegiatan tersebut, PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II selaku pengelola TPP akan mengenakan tarif jasa handling kepada pemilik barang melalui pihak lain yang menjadi perwakilan atau
- 87 -
S A L I N A N
yang mengurus barang tersebut (perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut atau EMKL). ---
4. Tentang Ketentuan Tempat Penimbunan Pabean dan Penunjukkan
PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana
Gemilang/Terlapor II sebagai Pengelola Tempat Penimbunan Pabean --- 4.1 Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 65 Ayat (2), Pasal 68
Ayat (3), dan Pasal 73 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (UU No. 10 Tahun 1995), barang-barang yang telah ditetapkan sebagai Barang yang Tidak Dikuasai (BTD), Barang yang Dikuasai Negara (BDN), dan Barang yang menjadi Milik Negara (BMN) disimpan di Tempat Penimbunan Pabean (TPP). --- 4.2 Bahwa definisi mengenai Tempat Penimbunan Pabean dijelaskan
pada Pasal 1 butir 18 UU No. 10 Tahun 1995 yang pada pokoknya menyatakan: ---
1. Tempat Penimbunan Pabean adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh Pemerintah di Kantor Pabean yang berada dibawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara berdasarkan Undang-undang ini.
4.3 Bahwa lebih lanjut definisi tentang TPP diatur dalam Pasal 1 angka 8 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara dan Barang yang Menjadi Milik Negara (PMK No. 62 Tahun 2011) yang pada pokoknya menyatakan: ---
Tempat Penimbunan Pabean yang selanjutnya disingkat dengan TPP adalah bangunan dan/ atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh pemerintah di Kantor Pabean yang berada dibawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan BTD, BDN, dan BMN berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.
- 88 -
S A L I N A N
4.4 Bahwa keberadaan TPP disediakan di setiap kantor pabean atau tempat lain dan penunjukkan tempat lain sebagai TPP ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagaimana diatur dalam Pasal 48 Ayat (1) & (2) UU No. 10 Tahun 1995 yang pada pokoknya menyatakan: --- (1) Di setiap Kantor Pabean disediakan Tempat Penimbunan
Pabean yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
(2) Penunjukan tempat lain yang berfungsi sebagai Tempat Penimbunan Pabean sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. ---
4.5 Bahwa Menteri Keuangan melimpahkan kewenangan untuk menetapkan TPP atau tempat lain yang berfungsi sebagai TPP kepada Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri berdasarkan Pasal 23 Ayat (3) PMK No. 62 Tahun 2011 yang pada pokoknya menyatakan: --- (3) TPP dan tempat lain yang berfungsi sebagai TPP sebagaimana
dimaksud pada Ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri. ---
4.6 Bahwa berdasarkan keterangan KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan Medan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai Saksi serta PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II dalam Sidang Majelis Komisi Pemeriksaan Lanjutan diketahui, penunjukkan pihak swasta/pelaku usaha menjadi pengelola TPP diawali dengan permohonan dari pelaku usaha/swasta untuk menjadi pengelola TPP. --- 4.7 Bahwa berdasarkan permohonan tersebut Kepala Kantor Pabean
menetapkan/menunjuk pelaku usaha tertentu/pihak swasta atas nama Menteri Keuangan menjadi pengelola TPP setelah melakukan pemeriksaan lokasi yang akan ditetapkan/dijadikan TPP. --- 4.8 Bahwa pada perkara a quo, Kepala Kantor Pabean dalam hal ini
Kepala KPPBC Belawan telah menunjuk 2 (dua) pihak swasta/pelaku usaha sebagai pengelola TPP yaitu PT Artha
- 89 -
S A L I N A N
Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II. --- 4.9 Bahwa PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I mulai beroperasi
untuk mengelola TPP di Kawasan Bea Cukai Belawan sejak bulan Juli 2013 sedangkan PT Sarana Gemilang/Terlapor II mulai beroperasi mengelola TPP di kawasan Belawan sejak bulan Mei 2015. --- 4.10 Bahwa KPPBC Belawan pada pokoknya menyatakan pengelolaan
TPP oleh pihak swasta/pelaku usaha disebabkan karena adanya keterbatasan khususnya keterbatasan anggaran. ---
5. Tentang Pasar Bersangkutan --- 5.1 Bahwa dalam Laporan Dugaan Pelanggaran dan Kesimpulan
Investigator, pasar bersangkutan dalam perkara a quo adalah jasa handling untuk Barang Tidak Dikuasai (BTD) berupa Kontainer 20 feet, 40 feet, dan Over Height/Over Width/Over Length pada tahun 2015-2016 di Kawasan Tempat Penimbunan Pabean (TPP) KPPBC Belawan (vide bukti I2 dan I6). --- 5.2 Bahwa atas penentuan pasar bersangkutan tersebut, PT Sarana
Gemilang/Terlapor II menyatakan pada pokoknya proses perolehan pengguna jasa dilakukan melalui mekanisme penetapan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Wilayah Sumatera Utara. --- 5.3 Bahwa berkaitan dengan pasar bersangkutan dalam perkara a
quo, Investigator berpendapat sebagai berikut: --- 5.3.1 Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 definisi mengenai pasar bersangkutan adalah sebagai berikut: --- “pasar bersangkutan adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau jasa tersebut“ --- 5.3.2 Bahwa atas dasar ketentuan tersebut maka dapat
- 90 -
S A L I N A N
menekankan pada konteks horizontal yang menjelaskan kaitan antara pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya, sehingga cakupan pengertiannya dapat dikategorikan dalam 2 (dua) perspektif, yang meliputi: --- 5.3.2.1 Pasar berdasarkan produk (relevant product
market) terkait atas barang dan/atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan/atau jasa tersebut. --- 5.3.2.2 Pasar berdasarkan wilayah/geografis (relevant
geographic market) terkait dengan jangkauan atau daerah pemasaran. --- 5.3.3 Tentang Pasar Produk --- 5.3.3.1 Bahwa pasar produk didefinisikan sebagai
produk-produk pesaing dari produk tertentu ditambah dengan produk lain yang bisa menjadi substitusi sebuah produk jika keberadaan produk lain tersebut membatasi ruang kenaikan harga dari produk tersebut. ---- 5.3.3.2 Bahwa PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I
dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II merupakan pelaku usaha dalam pasar produk di dalam objek perkara a quo sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut: --- a Bahwa Tempat Penimbunan Pabean (TPP)
adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu, yang disediakan oleh pemerintah di kantor pabean, yang berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan barang yang dinyatakan Tidak Dikuasai. --- b Bahwa Barang yang dinyatakan Tidak
Dikuasai (BTD) adalah barang yang tidak dikeluarkan dari TPS yang berada di dalam
- 91 -
S A L I N A N
area pelabuhan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penimbunannya. --- c Bahwa terdapat 3 (tiga) Tempat
Penimbunan Pabean (TPP) terhadap Barang yang dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) di kawasan KPPBC Belawan, dimana 1 (satu) TPP milik KPPBC Belawan sementara 2 (dua) TPP lainnya dikelola oleh pihak swasta, antara lain PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II. --- d Bahwa baik PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I maupun PT Sarana Gemilang/Terlapor II memulai kegiatan usaha Tempat Penimbunan Pabean di kawasan KPPBC Belawan berdasarkan permohonan kepada Kepala KPPBC Belawan, yang kemudian setelah dilakukan pemeriksaan lokasi, Kepala KPPBC Belawan menerbitkan surat: --- 1). Keputusan Kepala Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea Cukai Belawan (KPPBC Belawan) Nomor: Kep-617/VVBC.02/KPP.MP/2013 tanggal 31 Desember 2013 perihal Penetapan
TPP PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I dan Perpanjangan Persetujuan Penetapan TPP berdasarkan Keputusan Kepala KPPBC Belawan Nomor Kep-586/VVBC/KPP.MP.01/2014. --- 2). Keputusan Kepala KPPBC Belawan
Nomor:
- 92 -
S A L I N A N
tertanggal 29 Mei 2015 perihal Penetapan TPP PT Sarana Kontindo/Terlapor II. --- e Bahwa pelaku usaha yang mengeluarkan
BTD dari TPS dan menyimpan di TPP
adalah PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I sejak tahun 2013 dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II sejak tahun 2015 sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang Hukum butir 5.3.3.2 poin d. --- f Bahwa barang yang ditarik dari TPS di
Belawan ke TPP PT Artha Sarana Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II adalah barang yang berbentuk kontainer ukuran 20”, 40” dan
Over Height/Over Widht/Over Length. ---
g Bahwa PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II mengenakan tarif jasa handling kegiatan penarikan BTD dari TPS dan penyimpanan di TPP sebagaimana diuraikan pada butir di atas meliputi: --- 1). trucking adalah memindahkan
kontainer dari TPS ke TPP menggunakan truk. --- 2). handling adalah biaya jasa
meng-handle alat, mulai dari awal di TPS, meliputi manuver di lapangan sampai barang tiba di TPP atau jasa pengurusan kontainer di lapangan. --- 3). mekanik adalah kegiatan yang
meliputi lift on (mengangkat) dan lift off (menurunkan) kontainer
- 93 -
S A L I N A N
menggunakan alat atau sewa peralatan. --- 4). doc fee (document fee) adalah
pengurusan berbagai (tidak terbatas pada) dokumen terkait penerbitan nota Pelindo dan permintaan dokumen di tiap pintu/gate.---
5). service charge adalah pelayanan kepada pengguna jasa/pemilik barang. --- 6). penumpukan/storage adalah kegiatan
menyimpan kontainer di lapangan penumpukan TPP. --- h Bahwa pihak pemilik barang melalui
perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang merupakan anggota DPW ALFI/ILFA akan membayar tarif jasa
handling yang dikenakan oleh PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I atau PT Sarana Gemilang/Terlapor II. --- i Bahwa tidak terdapat pelaku usaha lain
selain PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II yang menjalankan usaha di TPP di kawasan KPPBC Belawan. -- j Bahwa dengan demikian, pasar produk
dalam perkara a quo adalah jasa handling
untuk BTD (Barang Tidak Dikuasai) berupa Kontainer 20 FT, 40 FT, dan Over Height/Over Width/Over Length pada tahun 2015-2016. --- 5.3.4 Tentang Pasar Geografis ---
5.3.4.1 Bahwa Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009
- 94 -
S A L I N A N
tentang Pedoman Penerapan Pasal 1 Angka 10 tentang Pasar Bersangkutan menjelaskan bahwa Pasar Geografis sangat ditentukan oleh ketersediaan produk di pasar. --- 5.3.4.2 Bahwa pasar berdasarkan cakupan geografis
terkait dengan jangkauan dan/atau daerah pemasaran dari produk. --- 5.3.4.3 Bahwa telah ditentukan pasar geografis perkara
a quo adalah Kawasan Tempat Penimbunan Pabean (TPP) KPPBC Belawan. --- 5.3.4.4 Bahwa atas dasar hal tersebut, maka Pasar
Bersangkutan yang ditetapkan oleh Investigator dalam perkara a quo adalah Jasa Handling
untuk Barang Tidak Dikuasai (BTD) berupa Kontainer 20FT, 40FT, dan Over Height/Over Width/Over Length pada Tahun 2015-2016 di Kawasan Tempat Penimbunan Pabean (TPP) KPPBC Belawan. --- 5.4 Bahwa Majelis Komisi sependapat dengan Kesimpulan
Investigator terkait penentuan pasar bersangkutan, namun demikian Majelis Komisi menilai hal-hal sebagai berikut: --- 5.4.1 Bahwa barang di TPS yang dipindahkan ke TPP PT Artha
Samudra Kontindo/Terlapor I dan/atau PT Sarana Gemilang/Terlapor II ditentukan oleh KPPBC Belawan sehingga baik PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I maupun PT Sarana Gemilang/Terlapor II tidak memiliki kemampuan maupun kewenangan untuk meminta BTD di TPS agar dapat dipindahkan ke TPP masing-masing, oleh karena itu PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan/atau PT Sarana Gemilang/Terlapor II hanya dapat menunggu pemberitahuan dari KPPBC Belawan terkait proses pengambilan BTD dari TPS ke TPP (vide bukti B4, B9, B10, B15, B19, B26, dan B27). ---
- 95 -
S A L I N A N
5.4.2 Bahwa PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan/atau PT Sarana Gemilang/Terlapor II tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan pemilik BTD dan/atau perusahaan EMKL (vide bukti B26). --- 5.4.3 Bahwa baik pemilik BTD maupun perusahaan EMKL
tidak memiliki hak untuk memilih dan/atau menentukan kepada pengelola TPP mana BTD mereka dipindahkan, sehingga posisi pemilik BTD melalui perusahaan EMKL hanya menunggu pemberitahuan dari KPPBC Belawan mengenai infomasi di TPP mana BTD mereka disimpan (vide bukti B15, B17, dan B25). --- 5.5 Bahwa dengan demikian, Majelis Komisi berpendapat dalam
menjalankan kegiatan usaha sebagai pengelola TPP, baik PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I maupun PT Sarana Gemilang/Terlapor II tidak memiliki nilai tawar dan/atau daya saing untuk menguasai pasar. Hal tersebut dikarenakan PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan/atau PT Sarana Gemilang/Terlapor II tidak memiliki kemampuan untuk bersaing mendapatkan EMKL (pengguna jasa) dan hanya bergantung kepada keputusan KPPBC Belawan dalam memberikan EMKL (pengguna jasa) mana yang akan menggunakan jasa TPP-nya, sehingga baik PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I maupun PT Sarana Gemilang/Terlapor II bukan merupakan pelaku usaha yang saling bersaing. Oleh karena itu pasar bersangkutan dalam perkara a quo adalah pasar tidak sempurna karena tidak ada proses penjajakan dan/atau pemasaran jasa oleh para pelaku usaha, bahkan para pelaku usaha tidak tahu siapa pemilik barang yang menjadi pengguna jasa sampai diinformasikan oleh pihak Bea Cukai. ---
6. Tentang Perjanjian --- 6.1 Tentang Kewenangan Menetapkan Tarif Handling Tempat
- 96 -
S A L I N A N
6.1.1 Bahwa dalam Laporan Dugaan Pelanggaran dan Kesimpulan Investigator, pada pokoknya menyatakan sebagai berikut (vide bukti I2 dan I6): --- 6.1.1.1 Bahwa Direktorat Bea dan Cukai dan KPPBC
Belawan dalam persidangan menyatakan tidak menetapkan tarif handling di TPP dan tidak menetapkan besaran tarif yang harus dibayar oleh konsumen untuk jasa handling (yang meliputi trucking, handling, mekanik, doc fee per container, storage TPP per hari per box) untuk BTD (Barang yang Tidak Dikuasai) berupa
kontainer 20” FT, 40” FT serta over height/over
width/over length yang dilakukan oleh PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II. --- 6.1.1.2 Bahwa KPPBC Belawan menyatakan penetapan
tarif jasa handling (yang meliputi trucking,
handling, mekanik, doc fee per container, storage
TPP per hari per box) kontainer 20” FT, 40” FT di TPP sepenuhnya merupakan kewenangan PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II karena merupakan kegiatan business to business. --- 6.1.1.3 Bahwa dengan tidak ditetapkannya tarif handling
oleh Bea Cukai atas kegiatan handling BTD maka PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II membuat perhitungan tarif handling sendiri tanpa melibatkan KPPBC Belawan. --- 6.1.1.4 Bahwa pada akhirnya PT Artha Samudra
Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II menetapkan tarif handling
BTD dengan melibatkan DPW ALFI/ILFA Sumatera Utara meskipun masing-masing
- 97 -
S A L I N A N
mempunyai perhitungan tersendiri berdasarkan bukti dokumen kesepakatan bersama tentang tarif handling TPP yang dibuat oleh PT Artha Samudra Kontindo/Terlapor I dan PT Sarana Gemilang/Terlapor II. --- 6.1.2 Bahwa Majelis Komisi menilai Direktorat Jenderal Bea
Cukai tidak menetapkan tarif handling, sementara sifat kegiatan pengelolaan TPP bersifat business to business,