• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 : Syariat Umat Terdahulu Yang Tidak Berlaku

E. Hukuman Langsung Bagi Umat Terdahulu

Umat terdahulu biasanya selalu dihukum secara on the spot ketika mereka melakukan kesalahan. Sepanjang ayat Al-Quran bertabur kisah mereka dijatuhi berbagai macam jenis hukuman karena kesalahan-kesalahan mereka.

ْدَقَل َو َنوُع ارَضَتَي ْمُهالَعَل ِءا اراضلا َو ِءاَسْأَبْلاِب ْمُهاَنْذَخَأَف َكِلْبَق ْنِم ٍمَمُأ ٰىَلِإ اَنْلَس ْرَأ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu,

kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. Al-An’am : 42)

Seringkali kesalahan yang kalau kita ukur dengan kesalahan kita hari ini, sebenarnya biasa-biasa saja, mudah lah diampuni, dan tidak harus langsung turun hukuman dari langit.

Namun memang demikianlah Allah SWT sedikit berbeda dalam memperlakukan kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan umat-umat sebelum kita di masa lalu. Berikut ini beberapa contoh yang bisa kita baca di dalam Al-Quran.

1. Nabi Adam Dikeluarkan Dari Surga

Ketika Nabi Adam alahissalam dan istrinya memakan buah yang terlarang, hukumannya langsung dijatuhkan saat itu juga, yaitu dikeluarkan dari surga. Kalau dibandingkan dengan kesalahannya, khususnya kalau dibandingkan dengan umat kita di masa sekarang, perlakukan Allah SWT kepada Nabi Adam itu sangat-sangat memberatkan. Cuma sekedar makan buah sebiji, itu pun belum sampai habis, namun Allah SWT seperti murka. Adam dan istrinya seketika itu juga dihukum habis-habisan.

ِق مرمو ْنِم اممِ ْيْملمع ِنامف ِصْ ميُ امقِف مطمو امم تُآأْو مس امم همل ْتمدمبمف ام ْنِْم م مكَلَأمف

ٰىمومغمف ه بمر ممدآأ ٰ مصَمعمو ۚ ِة نمجْلا

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan

daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (QS. Thaha : 121)

Bayangkan, dosanya hanya makan buah sebiji, tapi hukuman yang Allah SWT berikan tidak tanggung-tanggung.

Pertama, pakaian surganya dicopot dan ditelanjangi sampai harus menutupi aurat dengan daun-daun surga. Kalau di dunia kriminal, ada penjatah ketangkep lalu ditelanjangi itu wajar. Sebab penjahat itu bikin resah warga. Sedangkan Nabi Adam dan istrinya, sebenarnya Beliau orang baik-baik, bahkan sangat tinggi derajatnya, hingga para malaikat pun disuruh sujud kepada Adam. Tapi hukuman yang diterima Adam sebegitu beratnya hingga sampai ditelanjangi.

Kedua, secara status nama baik Nabi Adam langsung mengalami degradasi alias anjlog. Sebab oleh Allah SWT Adam dianggap sebagai orang yang durhaka bahkan disebut sebagai sesat juga di ayat ini. Padahal awalnya semua malaikat bersujud kepadanya, lalu tiba-tiba langsung semuanya jungkir balik.

Ketiga, tidak cukup hanya segitu saja hukuman buat Adam, Dia pun kemudian diusir dari surga bersama dengan istrinya.

عامتمممو ٌّرمقمت ْ س م ِضْرَ ْلا ِفِ ْ كُملمو ۖ ٌّو دمع ٍضْعمبِل ْ كُ ضْعمب او طِبْها ملامق

ٍينِح ٰملىاِ

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian

yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (QS. Al-Araf : 24)

Bayangkan, bagaimana rasanya kita diusir dari rumah tempat tinggal kita sendiri yang selama ini telah dengan nyaman dihuni. Bertahun-tahun lamanya mengukir kenangan di tempat tinggal kita, tiba-tiba harus angkat kaki. Betapa amat sangat berat hukuman yang Allah berikan kepada kesalahannya.

Sementara kita umat Nabi Muhammad SAW, berapa banyak yang melanggar larangan makanan haram. Miliyaran orang di seluruh dunia tiap hari menenggak khamar, makan babi, bangkai dan hewan-hewan yang diharamkan. Yang beragama Islam pun sering juga kedapatan mengkonsumsi yang nyata-nyata haram. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang langsung dijatuhi hukuman sebagiamana hukuman kepada Nabi Adam di masa lalu.

Seandainya Nabi Adam tahu bagaimana Allah SWT berbeda cara memberlakukan ketentuannya kepada kita umat Nabi Muhammad SAW, pastilah Beliau akan tertegun dan bertanya-tanya. Dan seandainya kita ini yang jadi Nabi Adam, mungkin kita akan protes,”Giliran saya hanya makan secuil, hukumannya segitunya. Nah itu umat Muhammad, kok tiap hari rutin makan makanan haram kayak itu, kenapa pada santai-santai saja? Kon nggak ditelanjangi, kok tidak diazab, kok tidak dihukum langsung?”.

SAW dibandingkan umat terdahulu. Atas dasar permintaan Nabi Muhammad SAW, kita ini seperti diperlakukan sebagai ‘anak emas’. Dosa dan kesalahan kita tidak langsung dijatuhi hukuman on the spot.

2. Nabi Yunus Dimakan Ikan

Masih ingat apa sebabnya Nabi Yunus

alaihissalam dimakan ikan? Ya, karena beliau

dianggap tidak sabar dalam menghadapi kaumnya sendiri dan pergi meninggalkan mereka. Hal itu karena kaumnya tidak mau mendengarkan dakwahnya. Maka sebagai hukumannya, Nabi Yunus pun ditelan ikan bulat-bulat.

الَِّإ َهَٰلِإ َلَّ ْنَأ ِتاَمُلُّظلا يِف ٰىَداَنَف ِهْيَلَع َرِدْقَن ْنَل ْنَأ انَظَف اًب ِضاَغُم َبَهَذ ْذِإ ِنوُّنلا اَذ َو َتْنَأ

اظلا َن ِم ُتْنُك يِ نِإ َكَناَحْبُس َنيِمِلا

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al-Anbiya : 87)

Padahal kira-kira hal yang nyaris serupa terjadi juga pada Nabi Muhammad SAW. Beliau akhirnya pun hijrah ke Madinah, setelah merasa dakwah selama 13 di Mekkah tidak terlalu membuahkan hasil. Namun hijrahnya Nabi Muhammad SAW justru mendapat pujian dari Allah SWT. Sedangkan Nabi Yunus ketika meninggalkan kaumnya, malah dihukum dengan cara yang amat horor, yaitu dimakan ikan bulat-bulat. Untuknya tidak dicabik-cabik sebagaimana hiu memangsa korbannya.

3. Umat Nabi Nuh Ditenggelamkan

Umat terdahulu umumnya juga berakhir dengan kehancuran, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini :

مينِمملامعْلا ِ بمر ِ ِللَّ دْممحْلامو ۚ او ممل مظ منيِ لَّا ِمْومقْلا رِبامد مع ِط قمف

Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am : 44)

Dan seringkali juga adzab dan kehancuran itu sendiri datang dari doa nabi mereka sendiri. Misalnya doa Nabi Nuh yang mana Dia meminta kepada Allah SWT agar umatnya sendiri dihancurkan.

اًر يامد منيِرِف مكَْلا منِم ِضْرَ ْلا ملَمع ْرمذمت ملا ِ بمر حو ن ملامقمو

“(Jika demikian) Rabb-ku, maka jangan engkau sisakan seorang pun orang kafir di atas bumi ini. (QS. Nuh: 26-27)

Dari doa ini banyak mufassir yang menyimpulkan bahwa hanya mereka yang naik bahtera Nuh saja yang selamat. Selebihnya semua mati dan tidak ada satupun yang tersisa. Doa Nabi Nuh ini benar-benar minta agar umatnya yang kafir dimatikan tanpa tersisa.

4. Fir’aun Ditenggelamkan di Laut Merah

Ketika para nabi melakukan kesalahan langsung dihukum Allah saat itu juga, apalagi dengan mereka yang mengingkari kenabian, membangkang dan mendustakan, tentu lebih parah lagi. Hukumannya lebih dahsyat itu ditimpakan adzab hingga mati. Salah satunya Fir’aun yang terkenal mengaku diri

sebagai tuhan dengan perkataannya :

ٰ ملَْعَ ْلا كُُّبمر مناَأ ملامقمف

(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An-Naziat : 24)

Maka Nabi Musa pun berdoa kepada Allah SWT agar Fir’aun dihukum dengan adzab yang mematikan.

ِم ْطا امن بمر

ا و مرمي تَّمح او نِمْؤ ي ملامف ْمِ ِبِو ل ق ملَمع ْد د ْشامو ْمِهِلاموْمَأ ملَمع ْس

ام كُ تموْعمد ْتمبيِجُأ ْدمق ملامق ميِلَ ْلا مبامذمعْلا

Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua".” (QS. Yunus: 88-89)

Fir’aun pun dihukum mati dengan cara yang sangat sadis, yaitu ditenggelamkan di tengah lautan.

ْحمبْلا كُِب امنْقمرمف ْذ

ِ

امو

منو ر ظْنمت ْ تْنَأمو من ْومعْرِف مل أ امنْقمرْغَأمو ْ كامنْيم ْنََأمف مر

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir´aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (QS. Al-Baqarah : 50)

Dan sebelumnya Allah SWT telah mengazab Fir’aun dan para pengikutnya dengan beragam wabah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :

ٍت َلَاصَفُم ٍتاَيآ َمادلا َو َعِداَفاضلا َو َلامُقْلا َو َدا َرَجْلا َو َناَفوُّطلا ُمِهْيَلَع اَنْلَس ْرَأَف اوُناَك َو او ُرَبْكَتْساَف

َنيِم ِرْجُم اًم ْوَق

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. Al-Araf : 133)

Semua adzab ini merupakan hukuman yang sifatnya spontan, tidak diulur-ulur waktunya sampai jauh. Dan begitulah memang cara Allah SWT memperlakukan umat terdahulu.

5. Umat Nabi Musa Tersesat 40 Tahun

Umat Nabi Musa alaihissalam, yaitu orang-orang Yahudi amat tragis nasibnya. Awalnya mereka memang Allah SWT selamatkan dari bala tentara Fir’aun, namun sesampainya di seberang laut dan bertemu dengan daratan, perjalanan exodus mereka ternyata tidak sesuai harapan. Negeri tujuan tidak ketemu mereka cari, karena rombongan mereka sengaja disesatkan Allah di padang pasir Sinai selama 40 tahun lamanya.

ًةمن م س مينِعمبْرَأ ۛ ْمِ ْيْملمع ةمم رمح م ام نَّامف ملامقِ

ِضْرَ ْلا ِفِ منو يِْتمي

Allah berfirman: "(Jika demikian), maka

sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu”. (QS. Al-Maidah : 26)

Penyebabnya karena seusai mereka diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun, ternyata mereka masih saja melakukan

kemungkaran dan kemaksiatan. Mereka membuat berhala berupa patung anak sapi dari emas, begitu Nabi Musa sejak meninggalkan mereka.

ْمملَأ ۚ رامو خ مله اًد مسمج ًلاْ ِعِ ْمِ ِ يِْل ح ْنِم ِهِدْعمب ْنِم ٰ مسَو م مْومق مذم تَامو

ْمِيَِدْ ميَ ملامو ْم ه مِ مكُ ي ملا ه نَأ ا ْو مرمي

مينِمِلا مظ او ن مكامو هو ذم تَا ۘ ًلايِب مس

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Araf : 148)

6. Yahudi Dikutuk Jadi Monyet

Kisah kaum yang dihukum Allah SWT menjadi monyet termuat dalam Al-Quran. Sebenarnya kalau dilihat kesalahannya memang salah, karena mereka melanggar larangan mencari ikan di hari Sabtu.

ِتْب سلا ِفِ منو دْعمي ْذا ِرْحمبْلا مةم ِضامح ْتمن مكا ِتي لا ِةميْرمقْلا ِنمع ْم هْلَأ ْساموِ

نَّامتيِح ْمِيِْتْأمت ْذاِ

ْمِيِْتْأمت ملا ۙ منو تِب ْسمي ملا ممْوميمو اًع شِ ْمِ ِتُْب مس ممْومي ْم

ۖ

منو ق سْفمي او ن مكا اممِب ْ هِو لْبمن م ِلَٰمذمك

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu

tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS. Al-Araf : 163)

Betapa berat ujian yang mereka hadapi. Sebagai nelayan, pendapatan mereka sangat bergantung dari menangkap ikan. Tapi justru di hari mereka dilarang melaut, yaitu hari Sabtu, ikan-ikan muncul sebegitu banyaknya sampai mengapung di permukaan air. Namun lewat dari hari Sabtu, ikan-ikan itu pun lenyap menghilang entah kemana.

Maka mereka pun memutar otak, bagaimana caranya agar tidak melanggar larangan mencari ikan di hari Sabtu, tapi tetap bisa dapat ikan yang banyak. Akhirnya mereka memasang jerat ikan di hari Jumat, yaitu sehari sebelum hari Sabtu. Sehingga meski di hari Sabtu mereka tidak menangkap ikan, tapi besoknya hari Ahad, tetap mereka bisa mendapatkan ikan yang masuk dalam jerat mereka.

Logika semacam ini kalau terjadinya pada umat kita umat Nabi Muhammad SAW, tentu boleh saja dan tidak jadi masalah. Yang penting pada hari H kita tidak melanggar ketentuan. Namun untuk ukuran umat di masa lalu, ternyata teknik hilah semacam ini dianggap sebagai kesalahan juga. Hukum tidak bisa disiasati. Mereka pun mendapat murka Allah dengan hukuman yang sangat memilukan. Tiba-tiba mereka berubah jadi monyet yang hina.

ًةمدمرِق او نو ك ْم همل امنْل قمف ِتْب سلا ِفِ ْ كُْنِم اْومدمتْعا منيِ لَّا تْمِلمع ْدمقملمو

مينِئ ِ سامخ

orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (QS. Al-Baqarah : 65)

Dan tiga hari kemudian mereka pun dihukum mati. Semua monyet itu pun mati tak bersisa. Hukumannya memang dahsyat sekali.

Sedangkan kita umat Nabi Muhammad, berapa banyak yang pada hari Jumat tidak melaksanakan kewajibannya shalat Jumat. Namun Allah SWT tidak langsung mengubah kita jadi monyet. Dan belum pernah ada ceritanya sepanjang sejarah umat Islam 14 abad ini. Seandainya hukum yang berlaku di masa lalu diberlakukan lagi di masa sekarang, pasti tidak ada lagi yang keluyuruan saat shalat Jumat. Semua khusyu’ mendengarkan khutbah Jumat, sebab semua pastinya pada takut berubah jadi monyet.

Kalau pun masih ada yang keluyuran, paling jauh hanya hari Jumat pertama saja. Dan ketika yang pada keluyuran itu pada berubah jadi monyet, beritanya pasti langsung viral di media sosial. Maka hari Jumat berikutnya, jalanan sepi, pasar bubar, kantor pun tutup. Semua orang pada ke masjid khusyu’ shalat Jumat. Siapa yang mau berubah jadi monyet? Apalagi setelah tiga hari langsung meninggal. Mending shalat Jumat saja.

Dan yang non muslim pun akhirnya pada antri masuk Islam. Dari pada jadi monyet, muslim-muslim deh. Begitu mereka berpikir.

7. Kaum Luth

Kaum Nabi Luth itu disebut Sodom, namun karena mereka melakukan seks sejenis, maka

perilaku semacam itu pun dinamakan sodomi, yaitu laki-laki melakukan hubungan seksual dengan sesama laki-laki. Dan istilah lainnya adalah liwath (طاول) yang dinisbahkan kepada nama Nabi Luth

alaihissalam.

َنوُف ِرْسُم ٌم ْوَق ْمُتْنَأ ْلَب ۚ ِءاَسِ نلا ِنوُد ْنِم ًة َوْهَش َلاَج ِ رلا َنوُتْأَتَل ْمُكانِإ

Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (QS. Al-Araf : 81)

َنيِم ِرْجُمْلا ُةَبِقاَع َناَك َفْيَك ْرُظْناَف ۖ ا ًرَطَم ْمِهْيَلَع اَن ْرَطْمَأ َو

Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (QS. Al-Araf : 84)

ٍرمح مسِب ْ هِامنْي منَ ۖ ٍطو ل مل أ لاا اًب ِصامح ْمِ ْيْملمع امنْل مسْرَأ ناِ اِ

Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth.

Mereka Kami selamatkan sebelum fajar

menyingsing, (QS. Al-Qamar : 34)

ْمِ ْيْملمع منا ْر مطْمَأمو امهملِفا مس ام ميِْلامع امنْلمعمجمف مينِقِ ْشْ م ةمحْي صلا م ْتُمذمخَأمف

ٍلي ِ ِسُ ْنِم ًةمرامجِح

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari sijjil.” (QS. Al-Hijr : 73-74).

Konon tempat dimana terletak kamu Nabi Luth itu masih ada bekas sisa peninggalannya hari ini, yaitu di Danah Laut Mati. Saking luasnya danau itu sehingga banyak orang menyebutnya laut. Dan disebut sebagai laut mati, karena di dalam airnya sama sekali tidak ada kehidupan.

Airnya bukan air biasa, sehingga hewan dan tumbuhan tidak bisa hidup di dalam air dengan kadar garam sepekat itu. Bahkan berat jenis air garam itu lebih tinggi dari berat jenis manusia, sehingga kalau kita masuk ke dalam air berkadar garam tinggi, justru tubuh kita tidak bisa tenggelam. Badan kita hanya akan mengapung saja.

Posisi danau ini sangat unik, meski posisinya di daratan tapi secara level ketinggian berada pada kedalaman 400 meter di bawah permukaan laut. Posisi ini menjadikan danau ini sebagai daratan palong rendah di muka bumi. Fenomena ini sempat terekam di dalam Al-Quran :

لما

ِتمبِل غ

موُّرلا

منو بِلْغمي م س ْمِ ِبّملمغ ِدْعمب ْنِم ْ هِمو ِضْرَ ْلا منَْدَأ ِفِ

Alif Laam Miim Telah dikalahkan bangsa Rumawi,di negeri yang paling rendah dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. QS. Ar-Rum : 1-3)

8. Tentara Bergajah

Yang dimaksud dengan tentara bergajah tidak lain adalah pasukan yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman yang masa itu memeluk agama nasrani. Tujuannya ingin meruntuhkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah. Sebabnya karena

mereka merasa iri bahwa Ka’bah selalu dipenuhi jamaah yang datang dari berbagai penjuru tanah Arab, sedangkan rumah ibadah yang mereka bangun di Yaman malah sepi pengunjung.

Namun belum sampai tentara bergajah itu mendekati Ka’bah, tiba-tiba Allah kirimkan burung Ababil yang membawa batu-batu dari Sijjil, sehingga hancurlah tentara itu bagaikan daun-daun yang dimakan ulat. Peristiwa itu terjadi tepat sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Mekkah. Sehingga tahun itu dikenal dengan tahun Gajah ( ماع ليفلا) dan kisahnya diabadikan dalam Al-Quran.

مفْيمك مرمت ْمملَأ

ٍليِل ْضمت ِفِ ْ هِمدْيمك ْلمعْ ميُ ْمملَأ ِليِفْلا ِبام ْصَْأِب مكُّبمر ملمعمف

ٍف ْصمعمك ْم هملمعمجمف ٍلي ِ ِسُ ْنِم ٍةمرامجِ ِبِ ْمِيِْمْرمت مليِب مباَأ اً ْير مط ْمِ ْيْملمع مل مسْرَأمو

ٍلو كْأمم

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka´bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka

burung yang berbondong-bondong, yang

melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al-Fiil : 1-4)

Namun begitu masuk masa kenabian Muhammad SAW, orang-orang yang ingin merusak Ka’bah bukannya tidak ada. Malah ada orang yang mencuri Hajar Aswad dalam sejarah kelam Ka’bah. Tapi kita tidak menemukan burung Ababil mengejar

si pencuri.

Pada 7 Zulhijah 317 H, Abu Tahir Al Qarmuthi menduduki Kota Makkah dan mencopot Hajar Aswad dari tempatnya secara paksa. Abu Tahir memerintahkan Ja'far bin Ilaj untuk mencopot Hajar Aswad dan membawanya. Setelah sebelumnya dia melakukan kebiadaban dengan membunuh orang-orang yang sedang tawaf, iktikaf, dan shalat.

Mereka membawa Hajar Aswad ke negerinya. Setelah itu tempat Hajar Aswad kosong. Orang-orang yang tawaf hanya meletakkan tangannya di tempatnya saja untuk mendapatkan berkahnya. Akhirnya Hajar Aswad dikembalikan ke tempatnya pada 10 Zulhijah 339 H, setelah 22 tahun Ka'bah kosong dari Hajar Aswad.

Pada tahun 1979, umat Islam digemparkan dengan peristiwa besar yang menelan banyak korban jiwa, sebuah aksi yang didalangi kelompok ekstrimis, kelompok Juhayman al-Otaibi, peristiwa itu adalah pembajakan Masjid al-Haram.

Masjidi al-Haram adalah tempat suci umat Islam yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh setiap umat Islam di muka bumi ini. Kelompok Juhayman al-Otaibi dengan lancang melanggar kehormatan masjid yang mulia ini, membuat keonaran, dan menumpahkan darah di dalamnya. Dipimpin oleh Juhayman bin Muhammad bin Sayf al-Otaibi mereka membuat makar dan menakuti jamaah haji yang datang ke Baitullah al-Haram

Dokumen terkait