• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Risalah Nabi SAW & Para Nabi Sebelumnya Penulis, Ahmad Sarwat 62 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Risalah Nabi SAW & Para Nabi Sebelumnya Penulis, Ahmad Sarwat 62 hlm"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Risalah Nabi SAW & Para Nabi Sebelumnya

Penulis, Ahmad Sarwat 62 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku

Risalah Nabi SAW & Para Nabi Sebelumnya

Penulis

Ahmad Sarwat, Lc. MA

Editor

Fatih

Setting & Lay out

Fayyad & Fawwaz

Desain Cover

Faqih

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi ... 5

Pengantar ... 7

Bab 1 : Untuk Semua Bangsa ... 10

A. Nabi Terdahulu Hanya Untuk Kaumnya ... 10

B. Berlaku Bagi Seluruh Umat Manusia ... 11

Bab 2 : Syariat Yang Dimudahkan ... 13

A. Tidak Dihukum Bila Lupa dan Keliru ... 13

B. Keliru Ijtihad Tetap Berpahala ... 14

C. Tidak Dibebani Dengan Beban Umat Terdahulu ... 17

D. Seluruh Tanah Menjadi Masjid ... 17

E. Tanah Menjadi Suci ... 18

F. Tidak Dibebani Dengan Yang Tidak Sanggup Dipikul ... 18

G. Dimaafkan, Diampuni dan Dikasihani ... 18

H. Nabi SAW Tidak Suka Mendoakan Keburukan Bagi Umatnya ... 19

I. Dosa Tidak Perlu Diumumkan ... 20

J. Tidak Ada Maaf Dalam Qishash ... 21

K. Terkena Najis Berdosa dan Harus Dipotong ... 22

L. Dihalalkan Seluruh Tubuh Hewan Sembelihan ... 23

M. Dihalalkan Ghanimah ... 24

Bab 3 : Syariat Umat Terdahulu Yang Tidak Berlaku ... 26

A. Memelihara Jin ... 26

B. Membuat Patung ... 27

C. Sujud Kepada Selain Allah ... 32

D. Mendirikan Masjid di Atas Kubur... 36

(6)

Bab 4 : Kenabian Terakhir ... 51

Bab 5 : Umat Terbaik ... 52

Bab 6 : Nabi Isa Jadi Bagian Umat Muhammad ... 53

Bab 7 : Tidak Mungkin Bersepakat Dalam Kesesatan . 54 Bab 8 : Disebutkan Dalam Kitab Samawi Sebelumnya 55 Bab 9 : Mendapatkan Jaminan Surga dan Syafaat ... 56

Bab 10 : Terdapatnya Kubur Nabi SAW Dengan Pasti . 57 Bab 11 : Tidak Akan Dimusnahkan ... 58

Bab 12 : Umat Pertengahan ... 59

Bab 13 : Melihat Fisik Allah di Surga ... 60

(7)

Pengantar

Risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah risalah yang paling akhir diturunkan. Kedudukannya adalah bagian utuh dari risalah-risalah yang pernah turun sebelumnya.

Diibaratkan para nabi dan rasul itu seperti sebuah team yang mendirikan bangunan besar, tinggal satu batu bata yang belum dipasang, yaitu yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW.

لهجمأأو هن سحأأف نااينب نىب لجر لثكم ليبق نم ءايبنألا لثمو ليثم

،هب نوفوطي سانلا لعفج ،هيااوز نم ةيواز نم ةنبل عضوم لا ا

ةنبللا ناأأف :لاق ،ةنبللا هذه تعضو لاه :نولوقيو ،له نوبجعيو

أأو

هيلع قفتم ))ينيبنلا تماخ نا

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaanku dan perumpamaan para nabi sebelumku bagai seseorang yang

membangun bangunan, dimana dia

membangunnya dengan indah dan bagus, tinggal satu batu bata yang belum terpasang di salah satu sudutnya, orang-orang mengitari bangunan tersebut menikmati keindahannya, mereka berkata,” Duhai andai saja satu batu bata ini dipasang! akulah batu tersebut dan aku penutup para Nabi“. (HR. Bukhari Muslim)

(8)

Namun sebagai risalah terakhir, ternyata Allah SWT menghendaki hal yang lain di luar dari kebiasaannya. Rupanya ada beberapa kekhususan ternyata lumayan banyak juga, kalau kita hitung-hitung. Dan ini membuat risalah samawi terakhir ini menjadi nampak begitu berbeda dibandingkan dengan yang lainnya.

تي ِطْعُأ

ا ًسْ مخَ

ْممل

ن ه مطْع ي

دمحأأ

منِم

ِءاميِبْنألا

ِليْبمق

:

تْ ِصِ ن

ِبْعُّرلبا

مةمير ِسمم

،ٍرْه مش

ْتملِع جو

لي

ضْرألا

اًد ِج ْسمم

،ا ًرو ه مطو

ماُّيَأو

ٍل جمر

نِم

تي مُأ

هْتمكمرْدأأ

ة ملا صلا

، ِ ل مص يْلمف

ْت لِحُأو

لي

، ِئِامنمغلا

منكاو

ُّبنلا

ثمعْب ي

لى ا

ِهِمْومق

،ًة صامخ

تْثِع بو

لى ا

ِسا نلا

،ًة ف مكا

تي ِطْعُأو

مةمعامف شلا

"Aku diberikan lima perkara yang mana belum

pernah diberikan kepada seorang pun sebelumku: (1) Dahulu setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedangkan aku diutus kepada setiap bangsa merah dan hitam. (2) Ghanimah dihalalkan untukku, namun tidak dihalalkan untuk seorang pun sebelumku. (3) Bumi itu dijadikan untukku dalam keadaan suci dan mensucikan dan (sebagai) masjid juga, maka siapa pun yang mana waktu sholat mendapatinya maka dia bisa sholat di mana pun dia berada. (4) Aku ditolong dengan rasa takut (yang merasuk pada musuh di hadapanku) sejauh jarak perjalanan satu bulan. (5) Aku diberi syafaat." (HR Bukhari Muslim)

Pada kajian ini insyaallah kita akan uraikan satu per satu hal-hal apa saja yang membuat risalah samawi yang dibawa oleh Nabi SAW menjadi begitu berbeda.

(9)
(10)

Bab 1 : Untuk Semua Bangsa

A. Nabi Terdahulu Hanya Untuk Kaumnya

Kalau kita bandingan risalah Muhammad SAW dengan risalah para nabi dan rasul sebelumnya, ternyata mereka diutus hanya kepada kaum yang terbatas sekali, yaitu hanya kepada kaumnya saja, dengan menggunakan bahasa kaumnya.

امممو

امنْل مسْرَأ

ْنِم

ٍلو سمر

لا

ِ

ا

ِنا مسِلِب

ِهِمْومق

م ِ ينمب يِل

ْم همل

Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (QS. Ibrahim : 4)

ِ كِلمو

ٍة مُأ

لو سمر

Tiap-tiap umat mempunyai rasul (QS. Yunus : 47)

Hanya satu dua orang nabi saja yang kadang selain diutus kepada kaumnya, juga diminta Allah SWT untuk mengingatkan kaum yang lain.

Nabi Muasa alaihissalam cotnohnya. Beliau sebenarnya diutus untuk kaumnya, yaitu Yahudi Bani Israil. Maka misi beliau adalah bagaimana membebaskan mereka dari angkara murka penguasa Mesir.

(11)

Urusan dengan Fir’aun sebenarnya hanya bonus saja. Toh kepada bangsa Mesir Nabi Musa tidak diberikan beban atau tanggung-jawab dalam mengajarkan agama. Maka dalam kisah-kisah Nabi Musa, yang kita temukan hanya dialog-dialog Beliau dengan Firaun saja. Sedangkan kepada bangsa Mesir sendiri, nyaris tidak terdengar dakwahnya.

Yang terjadi justru Musa malah meninggalkan tanah Mesir melakukan eksodus bersama ribuan kaumnya berjalan hingga menyeberangi laut Merah menuju ke tanah leluhur.

Pertanyaannya, kenapa Musa harus meninggalkan Mesir? Bukankah dengan meninggalkan Mesir dia justru meninggalkan objek dakwahnya sendiri? Dan jawabannya sudah jelas, bahwa bangsa Mesir itu bukan objek dakwahnya Nabi Musa alahissalam.

Sekarang mari kita bandingkan dengan Nabi Yunus yang dimakan ikan di laut. Pertanyannya, apa urusannya sampai dimakan ikan? Jawabannya karena Nabi Yunus telah meninggalkan dakwah terhadap kaumnya sendiri. Sedangkan ketika Nabi Musa meninggalkan Mesir, bumi Mesir dan rakyatnya memang bukan core bisnis beliau.

B. Berlaku Bagi Seluruh Umat Manusia

Adapun risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah risalah yang berlaku untuk semua bangsa, tanpa dibedakan antara Arab atau pun non-Arab.

مو مم

ا َأ

ْر

مس ْل

من

مك

ِ

ا لا

مر

مْح

ًة

ِل ْل

مع ملا

ِم

م ْين

(12)

Dan Kami tidak mengutusmu kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Inilah salah satu perbedaan terbesar antara kenabian Muhammad SAW dengan kenabian para nabi sebelumnya.

Semua terhitung sejak turunnya Al-Quran pertama kali ke muka bumi, maka semua bangsa, ras, serta warna kulit umat manusia di bumi langsung terikat dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

(13)

Bab 2 : Syariat Yang Dimudahkan

Secara umum, ciri kedua yang sangat kentara dari risalah yang dibawa oleh Nabi SAW sebagai risalah terakhir adalah diturunkannya kadar tingkat kesulitan sehingga menjadi sangat manusiawi.

A. Tidak Dihukum Bila Lupa dan Keliru

Kalau dibandingkan dengan bagaimana Allah SWT memperlakukan umat-umat terdahulu, maka perlakukan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad sangat beda jauh. Segala kesalahan yang dilakukan umat terdahulu, selalu dijatuhi hukuman yang setimpal dan umumnya langsung terjadi di dunia ini.

Sedangkan kesalahan dan kealpaan yang dilakukan manusia di masa kenabian Muhammad SAW, umumnya diperlakukan dengan amat rahim, penuh kasih dan amat ramah.

Salah satunya terjadi karena memang ada permintaan dari Nabi Muhammad SAW secara khusus kepada Allah SWT dan menjadi salah satu doa terbaik yang pernah Beliau SAW panjatkan. Doa itu kemudian diabadikan dalam Al-Quran, terletak di ayat paling akhir dari Surat Al-Baqarah.

(14)

بمر

مناْأ مطْخَأ ْوَأ امني ِسمن ْن

ا منا ْذِخامؤ ت ملا امن

ِ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (QS. Al-Baqarah : 286)

Maka apabila seseorang dari umat Muhammad SAW terlupa dari suatu perintah, Allah SWT tidak akan menghukumnya. Maka ketika puasa terlupa dan makan minum, tidak dianggap batal puasanya dan juga tidak berdosa.

Begitu juga apabila keliru atau salah yang sifatnya manusiawi, tidak akan dihukum sebagaimana kalau sengaja melakukan kesalahan. Maka mujtahid yang sudah bersungguh-sungguh mengotimalkan segala daya dan kemampuan, kalau pun hasil usahanya salah, tetap akan mendapatkan satu pahala. Tidak dihukum sebagaimana umat terdahulu.

B. Keliru Ijtihad Tetap Berpahala

Hal semacam itu pernah terjadi pada diri Rasulullah SAW dan para shahabat, yaitu ketika mereka tidak mendapatkan wahyu dari langit dan akhirnya berupaya berijtihad sendiri terkait dengan perang Badar yang sudah di atas angin.

Yang jadi perdebatan apakah perang ini tetap kita teruskan sampai semua lawan mati terbunuh semuanya, ataukah dihentikan saja dan lawan itu kita jadikan tawanan? Siapa tahu mereka mau masuk Islam, atau setidaknya keluarganya akan mengirimkan harta tebusan.

Akhirnya dalam musyawarah disepakati perang dihentikan saja dan musuh dijadikan tawanan.

(15)

Pendapat yang diambil berdasarkan musyawarah ini bertentangan dengan pendapat Umar bin Al-Khattab

radhiyallahuanhu. Meski tidak ada yang mendukung,

namun Beliau agak keukeuh dengan pendapatnya, bahwa perang Badar harus tetap dilanjutkan dan semua musuh harus dibunuh sampai mati seluruhnya.

Namun karena menghormati keputusan musyawarah, apalagi Rasulullah SAW dan Abu Bakar pun juga cenderung kepada pendapat untuk menghentikan perang, maka Umar pun diam saja. Tidak berapa lama, tiba-tiba Jibril turun membawa wahyu yang isinya justru menyalahkan pendapat untuk menghentikan perang dan meminta tebusan.

مله منو كمي ْنَأ ٍ ِبمنِل من مكا امم

منو ديِر ت ۚ ِضْرَ ْلا ِفِ منِخْث ي ٰ تَّمح ٰىم ْسَْأ

يِكمح زيِزمع للَّامو ۗ مةمرِخآ ْلا ديِر ي للَّامو اميْنُّلدا مضمرمع

Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al-Anfal : 67)

Ijtihad untuk menghentikan perang dan tidak membunuh musuh tapi malah dijadikan tawanan untuk meminta tebusan dianggap sesuatu yang keliru. Sebab perintah terakhir yang Allah SWT berikan adalah berperang dan membunuh semua musuh.

(16)

يِقْلُأ مس ۚ او نممآأ منيِ لَّا او تِ بمثمف ْ كُمعمم ِ نَّأ ِةمكِئ ملاممْلا ملى

ا مكُّبمر ِحِو ي ْذ

ِ

ا

ِ

ِ ْضامف مبْعُّرلا او رمفمك منيِ لَّا ِبو ل ق ِفِ

ْم ْنِْم او بِ ْضامو ِقامنْعَ ْلا مقْومف او ب

ٍنامنمب كُ

(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfal : 12)

Karena itulah Umar bersikukuh untuk meneruskan perang, setidaknya membunuh semua musuh dalam Perang Badar itu. Maka ketika keputusannya malah sebaliknya, yaitu menghentikan perang, lalu membiarkan musuh masih hidup, tidak dibunuh sebagaimana perintah Allah SWT sebelumnya, turunlah ayat yang menegur kekeliruan atas keputusan yang diambil.

Namun kekeliruan yang dilakukan tidak dibalas dengan adzab sebagaimana yang dulu terjadi di masa para nabi dan rasul sebelumnya, tetapi kemudian Allah bolehkan dan ampuni, bahkan pada akhirnya meminta tebusan jadi halal, termasuk juga memakan harta ghanimah juga halal.

مب م س ِ للَّا منِم بامتِك ملا ْومل

ي ِظمع بامذمع ْ تم ْذمخَأ اميمِف ْ كُ سمممل مق

Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. (QS. Al-Anfal : 68)

(17)

Dalam Tafsir Mafatih Al-Ghaib, Ar-Razi menceritakan bahwa ketika mendapatkan teguran ini, Rasulullah SAW sempat ketakutan sambil berkata, seandainya kasus seperti ini terjadi di masa umat terdahulu, pastilah tidak ada satu pun dari kita yang selamat, kecuali Umar sendirian.

C. Tidak Dibebani Dengan Beban Umat Terdahulu

امنِلْبمق ْنِم منيِ لَّا ملَمع همتْلم مح م مكَم اً ْصْ

ا امنْيملمع ْلِمْ متَ ملامو امن بمر

ِ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (QS. Al-Baqarah : 286)

Umat terdahulu diberi beban syariat yang teramat berat dan hampir tidak ada keringanan sedikit pun. Berbeda dengan umat Nabi Muhammad yang selalu diberi keringanan beban syariat yang amat banyak.

D. Seluruh Tanah Menjadi Masjid

Di antaranya dijadikannya semua bagian bumi sebagai masjid, disyariatkannya tayammum dengan menggunakan tanah, dihalalkannya harta rampasan perang (ghnimah).

ُأ ْع

ِط

ْي

ت

ْمخَ

ًس

مل ا

ْم ي

ْع

مط

ه

ن

َأ

مح

د

مق ْب

ِلي

...

مو

ج

ِع مل

ْت

م ِلي

َلا

ْر

ض

مم

ْس

ِج

ًد

ا

مو

مط

ه

ًرو

ا

...

مو ُأ

ِح

ل

ْت

م ِلي

لما مـ

مغ

مِنا

مو مل

ْم

ِمتَ

َِل ل

مح

ٍد

مق

ْب

ِلي

Saya dikaruniai (oleh Allah) lima hal,yang belum pernah dikaruniakan kepada selain saya. .. bumi dijadikan sebagai tempat shalat dan suci bagi saya … dihalalkan bagi saya harta rampasan perang,

(18)

sedang sebelum saya harta tersebut diharamkan. E. Tanah Menjadi Suci

Di era umat terdahulu, yang bisa mensucikan hanya air saja, sedangkan tanah tidak dianggap suci. Ternyata di era kenabian Muhammad SAW, Allah SWT berkehendak untuk menjadikan tanah itu suci, bahkan menjadi media untuk bersuci.

ْتملِع جمو

ام تُمبْر ت

امنمل

ا ًرو ه مط

امذ

ِ

ا

ْممل

ِدِ منَ

مءاممْلما

Dan menurut Hadits Hudzaifah Ra. yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan: Dan debunya dijadikan bagi kami sebagai alat bersuci.(HR. Muslim)

F. Tidak Dibebani Dengan Yang Tidak Sanggup Dipikul

ِهِب امنمل مةمقا مط ملا امم امنْلِ مم تَ ملا مو امن بمر

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. (QS. Al-Baqarah : 286)

Shalat dan puasa yang Allah SWT wajibkan bagi Nabi Daud dan umatnya sangat berat. Shalat malam setiap hari dan puasa sepanjang tahun berselang-seling. Adapun shalat buat umat Nabi Muhammad SAW hanya 5 waktu saja dalam sehari semalam. Puasanya hanya sebulan saja dalam setahun.

G. Dimaafkan, Diampuni dan Dikasihani

(19)

منيِرِف مكَْلا

Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS. Al-Baqarah : 286)

H. Nabi SAW Tidak Suka Mendoakan Keburukan Bagi Umatnya

Para nabi dan rasul terdahulu seringkali kita temukan kisahnya dalam Al-Quran berdoa untuk kehancuran kaumnya sendiri, maka Nabi Muhammad SAW justru tidak pernah melakukannya. Padahal Beliau SAW sendiri pun seringkali disakiti, bahkan diancam untuk dibunuh berkali-kali.

Ketika Beliau hijrah ke Thaif, Bani Tsaqif yang kafir yang tinggal di Thaif malah mengerahkan para pemuda dan anak-anak untuk melempari Nabi SAW dengan batu, sehingga Beliau terluka. Saat itu disebutkan ada malaikat yang menawarkan jasa untuk mengadzab Bani Tsaqif di Thaif. Namun Nabi SAW menolak tawaran itu bahkan mendoakan agar nantinya anak-anak mereka jadi orang yang beriman.

Ada sebuah kabilah bernama Daus di Yaman. Nabi mengutuskan seorang utusannya yang berasal dari kota ini, yaitu sahabat yang bernama Thufail bin Amr. Sayangnya kaum itu tidak mau beriman juga, sehingga Thufail putus asa dan mengadu kepada baginda Nabi SAW untuk berdo’a agar mereka dihancurkan saja.

(20)

ْمِ ِبِ ِتْأمو ا ًسْومد ِدْها م ه للا ملامقمف ْمِ ْيْملمع و ع ْدمي ه نَأ سا نلا

Wahai Rasulallah, sesungguhnya kabilah Daus telah durhaka dan membangkang, maka berdoalah untuk kehancuran mereka. Kemudian para sahabat mengira baginda Nabi akan berdoa agar mereka dihancurkan, akan tetapi baginda berdo’a : ya Allah, berikanlah petunjuk kepada qabilah Daus, dan datangkanlah mereka (kepadaku)”(HR. Bukhari).

I. Dosa Tidak Perlu Diumumkan

Yang berlaku pada umat terdahulu apabila seseorang melakukan dosa adalah harus membuat pengakuan telah bersalah di depan umat. Bahkan dituliskan di pintu rumah mereka bahwa penguni rumah ini adalah pelaku dosa lengkap dengan bentuk hukumannya.

Intinya agar pelaku dosa dipermalukan di depan umum dan dibuka aib-aibnya di depan orang lain. Sehingga menjadi pelajaran bagi orang lain untuk tidak pernah berani melakukannya.

Hal itu berbeda dengan umat Nabi Muhammad SAW, kalau terlanjur berbuat dosa dan tidak ada orang lain yang tahu, maka tidak perlu membuat pengakuan dosa di depan khalayak. Juga tidak perlu mengaku di depan tokoh agama. Cukup dirinya saja yang tahu, orang lain tidak perlu tahu.

ُّ كُ

ِتي مُأ

ًفامع م

لا

ِ

ا

منيِرِهامج مْلا

ن

ِ

امو

ْنِم

ِةمرمهامج مْلا

ْنَأ

ملممْعمي

ل ج رلا

ِلْي لل ِبا

ًلام معَ

ث

محِب ْص ي

ْدمقمو

هم متَ مس

للَّا

ِهْيملمع

ملو قميمف

ميا

ن ملا ف

تْلِ معَ

مةمحِرامبْلا

امذمك

امذمكمو

ْدمقمو

مت مبا

ه تَ ْسمي

هُّبمر

حِب ْص يمو

ف ِشْكمي

مْتَ ِس

ِ للَّا

(21)

هْنمع

Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali

orang-orang menampak-nampakkannya dan

sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata: 'Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, ' padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah'. (HR. Bukhari) J. Tidak Ada Maaf Dalam Qishash

Hukum qishash yang berlaku pada umat terdahulu sifatnya mutlak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahkan meski pun diampuni oleh pihak yang menjadi korban.

Allah SWT telah menetapkan hukum qishash di tengah mereka secara apa adanya. Nyawa kudu dibayar dengan nyawa, mata dibayar dengan mata, dan semua luka harus dibayar dengan dilukai juga.

امنْبمتمكمو

ْمِ ْيْملمع

اميِْف

نَأ

مسْف نلا

ِسْف نل ِبا

م ْينمعْلامو

ِ ْينمعْل ِبا

مفْنَ ْلامو

ِفْنَ ْل ِبا

من ذُ ْلامو

ِن ذُ ْل ِبا

ن ِ سلامو

ِ ن ِ سل ِبا

محو ر جْلامو

صا مصِق

Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya. (QS.

(22)

Al-Maidah : 45)

Sedangkan dalam syariat Nabi Muhammad SAW, apabila pihak korban atau keluarganya memberikan permaafan, hukuman qishash otomatis bisa dibatalkan, baik dengan denda atau pun dengan dibebaskan secara keseluruhannya.

ْنمممف

ميِف ع

مله

ْنِم

ِهيِخَأ

ء ْ مشَ

عامبِ تامف

ِفو رْعممْل ِبا

ءامدَأمو

ِهْيمل

ا

ِ

ٍنا مسْح

ِ

ِبا

ۗ

م ِ

لَٰمذ

فيِفْ متَ

ْنِم

ْ كُِ بمر

ةم ْح مرمو

ۗ

ِنمممف

ٰىمدمتْعا

مدْعمب

م ِ

لَٰمذ

ملهمف

بامذمع

يِلَأ

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (QS. Al-Baqarah : 178)

K. Terkena Najis Berdosa dan Harus Dipotong

Umat terdahulu diharamkan menyentuh benda najis, karena Allah SWT tetap najis itu haram disentuh. Kalau sampai tersentuh, meski tidak disengaja, bahkan meski najisi itu berasal dari dalam tubuhnya sendiri, maka selain berdosa, bagian tubuh yang terjena najis itu harus dipotong.

مليِئام ْسْ

ا ِنِمب ن

ِ

ا لو قميمو ِلْومبْلا ِفِ دِ د مش ي ُّيِرمع ْشَ ْلا مسَو م و بَأ من مكا

ِ

متََأ مك مسْمَأ همتْيمل ةمفْيمذ ح ملامقمف ه مضمرمق ْ ِهِِدمحَأ مبْومث مبا مصَأ امذ

ا من مكا

ِ

(23)

ملامبمف ٍمْومق مة مطامب س م لَّ مسمو ِهْيملمع للَّا لَ مص ِ للَّا لو سمر

اًمِئامق

Abu Musa Al Asy'ari sangat berlebihan dalam urusan kencing, ia berkata, "Jika Bani Israil kencing lalu mengenai pakaiannya, maka mereka memotong pakaiannya." Maka Hudzaifah pun berkata, "Aku tidak setuju! Sebab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah kencing sambil berdiri di tempat pembuangan sampah."(HR. Bukhari) L. Dihalalkan Seluruh Tubuh Hewan Sembelihan

Allah SWT telah mengharamkan bagi umat Yahudi untuk memakan apa-apa yang awalnya dihalalkan. Hal itu karena sikap mereka yang suka mengharam-haramkan apa yang sesungguhnya Allah SWT haramkan.

ٍْلَّ ظِبمف

منِم

منيِ لَّا

او دامه

امنْم رمح

مع

ْمِ ْيْمل

ٍتامبِ ي مط

ْت لِحُأ

ْم همل

ِْهِِ د مصِبمو

ْنمع

ِليِب مس

ِ للَّا

اًيرِثمك

Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, (QS. An-Nisa : 160)

ملَمعمو

منيِ لَّا

او دامه

امنْم رمح

كُ

يِذ

ٍر ف ظ

ۖ

منِممو

ِرمقمبْلا

ِمنمغْلامو

امنْم رمح

ْمِ ْيْملمع

امم هممو شُ

لا

ِ

ا

امم

ْتملم مح

ام هُ رو ه ظ

ِوَأ

مياامومحْلا

ْوَأ

امم

مطملمتْخا

ٍم ْظمعِب

ۚ

م ِ

لَٰمذ

ْ هِامنْيمزمج

ْمِ ِيْْغمبِب

ۖ

نا

ِ

امو

منو قِدا مصمل

Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan

(24)

domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (QS. Al-Anam : 146)

M. Dihalalkan Ghanimah

Umat terdahulu meskipun diwajibkan berperang, namun harta rampasan perang tidak diperbolehkan untuk dimiliki atau diambil. Semua harta milik lawan yang kalau itu dikumpulkan di tempat yang lapang, lalu nanti akan tersambar dengan api. Itu sebagai tanda bahwa peperangan yang mereka lakukan sudah sesuai dengan perintah Allah SWT.

Al-Quran menggambarkan bagaimana hal itu terjadi dalam ayat berikut :

منيِ لَّا

او لامق

ن

ا

ِ

م للَّا

مدِهمع

امنْيمل

ا

ِ

لاَأ

منِمْؤ ن

ٍلو سمرِل

ٰ تَّمح

امنميِتْأمي

ٍن مبا ْر قِب

ه كُْأمت

را نلا

ۗ

ْل ق

ْدمق

ْ كمءامج

ل س ر

ْنِم

ِليْبمق

ِتامنِ يمبْل ِبا

يِ لَّ ِبا مو

ْ تْل ق

مِلَّمف

ْ هِو م تْلمتمق

ْن

ِ

ا

ْ تْن ك

مينِقِدا مص

(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api".. (QS. Ali Imran : 183)

Sedangkan bagi umat Nabi Muhammad SAW, harta rampasan perang justru dihalalkan, sebagaimana firman Allah SWT berikut :

(25)

او كُمف

ا مِم

ْ تْمِنمغ

ًلا ملامح

اًبِ ي مط

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik. (QS. Al-Anfal : 69)

(26)

Bab 3 : Syariat Umat Terdahulu Yang Tidak

Berlaku

Di antara contoh syariat umat terdahulu yang disebutkan di dalam Al-Quran, namun sudah tidak lagi berlaku untuk kita adalah :

A. Memelihara Jin

Nabi Sulaiman ‘alaihissalam termasuk seorang nabi yang dibolehkan meminta bantuan kepada jin untuk melakukan beberapa hal, seperti menyelam ke dalam lautan untuk mengambil perhiasan. Hal itu ada diceritakan di dalam ayat Al-Quran.

ا ن كمو ۖ م ِلَٰمذ منو د ًلام معَ منو لممْعميمو مله منو صو غمي ْنمم ِينِطامي شلا منِممو

مين ِظِفامح ْم همل

Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu, (QS. Al-Anbiya : 82)

Ayat ini jelas sekali menyebutkan bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam berkolaborasi dengan jin sebagai bagian dari pasukannya. Dan sebagaimana kita tahu bahwa para nabi dan rasul selain Nabi Muhammad SAW juga termasuk suri tauladan yang wajib diikuti. Semua nabi dna rasul itu harus kita

(27)

imani tanpa harus membedakan mereka satu dengan yang lain, sebagaimana disebutkan di dalam ayat-ayat berikut :

مليِعام ْسْ

ِ

امو ميِهامرْب

ا ٰ ملَمع ملِزْنُأ امممو امنْيملمع ملِزْنُأ امممو ِ للَّ ِبا ا نممآأ ْل ق

ِ

ْعميمو مقام ْسْ

ِ

امو

ْنِم منوُّيِب نلامو ٰ مسَيِعمو ٰ مسَو م م ِتِوُأ امممو ِطامب ْ سَ ْلامو مبو ق

منو مِل ْس م مله نْ منَمو ْم ْنِْم ٍدمحَأ م ْينمب قِ رمف ن ملا ْمِ ِ بِمر

Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya´qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri". (QS. Ali Imran : 84)

Namun umumnya para ulama menegaskan bahwa kita dilarang untuk berkolaborasi dengan jin, karena dikhawatirkan akan meminta perlindungan dari jin sebagaimana yang diceritakan dalam surat Jin berikut ini.

ِم ٍلامجِرِب منو ذو عمي ِسْن

ِ

ْلاا منِم لامجِر من مكا ه نَأمو

اًقمهمر ْ هِو دامزمف ِ نِجْلا من

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin : 6)

B. Membuat Patung

(28)

memerintahkan untuk membuat patung, sebagaimana disebutkan di dalam Surat Saba’ berikut ini.

مله منو لممْعمي

امم

ٍرو د قمو ِبامومجْل مكا ٍنامفِجمو مليِثامممتمو مبيِرامحمم ْنِم ءا مشمي

مل أ او لم ْعَا ۚ ٍتامي ِ سامر

رو ك شلا ميِدامبِع ْنِم ليِلمقمو ۚ اًرْك ش مدو وامد

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hambahamba-Ku yang berterima kasih. (QS. Saba : 13)

Namun membuat patung untuk umat Nabi Muhammad SAW termasuk hal yang terlarang dengan berbagai dalil larangan di dalam hadits-hadits nabawi berikut ini.

ِ للَّا لو سمر مدمعامو

ةمعا سلا م ْلِْت ْتمءامجمف ٍةمعا مس ِفِ هميِتْأمي ْنَأ ليِ ْبِْج

فِلْ يُ امم : لو قمي مو همو ام محَمر مطمف ا ًصمع ِهِدميِب من مكامو : ْتملامق . ِهِتْأمي ْمملمو

ث . مله س ر ملامو همدْعمو للَّا

، ٍريِ مسْ متْ متَ ٍبْ مكُ و ْرمج امذ

امف متمفمتْلا

ِ

مرممَأمف . ِهِب تْيمرمد امم ِ للَّامو : تْل قمف ؟ بْ مكُْلا امذمه لمخمد متَّمم : لامقمف

م لَّ مسمو ِهْيملمع للَّا لَ مص ِ للَّا لو سمر مله لامقمف ليِ ْبِْج همءامجمف مجِرْخُأمف ِهِب

مف ِنِت ْدمعمو :

يِ لَّا بْ مكُْلا ِنِمعمنمم : لامقمف ؟ ِنِِتْأمت ْمملمو م مل ت ْسملمج

ة مرو ص ملامو بْ مكُ ِهيِف اًتْيمب ل خ ْدمن ملا نا

ا . مكِتْيمب ِفِ من مكا

ِ

Dari Aisyah radhiyallahuanha beliau berkata,"Jibril berjanji akan datang berkunjung kepada

(29)

Rasulullah SAW pada suatu waktu yang ditentukan. Ketika waktu itu telah tiba, ternyata Jibril belum datang. Di tangan beliau ada sebuah tongkat. Maka diletakkannya tongkat itu sambil berkata: 'Allah dan Rasul-Nya tidak menyalahi janji.' Beliau menoleh, tiba-tiba beliau melihat seekor anak anjing kecil di bawah tempat tidur. Beliau bertanya: 'Hai, 'Aisyah! Sejak kapan anak anjing itu masuk ke sana? ' 'Aisyah menjawab; 'Wallahi! Aku tidak tahu! ' Rasulullah menyuruh keluarkan anak anjing itu lalu dikeluarkan. Maka datanglah Jibril. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Anda berjanji akan datang pada waktu yang telah ditentukan. Aku telah menunggu-nunggu tetapi Anda tak kunjung tiba.' Jibril menjawab; 'Aku terhalang oleh anjing dalam rumah Anda. Kami (bangsa Malaikat) tidak mau masuk ke dalam rumah yang di situ ada anjing dan gambar-gambar.(HR. Muslim)

ب ن ج ملا مو بْ مكُ ملامو ة مرو ص ِهيِف اًتْيمب ةمكِئملاممْلا ل خ ْدمت ملا

Malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar, anjing atau orang berjanabah (HR. )

ِفِ ه بِ ذمع يمف ا ًسْفمن امه مر و مص ٍة مرو ص كِب مله لمعْ يُ ِرا نلا ِفِ ٍرِ و مص م كُ

مله مسْفمن ملا امممو مرمج شلا ِعمن ْصامف ًلاِعامف د ب ملا متْن ك ْن

ا : لامق ث م نم مجَ

ِ

Semua perupa berada di dalam neraka. Dari tiap yang diciptakannya dibuatkan nyawa, maka dia mengazabnya di dalam jahannam. Kemudian beliau berkata,"Bila terpaksa harus kamu lakukan,

(30)

buatlah pohon atau apa-apa yang tidak bernyawa. (HR.)

ُّرلا اميِْف مخ فْنمي ْنَأ مفِ كُ اميْنُّلدا ِفِ ًة مرو ص مر و مص ْنمم

ٍخِفامنِب مسْيملمو محو

Siapa yang melukis suatu lukisan di dunia ini, maka dia dibebankan untuk meniupkan pada lukisannya itu ruh, padahal dia tidak bisa meniupkan (HR. )

ِةمرمج شلا ِةمئْيمهمك منو كمي تَّمح ْع مطْقميْلمف لامثْمِ تلا ِسْأمرِب ْر م

Perintahkan untuk memenggal kepada patung itu sehingga seperti bentuk pohon

ِ ِب نلِل لامق ليِ ْبِْج نَأ هْنمع للَّا م ِضِ مر ٍ ِليمع

مجِلمي ْنمل ثملامث ام نَّ

ا

ِ

ٍحو ر ة مرو ص ْوَأ ةمبامنمج ْوَأ بْ مكُ : ام ْنِْم دِحامو اميِْف ممامد امم ملْمم مكْيملمع

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu bahwa Jibril berkata kepada Nabi SAW,"Ada tiga perkara yang menyebabkan malaikat tidak akan masuk kepadamu, selama salah satunya ada disitu : Anjing, orang yang berjanabah dan gambar bernyawa. (HR. Ahmad)

ا ًد ِج ْسمم ِهِ ْبْمق ملَمع اْومنمب حِلا صلا ل ج رلا مِيِْف متامم امذ

ا او ن مكا مْومق مكِئملوُأ

ِ

ِ للَّا مدْنِع ِقْلمخْلا رام ِشِ مكِئملوُأ مرمو ُّصلا م ْلِْت ِهيِف او ر و مصمو

Mereka adalah kaum yang apabila seorang hamba yang sholih di antara mereka meninggal atau seorang laki-laki yang shalih, mereka membangun masjid di atas kuburannya dan membuat gambar-gambar itu di dalamnya. Mereka itu adalah sejahat-jahatnya makhluk di sisi

(31)

Allah. (Hr. Bukhari Muslim)

مك اًقْلمخ ق لْ ميُ مبمهمذ ْن مِم ملَّ ْظَأ ْنمممو

يِقْلمخ

او ق لْخميِل ْوَأ ًة رمذ او ق لْخميْلمف

ًةميرِع مش او ق لْخميِل ْوَأ ًة بمح

Siapakah yang lebih zalim dari membuat sebuah ciptaan seperti ciptaan-Ku?". Hendaklah dia melukis jagung, bulir gandum atau jelai. (HR. Muslim)

مع ِسا نلا د مشَأ ن

ا

ِ

منو رِ و مص مْلا ِةمماميِقْلا ممْومي ِ للَّا مدْنِع ًباامذ

Orang yang paling pedih siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat kelak adalah para pelukis (HR. Ahmad)

ِ للَّا لو سمر ممِدمق

ليِثامممت ِهيِف ٍمامرِقِب ِلي ًةموْه مس تْ متَ مس ْدمقمو ٍرمف مس ْنِم

مف

ِ للَّا لو سمر هآأمر ا ممل

ن

ِ

ا : ة مشِئامع ميا : لامقمف . ه ْجَمو من وملمتمو همكمتمه

ِ للَّا ِقْلم ِبِ منو ها مض ي منيِ لَّا ِةمماميِقْلا ممْومي ًباامذمع ِسا نلا ِ د مشَأ ْنِم

ِ للَّا ِقْلم ِبِ منو ِ بّ م ش ي

Dari Aisyah radhiyallahuanha bahwa Pada suatu ketika, Rasulullah SAW pulang dari perjalanan, sedangkan pada saat itu saya menutup rak lemari milik saya dengan kain tipis yang bergambar. Ketika melihat gambar itu, Rasulullah SAW merobeknya, dan raut wajah beliau berubah seraya berkata: 'Hai Aisyah, orang yang paling pedih siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat kelak adalah orang yang membuat sesuatu yang serupa dengan ciptaan Allah. (HR. Bukhari Muslim)

(32)

ِ للَّا ِقْلم ِبِ منو ِ بّ م ش ي منيِ لَّا ِةمماميِقْلا ممْومي ًباامذمع ِسا نلا ِ د مشَأ ْنِم ن

ا

ِ

Orang yang paling pedih siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat kelak adalah orang yang membuat sesuatu yang serupa dengan ciptaan Allah (HR. Bukhari Muslim)

من مكَمف ِ ْينمتمقمفْرِم ْوَأ ًةمقمفْرِم ه تْلمعمجمف م ْتَ ِ سلا ت ْذمخَأمف

ِتْيمبْلا ِفِ اممِ ِبِ قِفمتْرمي

Aisyah berkata; 'Aku pun memotongnya dan kain itu aku buat satu bantal atau dua bantal. Dan beliau berbantal dengan keduanya di dalam rumah. (HR. Bukhari Muslim)

اميِقْلا ممْومي منو ب ذمع ي ِرمو ُّصلا ِهِذمه مبام ْصَْأ ن

ا

ِ

امم او يْحَأ ْم همل لامق ي ِةمم

ْ تْقملمخ

Orang yang membuat gambar ini akan diadzab

pada hari kiamat. Diperintahkan kepada

mereka,"Hidupkan apa yang telah kamu ciptakan!". (HR. An-Nasa'i )

ِ للَّا لو سمر ِهْيملمع ِنِمثمعمب امم ملَمع مك ثمعْبَأ ملاَأ

َأ

لا

ِ

ا ًة مرو ص معمدمت لا

همتْي و مس لا

ا اًفِ ْشْ م اً ْبْمق ملا مو ام متُ ْ سمم مط

ِ

Maukah Aku beritakan apa yang Rasulullah SAW beritakan kepadaku? Janganlah tinggalkan surah kecuali hancurkan, dan jangan biarkan kuburan

yang menjulang kecuali kamu ratakan.

(HR.Muslim)

C. Sujud Kepada Selain Allah

(33)

Allah SWT. Sedangkan sujud kepada manusia merupakan hal yang dilarang, termasuk sujud kepada Rasulullah SAW pun juga diharamkan. Dasarnya ketika Muadz bin Jabal ra pulang dari negeri Syam menemui Rasulullah SAW, beliau pun menghormat dengan cara sujud menghadap ke Rasulullah SAW. Maka Beliau SAW melarangnya seraya bersabda :

ْنَأ مةَأْرممْلا تْرممَ مل ٍء ْ مشَِل مد ج ْسمي ْنَأ اًئْي مش تْرممَأ ْومل ِ نّ

امف ْلمعْفمت ملامف

ِ

ام ِجَ ْومزِل مد ج ْسمت

Jangan lakukan itu. Seandainya ada orang yang aku perintah untuk sujud kepada selain Allah, pastilah Aku perintah istri untuk sujud kepada suaminya.

Namun di dalam Al-Quran kita menemukan beberapa kisah tentang sujud yang justru tidak kepada Allah, tetapi dilakukan oleh nabi bahkan malaikat.

1. Sujudnya Malaikat Kepada Nabi Adam

Ketika Allah SWT telah menciptakan Adam sebagai makhluk hidup, Allah perintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Namun iblis menolak untuk bersujud, sehingga dari sanalah iblis dikeluarkan dari surga.

َني ِرِفاَكْلا َنِم َناَك َو َرَبْكَتْسا َو ٰىَبَأ َسيِلْبِإ الَِّإ اوُدَجَسَف َمَد ِلِ اوُدُجْسا ِةَكِئ َلََمْلِل اَنْلُق ْذِإ َو

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah : 34)

(34)

Yang menarik adalah perintah Allah SWT kepada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam. Ini menjadi pertanyaan yang menggelitik rasa penasaran kita. Bukankah Islam melarang sujud kepada selain Allah? Lalu kenapa justru Allah malah memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam?

Para ulama sepakat bahwa sujudnya para malaikat itu bukan sujud peribadatan melainkan sujud penghormatan. Namun di masa kenabian Muhammad, sujud kepada selain Allah dilarang meskipun hanya sekedar penghormatan.

Tapi karena banyak orang tidak paham syariat dan hanya semata-mata merujuk kepada teks Al-Quran, boleh jadi mereka keliru dalam menarik kesimpulan hukum. Dikiranya sujud kepada selain Allah SWT itu dibolehkan, karena banyak dikisahkan di dalam Al-Quran.

2. Sujud Kepada Nabi Yusuf

Selain malaikat sujud kepada Nabi Adam, di dalam Al-Quran juga diceritakan sujudnya ayahanda Nabi Yusuf beserta ibunda dan saudara-saudaranya kepada Nabi Yusuf alaihissalam yang saat itu menjadi raja.

اًد سُ مله او ُّرمخمو ِشْرمعْلا ملَمع ِهْيمومبَأ معمف مرمو

Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. (QS. Yusuf : 100)

Ayat ini mengisahkan Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang pada akhirnya dipertemukan kembali dengan

(35)

kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Saat itu keadaannya sudah berubah menjadi raja yang amat dihormati. Maka sebagai penghormatan kepada sang raja, orang tua beliau yaitu Nabi Ya’qub ‘alahissalam dan ibundanya, serta semua saudara-saudaranya pun ‘bersujud’ kepadanya.

Memang semua sepakat bahwa sujud yang mereka lakukan disini bukan sujud ubudiyah yang sifatnya penyembahan. Sujud disini adalah sujud penghormatan, sebagaimana yang selalu kita saksikan di istana kerajaan, dimana orang-orang bersujud di hadapan raja.

Akan menjadi masalah besar ketika ada orang di masa sekarang yang hanya merujuk kepada teks Al-Quran lalu main ambil kesimpulan sekenanya sehingga beresiko dia membolehkan sujud kepada selain Allah SWT. Padaha dalam ajaran syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, bersujud kepada raja atau kepada siapa pun, meski hanya dalam rangka penghormatan, tetap saja tidak dibenarkan. Maka haram hukumnya orang yang tidak punya ilmu dalam memahami Al-Quran untuk seenaknya berdalil dengan ayat-ayat Al-Quran tanpa dibekali dengan kelengkapan ilmu syariah yang cukup.

3. Sujudnya Penyihir Fir’aun

Kasus lainnya adalah sujud yang dilakukan para penyihir Fir’aun ketika kalah adu sihir dengan mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam, mereka menyatakan beriman kepada Allah SWT, namun mereka bersujud. Padahal dalam syariat kita sujud kepada sesama manusia itu dilarang. Sujud itu hanya boleh kepada Allah SWT.

(36)

منيِدِجا مس ةمرمح سلا ميِقْلُأمو

Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. (QS. Al-Araf : 120)

D. Mendirikan Masjid di Atas Kubur

َأ او مملْعميِل ْمِ ْيْملمع منا ْ مثَْعَأ م ِلَٰمذمكمو

مبْيمر ملا مةمعا سلا نَأمو ٌّقمح ِ للَّا مدْعمو ن

ًنااميْن ب ْمِ ْيْملمع او نْبا او لامقمف ۖ ْ هِ مرْمَأ ْم منْْيمب منو عمزامنمتمي ْذ

ا اميِْف

ِ

ۖ

ملَّْعَأ ْم ُّبِمر

ا ًد ِج ْسمم ْمِ ْيْملمع نمذِخ تمنمل ْ ِهِِرْمَأ ٰ ملَمع او بملمغ منيِ لَّا ملامق ۚ ْمِ ِبِ

Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya". (QS. Al-Kahfi : 21)

E. Hukuman Langsung Bagi Umat Terdahulu

Umat terdahulu biasanya selalu dihukum secara on the spot ketika mereka melakukan kesalahan. Sepanjang ayat Al-Quran bertabur kisah mereka dijatuhi berbagai macam jenis hukuman karena kesalahan-kesalahan mereka.

ْدَقَل َو َنوُع ارَضَتَي ْمُهالَعَل ِءا اراضلا َو ِءاَسْأَبْلاِب ْمُهاَنْذَخَأَف َكِلْبَق ْنِم ٍمَمُأ ٰىَلِإ اَنْلَس ْرَأ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu,

(37)

kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. Al-An’am : 42)

Seringkali kesalahan yang kalau kita ukur dengan kesalahan kita hari ini, sebenarnya biasa-biasa saja, mudah lah diampuni, dan tidak harus langsung turun hukuman dari langit.

Namun memang demikianlah Allah SWT sedikit berbeda dalam memperlakukan kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan umat-umat sebelum kita di masa lalu. Berikut ini beberapa contoh yang bisa kita baca di dalam Al-Quran.

1. Nabi Adam Dikeluarkan Dari Surga

Ketika Nabi Adam alahissalam dan istrinya memakan buah yang terlarang, hukumannya langsung dijatuhkan saat itu juga, yaitu dikeluarkan dari surga. Kalau dibandingkan dengan kesalahannya, khususnya kalau dibandingkan dengan umat kita di masa sekarang, perlakukan Allah SWT kepada Nabi Adam itu sangat-sangat memberatkan. Cuma sekedar makan buah sebiji, itu pun belum sampai habis, namun Allah SWT seperti murka. Adam dan istrinya seketika itu juga dihukum habis-habisan.

ِق مرمو ْنِم اممِ ْيْملمع ِنامف ِصْ ميُ امقِف مطمو امم تُآأْو مس امم همل ْتمدمبمف ام ْنِْم م مكَلَأمف

ٰىمومغمف ه بمر ممدآأ ٰ مصَمعمو ۚ ِة نمجْلا

Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan

(38)

daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. (QS. Thaha : 121)

Bayangkan, dosanya hanya makan buah sebiji, tapi hukuman yang Allah SWT berikan tidak tanggung-tanggung.

Pertama, pakaian surganya dicopot dan ditelanjangi sampai harus menutupi aurat dengan daun-daun surga. Kalau di dunia kriminal, ada penjatah ketangkep lalu ditelanjangi itu wajar. Sebab penjahat itu bikin resah warga. Sedangkan Nabi Adam dan istrinya, sebenarnya Beliau orang baik-baik, bahkan sangat tinggi derajatnya, hingga para malaikat pun disuruh sujud kepada Adam. Tapi hukuman yang diterima Adam sebegitu beratnya hingga sampai ditelanjangi.

Kedua, secara status nama baik Nabi Adam langsung mengalami degradasi alias anjlog. Sebab oleh Allah SWT Adam dianggap sebagai orang yang durhaka bahkan disebut sebagai sesat juga di ayat ini. Padahal awalnya semua malaikat bersujud kepadanya, lalu tiba-tiba langsung semuanya jungkir balik.

Ketiga, tidak cukup hanya segitu saja hukuman buat Adam, Dia pun kemudian diusir dari surga bersama dengan istrinya.

عامتمممو ٌّرمقمت ْ س م ِضْرَ ْلا ِفِ ْ كُملمو ۖ ٌّو دمع ٍضْعمبِل ْ كُ ضْعمب او طِبْها ملامق

ٍينِح ٰملى

ا

ِ

Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian

(39)

yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (QS. Al-Araf : 24)

Bayangkan, bagaimana rasanya kita diusir dari rumah tempat tinggal kita sendiri yang selama ini telah dengan nyaman dihuni. Bertahun-tahun lamanya mengukir kenangan di tempat tinggal kita, tiba-tiba harus angkat kaki. Betapa amat sangat berat hukuman yang Allah berikan kepada kesalahannya.

Sementara kita umat Nabi Muhammad SAW, berapa banyak yang melanggar larangan makanan haram. Miliyaran orang di seluruh dunia tiap hari menenggak khamar, makan babi, bangkai dan hewan-hewan yang diharamkan. Yang beragama Islam pun sering juga kedapatan mengkonsumsi yang nyata-nyata haram. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang langsung dijatuhi hukuman sebagiamana hukuman kepada Nabi Adam di masa lalu.

Seandainya Nabi Adam tahu bagaimana Allah SWT berbeda cara memberlakukan ketentuannya kepada kita umat Nabi Muhammad SAW, pastilah Beliau akan tertegun dan bertanya-tanya. Dan seandainya kita ini yang jadi Nabi Adam, mungkin kita akan protes,”Giliran saya hanya makan secuil, hukumannya segitunya. Nah itu umat Muhammad, kok tiap hari rutin makan makanan haram kayak itu, kenapa pada santai-santai saja? Kon nggak ditelanjangi, kok tidak diazab, kok tidak dihukum langsung?”.

(40)

SAW dibandingkan umat terdahulu. Atas dasar permintaan Nabi Muhammad SAW, kita ini seperti diperlakukan sebagai ‘anak emas’. Dosa dan kesalahan kita tidak langsung dijatuhi hukuman on the spot.

2. Nabi Yunus Dimakan Ikan

Masih ingat apa sebabnya Nabi Yunus

alaihissalam dimakan ikan? Ya, karena beliau

dianggap tidak sabar dalam menghadapi kaumnya sendiri dan pergi meninggalkan mereka. Hal itu karena kaumnya tidak mau mendengarkan dakwahnya. Maka sebagai hukumannya, Nabi Yunus pun ditelan ikan bulat-bulat.

الَِّإ َهَٰلِإ َلَّ ْنَأ ِتاَمُلُّظلا يِف ٰىَداَنَف ِهْيَلَع َرِدْقَن ْنَل ْنَأ انَظَف اًب ِضاَغُم َبَهَذ ْذِإ ِنوُّنلا اَذ َو َتْنَأ

اظلا َن ِم ُتْنُك يِ نِإ َكَناَحْبُس َنيِمِلا

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS. Al-Anbiya : 87)

Padahal kira-kira hal yang nyaris serupa terjadi juga pada Nabi Muhammad SAW. Beliau akhirnya pun hijrah ke Madinah, setelah merasa dakwah selama 13 di Mekkah tidak terlalu membuahkan hasil. Namun hijrahnya Nabi Muhammad SAW justru mendapat pujian dari Allah SWT. Sedangkan Nabi Yunus ketika meninggalkan kaumnya, malah dihukum dengan cara yang amat horor, yaitu dimakan ikan bulat-bulat. Untuknya tidak dicabik-cabik sebagaimana hiu memangsa korbannya.

(41)

3. Umat Nabi Nuh Ditenggelamkan

Umat terdahulu umumnya juga berakhir dengan kehancuran, sebagaimana firman Allah SWT berikut ini :

مينِمملامعْلا ِ بمر ِ ِللَّ دْممحْلامو ۚ او ممل مظ منيِ لَّا ِمْومقْلا رِبامد مع ِط قمف

Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An’am : 44)

Dan seringkali juga adzab dan kehancuran itu sendiri datang dari doa nabi mereka sendiri. Misalnya doa Nabi Nuh yang mana Dia meminta kepada Allah SWT agar umatnya sendiri dihancurkan.

اًر يامد منيِرِف مكَْلا منِم ِضْرَ ْلا ملَمع ْرمذمت ملا ِ بمر حو ن ملامقمو

“(Jika demikian) Rabb-ku, maka jangan engkau sisakan seorang pun orang kafir di atas bumi ini. (QS. Nuh: 26-27)

Dari doa ini banyak mufassir yang menyimpulkan bahwa hanya mereka yang naik bahtera Nuh saja yang selamat. Selebihnya semua mati dan tidak ada satupun yang tersisa. Doa Nabi Nuh ini benar-benar minta agar umatnya yang kafir dimatikan tanpa tersisa.

4. Fir’aun Ditenggelamkan di Laut Merah

Ketika para nabi melakukan kesalahan langsung dihukum Allah saat itu juga, apalagi dengan mereka yang mengingkari kenabian, membangkang dan mendustakan, tentu lebih parah lagi. Hukumannya lebih dahsyat itu ditimpakan adzab hingga mati. Salah satunya Fir’aun yang terkenal mengaku diri

(42)

sebagai tuhan dengan perkataannya :

ٰ ملَْعَ ْلا كُُّبمر مناَأ ملامقمف

(Seraya) berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An-Naziat : 24)

Maka Nabi Musa pun berdoa kepada Allah SWT agar Fir’aun dihukum dengan adzab yang mematikan.

ِم ْطا امن بمر

ا و مرمي تَّمح او نِمْؤ ي ملامف ْمِ ِبِو ل ق ملَمع ْد د ْشامو ْمِهِلاموْمَأ ملَمع ْس

ام كُ تموْعمد ْتمبيِجُأ ْدمق ملامق ميِلَ ْلا مبامذمعْلا

Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua".” (QS. Yunus: 88-89)

Fir’aun pun dihukum mati dengan cara yang sangat sadis, yaitu ditenggelamkan di tengah lautan.

ْحمبْلا كُِب امنْقمرمف ْذ

ِ

امو

منو ر ظْنمت ْ تْنَأمو من ْومعْرِف مل أ امنْقمرْغَأمو ْ كامنْيم ْنََأمف مر

Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir´aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (QS. Al-Baqarah : 50)

Dan sebelumnya Allah SWT telah mengazab Fir’aun dan para pengikutnya dengan beragam wabah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran :

(43)

ٍت َلَاصَفُم ٍتاَيآ َمادلا َو َعِداَفاضلا َو َلامُقْلا َو َدا َرَجْلا َو َناَفوُّطلا ُمِهْيَلَع اَنْلَس ْرَأَف اوُناَك َو او ُرَبْكَتْساَف

َنيِم ِرْجُم اًم ْوَق

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. Al-Araf : 133)

Semua adzab ini merupakan hukuman yang sifatnya spontan, tidak diulur-ulur waktunya sampai jauh. Dan begitulah memang cara Allah SWT memperlakukan umat terdahulu.

5. Umat Nabi Musa Tersesat 40 Tahun

Umat Nabi Musa alaihissalam, yaitu orang-orang Yahudi amat tragis nasibnya. Awalnya mereka memang Allah SWT selamatkan dari bala tentara Fir’aun, namun sesampainya di seberang laut dan bertemu dengan daratan, perjalanan exodus mereka ternyata tidak sesuai harapan. Negeri tujuan tidak ketemu mereka cari, karena rombongan mereka sengaja disesatkan Allah di padang pasir Sinai selama 40 tahun lamanya.

ًةمن م س مينِعمبْرَأ ۛ ْمِ ْيْملمع ةمم رمح م ام نَّ

امف ملامق

ِ

ِضْرَ ْلا ِفِ منو يِْتمي

Allah berfirman: "(Jika demikian), maka

sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu”. (QS. Al-Maidah : 26)

Penyebabnya karena seusai mereka diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun, ternyata mereka masih saja melakukan

(44)

kemungkaran dan kemaksiatan. Mereka membuat berhala berupa patung anak sapi dari emas, begitu Nabi Musa sejak meninggalkan mereka.

ْمملَأ ۚ رامو خ مله اًد مسمج ًلاْ ِعِ ْمِ ِ يِْل ح ْنِم ِهِدْعمب ْنِم ٰ مسَو م مْومق مذم تَامو

ْمِيَِدْ ميَ ملامو ْم ه مِ مكُ ي ملا ه نَأ ا ْو مرمي

مينِمِلا مظ او ن مكامو هو ذم تَا ۘ ًلايِب مس

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Araf : 148)

6. Yahudi Dikutuk Jadi Monyet

Kisah kaum yang dihukum Allah SWT menjadi monyet termuat dalam Al-Quran. Sebenarnya kalau dilihat kesalahannya memang salah, karena mereka melanggar larangan mencari ikan di hari Sabtu.

ِتْب سلا ِفِ منو دْعمي ْذ

ا ِرْحمبْلا مةم ِضامح ْتمن مكا ِتي لا ِةميْرمقْلا ِنمع ْم هْلَأ ْسامو

ِ

نَّامتيِح ْمِيِْتْأمت ْذ

ا

ِ

ْمِيِْتْأمت ملا ۙ منو تِب ْسمي ملا ممْوميمو اًع شِ ْمِ ِتُْب مس ممْومي ْم

ۖ

منو ق سْفمي او ن مكا اممِب ْ هِو لْبمن م ِلَٰمذمك

Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu

(45)

tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS. Al-Araf : 163)

Betapa berat ujian yang mereka hadapi. Sebagai nelayan, pendapatan mereka sangat bergantung dari menangkap ikan. Tapi justru di hari mereka dilarang melaut, yaitu hari Sabtu, ikan-ikan muncul sebegitu banyaknya sampai mengapung di permukaan air. Namun lewat dari hari Sabtu, ikan-ikan itu pun lenyap menghilang entah kemana.

Maka mereka pun memutar otak, bagaimana caranya agar tidak melanggar larangan mencari ikan di hari Sabtu, tapi tetap bisa dapat ikan yang banyak. Akhirnya mereka memasang jerat ikan di hari Jumat, yaitu sehari sebelum hari Sabtu. Sehingga meski di hari Sabtu mereka tidak menangkap ikan, tapi besoknya hari Ahad, tetap mereka bisa mendapatkan ikan yang masuk dalam jerat mereka.

Logika semacam ini kalau terjadinya pada umat kita umat Nabi Muhammad SAW, tentu boleh saja dan tidak jadi masalah. Yang penting pada hari H kita tidak melanggar ketentuan. Namun untuk ukuran umat di masa lalu, ternyata teknik hilah semacam ini dianggap sebagai kesalahan juga. Hukum tidak bisa disiasati. Mereka pun mendapat murka Allah dengan hukuman yang sangat memilukan. Tiba-tiba mereka berubah jadi monyet yang hina.

ًةمدمرِق او نو ك ْم همل امنْل قمف ِتْب سلا ِفِ ْ كُْنِم اْومدمتْعا منيِ لَّا تْمِلمع ْدمقملمو

مينِئ ِ سامخ

(46)

orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (QS. Al-Baqarah : 65)

Dan tiga hari kemudian mereka pun dihukum mati. Semua monyet itu pun mati tak bersisa. Hukumannya memang dahsyat sekali.

Sedangkan kita umat Nabi Muhammad, berapa banyak yang pada hari Jumat tidak melaksanakan kewajibannya shalat Jumat. Namun Allah SWT tidak langsung mengubah kita jadi monyet. Dan belum pernah ada ceritanya sepanjang sejarah umat Islam 14 abad ini. Seandainya hukum yang berlaku di masa lalu diberlakukan lagi di masa sekarang, pasti tidak ada lagi yang keluyuruan saat shalat Jumat. Semua khusyu’ mendengarkan khutbah Jumat, sebab semua pastinya pada takut berubah jadi monyet.

Kalau pun masih ada yang keluyuran, paling jauh hanya hari Jumat pertama saja. Dan ketika yang pada keluyuran itu pada berubah jadi monyet, beritanya pasti langsung viral di media sosial. Maka hari Jumat berikutnya, jalanan sepi, pasar bubar, kantor pun tutup. Semua orang pada ke masjid khusyu’ shalat Jumat. Siapa yang mau berubah jadi monyet? Apalagi setelah tiga hari langsung meninggal. Mending shalat Jumat saja.

Dan yang non muslim pun akhirnya pada antri masuk Islam. Dari pada jadi monyet, muslim-muslim deh. Begitu mereka berpikir.

7. Kaum Luth

Kaum Nabi Luth itu disebut Sodom, namun karena mereka melakukan seks sejenis, maka

Referensi

Dokumen terkait

Dalam buku ini terlihat gambaran pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah, dilihat dari pelaksanaan audit internal sektor publik, kompetensi aparatur pemerintah

Jika fungsi distribusi itu adalah diskrit maka prosedur yang diperlukan untuk membangkitkan random variate dari f(x) sbb:.. Tempatkan RN yang diperoleh pada f(x) axis

Kualitas air baku (TDS) RO tahap 1 (desalinasi) bervariasi sesuai dengan musim, jika musim hujan TDS air baku menjadi rendah sampai 500 mg/l karena resapan air hujan ke sumur air

Aplikasi pengeditan data geografi ini terdiri dari dua modul utama yaitu modul yang menangani data multiformat (disebut nodemap), dan modul yang menangani interaksi transaksi

Dapat disimpulkan dari uraian hasil penelitian ini hipotesis penelitian yang telah diungkapkan di bab 2 telah terbukti yang berarti terdapat korelasi negatif antara intensi

Nmap menggunakan paket IP raw dalam cara yang canggih untuk menentukan host mana saja yang tersedia pada jaringan, layanan (nama aplikasi dan versi) apa yang diberikan, sistem

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, variasi yang dimunculkan guru Bahasa