commit to user i
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED
PRACTICE DAN DISTRIBUTEDPRACTICE TERHADAP
KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET
SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh: BAYU SANTOSA
K4606022
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
commit to user ii
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE MASSED
PRACTICE DAN DISTRIBUTEDPRACTICE TERHADAP
KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET
SMA NEGERI I WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010/2011
Oleh: BAYU SANTOSA
K4606022
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
commit to user iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pembimbing I
Drs. H. Agus Margono, M,Kes NIP. 19580822 198403 1 002
Pembimbing II
Drs. Budhi Satyawan, M,Pd NIP. 19650909 199403 1 003
commit to user iv PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 14 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota I : Drs. H. Agus Margono, M.Kes
Anggota II : Drs. Budhi Satyawan, M.Pd
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001
commit to user v ABSTRAK
Bayu Santosa. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE
MASSED PRACTICE DAN DISTRIBUTED PRACTICE TERHADAP
KEMAMPUAN DRIBBLE BOLA BASKET SISWA PUTRA
EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 1 WIDODAREN NGAWI TAHUN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan
dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1
Widodaren 2010/2011. (2) Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara
massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket
pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Subjek penelitian ini adalah siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren ngawi 2010/2011 berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan metode total populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran kemampuan dribble bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice
dan distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket pada siswa
putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011, (thitung
3.2004 > ttabel 2.262). (2) Metode latihan massed practice lebih baik pengaruhnya
terhadap kemampuan dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011. Kelompok 1 (kelompok yang mendapatkan perlakuan metode massed practice) memiliki persentasi peningkatan 16.86% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang mendapatkan perlakuan metode distributed practice ) yaitu sebesar 9.23%.
commit to user vi ABSTRACT
Bayu Santosa. COMPARATIVE STUDY BETWEEN MASSED PRACTICE AND DISTRIBUTED PRACTICE METHOD TO IMPROVE STUDENTS’ DRIBBLE ABILITY OF BASKETBALL EXTRAKURIKULER AT SMA N 1 WIDODAREN NGAWI IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR. A Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. January 2011.
The purpose of this research is to determine: (1) Comparative influences between massed practice and distributed practice methods to improve the students’ dribble ability of basketball extracurricular at SMA N 1 Widodaren in 2010/2011 Academic year. (2) Which method is more effective between massed practice and distributed practice method to improve dribble ability of basketball extracurricular at SMA N 1 Widodaren in 2010/2011 academic year.
This research uses experimental methods. The subject of this research is male students of basketball extracurricular of SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi in 2010/2011 academic year. There are 20 male students in this research. The research use total population technique. The techniques of collecting data is used are test and measurement capabilities dribble a basketball. This technique analysis use t-test at 5% significance level.
Based on the result of this research, it can be concluded that: (1) There is a significant difference between massed practice and distributed practice methods to improve students’ dribble ability on male students of basketball extracurricular at SMA N 1 Widodaren in 2010/2011 academic year, (t count 3.2004> t table 2262.)
(2) Massed Practice Method is more effective to improve students’ dribble ability on male students of basketball extracurricular at SMA N 1 Widodaren in 2010/2011 academic year. Group 1 (the group who get the treatment method of massed practice) have a percentage increase of 16.86% higher than group 2 (group who get the treatment method of distributed practice) that is equal to 9.23%.
commit to user vii MOTTO
Sesunggunhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan asalkan kita selalu hadapi dengan senyum dan semangat
. (penulis)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
( Beverly Sills) Setiap manusia harus mempunyai jalan hidup, jalan hidup itulah yang akan membawa kita kepada keberhhasilan kelak. Asalkan jalan hidup itu sesuai Apa yang di ajarkan dalam alkitab dan Tuhan Yesus .
( Penulis ) Segala perkara dapat ku tanggung didalam DIA yang memberi kekuatan
kepada ku.
commit to user viii
PERSEMBAHAN
\ Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Almarhum ayahanda tercinta
Ibu Tercinta
kakaku tersayang
adiku Monica, yang selalu
memberi semangat dan motivasi
Rekan-rekan penjaskesrek
angkatan ‘06
Teman-teman hadi kos
commit to user ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Agus Margono, M.Kes sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Drs. Budhi Satyawan, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah dan Pembina ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi
2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
commit to user x :DAFTAR ISI JUDUL ... i PENGAJUAN ... ii PERSETUJUAN ... iii PENGESAHAN ... iv ABSTRAK ... v MOTTO ... vi PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Bola Basket... 6
2. Latihan ... 10
3. Latihan Dribble dengan Metode Massed Practice ... 14
4. Latihan Dribble dengan Metode Distributed Practice... 16
B. Kerangka Pemikiran ... 18
commit to user xi
BAB III. METODE PENELITIAN... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
1. Tempat Penelitian ... 21
2. Waktu Penelitian ... 21
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 21
C. Subjek Penelitian... 23
D. Treatment ... 23
E. Varibel Penelitian ... 24
F. Teknik Pengumpulan Data ... 24
G. Teknik Analisis Data ... 25
1. Mencari Reliabilitas... 25
2. Uji Prasyarat Analisis ... 25
3. Uji Perbedaan ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 29
A. Deskripsi Data ... 29
B. Mencari Reliabilitas ... 29
C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 30
1. Uji Normalitas ... 30
2. Uji Homogenitas... 31
D. Hasil Analisis Data... 31
1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan... 31
2. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan... 32
E. Pengujian Hipotesis... 35
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 35
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 37
A. Simpulan... 37
B. Implikasi... 37
C. Saran... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
commit to user xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ilustrasi Gerakan Dribble Bola Basket ... 9 Gambar 2. Ilustrasi Gerakan Dribble Bola Basket ... 10 Gambar 3. Skema Tes Dribble Tes dan Pengukuran Jasmani... 42
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket
pada Kelompok 1 dan Kelompok 2... 29
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas... 29
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas ... 30
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 30
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ... 31
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 32
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ... 32
Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 ... 33
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 33
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Dribble Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 34
commit to user xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes ... 41
Lampiran 2. Jadwal Treatment... 43
Lampiran 3. Program Latihan Dribble Bola Basket dengan Metode Massed Practice ... 44
Lampiran 4. Program Latihan Dribble Bola Basket dengan Metode Distributed Practice ... 46
Lampiran 5. Rasio Latihan... 48
Lampiran 6. Data Hasil Tes Awal Kemampuan Dribble Bola Basket... 50
Lampiran 7. Data Hasil Tes Akhir Kemampuan Dribble Bola Basket... 51
Lampiran 8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Berdasarkan Urutan Rangking... 52
Lampiran 9. Daftar Hasil Pemasangan Subjek ... 53
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Kemampuan Dribble Bola Basket Tes Awal ... 54
Lampiran 11. Uji Normalitas Data Peningkatan Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Dribble Bola Basket pada Kelompok 1 dan Kelompok 2... 56
Lampiran 12. Uji Homogenitas Data Tes Awal... 60
Lampiran 13. Uji Perbedaaan antara Hasil Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2 ... 68
Lampiran 14. Menghitung Peningkatan Pemberian Metode latihan antara Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Kemampuan Dribble Bola Basket dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2... 76
Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Tes ... 78 Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian dari SMA N 1 Widodaren Ngawi.
commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bola basket adalah salah satu cabang olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket di Indonesia pada saat ini semakin banyak peminatnya, terutama di kalangan pelajar dan remaja. Apalagi pada saat ini permainan ini telah dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi. Hal ini semakin membuat populernya permainan bola basket. di sekolah-sekolah mulai dari tingkat menengah pertama, tingkat menengah atas maupun perguruan tinggi juga memainkan permainan bola basket ini. Disamping banyak manfaat yang diperoleh dari permainan bola basket baik secara fisik, mental maupun sosial. Imam Sodikun (1992:2) mengemukakan bahwa, “Bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai paedagogis, fisiologis, intelektual, dan sosiologis”. Sehingga dapat dikatakan keberadaan permainan bola basket ini secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional, yaitu pembangunan manusia yang berkualitas fisik dan mental.
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Widodaren Ngawi, permainan bola basket merupakan salah satu materi bahasan yang diajarkan oleh seorang guru pendidikan jasmani kepada siswanya. Kenyataan menunjukan bahwa penguasaan teknik dasar bola basket siswa ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi belum baik dan perlu ditingkatkan terutama teknik dasar
dribble, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kesalahan dribble saat latihan
maupun pertandingan bola basket. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, seorang guru pendidikan jasmani hendaknya menguasai secara baik teknik dasar permainan bola basket khususnya dribble, disamping kurangnya sarana dan prasarana yang memadai dan masih menggunakan metode latihan yang monoton serta frekuensi latihan yang sangat sedikit untuk siswanya. Selain itu seorang guru pendidikan jasmani juga dituntut untuk dapat membimbing dan mengarahkan serta dapat memilih dengan tepat metode dan cara mengajar teknik dasar dribble
commit to user
2
dalam permainan bola basket, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang optimal. Dalam upaya untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket seorang pemain dituntut memiliki berbagai kemampuan yang menunjang prestasi tersebut. Sebuah prestasi dalam permainan bola basket, diperlukan kondisi fisik yang baik, kemampuan teknik, taktik serta mental bertanding yang baik. Karena permaiaan bola basket yang dominan adalah gerak tubuh jadi kondisis fisik harus bagus untuk bermain basket. Kemampuan teknik dibutuhkan agar dalam pertandingan bola basket tidak sering melakukan kesalahan sendiri. Taktik dibutuhkan agar dapat bisa menguasai permainan dan mematahkan serangan lawan serta memenangkan suatu pertandingan. Selain itu mental dalam bertanding juga harus bagus supaya mampu memotivasi tim dalam bermain untuk meraih kemenangan.
Pengusaan teknik dasar merupakan unsur yang sangat mendasar yang harus dimiliki seorang pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bola basket merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan terutama teknik dasar
dribble. Dribble merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu tim untuk
meraih kemenangan, sebab kemenangan ditentukan oleh penguasaan bola yang baik agar dapat memasukan lebih banyak bola ke basket. Dan setiap regu yang menguasai bola dengan baik selalu mencari kesempatan untuk dapat mencetak angka. Agar mampu melakukan dribble dengan baik, teknik dalam melakukan
dribble harus dikuasai dengan baik pula. Untuk meningkatkan prestasi bola basket
yang dicapai oleh para siswa SMA Negeri 1 Widodaren, khususnya pada siswa putra peserta kegiatan ekstrakurikuler bola basket, keterampilan dribble perlu mendapatkan prioritas dalam latihan. Pengusaaan keterampilan dribble pemain hanya dapat dicapai jika pemain melakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.
Untuk memperoleh hasil memuaskan dalam melakukan latihan dribble perlu memilih bentuk-bentuk latihan yang tepat. Bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan dribble diantaranya adalah latihan
commit to user
3
yang berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat, dan metode berselang (distributed practice) yang artinya latihan yang relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat.
Kedua metode latihan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan massed practice dan distributed practice tersebut memiliki tingkat keefektifan dan pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan
dribble. Untuk mengetahui keefektifan latihan tersebut maka perlu dilakukan
penelitian. Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatarbelakangi judul penelitian, “Perbedaan Pengaruh Latihan dengan Metode Massed Practice
dan Disrtributed Practice terhadap Kemampuan Dribble Bola Basket pada Siswa
Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri I Widodaren Ngawi 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya antusias siswa dalam melaksanakan latihan basket.
2. Kurangnya peningkatan kualitas keterampilan teknik, kemampuan fisik, taktik dan mental dalam upaya pencapaian prestasi bola basket.
3. Masih rendahnya kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi.
4. Belum pernah dilakukannya latihan dribble dengan distributed practice dan
massed practice untuk meningkatkan kemampuan dribble dalam permainan
bola basket di SMA Negeri I Widodaren Ngawi.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari salah penafsiran dalam penelitian ini, maka permasalahannya perlu dibatasi. Pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Latihan dribble dengan massed practice untuk meningkatkan kemampuan
dribble dalam permainan bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket
commit to user
4
2. Latihan dribble dengan distributed practice untuk meningkatkan kemampuan
dribble dalam permainan bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket
SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi Tahun 2010/2011.
3. Kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri I Widodaren 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed
practice terhadap kemampuan dribble siswa putra ekstrakurikuler bola basket
SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011 ?
2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan distributed
practice dan massed practice terhadap kemampuan dribble siswa putra
ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011 ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode latihan distributed practice
dan massed practice terhadap kemampuan dribble siswa putra
ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren 2010/2011.
2. Untuk mengetahui pengaruh latihan yang lebih baik antara distributed
practice dan massed practice terhadap kemampuan dribble siswa putra
commit to user
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi pembina dan pelatih ekstrakurikuler
bola basket SMA Negeri 1 Widodaren Ngawi untuk menentukan dan memilih metode latihan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dribble bola basketpara pemainnya.
2. Sebagai masukan dan pedoman bagi siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Widodaren pentingnya pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya untuk menguasai kemampuan dribble bola basket.
commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Bola Basket
a. Permainan Bola Basket
Permainan bola basket merupakan permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan permainan bola basket yaitu untuk mendapatkan skor dengan memasukkan bola ke dalam kerajang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa. Hal ini sesuai dengan pendapat Soebagio Hartoko (1994:1) bahwa :” Bola basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan tiap regu ialah memasukkan bola ke keranjang lawan dan mencegah regu lawan menguasai bola atau membuat angka. Bola digiring sambil memantul-mantulkan (dribble) ke segala arah”.
Bola basket merupakan olahraga permainan beregu yang dapat dimainkan baik putra maupun putri. Permainan ini menggunakan bola besar dan dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper, dilempar dan boleh dipantulkan ke lantai di tempat, atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan untuk mendapatkan nilai. Pemenangnya adalah regu yang dapat mengumpulkan nilai dengan memasukkan bola ke dalam keranjang yang lebih banyak.
Pencapaian prestasi dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling menentukan terhadap pencapaian prestasi dalam bola basket yaitu faktor kemampuan dari atlet itu sendiri. Faktor dari dalam diri atlet yang harus dikembangkan untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket yaitu faktor kemampuan teknik, fisik, taktik dan mental. Teknik dasar merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket.
commit to user
7
Teknik dasar merupakan unsur dasar yang harus dikuasai pemain untuk mencapai prestasi dalam permainan bola basket. Menurut Imam Sodikun (1992:49). Teknik dasar dalam permainan bola basket terdiri dari:
1) Operan dan Tangkapan (passing dan catching) 2) Menggiring (dribbling)
3) Menembak (shooting)
4) Gerakan berporos (Pivot) dan olahan kaki (foot work) 5) Lay up shoot
6) Merayah (rebound)
Unsur-unsur teknik dasar tersebut harus mendapat perhatian yang serius bagi para pelatih, pembina maupun pemain bola basket. Dari berbagai macam teknik dalam permainan tersebut, semua teknik dasar yang sangat penting dalam permainan bola basket tetapi teknik dasar yang harus dikuasai adalah dribble, karena digunakan untuk menguasai bola, mencetak angka dan memenangkan pertandingan.
Dengan penguasaan teknik dasar bermain bola basket, maka setiap pemain akan dapat menyesuaikan diri dengan situasi pertandingan yang berubah-ubah. Kualitas penguasaan teknik dasar bermain bola basket tidak lepas dari unsur-unsur fisik dan taktik yang akan menentukan tingkat permainan suatu regu bola basket. Makin baik tingkat keterampilan teknik pemain dalam memainkan dan menguasai bola, makin cepat dan cermat kerjasama yang dicapai.
Permainan bola basket pertama-tama yang harus dikuasai adalah macam-macam teknik dasar dalam bermain. Melihat kenyataan ini, maka seorang pelatih bola basket dituntut untuk memahami dasar-dasar teknik dan taktik dalam permainan bola basket serta membimbing pemain agar dapat memacu perkembangan keterampilan teknik dasar dengan benar sesuai program latihan yang pada akhirnya merupakan gerakan-gerakan yang otomatis, sehingga tujuan dari latihan dapat tercapai.
commit to user
8
b. Teknik Dasar Dribble Bola Basket
Salah satu menarik dari permainan bola basket adalah dilakukanya dribble yang bervariatif baik arah dan kecepatan untuk menerobos lawan dan selanjutnya memasukan bola dalam keranjang. Banyak angka tercipta diawali dengan dribble yang baik dan diakhiri tembakan yang akurat. Dribble pada prinsipnya membawa bola dengan dipantul–pantul dengan satu tangan yang dilakukan dengan berjalan atau berlari. Menurut Arma Abdoellah (1981: 109) menyatakan, “dribble atau menggiring bola adalah usaha untuk membawa bola kedepan”. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi ( 1991: 174) bahwa, “dribbling adalah suatu cara dalam membawa bola sambil berjalan atau berlari”. Pendapat lain dikemukakan oleh A. Sarumpaet, Zultar Djazet, parno dan Imam Sadikun ( 1992: 229) bahwa, “Bola diperbolehkan hanya dengan satu tangan kanan saja atau kiri saja dan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri”.
Berdasarkan pengertian dribbling yang dikemukakan empat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, dribble merupakan suatu cara untuk membawa bola kedepan dengan memantu-mantulkan bola kelantai dengan satu tangan atau secara bergantian baik dengan berjalan atau dengan berlari. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam melakukan dribble adalah melindungi bola agar bola tidak mudah direbut oleh lawan. Seperti dikemukakan Hal Wissel (1996: 95) bahwa, “Kemampuan men-dribble dengan tangan lemah dan tangan kuat adalah kunci untuk meningkatkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah agar tubuh anda berada diantara bola dan lawan”, Dalam melakukan dribble tubuh mempunyai peran yang penting, jika tangan yang digunakan men-dribble lemah, maka tubuh berfungsi untuk melindungi bola. Oleh karena itu, pada saat
men-dribble bola tubuh harus selalu diantara bola dan lawan. Hal ini dimaksudkan, jika
commit to user
9
Gambar 1. Ilustrasi gerakan dribble bola basket ( A. Sarumpaet dkk.1992:229)
1) Cara Melakukan Dribble Bola Basket
Menurut Imam Sodikun (1992:49) cara melakukan dribble adalah sebagai berikut:
a) Peganglah bola dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan diatas bola kiri dibawah menjadi tempat terletaknya bola.
b)Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit kedepan dan kaki kanan. c) Condongkan badan badan kedepan mulai dari pinggang.
d)Pantulkan bola dengan tangan kanan (pada permulaan bola dilihat). e) Gerakan lengan hamper seluruhnya.
f) Pantulkan bola dengan jari-jari tangan dibantu dengan pergelangan tangan (bukan memukul dengan telapak tangan)
g)Menjinakan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya bola keatas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian baru dipantulkan kembali.
h)Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama pantulan (get the feeling) dengan sikap berdiri ditempat maka mulailah sambil bergerak maju atau mundur.
i) Mulailah dengan tidak melihat bola, dan percepatlah gerakannya.
j) Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri kanan, berkelok-kelok dengan rintangan dan dengan lawan.
k)Kombinasikan antara mengoper, menggiring dan menembak sehingga dapat dilakukan dengan cepat.
2) Jenis Menggiring (Dribble) Bola Basket
Menurut Imam Sodikun (1992:49) jenis dribble adalah sebagai berikut : a) Menggiring bola tinggi (untuk kecepatan)
b) Menggiring bola rendah (untuk kontrol atau penguasaan, terutama dengan pemain lawan dalam menerobos pertahanan lawan)
c) Menggiring campuran (kombinasi) menurut kebutuhan. Perubahan dari menggiring bola tinggi dan rendah atau sebaliknya sangat dibutuhkan untuk gerakan tiba-tiba.
commit to user
10
Gambar 2. Ilustrasi gerakan dribble bola basket ( A. Sarumpaet dkk.1992:230)
2. Latihan
a. Pengertian Latihan
Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang optimal. Menurut Andi Suhendro (2004: 4.1) bahwa, “ Kondisi fisik merupakan salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet, dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meriah prestasi olahraga”. Pentingnya peranan kondisi fisik untuk mendukung pencapaian prestasi olahraga, maka harus dilatih dengan baik dan benar.
Latihan fisik pada umumnya memberikan beban fisik pada tubuh secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Menurut Andi Suhendro (2004:3.5) bahwa, “ Latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini mencakup semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina, kelentukan dan lain-lain”.
Latihan fisik merupakan salah satu bagian latihan olahraga secara menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga serta untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat
commit to user
11
ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu sesuai tujuannya. Hal ini artinya, latihan fisik yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen fisik yang dibutuhkan untuk tujuan tertentu.
b. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan
Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif dan teratur. Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Berkaitan dengan prinsip-prinsip latihan Sudjarwo (1995: 21) menyatakan, “ Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”. Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat.
Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban latihan, sehingga beban latihan dapat dilakukan dengan bain dan akan terjadi peningkatan. Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe dan beban latihan yang diberikan dan tergantung dari kekhususan latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Andi Suhendro (2004: 3.7) antara lain:
1. Prinsip Beban Lebih (Over Load Principle) 2. Prinsip Perkembangan Menyeluruh
3. Prinsip Spesialisasi 4. Prinsip Individual
5. Prinsip Latihan Bervariasi
c. Komponen-komponen latihan
Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet, akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh, dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya, intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis. Maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen latihan tersebut diatas.
commit to user
12
Semua komponen dibuat sedmikian dalam berbagai model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaaan dari cabang olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannyayang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak membutuhkan keterampilan yang tinggi termasuk bola basket, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Untuk lebih jelasnya, komponen-komponen latihan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Volume Latihan
Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk mendapatkan tehnik yang tinggi dalam pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (2004: 3.17) bahwa, “ volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditunjukkan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjak jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP (1993: 32) adalah “ ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran”.
Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan tehnik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.
2) Intensitas Latihan
Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat erat kaitannya dengan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu, maka lebih tinggi pula intensitasnya.
commit to user
13
Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau istirahat daintara tiap ulangannya. Menurut Suharno HP (1993: 31) bahwa, “ intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan”.
Intensitas latihan hendaknya diberikan secara tepat, yaitu tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas yang terlalu rendah mengakibatkan pengaruh yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Sebaliknya, apabila intensitas latihan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan cedera.
3) Densitas Latihan
Andi Suhendro (2004: 3.24) menyatakan, “ density merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam satuan waktu antara kerja dan istirahat. Densitas yang cukup akan menjamin efisiensi latihan, sehingga menghindarkan atlet dari kelelahan yang berlebihan.
Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung langsung pada intensitasnya dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan. Rangsangan diatas tingkat intensitas submaksimal menuntut istirahat yang relative lama, dengan maksud untuk memudahkan pemulihan seseorang dalam menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya rangsangan pada intensitas rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan terhadap organismenya pun juga rendah.
4) Kompleksitas Latihan
Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan tehnik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,
commit to user
14
khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan dengan mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek.”
3. Latihan Dribble dengan Massed Practice
a. Pelaksanaan Latihan Dribble dengan Massed Practice
Latihan dengan metode padat atau terus-menerus dapat juga disebut
massed practice. “ Latihan dengan massed practice adalah (Iwan Setiawan,
1994:46) praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat “. Latihan dengan
massed practice ini dapat dilakukan secara berkesinambungan tanpa diselingi
istirahat atau diselingi istirahat tetapi dengan periode yang pendek. Dalam hal ini Schmidt (1988:384) menyatakan bahwa, “ massed practice dapat menggunakan periode istirahat tetapi hanya 5 detik “. Latihan praktek dengan massed practice ini dapat pula diterapkan dalam latihan shooting dalam permainan bola basket.
Latihan dribble dengan massed practice yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan dribble tanpa istirahat. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan dribble secara kontinyu yaitu 50% dari repetisi maksimum, dengan diselingi istirihat yang pendek yaitu ± 5 detik. Periode istirahat ini hanya digunakan untuk recovery, dan mengambil bola untuk melakukan dribble berikutnya.
b. Analisis Mengenai Latihan dribble dengan Massed Practice
Setiap jenis dan bentuk latihan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian juga latihan dribble dengan massed practice, tentu juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Schmidt (1988:384) bahwa, “ pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi massed cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed practice yang waktu istirahatnya lebih banyak “.
commit to user
15
Dalam hal pemanfaatan memori gerakan, latihan keterampilan dengan
massed practice memiliki keuntungan, yaitu dengan adanya ingatan jangka
pendek (short term memory). Menurut Rusli Lutan (1988:163) bahwa, “ short
term memory yaitu system memori yang berfungsi untuk menyimpan sejumlah
besar informasi yang diterimanya selama periode waktu yang singkat “. Setelah melakukan gerakan shooting, short term sensory store siswa mencatat didalam
short term memory. Apa yang harus saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan
di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah beberapa lama. Dengan latihan secara padat (massed practice), maka sebelum memori itu hilang. Siswa melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan
dribble yang dilakukan terkonsep ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term
memori ini juga dapat memberikan feedback pada siswa, agar gerakan dribble
selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal siswa melakukan gerakan yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Siswa menyadari bahwa gerakan yang baru saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep di dalam memori, sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya.
Berdasarkan pada pelaksanaan latihan yang telah diuraikan, maka latihan ini dapat dianalisis mengenai keuntungan dan kekurangannya. Menurut Iwan setiawan (1994:46) latihan dribble yang dilakukan dengan massed practice memilki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
1. Dengan istirahat yang pendek, memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih membekas dalam diri pemain, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk melakukan gerakan berikutnya. Hal ini dapat memungkinkan terhadap pembentukan pola gerakan dengan lebih baik.
2. Maka dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik.
3. Akan menjadikan siswa mudah menyesuaikan diri beradaptasi dengan latihan sesungguhnya.
Sedangkan kekurangan latihan dribble dengan massed practice antara lain :
1. Dengan latihan secara kontinyu dan terus-menerus pada batas kemampuan daya tahan yang maksimal memungkinkan siswa kelelahan, hal ini berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan. 2. Pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan,
commit to user
16
4. Latihan Dribble dengan Distributed Practice
a. Pelaksanaan Latihan Dribble dengan Distributed Practice
Menurut Iwan Setiawan, (1994:46), yang dimaksud latihan ketrampilan dengan distributed practice adalah “ praktek suatu keterampilan olahraga yang relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat “. Latihan ini berlawanan dengan massed practice. Perbedaannya terletak pada periode istirahat yang diberikan. Menurut Schmidt (1988:384) bahwa, “ periode istirahat dalam
distributed practice yaitu 30 detik “. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan
bahwa berselang merupakan latihan keterampilan yang dilakukan secara berulang-ulang, dimana antar gerakan diselingi waktu istirahat yang cukup. Latihan praktek distributed practice juga dapat di terapkan dalam latihan dribble.
Bentuk latihan dribble yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu latihan dribble secara berulang-ulang yaitu 50% dari repetisi maksimum. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan dribble, antar gerakan dribble diselingi waktu istirahat 30 detik.
b. Analisis Mengenai Latihan DribbleDistributed Practice
Latihan dribble dengan distributed practice juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Latihan dribble dengan berselang dilakukan dengan periode istirahat yang cukup. Menurut Schmidt (1988:384) bahwa, “ dalam distributed practice, di sela-sela percobaan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke suatu urutan latihan yang lebih santai “. Keadaan ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkonsentrasi dalam melakukan gerakan dribble selanjutnya dan terhindar dari kelelahan.
Berdasarkan pada pelaksanaan latihan yang telah diuraikan, maka latihan ini dapat dianalisis mengenai keuntungan dan kekurangannya. Menurut Iwan Setiawan (1994:46) latihan dribble yang dilakukan dengan distributed practice memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
commit to user
17
1. Dalam melakukan latihan ini pemain selalu mendapat istirahat yang cukup. Dengan istirahat yang cukup, maka kondisi fisik pemain tidak terlalu terbebani dan memiliki waktu yang cukup untuk berkonsentrasi dalam melakukan gerakan dribble dengan teknik yang baik.
2. Perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah. Dengan adanya perbaikan-perbaikan terhadap gerakan yang dilakukan, maka penguasaan terhadap teknik dribble tersebut akan lebih baik.
Adapun kekurangan latihan dribble dengan distributed practice antara lain :
1. Karena diselingi dengan waktu istirahat yang relatif lama, maka memori gerakan terdahulu sudah hilang, sehingga kurang maksimal memperoleh umpan balik untuk memperbaiki gerakan berikutnya. 2. Latihan ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap
penguasaan teknik, sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.
3. Perlunya pemanasan atau adaptasi lagi untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan teknik.
B. Kerangka Pemikiran
Dengan memperhatikan uraian dalam tinjauan pustaka, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Perbedaan pengaruh antara latihan dribble dengan massed practice dan
distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket.
Untuk dapat melakukan keterampilan dribble dengan baik harus melakukan latihan dengan sistematis, teratur dan kontinyu dengan berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar. Metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dribble antara lain adalah massed practice dan
distributed practice. Latihan dribble dengan massed practice adalah latihan yang
dilakukan secara berulang-ulang dan kontinyu, dengan periode istirahat yang pendek, latihan dribble dengan distributed practice adalah latihan yang dilakukan berulang-ulang, dimana antar ulangan diselingi waktu yang cukup.
Latihan dribble dengan massed practice dan distributed practice memiliki perbedaan. Perbedaan kedua latihan tersebut adalah pada pengaturan giliran atau pengaturan istirahat antar gerakan. Latihan dengan massed practice dilakukan secara terus-menerus dengan periode istirahat yang pendek yaitu satu kelompok
commit to user
18
yang terdiri dari 10 siswa,dan satu siswa melakukan dribble dalam 1 set melakukan sebanyak 50% dari repetisi maksimum dengan diselingi waktuk istirahat yang pendek yaitu ± 5 detik setelah 1 set selesai, baru diganti anggota kelompok lainya, pengaruh yang efektif dalam hal pemanfaatan memori gerakan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek (short term memory)dalam melakukan
dribble . sedangkan distributed practice diantara ulangannya diberikan istirahat
tersebut dapat berpengaruh terhadap pola gerak, konsentrasi, perbaikan gerakan serta berpengaruh terhadap pembentukan keterampilan dan kemampuan fisik siswa, yang dilakukan dalam satu set melakukan sebanyak 50% dari repetisi maksimum, dalam 1 set siswa melakukan driblle 1 kali dilanjut anggota kelompok yang lain seterusnya sampai habis 1 set dan diselingi waktu istirahat 30 detik.
2. Latihan dribble yang memiliki pengaruh lebih baik antara massed practice
dan distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket.
Latihan dribble yang dilakukan dengan massed practice memiliki kelebihan antara lain, bahwa dengan istirahat yang pendek, memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih membekas dalam diri pemain, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk melakukan gerakan berikutnya. Hal ini dapat memungkinkan terhadap pembentukan pola gerakan yang lebih baik. Latihan ini disamping meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik. Sedangkan kekurangan latihan dribble dengan massed practice yaitu, latihan ini akan menyebabkan kelelahan sehingga berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan yang dilakukan, selain itu pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik gerakan sulit dilakukan, sebab tidak ada waktu istirahat.
Latihan dribble yang dilakukan dengan distributed practice memiliki Kelebihan latihan ini antara lain, dalam latihan ini pemain selalu mendapat istirahat yang cukup sehingga kondisi fisik pemain tidak terlalu terbebani dan memiliki gerakan dribble dengan teknik yang baik. Selain itu koreksi dan perbaikan terhadap pola gerakan yang dilakukan akan mudah dilakukan. Adapun kekurangan latihan dribble dengan distributed practice yaitu bahwa karena
commit to user
19
diselingi dengan waktu istirahat yang relatif lama, maka memori gerakan terdahulu sudah hilang, sehingga tidak dapat memperoleh umpan balik untuk memperbaiki gerakan berikutnya. Di samping itu latihan ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap penguasaan teknik.
Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan
massed practice dan distributed practice tersebut sudah jelas bahwa, kedua bentuk
latihan ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh perbedaan terhadap peningkatan kemampuan dribble bola basket. Dengan demikian diduga bahwa, metode latihan
massed practice dan distributed practice memiliki perbedaan pengaruh terhadap
kemampuan dribble bola basket
Pada dasarnya latihan dribble bola basket akan mengalami peningkatan penguasaan geraknya jika dilakukan dengan terus-menerus. Metode latihan
massed practice lebih menitikberatkan pada pengulangan gerakan dribble bola
basket dengan frekuensi sebanyak-banyaknya sehingga penguasan geraknya akan lebih cepat tercapai dan otomatis, karena memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih membekas dalam diri pemain, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk melakukan gerakan berikutnya , sedangkan distributed
practice menitikberatkan pada pengaturan waktu istirahat saat latihan sehingga
penguasaan teknik agak berkurang , karena memori gerakan terdahulu sudah hilang, sehingga tidak dapat memperoleh umpan balik untuk memperbaiki gerakan berikutnya. Dengan demikian diduga bahwa massed practice memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan dribble bola basket.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan dribble dengan massed practice dan
commit to user
20
basket pada siswa putra ektrakurikuler SMA Negeri 1 Widodaren Tahun 2010/2011.
2. Latihan dribble dengan massed practice memiliki pengaruh lebih baik dari pada latihan dribble dengan distributed practice terhadap kemampuan dribble dalam permainan bola basket pada siswa putra ektrakurikuler SMA Negeri 1 Widodaren Tahun 2010/2011.
commit to user 21 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Lapangan Bola Basket SMA Negeri I Widodaren Ngawi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian selama satu setengah bulan dengan frekuensi tiga kali latihan dalam satu minggu dilaksanakan akhir bulan Oktober 2010 sampai dengan pertengahan bulan Desember 2010.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan rancangan penelitian yaitu.
“ Pretest –Posstest Design “.
KE I Treatment A Posstest
S Pretest MSOP
KE II Treatment B Posstest Bagan rancangan penelitian.
Keterangan:
S = Subjek
Pretest = Tes awal kemampuan dribble bola basket MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing
KE I = Kelompok I KE II = Kelompok II
Treatment A = Metode Latihan Massed Practice Treatment B = Metode Latihan Distributed Practice Posstest = Tes akhir kemampuan dribble bola basket
commit to user
22
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada prestasi kemampuan
dribble bola basket pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian
subjek yang memiliki prestasi setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok I dan kelompok II. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat Perbedaan, maka hal itu disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.
Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut: 1 2 4 3 5 6 8 7 9 10 dan seterusnya C. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putra Ekstrakurikuler bola basket SMA N I Widodaren tahun 2010/2011 yang berjumlah 20 orang. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah seluruh populasi.
D.Treatment
Pemberian treatment atau perlakuan harus dipertimbangkan secara benar-benar. Treatment yang diberikan kepada sampel penelitian ini yaitu berupa latihan olahraga. Latihan tersebut harus disusun dengan benar berdasarkan prinsip-prinsip yang benar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal yang sangat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan olahraga adalah jumlah frekuensi dan lamanya latihan. Mengenai frekuensi dan lamanya waktu yang diperlukan dalam latihan, M. Sajoto (1995:35) mengemukakan bahwa : “ Para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama
commit to user
23
6 minggu atau lebih “. Dengan latihan yang dilakukan 3 kali seminggu secara teratur selama 6 minggu atau lebih kemungkinan sudah menampakkan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan keterampilan sesuai yang diharapkan.
Masing-masing kelompok diberi perlakuan atau treatment sebanyak 18 kali pertemuan dengan 3 kali latihan dalam seminggu, selama 6 minggu. Dalam melaksanakan treatment ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Kelompok I = 10 siswa
Diberi latihan dribble dengan massed practice. Latihan dribble dengan
massed practice yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan dribble
dengan sejumlah set yang ditentukan. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan dribble secara kontinyu dengan jumlah kesempatan yang disediakan yaitu 50% dari repetisi maksimum dalam 1 set, dengan diselingi istirihat yang pendek yaitu ± 5 detik. Periode istirahat ini hanya digunakan untuk recovery, dan mengambil bola untuk melakukan dribble berikutnya.
2. Kelompok II = 10 siswa
Diberi latihan dribble dengan distributed practice. Bentuk latihan dribble yang akan diterapkan dalam penelitian ini yaitu latihan dribble secara berulang-ulang sesuai dengan jumlah percobaan yaitu 50% dari repetisi maksimum dalam 1 set. Dalam latihan ini pemain melakukan gerakan dribble, antar gerakan dribble diselingi waktu istirahat 30 detik.
E.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen) yaitu :
1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen yaitu :
a. Latihan dribble dengan terus-menerus (massed practice) b. Latihan dribble dengan berselang (distributed practice)
commit to user
24
2. Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan dribble dalam permainan bola basket.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik tes. Tes yang dilakukan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan dribble dalam permainan bola basket dari Nurhasan ( 2001 : 186). Tes tersebut dilaksanakan 2 kali yaitu tes awal dan tes akhir.
G. Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, ANAVA dari Mulyono B. (2010: 46-49) sebagai berikut:
R =
Keterangan :
R = Koefisien reliabilitas
= Jumlah rata-rata dalam kelompok
= Jumlah rata-rata antar kelompok
2. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
commit to user
25
metode Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :
1) Pengamatan , , dijadikan bilangan baku ,……. dengan menggunakan rumus :
zi =
Keterangan :
= Dari variabel masing-masing sampel X = Rata-rata
S = Simpangan Baku
2) Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F = P
3) Selanjutnya dihitung proporsi , , …… yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi dinyatakan oleh S .
Maka S =
4) Hitung selisih F - S kemudian ditentukan harga mutlaknya. 5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo.
b) Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386) rumusnya adalah :
=
Keterangan :
= Derajat kebebasan KE1 dan KE2
= Standart deviasi KE1
commit to user
26
3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Perbedaan dari Sutrisno Hadi (1995 : 457) sebagai berikut :
t =
Keterangan :
t = Nilai uji Perbedaan
Md = Mean Perbedaan dari pasangan
= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean Perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
=
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek N = Jumlah pasangan
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan ttest baik tes awal maupun tes
akhir dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan db = N – 1.
Penghitungan persentase peningkatan pada kelompok 1 dan kelompok 2 dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Persentase peningkatan =
x
100 % Mean different = mean posttest – mean pretescommit to user 27 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari tes awal secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kelompok dan dilakukan tes akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Tabel 1. Diskripsi data Tes Awal dan Tes Akhir Dribble Bola Basket pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok Tes N Max Min Mean SD
Awal 10 68 47 52 7.04 Kelompok 1 Akhir 10 75 51 60 5.53 Awal 10 62 43 51 5.82 Kelompok 2 akhir 10 68 48 56 6.16 B. Mencari Reliabilitas
Agar data yang dianalisis adalah hasil suatu tes pengukuran yang baik, maka perlu uji reliabilitas. Adapun hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan
dribble bola basket dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Tes Dribble Bola Basket
Tes dribble bola basket Relibilitas Kategori
commit to user
28
Mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut menggunakan tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B (2010: 49) sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas Kategori Reliabilitas Tinggi sekali 0.90-1.0 Tinggi 0.80-0.89 Cukup 0.60-0.79 Kurang 0.40-0.59 Tidak Signifikan 0.00-0.39
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data,perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal kemampuan dribble bola basket. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai beriku
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N Mean SD L hitung Ltabel 5%
Kelompok 1 10 52 7.043 0.1801 0.258
Kelompok 2 10 51 5.820 0.1596 0.258
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 diperoleh hilai Lhitung = 0.1801. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan
commit to user
29
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 diperoleh hilai Lhitung = 0.1596. Nilai tersebut lebih kecil dari angka penerimaan hipotesis
nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 termasuk berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok. Jika kedua kelompoktersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua kelompok memilki perbadaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompok N SD2 Fhitung Ftabel 5%
Kelompok 1 10 23.49
Kelompok 2 10 16.05
1.4641 3.18
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=
1.4641. Sedangkan db= 9 lawan 9, angka Ftabel= 3.18, ternyata nilai Fhitung= 1.461
lebih kecil dari Ftabel5%= 3.18. Karena Fhitung < Ftabel5%, maka hipotesis nol
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen.
D. Hasil Analisis Data
1. Uji Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diveri perlakuan kelompok yang dibetuk dalam penelitian diuji perbedaannya telebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua kelompok tersebut. Sesudah diberi perlakuan berangkat dari
commit to user
30
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal antara kelompok 1 dan kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung Ttabel 5%
Kelompok 1 10 52
Kelompok 2 10 51 1.000 2.262
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test anatara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1.000 dan t tabel 5% dengan N=
10, db =10-1 = 9 pada taraf signifikansi 5% sebesar 2.62. Hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
diterima. Hal ini artinya antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan dribble bola basket pada awalnya.
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan dengan metode massed practice dan kelompok 2 latihan dengan metode distributed
practice, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 1.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Tes Awal 10 52
Tes Akhir 10 60
commit to user
31
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 3.2321 dan ttabel
dengan N=10, db=10-1 = 9 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2.262. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara
hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.
b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:
Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung Ttabel 5%
Tes Awal 10 51
Tes Akhir 10 56
3.3988 2.262
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 3.3988 dan ttabel
dengan N=10, db=10-1 = 9 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2.262. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan
c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean thitung ttabel 5%
Kelompok 1 10 60
Kelompok 2 10 56
commit to user
32
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1 dan kelompok diperoleh nilai sebesar 3.2004 dan ttabel dengan
N=10, db=10-1 = 9 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 2.262. Hal ini menunjukkkan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut bahwa hasil tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan persentasi peningkatan
Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan dribble bola basket dalam persen kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan Dribble Bola Basketantar Kelompok 1 dan Kelompok 2.
Kelompok N Mean Pretest Mean Postest Mean Different Prosentase Peningkatan Kelompok 1 10 52 60 8 16.86% Kelompok 2 10 51 56 5 9.23%
Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan kemampuan
dribble bola basket diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar
16.86%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan sebesar 9.23%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan dribble bola basketyang lebih baik daripada kelompok 2.
commit to user
33
E. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara kelompok 1 massed practice dan kelompok 2 distributed practice diperoleh hasil thitung sebesar 3.2004, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar
2.262. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes kelompok 1 massed practice dan kelompok 2
distributed practice Terhadap Kemampuan Dribble Bola Basketpada Siswa Putra
Ekstrakurikuler SMA Negeri I Widodaren Ngawi Tahun 2010/2011.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
dribble bola basketdiketahui bahwa, kelompok 1 massed practice memiliki nilai
prosentase peningkatan kemampuan dribble bola basket sebesar 16.86%. Sedangkan kelompok 2 distributed practice memiliki peningkatan kemampuan
dribble bola basket sebesar 9.23%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa, kelompok 1 massed practice memiliki prosentase peningkatan kemampuan dribble bola basket yang lebih besar daripada kelompok 2 distributed practice.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan pengujian hipotesis menghasilkan kesimpulan analisis yaitu : adanya perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket, latihan massed practice lebih baik pengaruhnya daripada latihan distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler SMA Negeri I Widodaren Ngawi tahun 2010/2011.
commit to user
34
Berangkat dari awal yang sama kemudian diambil tes awal untuk mengetahui data awal kemampuan dribble bola basket sebelum diberikan
treatment sampel dikelompokkan berdasarkan rangking menggunakan ordinal
pairing, diberikan treatment massed practice untuk kelompok 1 dan distributed
practice kelompok 2, selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali dalam
seminggu kemudian diambil tes akhir untuk mengetahui peningkatannya. Dan hasil Peningkatan untuk treatment massed practice 16.86% dan peningkatan untuk
distributed practice 9.23%.
Dari kesimpulan diatas dapat diketuhui bahwa treatment massed practice memiliki peningkatan kemampuan dribble bola basket lebih baik karena Metode latihan massed practice menitikberatkan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan waktu istirahat. Memori dalam melakukan gerakan terdahulu masih membekas, sehingga dapat memperoleh umpan balik untuk melakukan gerakan berikutnya, Disamping itu latihan secara terus-menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan akan dapat membentuk pola gerakan dribble bola basket pada waktu latihan serta akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang lebih baik, sehingga penguasaan terhadap pola gerakan teknik dribble bola basket akan lebih cepat tercapai. Selain itu dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung penampilannya dalam bermain bola basket.