• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

1.1 Kajian Teori

1.1.1 Hakikat Permainan Bola Basket

Olahraga bola basket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James A. Naismith seorang pastor asal kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa prefesiaonal di YMCA (young Men’s Christian Association) sebuah wadah pemuda umat Kristen, di springfield, Massachusetts, harus membuat permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Karena dilakukan di dalam ruangan atau di gedung maka timbulah suatu pemikiran bahwa permainan hendaknya merupakan suatu permainan yang tidak begitu kasar, dengan tidak ada unsur-unsur menendang, dan menjegal, menarik, dan tidak terlalu susah untuk dipelajari. Untuk itu perlu menghilangkan gawang dan menggantinya dengan keranjang yang tempatnya berada di atas sehingga untuk memasukan bola, arah bola harus membentuk parabola. Permainan bola basket diciptakan oleh James A. Naismith tahun 1891 di Massachusett, Amerika Serikat, awal mulanya permainan ini sasarannya menggunakan keranjang buah persik sehingga permainan ini diberi nama basket ball (Sri Wahyuni, 2010: 14).

Ibnu Abbas (2010: 6), Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling

(2)

bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tetutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

Wisahati (2010: 13), Permainan bola basket dilakukan dilapangan dan dimainkan oleh dua regu yang berhadapan dengan cara memasukkan bola ke ring basket sebanyak-banyaknya. Pemain bola basket setiap regu terdiri dari 5 orang yang dipimpin oleh dua orang wasit.

Permainan bola basket dilakukan pada lapangan berukuran 28x15 meter dengan menggunakan waktu 2x20 menit. Selama permainan, pemain boleh memainkan bola dengan cara dilempar, ditangkap, digiring dan dimasukkan ke keranjang berdasarkan peraturan permainan yang benar (Hafid, 2011: 24).

Sarjiyanto (2010: 9), Bola basket adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, baik putra atau putri, tiap regu terdiri atas 5 pemain, tujuan dari permainan bola basket adalah memasukkan bola ke dalam ring basket yang tingginya 3,05 m, regu yang paling banyak bisa memasukkan bola ke dalam ring basket lawannya dinyatakan sebagai pemenang.

Berdasarkan beberapa uraian tentang pengertian permainan bola basket dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket adalah suatu permainan pola berkelompok yang terdiri dari dua tim yang beranggotakan masing-masing lima pemain. Jenis permainan ini bertujuan untuk mencari nilai atau angka

(3)

sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan dan mecegah lawan untuk mendapatkan nilai atau angka.

Bola basket termasuk jenis permainan yang komplek, yang berarti gerakannya terdiri dari gabungan dari unsur-unsur gerak yang terkoordinasi rapi, sehingga dapat bermain dengan baik. Jika cara memegang bola saja salah, tentu ia tidak dapat melemparkan bola dengan baik. Sebelum ia menerima bola, ia harus dapat menangkap bola dengan baik pula untuk dikuasai. Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring bola dengan baik pula. Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektifitas yang baik pula. Seorang pemain atau suatu regu dapat bermain dengan baik. Maka mereka dituntut untuk dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar. Oleh karena itu penguasaan terhadap teknik dasar dalam permainan bola basket harus didahulukan. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang keterampilan bermain selanjutnya, salah satunya teknik dasar

overhead pass.

Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. Basket ball (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

(4)

Restianti (2010: 14), Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.

2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).

3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.

4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.

5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.

(5)

6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.

7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).

8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.

9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.

10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi

(6)

pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.

11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.

12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit

13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.

Permainan bola basket pertama kali dipertandingkan pada olimpiade di Jerman tahun 1936. Pada waktu itu olimpiade diikuti oleh 21 negara. Permainan bola basket masuk ke Indonesia dibawa oleh perantau dari Cina. Permainan bola basket di Indonesia dapat berkembang dengan baik. Kemudian, pada tahun 1951 Maladi sebagi sekertaris Komite Olimpiade Indonesia menunjuk Tony Wen dan Wim Latumeter untuk menangani perbasketan di Indonesia sehingga terbentuklah Perbasi (Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia). Tony wen ditunjuk sebagai ketua dan Wim Latumeter sebagai sekertaris (Sri Wahyuni, 2010: 14).

Lebih lanjut Sri Wahyuni (2010: 14), Pada tahun 1955 Perbasi diubah namanya menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi). Tahun 1953, perbasi masuk anggota Federation International de Basket Ball Amateur (FIBA).

(7)

1.1.2 Hakikat Over Head Pass

Menurut Sarjiyanto (2010: 9), Untuk bisa melakukan permainan bola basket harus menguasai beberapa teknik dasar, teknik dasar tersebut meliputi melempar, menggiring dan memasukkan bola ke dalam ring (shooting).

Passing adalah gerakan melempar bola untuk mengadakan umpan

kepada teman satu tim dalam menyusun serangan. Passing dalam basket dapat dilakukan dengan dua tangan atau satu tangan (Wisahati, 2010: 14).

Menurut Sutrisno (2010: 10), Passing atau operan merupakan jantung dari permainan bola basket. Permainan bola basket yang baik dibangun dari operan yang akurat. Pada umumnya passing dapat dilakukan dengan cepat dan keras, tetapi tidak liar sehingga bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Ada 4 passing dasar yang harus dikuasai oleh pemain, yaitu chest

pass (operan dada), bounce pass (operan pantul), overhead pass (operan dari atas

kepala), dan baseball pass (operan dari samping).

Passing adalah cara tercepat dan terefektif memindahkan bola dari satu

pemain ke pemain lain. Hasil akhir yang sempurna dari rangkaian operan yang baik adalah suatu operan kepada teman se-tim yang berada pada posisi bebas dekat dengan keranjang dan dengan mudah dapat memasukkan bola ke keranjang.

Menurut Sri Wahyuni (2010: 17), cara melakukan teknik melempar bola dari atas kepala (two hand overhead pass) adalah :

1. Sikap tubuh berdiri sambil kedua tangan memegang bola yang diletakkan di atas kepala.

2. Gerakannya, kedua tangan didorong sambil dilepaskan. 3. Pada waktu mendorong diikuti gerakan lutut diangkat ke atas.

(8)

Menurut Sutarmin (2010: 13), Teknik lemparan atas kepala (the

overhead pass) yaitu, bola dipegang dengan kedua tangan dengan sikap

melangkah, kedua lutut sedikit ditekuk, bola ditarik ke atas kepala agak ke belakang sebagai awalan, kemudian didorong ke depan dan lecutkan pergelangan tangan membantu gerak akhir. Bersamaan dengan itu kaki belakang melangkah ke depan untuk membantu kecepatan bola. Sasaran bola adalah di antara kepala sampai dada.

Overhead pass adalah memberikan passing kepada teman kita satu team

dengan memegang bola diatas kepala kita, lalu dilemparkan dengan target juga berada di atas kepala teman kita. Overhead pass biasa digunakan ketika kita melakukan passing dengan jarak menengah atau passing yang melewati satu sampai dua orang pemain.

Gambar : 1. Cara melakukan overhead pass (Sumber : Sri Wahyuni, 2010: 13)

(9)

Adapun pelakasanaan teknik dasar overhead pass menurut Roji (2009:12) yaitu :

 Tahap persiapan

1. Berdiri dengan sikap melangkah

2. Bola dipegang dengan kedua tangan di atas kepala 3. Badan agak condong ke depan

 Tahap gerakan

1. Ayunkan bola ke depan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan kaki belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan

2. Lepaskan bola dari kedua tangan setelah kedua lengan lurus 3. Arah bola lurus dan datar

 Akhir gerakan

1. Berat badan dibawa ke depan

2. Kedua lengan lurus ke depan dengan rileks 3. Pandangan mengikuti arah gerakan bola

Kesalahan yang sering dilakukan yaitu :

1. Dalam mengatur posisi bola di atas kepala, siku tidak ditekuk. Seharusnya kedua siku ditekuk

2. Pada waktu melakukan operan, bola berada di belakang kepala. Seharusnya di atas dan agak kebelakang dari kepala

3. Pada saat mengoper tidak mengangkat tumit, sehingga tidak bisa melambungkan bola dengan bebas

(10)

1.1.3 Hakikat Metode Berpasangan

Secara umum atau luas metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Suhana (2012 : 41) Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Sangat banyak tersedia alternative metode pembelajaran. Pemilihan metode banyak ditentukan oleh tujuan mata pelajaran, karakteristik partisipan (misalnya usia, tingkat pendidikan), ketersediaan alat bantu pembelajaran, perferensi dan kemampuan instruktur, preferensi dan kemampuan partisipan, dan sebagainya (Mujiman, 2009: 71).

Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran, tujuan dan pokok nahasan yang diajarkan (Yamin, 2012: 119).

Hadjarati (2010: 34), Metode merupakan cara yang dilakukan atau digunakan dalam proses pemberian pengajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik berupa pengetahuan, pemahaman, penguasaan, maupun peningkatan terhadap apa yang diajarkan.

Maufur (2010: 95-96), Metode berbasis pasangan atau dua partner merupakan strategi mengajar untuk memaksimalkan kemampuan berkomunikasi, berdialog atau bertukar pendapat secara personal. Siswa yang pasif, pendiam dan pemalu bisa tergerak untuk mengungkapkan gagasan dan dikondisikan agar selalu aktif belajar, bekerja dan pada akhirnya terbiasa untuk proaktif dalam setiap

(11)

diskusi atau pembelejaran. Keunggulan posisi berpasangan yaitu semua siswa diupayakan dapat belajar secara tutorial dan interaktif satu sama lain, karena dalam pasangan mustahil tidak terjadi interaksi atau komunikasi dua arah yang disbanding dengan kelompok.

Menurut Silberman (2009: 228-229), Latihan praktek berpasangan adalah strategi sederhana untuk melatih gladi resik kecakapan atau prosedur dengan partner belajar. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa kedua partner dapat melaksanakan kecakapan atau prosedur. Adapun prosedurnya sebagai berikut :

1. Pilihlah serangkaian kecakapan atau prosedur yang anda inginkan untuk dikuasai peserta didik. Buatlah pasangan, dalam setiap pasangan tugaskan dua peran yaitu penjelas atau demonstrator dan pengecek

2. Penjelas atau demonstrator menjelaskan dan mendemonstrasikan bagaimana melaksanakan kecakapan atau prosedur khusus. Pengecek memverifikasi bahwa penjelasan atau demonstrasi adalah benar, mendorong dan memberikan latihan kalau diperlukan.

3. Partner-partner memutar balik peran. Penjelas/demonstrator baru diberi kecakapan atau prosedur lain untuk dilksanakan.

4. Proses terus berlangsung sampai semua kecakapan dilakukan gladi resik.

(12)

Variasi yang dilakukan adalah:

1. Gunakan kecakapan atau prosedur berbagai langkah sebagai ganti serangkaian skill yang berbeda. Perintahkan demonstrator melaksanakan satu langkah dan perintahkan partner melaksanakan langkah berikutnya sampai uruan langkah sempurna.

2. Ketika pasangan telah menyelasaikan kerja mereka, aturlah demonstrasi dihadapan kelompok.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa metode berpasangan merupakan suatu cara atau teknik mengajar yang digunakan oleh guru ataupun pelatih guna membelajarakan materi atau keterampilan suatu teknik dasar kepada siswa dengan cara memasangakan siswa yang satu dengan yang lainnya secara berhadapan. Dengan menggunakan metode berpasangan akan memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang diajarkan.

1.2 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah : “Jika menggunakan metode berpasangan dalam proses pembelajaran maka kemampuan siswa melakukan keterampilan dasar overhead pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa dapat ditingkatkan”.

1.3 Indikator Kinerja

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi indicator kinerja adalah, “Jika persentase siswa dalam menunjukkan penguasaan teknik dasar

(13)

seterusnya dari 21 siswa, maka penelitian dinyatakan berhasil”, dengan kriteria penilaian minimal 75 (baik) maka penelitian dinyatakan.

Gambar

Gambar : 1. Cara melakukan overhead pass  (Sumber : Sri Wahyuni, 2010: 13)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menguji hipotesis yang diaju- kan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif dengan menguna- kan metode analisis regresi berganda tiga prediktor

Bogor: Program Studi Manajemen Sumberdata Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Seorang pengajar juga harus mengetahui cara metode mengajar yang baik dalam melatih daya ingat anak-anak, agar dapat mengingat materi yang telah di ajarkan, dan juga

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sistem Pelayanan Malang Online (SINGO) yang diterapkan di kelurahan Sawojajar, Malang merupakan bukti dari keberhasilan inovasi dialogis

Investasi yang islami adalah pengorbanan sumber daya pada masa sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan

Perilaku materialistis dipandang dari segi budaya apalagi dalam adat Minangkabau telah dijelaskan sebelumnya bahwa sesungguhnya adat Minanangkabau melarang bersifat

Komitmen organisasi (X3),bertamba sebesar satu-satuan maka kinerja pegawai (Y) turun sebesar -0,22 satu-satuan artinya jika Komitmen organisasi tidak berpengaruh maka