• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Human Error 3

Menurut Dhillon, human error didefenisikan sebagai kegagalan untuk menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan yang spesifik (atau melakukan

3Dhillon, Balbir S. 1987. Human Reliability: With Human Factors. Exeter, UK : Pergamon Press.

Hlm. 44-48.

tindakan yang tidak diizinkan) yang dapat menimbulkan gangguan terhadap jadwal operasi atau mengakibatkan kerusakan benda dan peralatan.

Menurut Meister, human error dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu :

1. Error pada proses operasi

Error yang terjadi pada proses ini berhubungan dengan batas waktu pekerjaan yang harus diselesaikan operator. Hampir semua error yang terjadi disebabkan oleh batas waktu yang tidak bisa dipenuhi dalam proses operasi. Adapun situasi yang menyebabkan terjadinya error pada proses operasi, yaitu :

a. Kurangnya prosedur yang jelas.

b. Kompleksitas pekerjaan dan kondisi yang berlebihan.

c. Buruknya proses seleksi dan pelatihan terhadap operator.

d. Kecerobohan dan kurangnya minat operator terhadap pekerjaan.

e. Kondisi lingkungan kerja yang buruk.

f. Prosedur operator yang dibuat belum benar.

2. Error pada proses perakitan

Error jenis ini disebabkan oleh manuasi dan terjadi pada proses perakitan produk. Adanya error tersebut terjadi sebagai hasil dari kurangnya keahlian yang dimiliki oleh operator. Beberapa contoh dari proses perakitan adalah : a. Pemasangan komponen yang tidak tepat.

b. Menghilangkan sebuah komponen.

c. Hasil rakitan yang tidak sesuai dengan blueprint (standar) dari perusahaan.

d. Penyolderan yang tidak tepat.

e. Kabel yang dipasang pada komponen terbalik.

Selain itu, Dhillon (1987) juga menjelaskan bahwa menurut penelitian Meister lainnya di tahun 1976 ditemukan banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya error di bagian produksi. Beberapa diantaranya adalah :

a. Pencahayaan yang kurang baik.

b. Tingkat kebisingan yang berlebihan.

c. Rancangan fasilitas kerja yang buruk.

d. Komunikasi dan informasi buruk dan temperatur yang berlebihan.

e. Pelatihan dan pengawasan yang kurang memadai.

f. Standard Operating Procedure (SOP) yang buruk.

3. Error pada proses perancangan

Error jenis ini disebabkan oleh hasil rancangan yang kurang sesuai dengan sistem kerja. Hal ini merupakan kegagalan untuk mengimplementasikan kebutuhan manusia dalam rancangan, kurang tepatnya fungsi yang dirancang dan kegagalan untuk memperhitungkan efektivitas interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya error pada proses perancangan adalah terburu-burunya dalam melakukan perancangan, kesalahan menginterpretasikan solusi dengan teliti dalam perancangan.

4. Error pada proses inspeksi

Tujuan dari kegiatan inspeksi adalah menemukan adanya kecacatan atau kesalahan. Namun, pada kegiatan inspeksi juga dapat terjadi error karena inspeksi yang dilakukan belum 100% akurat.

5. Error pada proses instalasi

Error jenis ini terjadi pada proses instalasi peralatan dan tergolong ke dalam error jangka pendek. Salah satu penyebab utama terjadinya error selama proses instalasi adalah kegagalan operator untuk melakukan instalasi peralatan sesuai dengan instruksi atau blueprint yang telah diberikan.

6. Error pada proses perawatan

Error yang terjadi pada proses perawatan disebabkan tidak tepatnya tindakan perbaikan ataupun perawatan yang dilakukan oleh operator. Beberapa contohnya adalah tidak melakukan kalibrasi peralatan, pelumasan pada bagian-bagian yang tidak seharusnya dan lain-lain.

4Sebab-sebab human error dapat dibagi menjadi : 1. Sebab-Sebab Primer

Sebab-sebab primer merupakan sebab-sebab human error pada level individu.

Untuk menghindari kesalahan pada level ini, ahli teknologi cenderung menganjurkan pengukuran yang berhubungan ke individu, misalnya meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan personil.

2. Sebab-Sebab Manajerial

Penekanan peran dari pelaku individual dalam kesalahan merupakan suatu hal yang tidak tepat. Kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, pelatihan dan pendidikan mempunyai efek yang terbatas dan penipuan atau kelalaian akan selalu terjadi, tidak ada satupun penekanan penggunaan

4Lucky Andoyo W, dkk.2015. Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal. Jurnal Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

teknologi yang benar akan mencegah terjadinya kesalahan. Fakta ini telah diakui telah diakui secara luas pada literatur kesalahan dalam industri yang beresiko tinggi.

3. Sebab-Sebab Global

Kesalahan yang berada di luar kontrol manajemen, meliputi tekanan keuangan, tekanan waktu, tekanan sosial dan budaya organisasi.

5Human error adalah sebuah konsep yang luas; James Alasan telah mendefenisikan human error sebagai "semua keadaaan di mana urutan yang direncanakan dari aktivitas mental atau fisik gagal untuk mencapai hasil yang diinginkan". (Alasan, 1990, hal. 9). Tindakan tidak aman adalah pemeriksaan sebagai hasilnya, bukan sebagai penyebab kesalahan (Alasan, 2000). Selanjutnya, tindakan yang mengarah ke error yang didukung oleh kondisi yang berbeda dari kondisi individu (kondisi aktif) seperti kelelahan dan gangguan dalam penilaian rasional. Selanjutnya, kondisi lain melampaui kondisi individu dengan kondisi yang sistematis, yaitu error yang dalam proses operasional. (Alasan, 2000;

Vincent, Taylor-Adams, & Stanhope, 1998). Kondisi sistemik dapat diklasifikasikan ke dalam kondisi lingkungan kerja (Dean et al, 2002; Reason, 1995; Reason, 2000) kondisi kerja tim, dan kondisi tugas yang terkait.

6Secara umum, human error terjadi karena kesalahan aktif dan kesalahan laten. Kesalahan aktif disebabkan oleh sistem yang ada dan kesalahan laten

5 Amr Zyoud dan Nor Azimah Chew Abdullah. 2016. Human Error in Medication Administration Process. Rome-Italy : Mediterranean Journal of Social Sciences

6Ming-Chuan Chiu.2016. Latent Human Error Analysis and Efficient Improvement Strategies By Fuzzy TOPSIS in Aviation Maintenance Tasks. Jurnal Industrial Engineering and Engineering Management Taiwan

berhubungan dengan tingkat stress yang menyebabkan manusia melakukan kesalahan kerja (Reason, 1990).

3.2.1. Hubungan Human Error dengan Sistem Kontrol7

Semenjak manusia membangun, mengoperasikan, merawat peralatan kerja dan lainnya, maka tidak bisa dipungkiri bahwa manusia memainkan peranan penting dalam mencegah terjadinya error (accidect, Reason 1999).

Secara administratif pencegahan sistem kontrol dibagi dalam dua jenis yaitu :

1. External controls, terdiri dari aturan, petunjuk dan prosedur bagaimana tindakan harus dilakukan.

2. Internal controls, terdiri dari pengetahuan dan prinsip kerja didapat dari training dan pengalaman

External controls umumnya dilakukan secara tertulis bagaimana menjalankannya. Internal controls umumnya tergantung kepada isi hati dari pikiran setiap manusia. Kemudian untuk setiap usaha menggolongkan perilaku organisasi harus dimulai dengan beragam kombinasi kerja sistem kontrol secara administratif untuk membatasi keragaman dasar tindakan manusia untuk menghasilkan kerja.

7 Azil Awaludin.2008. Kajian Human Error pada Pekerja Subkon Sektor Jasa Konstruksi. Tesis

3.2.2. Faktor-faktor Human Error dalam Sistem Kontrol

Salah satu tindakan agar operator melakukan pekerjaan dengan baik adalah memberikan pendidikan. Error yang mungkin terjadi disebabkan kurang pengetahuan terhadap pekerjaannya. (CPPS, 1994).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya aturan kerja, prosedur

2. Kurangnya training

3. Desain peralatan yang tidak baik

4. Terbatasnya dukungan untuk investigasi mengenai penyebab ternjadinya error 5. Komunikasi yang terhambat

6. Kurangnya arah perbaikan dan mencari akar permasalahan 7. Tidak ada pencegahan setelah tindakan perbaikan

Dokumen terkait