• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Tinjauan Pustaka

F. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Rasio hutang terhadap total aktiva, yang umumnya disebut sebagai rasio hutang (debt ratio), akan mengukur presentase dari dana yang diberikan oleh

30 kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio total hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likudasi. Pemegang saham di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena ia akan memperbesar ekspektasi keuntungan (Brigham dan Houston,2009).

Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari hutang jangkapanjang atau modal sendiri.

Hutang jangka panjang adalah semua hutang dan kewajiban yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun. Hutang terdiri dari pinjaman-pinjaman jangka panjang kredit investasi dari pinjaman hipotek. Istilah asing kredit bank umum jangka panjang disebut long term loan. Sedangkan mengucurkan kredit jangka panjang untuk mendanai perluasan usaha yang dibangun debitur disebut project financing.

Sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari : 1. Saham Biasa (common stock)

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan, pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital again ( selisih antara harga jual dengan harga beli).

Berbeda dengan obligasi, saham tidak membayar pendapatan yang tetap. berbeda dengan bunga, dividen tidak harus dibayarkan apabila perusahaan

31 tidak mempunyai kas, tetapi perusahaan memerlukan kas tersebut untuk ekspansi, perusahaan juga tidak harus membayar dividen.

2. Modal Ventura

Modal ventura adalah bentuk penyertaan modal perusahaan dari perusahaan pembiayaan kepada yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang diberi modal sering dsebut sebagai investe, sedangkan perusahaan pembiayaan yang memberi dana disebut sebagai venture capitalist atau pihak invetor. Bentuk pembiayaan ini berbeda dengan utang bank. Utang bank mengharuskan membayar periodenya. Apabila perusahaan bangkrut, pemegang untuk memperoleh prioritas lebih tinggi dibandingkan pemegang saham dalam distribusi pembagian kas dari penjualan aset likuiditas. Penghasilan modal ventura sama seperti penghasilan saham biasa, yaitu dari dividen (kalau dibagikan) dan dari nilai saham dipegang (capital gain).

3. Obligasi

Obligasi merupakan instrumen yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Penjualan bisa dilakukan bursa keuangan dan dicatatkan (public placemen) atau bisa langsung dijual ke investor potensial (private placement). Struktur obligasi pada umumnya relatif sederhana. Perusahaan mengeluarkan surat berharga (surat utang) yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu.

Penerbit obligasi adalah si peminjam atau debitur, sedangkan pemegang obligasi adalah pemberi pinjaman atau kreditur dan kupon obligasi adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur.

32 Berikut ini adalah fitur terpenting dalam suatu obligasi.

a. Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh tempo.

b. Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada investor pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya-biaya penerbitan.

c. Tanggal jatuh tempo, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi.

d. Kupon yaitu suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi.

e. Tanggal kupon yaitu tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada pemegang obligasi.

f. Dokumen resmi yaitu suatu dokumen yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham.

4. Pinjaman dari lembaga keuangan

Pinjaman lengsung dari lembaga keuangan biasanya mempunyai beberapa karakteristik, yaitu adanya amortisasi dan adanya jaminan. Kebanyakan pinjaman langsung bisa dibayar dengan cara amortisasi, yang berarti pinjaman dilunasi secara bertahap.

kelebihan pinjaman langsung, yaitu:

a.Pinjaman tidak perlu proses pendaftran dan evaluasi yang panjang seperti halnya jika perusahaan akan menerbitkan obligasi.

33 b.Waktu yang diperlukan bisa lebih singkat dibandingkan dengan penerbitan

obligasi.

kelemahan pinjaman langsung, yaitu:

a.Bunga pinjaman langsung bisa lebih tinggi dibandingkan dengan bunga obligasi.

b.Pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemberi pinjaman ( lembaga keuangan) barangkali akan mengurangi fleksibilitas perusahaan.

c.Karena biaya investigasi yang cukup tinggi, lembaga keuangan barang membatasi pinjaman minimum yang bisa diberikan.

d.dibandingkan dengan penerbitan obligasi mempunyai kurang "visible". 5. saham preferen

Saham preferen merupakan bentuk saham tetapi mempunyai karakteristik obligasi. Pemegang saham preferen memperoleh dividen. Tetapi dividen tersebut seperti bunga, yaitu besarnya tetap. Biasanya besarnya sejumlah presentase tertentu dari nilai nominal saham preferen untuk setiap periode.

keuntungan saham preferen yaitu:

a. Karena saham preferen bukan merupakan utang, penggunaan utang bisa dilakukan oleh perusahaan.

b.Berbeda dengan utang, jika dividen saham tidak dibayarkan, perusahaan tidak dibangkrutkan.

c.kendali atas perusahaan biasanya masih ditangani pemegang saham sehingga hak suara pemegang saham tidak berkurang jika saham preferen diterbitkan.

34 meskipun saham preferen mempunyai manfaat seperti telah dijelaskan, saham preferen juga mempunyai kelemahan dari sudut pandang perusahaan. kelemahan utama adalah berbeda dengan utang, dividen yang dibayarkan kepada pemegang sahanm preferen akan diperlakukan sebagai pembayaran earning.

G. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Menurut Cooke sebagaimana dikutip oleh Harianto dan Sudomo (2001:181), salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan prediksi laba adalah besaran perusahaan karena skala ekonomi yang berbeda-beda. Skala ekonomi tinggi menyebabkan perusahaan dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Tingkat biaya rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai standar yang dituangkan dalam bentuk ramalan. Sehubungan dengan hal itu, skala ekonomi tinggi menyebabkan biaya informasi untuk membuat ramalan menjadi turun. Jadi, perusahaan yang mempunyai skala ekonomi tinggi bisa membuat ramalan yang tepat karena kemungkinan dapat mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap.

Menurut Francis (1986) dan Elton and gruber (1995), perusahaan besar mengalami resiko yang lebih sedikit dibanding dengan perusahaan lebih kecil. Dengan kata lain, perusahaan besar mengalami risiko yang lebih kecil. hal ini dikarenakan perusahaan kecil bekerja kurang efektif dan efisien dibanding dengan perusahaan besar.

Fama dan French (1992) meneliti mengenai beta pasar atau prediksi CAPM terhadap pengaruh positif beta pasar terhadap rata-rata return saham dan

35 menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pengaruh beta pasar terutama setelah dilakukan perhitungan yang bervariasi terhadap beta yang berhubungan dengan firm size.

Perusahaan besar lebih mempunyai pengendalian terhadap pasar. Oleh karena itu, perusahaan besar mempunyai tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Harianto dan Sudomo, 2001:182). Keputusan investasi yang dilakukan di pasar modal pada dasarnya merupakan proses yang berorientasi informasi, di mana informasi digunakan sebagai bahan untuk memprediksi ramalan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan besar bisa membuat ramalan laba yang lebih tepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Menurut Moh’d Perry dan Rinbey sebagaimana dikutip oleh Susilowati (2000), besaran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan natural log of sales. Sales dalam hal ini dilihat dari besarnya revenue pada laporan keuangan yang diterbitkan. Dalam penelitian ini, besaran perusahaan diukur dengan besarnya penjualan, karena besarnya penjualan lebih mencerminkan besarnya aktifitas perusahaan serta besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Pihak investor cenderung menyoroti besarnya perusahaan dari sisi penjualan karena peningkatan penjualan dari tahun ke tahun berarti perusahaan semakin besar dan keuntungan yang akan diperoleh juga akan semakin besar.

Total aktiva dipilih sebagai proxy ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2005). Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva dibagi besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva

36 (Hartono, 2000:254). Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dantingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.

Dokumen terkait