• Tidak ada hasil yang ditemukan

I Gede Surya Atmaja

Dalam dokumen Enriching People, Advancing Sustainability (Halaman 80-85)

mendapatkan suntikan modal. “Dengan bantuan yang diberikan BNI, saya semakin percaya diri untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar,” ungkap ayah empat anak ini.

Kini, Gede menikmati buah kegigihannya. Perbulan, ia mampu mengantongi keuntungan rata-rata Rp75 juta. Kini dari hasil usahanya tersebut. Berkat BNI, penjualannya pun meluas. Tak hanya di pulau Bali, karena pelanggan baru berdatangan dari Lampung, Sulawesi dan pulau Jawa. “Saya bahagia karena usaha ini mampu memperkerjakan banyak orang. Semoga ke depan BNI terus membina desa kami menjadi lebih maju,” ungkap pria yang memegang prinsip jujur dan bekerja keras dalam menjalankan usahnya

79 Kampoeng BNI PERIKANAN MUARA ANGKE Pluit Jakarta “Mengoptimalkan Potensi Pengasin Ikan

Tradisional” 60 Mitra Binaan BNI

Rp2,4 miliar penyaluran* dan Rp500 juta bina

lingkungan Kampoeng BNI SENI KAMASAN Klungkung Bali “Melestarikan Budaya Leluhur” 101 Mitra Binaan BNI Rp1,6 miliar penyaluran* dan Rp247 juta bina lingkungan Kampoeng BNI TENUN SUMATERA SELATAN Muara Penimbung SumSel “Songket Sriwijaya Yang Melegenda” 365 Mitra Binaan BNI Rp2,42miliar penyaluran* dan Rp480 juta bina lingkungan Kampoeng BNI

TENUN PANDAI SIKEK

Pandai Sikek SumBar “Selamatkan Warisan

Nenek Moyang”

36 Mitra Binaan BNI Rp760 juta penyaluran*

dan Rp900 juta bina lingkungan Kampoeng BNI BATIK TULIS WIRADESA Kemplong Jateng “Tetesan Keringat Yang Berharga” 42 Mitra Binaan BNI Rp3,3 miliar penyaluran* dan Rp498 juta bina lingkungan Kampoeng BNI IMOGIRI Karangtengah Yogyakarta “Semua Ada di Satu

Desa”

379 Mitra Binaan BNI Rp5,2 miliar penyaluran* dan Rp547 juta bina

lingkungan Kampoeng BNI BATIK TULIS LASEM Babagan Jateng “Mengukir Jejak Tionghoa di Tanah Lasem” 101 Mitra Binaan BNI Rp2,1 miliar penyaluran* dan Rp598 juta bina lingkungan Kampoeng BNI NELAYAN LAMONGAN Lamongan Jatim “Mengangkat Martabat Kaum Nelayan” 567 Mitra Binaan BNI Rp22,6 miliar penyaluran* dan Rp569 juta bina lingkungan Kampoeng BNI PISANG LUMAJANG Kandangtepus Jatim “Mendulang Emas Pisang Mas Kirana”

88 Mitra Binaan BNI Rp3,1 miliar penyaluran* dan Rp405 juta bina

lingkungan Kampoeng BNI SASIRANGAN Sasirangan Kalsel “Memaknai Nilai Luhur Selembar Kain” 23 Mitra Binaan BNI Rp2,1 miliar penyaluran* dan Rp892 juta bina lingkungan

80

2. Desa Ekowisata BNI

BNI telah melihat potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alamn. Oleh karena itu, BNI memanfaatkan potensi wisata di berbagai daerah di Indonesia untuk dikembangkan dalam konsep Ekowisata agar masyarakat setempat mendapatkan manfaat ekonomi dari kedatangan wisatawan sekaligus melestarikan sumber daya alam secara berkelanjutan diantaranya dengan mempertahankan budaya dan kearifan lokal. Melalui program ini, BNI berharap agar masyarakat desa tetap menjaga kelestarian alam dan mempertahankan kearifan dan tradisi lokal. [G4-DMA] [G4-EC7][G4-EC8] [G4-SO1]

a. Raja ampat

Raja Ampat merupakan salah satu daerah yang sangat populer untuk menjadi tujuan wisata. Raja Ampat memiliki keindahan alami suasana pulau, pantai, dan laut yang memanjakan para wisatawan. Perairan Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik bagi para penyelam di seluruh dunia. Terlebih, Raja Ampat

juga diakui memiliki kelengkapan flora dan fauna bawah air yang sangat beragam.

Hal ini membuat BNI tertarik untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah tersebut. Bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB-UGM), BNI mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pengabdian Pada Masyarakat (KKN-PPM) di Kampung Manyaifun, Distrik Waigo Barat Kepulauan. Tema yang diangkat adalah Pemberdayaan Kawasan Terpadu Berbasis Kearifan Lokal melalui Penguatan Kapasitas Masyarakat di Kampung Manyaifun. [G4-EC7][G4-SO1]

b. Pulau Komodo

Pulau Komodo merupakan salah satu kebanggaan Indonesia di bidang pariwisata dengan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban alam (New 7 Wonders of Nature) di dunia. Selain keajaiban komodo sebagai binatang purba, kawasan di sekitar Taman Nasional Komodo (TNK) sangat terkenal akan keindahan alamnya. Seperti terumbu karang, kekayaan ikan dan hewan lautnya sehingga kawasan ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan strategis wisata, Indonesia Timur. Namun demikian, potensi wisata ternyata belum membawa dampak langsung terhadap kondisi ekonomi masyarakat di Pulau Komodo. Hal itu disebabkan pendapatan nelayan sebagai profesi utama mereka yang tidak pasti, ketidakmampuan masyarakat dalam mengelola keuangan, ketiadaan lembaga bantuan keuangan untuk mengelola keuangan (simpan pinjam), kondisi kampung yang padat dan kumuh sehingga beberapa tempat seperti di Labuan Bajo belum menarik hati wisatawan. [G4-EC7][G4-EC8] [G4-SO1]

Suasana Desa Ekowisata Air Terjun Srigethuk Gunungkidul DIY

81

BNI kemudian menyadari bahwa potensi ekowisata di Pulau Komodo harus dioptimalkan. Bekerja sama dengan Yayasan Komodo Kita, BNI mengalokasikan Rp 7,077 miliar untuk menjadikan Pulau Komodo sebagai desa wisata dengan empat program utama, yakni promosi pariwisata, pengembangan sumber daya manusia, transformasi sosial, dan mendorong kebijakan pemerintah. Program ini merupakan program lanjutan yang dijalankan selama dua tahun terakhir. BNI percaya bahwa antara masyarakat Pulau Komodo dengan lingkungan sekitarnya terutama hewan Komodo harus tercipta hubungan timbal balik saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) secara keberlanjutan. Masyarakat perlu diberi penyuluhan agar dapat menjaga kebersihan sehingga nantinya menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Komodo. [G4-EC7][G4-SO1]

c. Sabang

Sesuai imbauan Pemerintah RI, semua pihak termasuk perusahaan perlu memberikan perhatian pada pulau-pulau terluar di Indonesia dalam rangka program pemberdayaan masyarakat dan turut menjaga keutuhan NKRI. Kota Sabang yang terletak di Pulau Weh menjadi salah satu bagi BNI karena merupakan pulau terluar di ujung paling Barat wilayah Indonesia serta memiliki makna historis dan nasionalisme bagi NKRI melalui

tagline “Dari Sabang Sampai Merauke”.

Pantai Iboih merupakan salah satu andalan tujuan wisata Kota Sabang yang dikunjungi oleh sekitar 275 ribu wisatawan nusantara dan asing. BNI membantu pengembangan Pantai Iboih menjadi salah satu model ekowisata yang bebas dari sampah dengan mengelola sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Sistem pengelolaan sampah dibuat dengan melakukan pemilahan dan pengolahan sampah. Jenis sampah non-organik yang layak dijual dikumpulkan dan dijual kepada pemulung atau pengepul sampah. Sampah non-organik terutama plastik juga dimanfaatkan atau diolah oleh kelompok masyarakat menjadi aneka macam kerajinan yang layak jual. Sedangkan untuk sampah organik kemudian diolah menjadi kompos. Sementara sampah yang tidak dapat diolah dan tidak laku dijual dimasukkan ke dump truck sampah untuk diangkut oleh Dinas Kebersihan Kota Sabang ke TPA.

Pantai Iboih memiliki keunikan keanekaragaman flora dan fauna bawah laut. Selain itu

air laut Pantai Iboih yang berwarna biru bersih menunjukkan bahwa masyarakat sangat peduli dengan lingkungannya. [G4-EC7][G4-EC8][G4-SO1]

Program pelatihan kompos yang diselenggarakan oleh BNI di Pantai Iboih Kota Sabang, Provinsi Aceh

82

Melalui program ini, BNI juga memberikan bantuan antara lain pengadaan sarana gerbang di Sabang dan Pantai Iboih, tempat sampah, motor pengangkut sampah, mesin pengolah sampah, tempat pengolah sampah, hingga pelatihan (transfer of knowledge) kepada masyarakat setempat. [G4-EC7][G4-EC8][G4-SO1]

d. Gunungkidul

BNI juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Java Learning Center dan masyarakat Desa Bleberan dalam pengembangan ekowisata Air Terjun Sri Gethuk dan Goa Rancang Kencono yang berlokasi di Desa Bleberan Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembangunan kawasan ini mencakup revitalisasi dan penambahan fasilitas seperti pembangunan pintu gerbang Desa Wisata Bleberan dan Obyek Wisata Sri Gethuk, pembangunan kios pedagang, pengadaan perahu dan pelampung, pengadaan gazebo, pelatihan

(capacity employee) dan pengelolaan wisata secara lestari serta pengadaan tong sampah. [G4-EC7][G4-EC8][G4-SO1]

Air Terjun Sri Gethuk merupakan salah satu wisata alam yang sangat mempesona di Kabupaten Gunungkidul. Desa ini tengah naik daun dengan sejumlah spot hutan yang ditumbuhi pohon jati sehingga dalam dua tahun terakhir, Desa Bleberan menerima banyak kunjungan dari wisatawan dari berbagai daerah untuk menikmati Air Terjun Sri Gethuk dan Goa Rancang Kencono. Bahkan, obyek wisata Air Terjun Sri Gethuk

dijadikan tempat syuting film Hollywood berjudul “Beyond Skyline” pada tanggal

15 - 16 Desember 2014.

Kemungkinan air terjun Desa Bleberan adalah berada di lahan kapur (karst) yang identik sebagai daerah kekurangan air. Namun dengan adanya hutan jati yang dipelihara dengan baik maka supply air dapat terjaga dalam bentuk air terjun yang mengalir sepanjang tahun. Goa Rancang Kencono adalah goa purba di bawah tanah yang terbentuk dari proses geologis jutaan tahun lalu, sehingga memiliki nilai edukasi bagi pelajar dan masyarakat pada umumnya.

83

Program Bina Lingkungan

Dalam dokumen Enriching People, Advancing Sustainability (Halaman 80-85)

Dokumen terkait