• Tidak ada hasil yang ditemukan

IBiaya Kegagalan

Dalam dokumen 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 31-35)

Internal (Rp.) (%) (Rp.) (%)

Selisih (%) Biaya Konsultasi 117.500,00 32,86 75.000,00 100 -36,17

Biaya Rework 9.310,57 2,60 0,00 0 -100

Biaya Downgrading 230.800,00 64,54 0,00 0 -100

Total 357.610,57 100 75.000,00 100 -79,03

Biaya kegagalan internal terdiri dari: biaya konsultasi, biaya rework, dan biaya downgrading. Prosentase biaya kegagalan internal terbesar didominasi oleh biaya downgrading, berkurang drastis sebesar 100 % dari Rp.230.800,00 pada Kondisi I menjadi Rp.0,00 pada Kondisi II. Demikian halnya dengan biaya rework juga berkurang drastis sebesar 100 % dari Rp.9.310,57 pada Kondisi I menjadi Rp.0,00 pada Kondisi II. Hal ini menunjukkan upaya staf R&D maningkatkan kualitas produk dengan meluncurkan formula baru berhasil, karena baik biaya downgrading maupun biaya rework timbul bila trial skala produksi dilakukan dan hasilnya kurang sesuai dengan standar kualitas produk A yang telah ditentukan. Penentuan status trial skala produksi apakah dirework atau dijual sebagai produk kualitas dua (downgrading) ditentukan oleh staf R&D, berdasarkan hasil catatan laporan produk jadi oleh Kepala QC. Trial skala produksi dilakukan berdasarkan hasil yang dicapai oleh staf R&D dalam usaha meningkatkan kualitas produk, jika hasil trial skala lab lebih baik dari trial-trial sebelumya, maka formula tersebut akan diuji pada trial skala produksi. Dengan meningkatnya kualitas produk, kendala-kendala dalam pengembangan produk sudah teratasi sehingga kegiatan konsultasi dapat dikurangi dan biaya konsultasi otomatis menurun. Biaya konsultasi mengalami penurunan sebesar 36,17 % dari Rp. 117.500,00 pada Kondisi I menjadi Rp.75.000,00 pada Kondisi II.

Berdasarkan ilustrasi ketiga kategori biaya kualitas selama 1 tahun terakhir di atas maka interaksi biaya kualitas di PT.Hakiki Donarta dapat dijelaskan sebagai berikut: pihak perusahaan menyadari akan kurangnya kualitas produk yang dihasilkan, dalam hal penampilan fisik produk dan ketahanan untuk tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu masa simpan. Baik penampilan fisik maupun ketahanan produk merupakan faktor-faktor yang penting dan mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan produk. Sebelum konsumen beralih kepada produk lain, perusahaan harus segera melakukan tindakan antisipasi dengan melakukan peningkatan kualitas produk dalam hal penampilan fisik produk dan ketahanan produk. Untuk itu perusahaan berusaha meningkatkan kualitas dengan meluncurkan produk dengan formula baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Usaha meningkatkan kualitas tersebut diberikan kepada staf R&D, dan menjadikan biaya pengembangan produk sebagai biaya pencegahan

terbesar, yang juga menjadi patokan bagi kenaikan kategori biaya kualitas yang lain dari waktu ke waktu. Secara umum, baik biaya pencegahan, biaya penilaian maupun biaya kegagalan internal akan meningkat sampai diluncurkannya produk dengan formula baru sebagai hasil upaya meningkatkan kualitas produk, yang akan menurunkan biaya kegagalan internal maupun kategori biaya kualitas lainnya. Keadaan sebelum diluncurkannya produk dengan formula baru, disebut sebagai Kondisi I sedangkan keadaan sesudah diluncurkannya produk dengan formula baru disebut Kondisi II. Peluncuran formula baru tersebut merupakan hasil usaha peningkatan kualitas yang ada di PT.Hakiki Donarta, yang memampukan produk A bersaing dengan produk lain sejenis sehingga perusahaan tidak perlu khawatir akan kehilangan kepercayaan konsumen/konsumen beralih ke produk lain.

4.6.2. Analisa Biaya Kualitas terhadap Total Sales

Analisa biaya kualitas terhadap total sales dilakukan baik per kategori biaya kualitas maupun biaya kualitas secara keseluruhan. Analisa biaya kualitas terhadap sales bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penghematan perusahaan dengan diluncurkannya formula baru tersebut. Penyempurnaan formula terhadap produk A dilakukan dengan inputan saran produk A yang terdahulu dari konsumen serta disesuaikan dengan peralatan produksi yang dimiliki perusahaan. Formula baru tersebut memastikan kualitas produk A mengalami peningkatan, antara lain dalam hal:

a. appearance-penampilan secara fisik, meliputi: warna (oranye kecoklatan/

kuning teh) dan lapisan permukaan (kering, lembut dan berkilau)

b. daya tahan untuk tidak mengalami pemunculan spot putih dalam jangka waktu masa simpan (expiry date selama 1 tahun).

Meningkatnya kualitas produk A melalui peluncuran formula baru berpengaruh terhadap besarnya biaya kualitas di perusahaan, terutama biaya kegagalan internal karena seiring dengan meningkatnya kualitas produk, jumlah produk cacat akan semakin jarang ditemukan sehingga baik downgrading maupun rework (pengerjaan ulang) akan semakin jarang dilakukan. Seiring dengan semakin berkurangnya biaya kegagalan internal, yang menunjukkan bahwa

kualitas produk sudah memenuhi kebutuhan konsumen maka otomatis kedua biaya kualitas yang lain, biaya pencegahan dan biaya penilaian juga akan berkurang (biaya training, biaya trial dan biaya uji produk jadi akan menurun karena dialihkan untuk produk lain), meskipun tidak sebanyak biaya kegagalan internal). Pada akhirnya total biaya kualitas untuk produk A juga akan berkurang/menurun.

Hubungan antara usaha meningkatkan kualitas dengan diluncurkannya formula baru terhadap penghematan pengeluaran perusahaan untuk biaya kualitas, khususnya biaya kegagalan internal dengan penurunan prosentase biaya kualitas terhadap sales pada Kondisi I dan Kondisi II dapat dilihat pada Tabel 4.29. berikut ini.

Tabel 4.29. Perbandingan Prosentase Biaya Kualitas terhadap Total Sales untuk Masing-masing Kondisi

Rasio Biaya Kualitas terhadap total sales (%) Kondisi I Kondisi II Penurunan

Biaya Pencegahan 11,29 11,05 0,24

Biaya Penilaian 0,24 0,24 0,00

Biaya Kegagalan

Internal 3,81 0,30 3,51

Total 15,34 11,59 3,75

Berdasarkan Tabel 4.29. di atas, dapat terlihat bahwa dengan diluncurkannya produk A dengan formula baru, rata-rata prosentase biaya kualitas terhadap sales per bulannya selama setahun menurun sebesar 3,75 % dari Kondisi I sebesar 15,34 % menjadi 11,59 % pada Kondisi II. Penurunan prosentase biaya kualitas tersebut menunjukkan bahwa usaha meningkatkan kualitas melalui peluncuran formula baru yang dilakukan perusahaan berhasil. Terlihat jelas dengan penurunan biaya kegagalan dalam proporsi yang besar yaitu sebesar 3,51

%, dari Kondisi I sebesar 3,81 % menjadi 0,30 % pada Kondisi II. Serta menurunnya biaya pencegahan sebesar 0,24 %, dari Kondisi I sebesar 11,29 % menjadi 11,05 % pada Kondisi II. Biaya penilaian sebenarnya juga mengalami penurunan, namun karena biaya penilaian sendiri proporsinya sangat kecil

terhadap biaya kualitas maka perubahannya tidak nampak. Penurunan biaya kualitas sebesar 3,75 % merupakan besar penghematan perusahaan dengan diluncurkannya formula baru. Jumlah ini cukup besar terutama dengan menurunnya biaya kegagalan internal secara drastis, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalokasian biaya kualitas di PT Hakiki Donarta untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen sudah tepat.

Dalam dokumen 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 31-35)

Dokumen terkait