• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Konsep Konservatisme.

Konsep ini tnenghendaki agar praktek akuntanei men- catat sebagai kerugian terhadap keraungkinan kerugian yang diperkirakan akan terjadi. Namun sebaliknya ti­ dak akan memp^rhitungkan / mencatat keuntungan, bi- la keuntungan tersebut belum betul-betul direalisir.

5

lb

Dalam jy-aktek akuntansl, konservatisrne dimaksudkan sebagai suatu kebijaksanaan akuntansl yang bertujuan memperkecil nilai neraca atau laporan rugi-laba.

"Seringkali doktrin konservatip dalam akuntansi ini di nyatakan denpan kata-kata 'iuen^akui adanya biaya apa- bila la diharapkan akan terjadi dan raengakui pendapat­ an honya apabila ia teloh direalisir'

Pengertian konserv;.itisme dalam Prinsip Akuntansi In­ donesia tertuang dt'ilam prinsip 2.1, diraana disebutkan bahwa :

Penjualan, pendapatan dan hasil tidak boleh diantisipa- sikan atau secara materiil dinyatakan terlampau besar atau terlampau kecil, Dengan demikian maka harus di .-ilakaii cut off yang semestinya pnda awal dan alchir m<-isa atau masa-masa yan& bersangkutan.7

Jadi bilamnnq nda beberapa alternatip, raaka harusl&h dipilih alternatip yang paling jelek pengaruhnya ter -hadap kekayaan uilik perusahaan.

Adapun pikiran yang mendasarinya ialah bahwa memperke- cil nilai merupakan cara pendekutan yong lebili berhati hati.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Ha.jalah Dwi Bulanon 1 "nt.-msi, Volume II no. 7, 1981, hal", 23,

7

'Ikatan Akuntan Indonesia, P rinsip Akuntansi Indone- ■ - a , Jakarta, 197/i» hal, 32.

17

Gebagai*contoh, bila harga j*ersediaan naik, maka ke- naikan harga ini tida* uicatat sebagai laba, jika penjualan bolum direalisir. Tetapi seoaiiknya bila ada

penurunan har*:a persediaan, maka meskipun belum dila^sanakah penjualan, kerugian atas penurunan har- go ini sudah dapat dicatat.

Sikap berljati-hati ini timbul karena adanya maksud untu-c mengiirjbangi rasa optimisme pimpinan perusahaan. jial tersebut dapat pula disobabkan alasan kerugian di masa ;nendatang, sebagai axiuat keputusan mana - jeraen yang salah.

Kerugian terfeebut akan di^urangi, bilamana laba ber- sih dan hart& dinyatakan lebih rendah.

b* Konsep Biaya*

Biaya merupakan dasar pengukuran yang baik untuk harta perusahaan pada soat harta tersebut diperoleh atau pada saat digunakan dan dipertukarkan dalam perusahaan tersebut.

*

Konsep ini menghendaki agar aktiva dan jasa-jasa yang diperoleh, digunakan atau dipertukarkan dinilai / di­ catat berdasarkan harga pokoknya (cost)* Yaitu pe- ngeluaran-pengeluaran dan beban-beban yang diperke - nankan, langsung atau tidak langsung guna menghasil - kan barang dan jaca dalam kondisi dan tenpat dimana

Secara^ uravm terdapnt dua macam biaya, yaitu :

1, Biaya yang terpakai (expired cost)

2. Biaya yang beluin terpakai (unexpired cost)

Biaya yang terpakai dibebankan pada periode yang sedang berjalan daripada pendapatan. Sedangkan bia­ ya yang beXum terpakai dibebankan kepada periode periode yahg r*kan datang. Maksud daripada pembeban- an kedua raicam biaya kepada periode/periode-periode tereebut dtatas adalah agar hasil bersih dapat di- nyatakan secara wajar.

Misalnya p^nyusutan yang diperhitungkan atas suatu aktiva tetap untuk sesuatu periode merupakan biaya yang terpakai dan dibebankan pada periode itu pula, Sedang saldo aktiva tetap setelah dikurangi ealdo akumulasi penyusutan yang ber6angkutan, adalah me­ rupakan biaya yang belum terpakai dan dibebankan pada periodp-periode yang akan datang.

Contoh lain adalah jtersediaan dan biaya yang diba - yar di rauka atau yang ditangguhkan.

c. K o n s i s t e n s i .

Konsep ini menghendaki agar prinsip-prinsip akun­ tansi yang dipergunakan oleh suatu kesatuan U G a h a

harus diterapkan eecara konsiaten dari suatu perio­ de ke periode berikutnya.

19

Konsep konsistensi tidak aielorang adanya perubnhan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan. Misal perubahan penggunuan met ode pengakuan pendapatan, metode penilaian persediaan ataupun wetode penyu - f;utan aktiva tetap.

Perubahan tersebut dinerkenankan, bilamana prinsip akuntanei yang akan dipergunakan akan mengakibat - kan laporan keuangan dapat disajikan dengan lebih wajar atau perubahan tersebut akan menyajikan in -

formas! yang lebih berguna untuk pengambilan kepu- tusan,

Selain itu perubahan pengetrapan prinsip akuntaa- si yang digunakan harus diungkapkan dan juga penga- ruh akibat perubahan tersebut dalam laporan keuang- an.

Maksud daripada konsep konsistensi adalah agar la­ poran keuangan yang disajikan dapat diperbandingkan dan bebas dari pengaruh materiiil akibat perubah­ an penggunaan prinsip akuntansi dan cara

pentrapan-*

nya*

d. Pengungkapan (disclosure).

Konsep ini menghendaki agar segala yang cukup ma- teriil dan relevant dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan, harus diungkapkan dengan cukup, da lam laporon keuangan.

Dengan demikian pembaca laporan keuangan akan mom - peroleh informasi yang tidak rnenyesatkan dan dapat dihindari pula semun tafsiran-tafsiran yang salah. Misalnya, perlu diun^Kapkan dalam laporan keuangan tentang :

1* fasilitas perpajakan yang diperoleh perusahaan, 2, pinjaman kredit bank yang uiteriraa oleh perusaha-

a n .

3. aktiva-aiktiva yang dipakai sebagai jaminan hutang. i+. kojndian~kcjadian setelah tanggal neraca.

2. PenKertian pendapatan

Pengertian ppndapatan (revenue) oleh Benyaudn Newman c! a Xartin Mellman Adalah sebagai berikut :

(i)Revenue results from sale of goods or rendering of cervices; (ii)it is measured by the charge to custo­ mers, clients, etc, for goods or services furnished;

(iii) it aIso includes gains from the sale or exchange of assets other than stock in trade, interest and di­ vidends earned on investment, and increases in capital other than those resulting from capital contributions and capital adjustments like, for example, forgiveness of a debt.8

Jadi pendiipat^n merupakan hasil yang diterima dan I injganan karena adanya venjualan barang atau jasa kepada - ny<*.

^Newman, Mellmgm, Accounting Theory. AICPA KEVIEIV, John Waley & Sons, Inp, New York, 1967, hal. 57.

21

jeuangkan ole); ko.misi pelaksana American Accounting Asso­ ciation, pendapatpn aide l'inisikan de.idkian :

"i'eridapa tan (revenue) adalah pernyataan dungan uang dari jutrilah produk, atau pelayamn yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada para langganan selama

6 suatu masa".*

i samping pcngertian-pengertLan yang dikemukakan di atas, erikut penulis kemukakan definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia ^engenai istilah pendapatan :

Pendapatan diuasilkan dengan penjualan barang atau ja- ca dan ju.-lahnya diukur dengan pembebanan yang dilaku- kan terhadap atas pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang t^tau jasa-jasa yangdiserahkan kepada me- reka. balam pendapatan juga terrnasuk hasil penjualan atau penukaran aktiva di luar barang-barang dagangan, bunga dan dividen atau pembagian laba untuk penanaman ponanarnan dan penambahan-penambahan lain pada kekayaan pemilik dalam usaha yang bersanptutan, diluar penambah- an dan penyesuaian modal. Pendapatan dari penjualan- penjualan atau trancaksi-transaksi lainnya dalam rang- ka kegiatan yahg merupakan tujuan dari ueaha yang ber- sangKUtan disebut dengan istilah ’pendapatan operas!jlO .ernyata di dulara Prinsip Akuntansi Indonesia istilah pen­ dapatan diper .unakan di dalam arti yang sama seperti !re - venue* dan dengan demikisn dibedakan dengan pengertian ’la­

ba ’ (profit / income), Apabila diperhatikan definisi penda- pr*tan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pendapatan dapat digolong-golofigkan sebagai berikut :

Q

7S. Hadibrot(>, op clt, hal. 21.

a. Sebagai penambahan Aktiva Hetto Perusahaan.

Pendapatan seringkali dinyatakan sebagai jumlah aktiva yang diterima atau jumlah hutang yang dicairkan se-

jagai akibat adanya penjualan produk perusahaan. Sebenar - nya pendapatan adalah hasil keseluruhan proses / operasi .

perusahaan. Penggnnaan saat penjualan sebagai daser penca- tatan pendapatan pada pelbagai perusahaan iridustri tidak berarti bahwa pendrsp^tan seraata-mata timbul dari dan saat

!enjualan .

Hal tersebut biasanya tidak terd^pet ukuran obyektip untuk ^-nentukan nilai pendapatan eebelum saat penjualan. Dapat a.xemukakan juga, bahwa definisi mengenai pertambahan

aktiva netto perusahaan menganut 'inflow concept'. Hal ter- sobut berarti titik bera t ditekankan pada jumlah aktiva yang diterima perus&haan sebagai hasil penukaran.

b. Sebagai Peny^rahan Barang atau Jasa kepada Langganan. Dalam hal ini pendapatan dinyatakan sebagai

jlmlah uang atas produk atau jasa yang diserahkan perueaha- an kepada para langganan sel#ma masa tertentu.

Dapat dijeiaskan di jsini, bahwa definisi tersebut menganut 'out flow concept*. Hal tersebut berarti bahwa, titik berat ditekankan pada adanya sejumlah produk atau jaea yang dise­ rahkan perusahaan keftada para langganan.

c* Sebagai Produk Perusahaan*

usrhaan yang dihas^lkan selama masa tertentu.

.rrfceda dengan definisi seuelumnya, olen k-rena definisi 'n* lirbih bersifat netral.d; dalam arti rnenetapkan berapa

umlah pendapatan yang harus dicatat ataupun waktu penca - ir. tannya. Pendapatan perusahaan selama ;na6a tertentu meru­ pakan jumlah nilai tukar produk perusahaan. Siklus ponda - jv'itan dalam perusahaan dapat n:eliputi periode yang pan

i'- igKal per^iulaannya kurang jelas, tetapi seringkali di • i\ i,oj> mulai pada $aat terdapatnya usul memproduksi.

. l-Uus pendapatan tersebut berarti dapat dimulai dari sa- nt adanya usul memproduksi tersebut, kemudian diteruskan dengan penyirapanan, distribusi / penjualan sampai akhir masa jaminan y3ng mungkin diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu polaporan pendapatan dilakukan pada suatu tahap/

tahap-tahap tertentu dari siklus tersebut.

? • I'nsur-unsur pendafratan

Unsur-unsur pendapatan periode tertentu dianggap 'irncakup sCluruh perubahan positip aktiva netto perusaha­ an di luar tr.-insaksi modal (penyetoran/penarikan). Akan te- t.-pt dalam ponyajiannya harus diadakan pemisahan antara pendapatan dan kegiatjan utama dengan pendapatan non utama tui'-upun yang luar biasia.

dalam Prinsip Akuntansi Indonesia dianjurkan dalam ben~ tuk 'all - inclusive1, Hal tersebut berarti bahwa seluruh unsur pendapatan akan tercakup dalam perhitungan rugi-laba, dengan catatan bahvra laba luar biasa akan disajikan sete - lah jumlah rugi-laba operasi yang lazim.

ienyajian rugi-laba dimaksud raenurut Prinsip Akuntansi In­ donesia dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

a. Harus memuat secara terperinci unsur-uneur dari ha- sil dan biaya.

b. Dapat disueun dalam bentuk urutan k e b a w a h (etafel) atau bentuk skontro.

c. Harus dipisdhkan antara hasil 4ari usaha utama dengan hasil usaha lain-lain serta hasil luar b i a sa^l

Pengukuran pendapatan

Pendapatan dlukur berdasarkan nilai tukar produk S^ng berupa barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh perusahaan.Atau dengan perkataan lain. Berdasarkan jumlah uang yang nantinya diterima dan transaksl pertukaran.

Hal tersebut berarti adanya pengiriraan barang-barang atau penyerahan jasa yang dijual. Mungkin pula terdapat retur penjualan atau potongan-potongan lain atas harga faktur, yjng akan dikurangkan dari jumlah pendapatan yang bersang- iiutan, dengan pengecualian rugi karena piutang tak tertagih., I.ugi tersebut oebenarnya merupakan pengurangan harga faktur, tetapi laziranya penghapusan piutang dianggap sebagai unsur beban usaha.

_______________ ___ l

25

5 . P e n g a k u a i L . . P e n d p p a t a n

Pengertian pengakuan pendapatan dalam akuntansi rae- llputi pengakuan, bahwa perusahaan telah memproduksi ba - rang-barang / jaea ekonomi tertentu serta nilai produk tersebut sudah dapat ditetapkan.

oleh karena itu untuk tujuan pencatatan dan pelaporan da­ lam akuntansi, diperlukan pembatasan yang jelas tentang kapan suatu pendapatan diakui sebagai pendapatan.

Perusahaan dapat memilih satu dari tahapan proses penciptaan barang-barang dan jasa sebagai saat diakuinya pendapatan. Saat diakuinya pendapatan tersebut bervariasi, dulai dari saat bat’ang-barang dan jasa tersebut selesai ciiproduksi sampai dengan diterimanya uang yang berasal da­ ri penjualan tersebut.

Berdasarkan ' crucial /critical event concept 1, maka pen-dopatan diakui / dilaporkan / dicatat pada saat tertentu, yakni bilamana kegiatan ekonomi yang penting atas proses penyediaan barang-barang / jasa sudah terpenuhi, serta terdapat ukuran obyektip atas hasil kegiatan tersebut.

i

Kedua persyaratan di atas dipenuhi pada tingkatan ttivitas berbeda untuk kasus yang berbeda. Pada suatu ka- sus tertentu titik kritis (critical event) tersebut meru - pakan saat pengirim&n produk. Sedangkan pada kasuB lain persyaratan-persyaratan di atas dipenuhi pada saat selesai'

produksi atau mungkin pada saat penerimaan kas dari lang - ganan. Oleh karena itu, secara konkriV pengakuan

pendapat-an. dapat dinkjii pada seat masih dalara mc.sa produksi, sele- sai produksi, saat penjualan serta pada saat peinbay&ran

iiterima dari pembeli.

i'oda prinsipnya pelaporan haruslah tidak boleh diantisi -oftoikan, hal tersebut dapat dikemukakan demikian ;

Penjualan, pend.'ipatan dan hasil tidak boleh diantisi - pasikan atau fcecara materiil dinyatakan terlampau be - ear atau terldmpau kecil. uengan demikian maka harus diadakan cut * off yang seiaestinya pada awal dan akhir masa atau masa-inasa yang bersangkutan.12

Prinsip ini tnengatur cara penetapan pendapatan berkala yang d' pat mernenuhi kebutuha n penyusunan lnporan yang tepat p*da waktunya. Prinsip tersebut menghendaki akan pcnilaian

.ecara konservatif atas maaa-rnasa yang belum pasti, serta ■i.t ncakup cara-cara pelaksana;-n cut - off yang teratur dan konsisten.

Cut - off taerupakaU istilah yang akan menirobulkan persoal- an yang sulit dalanj membukukan penjualan,yaitu kebutuhan inainis^hkan dua peristiwa. Dua peristiwa tersebut meliputi

persetujuan jual-beli dan penyerahan produk yang diperjual tTjlikan.

Peristiwa tersebut di atas seringkali terjadi pada fjaat dan tempat yan£ berlainan, serta dengan bukti-bukti yang berlainan pula*

i;edua peristiwa di ^tas harus dilaporkan dalam laporan ke- ua-i^an pada periode tahun buku yang sama. Adopun tujuannya

1 2

^7

adalah agar (Vapat dipertemukan secara tepat antara penda - patan dan biaya dari produk yang bersan^kutan sesuai de­ nari matchingof Revenue and cost concept.

1'enyimpangan yang: sering terjadi ialah bahwa kedua peris - t^wa itu dibukukaji dalara periode t.ihun buku yang berlainan atau dengan kata lain tidak dipertemukan (matched) dalam periode tahun buku yang sama.

Menurut konsep raemperteaukan pendapatan dan biaya, :naka biaya-biaya yang dibebankan pada suatu periode skun - tanni haruslah hanyo biaya-biaya yang dipergunakan untuk memperoleh pendapatan pada periode yang saraa. Asumsi ini menganggap bahwa ada hubungan sebab akibat antara biaya dan pendapatan serta hubungan antara pendapatan don biaya tersebut dapat ditetapkan.

Uilam praktek, tidftk semua biaya dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan yang dihasilkannya. Guna raengatasi hal ini, biasanya biaya tersebut dibebankan antara biaya lang- sung dan biaya tidak langsung#

Biaya-biaya langsung dapat diidentifikssikan dengan *

produk dan akan dibebankan sebagai biaya pada saat-yang t^ma dengan penjualan produk tersebut serta hal ini tampak dalam harga pokok penjualan. Sedangkan biaya-biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung di­ hubungkan dengan prbduksi barang atau jasa, rnisal biaya udministrasi dan penjualan dibebankan sebagai biaya pada saat terjadinya, Perbedaan kedua biaya tersebut di atas,

yaitu toiayd langsung dihubungkan dengan produk, dan biaya tidak l&ngsung dihubungkan dengan waktu.

Berdasarkan faktur penagihan, raaka penjualan akan dinaikkan dari yang semestinya, bilamana fak - tur penagitoan telah dibukukan pada 6uatu periode' tahun buku, sedangkan faktur tersebut baru akan di- eerahkan bersamaan dengan penyerahan produk pada periode tahun buku berikutnya. Demikian pula seba - liknya penjualan akan direndahkan dari yang semes­ tinya, bilafnana produk yan& diperjual-belikan telah diserahkan, namun faktur penagihannya baru dibuku - kan ptida periode tahun buku berikutnya,

Dengan mfcnaikan / menurunkan pelaporan penjual­ an dan demikian pula pendapatan, maka akhirnya mem- pengaruhi pelaporan laba akan naik / turun dari dan ke lain masa,bila cut - off tidak dilaksanakan se­ cara teratur dan konsisten.

Berikut ini akan diuraikan beberapa raetode pengaku­ an / pelaporan pendapatan :

i

5*1. Pengakuan Pendapatan pada saat Penerimaan Kas. Acapkali pendapatan baru diakui setelah saat penjualan dilakukan atau dengan kata lain pada saat ditetimanya pembayaran per kas#

Pencntatan pendapatan baru dilakukan pada saat penerimaan pembayarannya, vfalaupun barang atau

29

jasa tej.ah diserahkan sebeluranya.

Keberatan p^aktek tersebut disebabkan karena menyim- pang daripada falsafah, bahwa pendapatan harus di- alokasikan j$ecara sistimatis pada periode dimana pendapatan itu dihasilkan.

The Accounting Principle Board dalam opininya no. 10 menekankan demikian ;

.... revenue should ordinarily be accounted for at the time a transaction is completed, with appropriate

provision for uncollectible accounts; and in the ab­ sence of circupitance where the sale price is not rea­ sonable assured, ....16

Jadi penggunftan saat pertukaran sebagai hal yang la- zim dalam pengakuan pendapatan. Tetapi penundaan pe- laporan pendapatan sampai saat penerimaan kas dapat dibenarkan, tyila tidak terdapat dasar cukup untuk penentuan ko^ektibilitas dari piutang dagang.

Atau dengan kata lain, bahwa jumlah penyieihan atas piutang ragu-<ragu tidak dapat diperkirakan.

Dengan demikian tidak ada kepastian mengenai 1 va­ lue 1 aktiva yang diterima Bebagai pertukaran produk yang diserahkan. Selain itu adanya tarabahan tambahan biaya yang muhgkin terjadi akan sulit ditaksir de­ ngan cukup baik.

Jadi hanya dalam keadaan yang tidak pasti sajalah cara pengakuan pendapatan yang demikian dapat di- terapkan.

_____________ i

Wetode pengakuan pendapatan pada saat pene - rimaan kas, acapkali aipraktekan oleh perusahaan yang menjual alat-alat berat, dengan si6tini ci- cilan jangka panjang. Hal tersebut di kareriakan adanya kpmungkinan-keinungkinan pembatalan tran - saksi penjualan dan bahwa hak atas barang baru berpindah setelah perabeli membayar penuh, iielain itu kemurlcklnan adanya jaminan pemeliharaan yang harus diberikan oleh penjual selama jangka waktu tertentu.

Bilamapa dengan penjualan tersebut sangatlah rumit untuk menentukan * value 1 piutang yang timbul, maka pada saat penyerahan barang perki - raan 'piutang dagang ' akan didobet, eedang per- kiraan lawan yakni perkiran ' persediaan 1 dan

' laba bruto yang ditangguhkan 1 akan dikredit. Perkiraan yang disebut terakhir akan disajikan sebagai rekening off set atas piutang dagang da­ lam neraca.

i

•Pada saat penerimaan kas, di samping mencatat kas debet dan meng-kredit ' piutang dagang f, maka dilakukan pula pembebanan ke rekening 1har­ ga pokok penjualan* dan f laba bruto yang di tangguhkan 1•

Sejumlah yang sesuai dengan perbandingan kedua i

s a a j t i n i . j<oej ' p< -J u ; l a n ' a k a n d i k r e d i t f s e f t a t f a i p e r k i r a p n l a w a n .

D e n ^ m Cara ini ^uudapalari baru Jinkui pada caat penerim^an kas,

. Pcn^akuan Pendapatan p:>cia saat Penjualan.

Metode pelaporan pendcpatan pada saat penjual­ an sc-ring disebut konsep re-lisasi. Motode ter - sebut d i ^ n ^ a p piling sejalan dengan konsep bar-

CO hiatoris di dalam akuntansi, yaitu dengan me- nganjurk.iin mcncatat aktiva non monoter dengan aejumlah hf-rga perolehonnya.

Laba yanif disebabkan karena ir.enahan euatu barang tidak dxperkenankan dibukukan sebelum saat pen- jualannya. Sebagai aturan umum pelaporan penda - pa tan tersebut d;lam akuntansi ..ieliputi :

5.P.I. Buktl obyektip yang dapat uiperiksa,

Tramsaksi pertukaran antara dua pihak me- rupakan peristiwa ekonomi nyata dan umumnya selalu diikuti dengan bukti tertulis. Harga pertukaran sudah tertentu, jadi tidak me - rupakan taksiran /pen^harapan.

5-2.2. K o n v e r c i .

selanjutnya akan ..lenjadi resiko pewbeli. Sedangkan penjual ;.ienerima suatu aktiva ter­ tentu atau hak untuk menngih atau berupa pencairan sejumlah hutang tertentu.

5.P.3* K e p & s t i a n .

Sfcjumlah biaya yang berhubungan dengan produk (barang atau jasa) telah terjadi do- ngari adanya penyerahan produk tersebut. Jumlah pendapatan atau laba penjualan men -

jadi relatip lebih pasti, Dengan demikian konsep mempertemukan pendapatan dan biaya, serte penentuan pendapatan berkala mudah dipenuhi,

Peristiwa-peristiwa setelah penjualan da - pat fterubah jumlah pendapatan, penjualan dan laba, Misal dengan adanya potongan-po-

tongan yang diberikan, penjualan retur atau kerugian karepa tak tertagihnya piutang.

Untuk uiengatasi hal tersebut, biasanya per­ usahaan melakukan taksiran raengenai penjual­ an retur, potongan-potongan dan taksiran piutang tak tertagih.

Pcrlu dikemukakan pula, bahwa dalam pen - jualaft secara konsinyasi, maka saat penye - rahan barang kepada leveransir belura dapat

33

* dianggap sebagai saat penjualan, karena hak a'tas barang tersebut belum berpindah, Tr^neaksi tersebut baru dapat dicatat seba­ gai transakei penjualan, bilamana ada lapor- an dari leveransir, bahwa barang konsinyasi itu telah terjual.

5.3. Pengakuan Pendapatan pada Saat Selesai Produksi* Pada umumnya harga pokok produk dapat ditentu-kan cukup tepat pada saat produksi telah disele-saikan, meskipun harga jual, biaya penjualan serta jumlah barang yang terjual belum dapat di pastikan, Tetapi jenis produk tertentu (misalnya emas) yang harga jualnya dapat ditentukan cukup tepat pada saat produk telah diseleeaikan serta dalam usaha penjualannya tidak diperlukan kegiat-. an pemasaran yang berarti, maka pengakuan

penda-patannya dapat diakui pada saat produksi selesai, Hal tersebut berarti, bahwa persediaan dinilai

t

. dengan harga pasarnya ( penyimpangan cost attach).

5 . ■ Pengakuan Pendapatan pada Saat Bagian-Bagian Kon - trak, selesai secara proporsionil.

Pada umumnya metode tersebut dipergunakan pada kontrak-kontrak perabangunan jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi), dimana harga jualnya

sudah ditetapkan. 6ebelum diraulainya produksi. Sebagai real'leasi daripada kontrak itu bukanlah dengan kegiatan penjualan, namun dengan pelakeana-

Dokumen terkait