• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Evaluasi Model

7.1. Identifikasi Biaya Pemesanan dan Penyimpanan

Penggunaan biaya dalam optimalisasi pasokan pisang cavendish pada PT. SSN terdiri dari biaya pemesanan dan penyimpanan. Dalam hal ini asumsi dalam penelitian ini, bahwa kedua biaya tersebut digunakan adalah sama untuk semua

grade baik C3 maupun FB. Asumsi ini digunakan karena pisang cavendish yang dipasok dari PT. NTF hanya berupa pisang cavendish yang belum matang, sedangkan PT. SSN hanya melakukan kegiatan pematangan (ripening).

Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. SSN mulai dari pesanan pasokan pisang cavendish dari PT. NTF di Lampung hingga penerimaan barang di gudang. Biaya-biaya pemesanan meliputi biaya transportasi atau ongkos angkut, biaya reject dan biaya konversi pisang cavendish. Komponen biaya pemesanan grade C3 dan FB pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17. Komponen Biaya Pemesanan Grade C3 & FB Pada Tahun 2006

Jenis Biaya Grade C3 (Rp/Pesanan) Grade FB (Rp/Pesanan)

Biaya Transportasi 2.075.563 1.245.337 Biaya Reject 2.837.491 1.702.495 Biaya Konversi 21.713 13.028

Total 4.934.767 2.960.860

Sumber : Dept. F & A, 2006 (diolah)

Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. SSN untuk menyimpan persediaan pisang cavendish, mulai dari penyimpanan materials pisang cavendish di gudang hingga menyimpannya dalam cold storage untuk

dimatangkan dengan gasing. Biaya-biaya penyimpanan terdiri dari biaya listrik

cold storage, biaya materials handling, dan biaya bahan pembantu pisang cavendish. Mengenai komponen biaya penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Kompo nen Biaya Penyimpanan Grade C3 & FB Pada Tahun 2006

Sumber : Dept. F & A, 2006 (diolah)

Untuk pemesanan pisang cavendish dalam setahun, PT. SSN melakukan 144 kali pemesanan untuk semua grade, dimana setiap minggu rata-rata tiga kali pengiriman. Untuk rata-rata pengiriman pisang cavendish khusus wilayah pemasaran JABOTABEK, grade C3 dikirim sebanyak 2.100 boks, grade FB sebanyak 900 boks. Perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Pisang Cavendish Grade C3 dan FB di PT. SSN Tahun 2006

Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan*)

a.Grade C3

Frekuensi kirim = 144 kali; Biaya pesanan (Rp/pesanan) = Rp 4.934.767

b.Grade FB

Frekuensi kirim = 144 kali; Biaya Pesanan (Rp/pesanan) = Rp2.960.860

a. Grade C3

Jumlah pasokan per kir im = 2100 boks; Biaya simpan (Rp/Boks/Tahun) = Rp 289.094 b. Grade FB

Jumlah pasokan per kirim = 900 boks; Biaya simpan (Rp/boks/tahun) = Rp 407.732

Total Biaya Pemesanan (Rp/Tahun) Total Biaya Penyimpanan (Rp/Tahun)

a. Grade C3 = 710.606.400 b. Grade FB = 426.363.840

a. Grade C3 = 303.549.466 b. Grade FB = 182.129.680 Keterangan : *) = dikali 0,5

Jenis Biaya Grade C3 (Rp/Boks/Tahun)

Grade FB (Rp/Boks/Tahun)

Biaya Listrik (65 %) 258.999 365.287 Biaya MaterialsHandling 28,91 40,77 Biaya Bahan Pembantu 30.066 42.404

Atas hasil perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan pisang cavendish di PT.SSN, dapat diketahui bahwa total biaya persediaan untuk grade

C3 mencapai Rp 1.014.155.866, dan grade FB mencapai Rp 608.493.520. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 20 mengenai biaya persediaan PT. SSN tahun 2006.

Tabel 20. Biaya Persediaan Masing-masing Grade Pisang Cavendish di PT. SSN Tahun 2006

7.2. Pengendalian Pasokan Pisang Cavendish 7.2.1. Analisis EOQ

Berdasarkan hasil perhitungan biaya persediaan atau pasokan grade C3 dan FB pada tahun 2006, maka akan digunakan dalam perhitungan EOQ. Analisis ini digunakan untuk membandingkan dengan proyeksi pasokan pisang cavendish 12 bulan berikutnya. Dalam EOQ, hal- hal yang digunakan dalam perhitungannya adalah total penj ualan pisang cavendish (C3, FB) pada tahun 2006, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Berikut ini pada Tabel 21 perhitungan tentang EOQ masing- masing grade pisang cavendish.

Tabel 21. Perhitungan Jumlah Pemesanan Optimal Pisang Cavendish Masing-Masing Grade Tahun 2006

Grade Penjualan (boks)

Biaya Pemesanan (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp) EOQ (boks) C3 261.278 4.964.767 289.094 2.987 FB 78.659 2.960.860 467.732 998

Grade Biaya Pemesanan (Rp/Tahun) Biaya Penyimpanan (Rp/Tahun) Biaya Persediaan (Rp/Tahun) C3 710.606.400 303.549.466 1.014.155.866 FB 426.363.840 182.129.680 608.493.520 Total 1.136.969.240 485.679.146 1.612.649.386

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka diperoleh hasil bahwa kuantitas pemesanan yang optimal untuk masing- masing grade pisang cavendish pada tahun 2006 adalah sebanyak 2.987 boks untuk C3, dan grade FB sebanyak 998 boks. Atas dasar hasil tersebut, pada Tabel 22 dihitung frekuensi pemesanan yang optimal selama tahun 2006. Hasilnya menunjukkan bahwa frekuensi pengiriman dalam setahun untuk grade C3 sebanyak 88 kali, dan grade

FB sebanyak 79 kali atau rata-rata pengiriman kedua grade tersebut seminggu 2 – 3 kali.

Tabel 22. Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal masing-masing Grade

Pisang Cavendish Tahun 2006

Grade Penjualan (boks) EOQ (boks) Frekuensi Pemesanan (setahun)

C3 261.278 2.987 88

FB 78.659 998 79

Setelah menganalisis jumlah pesanan dan fr ekuensi pemesanan yang optimal pada tahun 2006, maka selanjutnya adalah memproyeksikan optimalisasi pasokan selama 12 bulan berikutnya. Proyeksi optimalisasi pasokan pisang cavendish yang dilakukan, pada dasarnya pada tingkat permintaan yang akan terjadi, yaitu dengan melihat besarnya volume penjualan yang akan datang. Hasil ramalan penjualan terhadap grade C3 dan FB yang menggambarkan tingkat permintaan 12 bulan berikutnya, akan digunakan dalam menghitung kuantitas dan frekuensi pemesanan yang optimal dengan metode EOQ.

Berdasarkan volume penjualan pisang cavendish di PT. SSN untuk 12 bulan berikutnya yang dapat dilihat pada Tabel 23, grade C3 diperkirakan mencapai total penjualan sebanyak 287.705 boks, grade FB diperkirakan mencapai total penjualan sebanyak 24.065 boks.

Tabel 23. Perkiraan Volume Penjualan Pisang Cavendish 12 Bulan Berikutnya

Untuk menghitung proyeksi optimalisasi pasokan 12 bulan berikutnya di PT. SSN, selain menggunakan hasil ramalan penjualan, perhitungan biaya juga harus diasumsikan. Oleh karena itu, asumsi dasar yang digunakan dalam menghitung biaya persediaan 12 bulan berikutnya adalah laju rata-rata persentase perubahan biaya persediaan setiap bulannya pada tahun 2006.

Berdasarkan Lampiran 7 tentang laju perubahan (?) biaya pemesanan pada tahun 2006, maka secara umum pada 12 bulan berikutnya akan mengikuti perubahan biaya tersebut. Untuk biaya transportasi akan meningkat sebanyak 47,8 persen per bulan, biaya reject akan menurun sebanyak 8 persen per bulan, dan biaya konversi akan menurun sebanyak 175 % per bulan. Adapun proyeksi komponen biaya pemesanan 12 bulan berikutnya dapat dilihat pada Tabel 24.

Bulan Grade C3 (boks) Grade FB (boks)

April 2007 27.542 379 Mei 2007 28.105 1.280 Juni 2007 22.721 1.957 Juli 2007 16.848 2.657 Agustus 2007 23.285 2.571 September 2007 25.971 2.667 Oktober 2007 24.729 2.530 November 2007 24.097 1.556 Desember 2007 23.776 2.965 Januari 2008 23.613 2.559 Februari 2008 23.530 1.787 Maret 2008 23.488 1.157 Total 287.705 24.065 Standar Deviasi 2.825,15 787,85 Rata-Rata 23.975 2.005

Tabel 24. Proyeksi Komponen Biaya Pemesanan Grade C3 dan FB

Jenis Biaya Grade C3 (Rp/Pesanan) Grade FB (Rp/Pesanan)

Biaya Transportasi 3.086.113,97 1.840.478,34 Biaya Rijek 2.631.001,13 1.569.062,23 Biaya Konversi (16.332.64) (9740,52)

Total 5.700.782,46 3.399.800,05

Pada Lampiran 8 juga dapat dilihat mengenai laju perubahan (?) biaya penyimpanan pada tahun 2006, hal ini pula akan menjadi bahan perhitungan dalam perubahan biaya tersebut pada 12 bulan berikutnya. Untuk biaya listrik

cold storage akan menurun hingga 3 persen, biaya materials handling akan menurun hingga 0,94 persen, dan biaya bahan pembantu akan menurun hingga 2,67 persen. Mengenai proyeksi komponen biaya penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 25. Proyeksi Komponen Biaya Penyimpanan Grade C3 dan FB

Jenis Biaya Grade C3

(Rp/Boks/Tahun)

Grade FB (Rp/Boks/Tahun)

Biaya Listrik (65 %) 246.285,36 355.808,99 Biaya MaterialsHandling 37,10 (1,63) Biaya Bahan Pembantu (9763.50) (13.770, 08)

Total 236.558,96 342.037,30

Berdasarkan proyeksi komponen biaya pemesanan dan biaya penyimpanan untuk masing- masing grade pisang cavendish, maka didapatkan perhitungan dalam EOQ 12 bulan berikutnya. Dalam EOQ, hal-hal yang digunakan dalam perhitungannya adalah total permintaan pisang cavendish (C3, FB ) 12 bulan berikutnya, proyeksi biaya pemesanan, dan proyeksi biaya penyimpanan. Berikut ini pada Tabel 26 perhitungan tentang EOQ masing- masing grade pisang cavendish.

Tabel 26. Perhitungan Jumlah Pemesanan Optimal Pisang Cavendish Masing-Masing Grade 12 Bulan berikutnya

Grade

Penjualan (boks)

Biaya Peme sanan (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp) EOQ (boks) C3 287.705 5.700.782,46 236.558,96 3.723 FB 24.065 3.399.800,05 342.037,30 691

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka diperoleh hasil bahwa kuantitas pemesanan yang optimal untuk masing- masing grade pisang cavendish pada 12 bulan berikutnya adalah sebanyak 3.723 boks untuk C3, dan

grade FB sebanyak 691 boks. Atas dasar hasil tersebut, maka dapat dihitung frekuensi pemesanan yang optimal selama 12 bulan berikutnya.

Pada Tabel 27 dapat dilihat perhitungan tentang frekuensi pemesanan optimal masing- masing grade pisang cavendish selama 12 bulan berikutnya. Hasil proyeksi frekuensi pemesanan dalam setahun grade C3 sebanyak 84 kali, dan grade FB sebanyak 37 kali. Hal ini sedikit menurun dibandingkan dengan kondisi riil di PT. SSN berdasarkan pada tahun 2006.

Tabel 27. Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal masing-masing Grade

Pisang Cavendish

Grade Penjualan (boks) EOQ (boks) Frekuensi Pemesanan (setahun)

C3 287.705 3.723 77

FB 24.065 691 35

Setelah diketahui kuantitas pemesanan optimal dan frekuensi pemesanannya, maka dapat dihitung biaya persediaan masing- masing grade

pisang cavendish untuk 12 bulan berikutnya. Hasil perhitungan yang terdapat pada Tabel 28, menunjukkan bahwa biaya pemesanan grade C3 per tahun adalah sebesar Rp 438.960.249,42, sedangkan grade FB Rp 118.993.001,75. Pada biaya

penyimpanan grade C3, adalah sebesar Rp 440.354.504,04, dan untuk grade FB sebesar Rp 118.173.387,15. Apabila dibandingkan dengan tahun 2006, maka biaya pemesanan dan biaya penyimpanan secara umum relatif lebih rendah, walaupun pada grade C3 terjadi peningkatan jumlah pasokan dan pengurangan frekuensi pengiriman pasokan.

Tabel 28. Perhitungan Biaya Pemesanan & Biaya Penyimpanan Grade C3 dan FB di PT. SSN Untuk 12 Bulan Berikutnya

Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan*)

a.Grade C3

Frekuensi kirim = 77 kali;

Biaya pesanan (Rp/pesanan) = Rp 5.700.782,46

b. Grade FB

Frekuensi kirim = 35 kali;

Biaya Pesanan (Rp/pesanan) = Rp 3.399.800,05

a. Grade C3

Jumlah pasokan per kirim = 3.723 boks; Biaya simpan (Rp/Boks/Tahun) = Rp 236.558,96

b. Grade FB

Jumlah pasokan per kirim = 691 boks;

Biaya simpan (Rp/boks/tahun) = Rp 342.037,30

Total Biaya Pemesanan (Rp/Tahun) Total Biaya Penyimpanan (Rp/Tahun)

a. Grade C3 = 438.960.249,42 b. Grade FB = 118.993.001,75

a. Grade C3 = 440.354.504,04 b. Grade FB = 118.173.387,15

Keterangan : *) = dikali 0,5

Atas hasil proyeksi perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan pisang cavendish di PT.SSN, maka dapat diketahui bahwa proyeksi total biaya persediaan. Total keseluruhan proyeksi biaya persediaan mencapai Rp 1.116.481.142,36 atau menurun dibandingkan pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 1.612.649.386. Hal ini terjadi karena rata-rata laju perubahan pada salah satu yaitu biaya penyimpanan mengalami penurunan, sehingga memberikan respons efisien bagi pengendalian biaya di PT. SSN. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 29 mengenai proyeksi biaya persediaan untuk 12 bulan berikutnya.

Tabel 29. Proyeksi Biaya Persediaan Masing-masing Grade Pisang Cavendish di PT. SSN

7.2.2. Analisis Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Dalam menentukan besarnya persediaan pengaman pada suatu perusahaan harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan analitik yang rasional, sehingga dapat menghasilkan implementasi yang yang akurat. Persediaan pengaman merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mengantisipasi perubahan permintaan dan ketidapastian pengirimann produk dari pemasok. Dengan persediaan pengaman, persediaan tambahan yang diadakan dapat menjaga kelangsungan penjualan dari probabilitas kekurangan produk (stock out), yang disebabkan oleh permintaan yang lebih besar dari perkiraan atau disebabkan keterlambatan penerimaan produk.

Persediaan pengaman bagi pisang cavendish di PT. SSN diperuntukkan bagi bahan ment ah dari PT. NTF, dengan kondisi pisang belum matang. PT. SSN sendiri punya estimasi antara jumlah yang berhasil dimatangkan dengan tingkat kerusakannya. Untuk menentukan besarnya persediaan pengaman pisang cavendish pada PT. SSN dibutuhkan data mengenai permintaan rata-rata, standar deviasi permintaan, serta data waktu tunggu (lead time), dan standar deviasi waktu tunggu.

Sebelum memulai proyeksi untuk 12 bulan berikutnya, maka akan dilakukan terlebih dahulu analisis safety stock untuk tahun 2006. Berdasarkan

Grade Biaya Pemesanan (Rp/Tahun) Biaya Penyimpanan (Rp/Tahun) Biaya Persediaan (Rp/Tahun) C3 438.960.249,42 440.354.504,04 879.314.753,46 FB 118.993.001,75 118.173.387,15 237.166.388,90 Total 1.116.481.142,36

data penjualan tahun 2006, volume penjualan rata-rata grade C3 sebanyak 21.773 boks dengan standar deviasi sebesar 5.116,46 boks. Untuk grade FB rata-rata penjualannya sebanyak 6.555 boks dengan standar deviasi sebesar 4.644,93.

Setelah menentukan hal-hal di atas, maka selanjutnya adalah menghitung waktu tunggu pemesanan masing- masing grade. Dalam hal ini waktu tunggu rata-rata untuk masing- masing grade berkisar antara 1 – 2 hari. Hasil perhitungan waktu tunggu per bulan untuk grade C3 dan FB adalah 0,0495 bulan dan standar deviasinya 0,0233 bulan. Hasil ini pun akan menjadi dasar dalam perhitungan proyeksi untuk 12 bulan berikutnya. Pada Tabel 30 dapat dilihat hasil perhitungan waktu tunggu rata-rata dan standar deviasi lead time.

Tabel 30. Perhitungan Waktu Tunggu Rata-Rata dan Standar Deviasi Grade

C3 dan FB

Grade Waktu Tunggu (Lead Time)

Hari Bulan

C3 dan FB 1 0,033

2 0,066

Rata-Rata 1,5 0,0495

Standar Deviasi 0,7071 0,0233

Analisis persediaan pengaman yang dilakukan terhadap pisang cavendish di PT. SSN adalah menggunakan pendekatan berdasarkan tingkat pelayanan (level service approach). Pendekatan ini dipilih, karena PT. SSN selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya baik ritel modern, pasar tradisional maupun HOREKA dari pasokan yang dimilikinya, walaupun pisang cavendish memiliki umur simpan yang singkat. Untuk itu tingkat pelayanan yang digunakan adalah sebesar 99,9 % untuk semua grade denga nilai policy factors adalah (K) pada

Atas dasar berbagai perhitungan waktu tunggu rata-rata dan standar deviasi, maka dapat ditentukan persediaan pengaman pisang cavendish untuk tahun 2006 dan proyeksi 12 bulan berikutnya. Hasilnya perhitungan yang terdapat pada Lampiran 9, menunjukkan bahwa persediaan pengaman untuk masing- masing grade adalah sebagai berikut :

1. Grade C3 è Tahun 2006 : 3.738 boks; 12 bulan berikutnya : 2.520 boks. 2. Grade FB è Tahun 2006 : 3.147 boks; 12 bulan berikutnya : 544 boks.

Dalam hal ini persediaan minimum yang harus dimiliki PT. SSN sama besarnya dengan persediaan pengaman hasil perhitungan EOQ. Selain persediaan minimum, perusahaan harus memperhitungkan besarnya persediaan maksimum yang optimal. Persediaan maksimum merupakan batas jumlah persediaan yang paling besar, agar tidak menyimpan pisang cavendish secara overstock.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 31, persediaan maksimum masing- masing grade secara umum untuk proyeksi 12 bulan berikutnya menurun dibandingkan dengan tahun 2006. Pada 12 bulan berik utnya persediaan maksimum untuk grade C3 sebesar 6.243 boks, sedangkan grade FB sebesar 1.235. Kondisi ini terjadi karena, jumlah proyeksi yang dikirim dari PT. NTF mengalami perubahan, sehingga persediaan mininum berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Tabel 31. Perbandingan Persediaan Maksimum Pisang Cavendish Grade C3 dan FB Pada Tahun 2006 dengan Proyeksi 12 Bulan Berikutnya Grade Persediaan Minimum (boks) Jumlah Pemesanan Ekonomis (boks) Persediaan Maksimum (boks) Tahun 2006 C3 3.738 2.987 6.725 FB 3.147 998 4.145 12 Bulan Berikutnya C3 2.520 3.723 6.243 FB 544 691 1.235

7.2.3. Analisis Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Titik pemesanan kembali (reorder point) merupakan suatu batasan dari jumlah persediaan yang ada pada suatu saat, dimana pesanan harus diadakan kembali. Dalam menentukan batas ini harus mempertimbangkan besarnya permintaan selam aproduk yang dipesan belum datang. Dengan reorder, maka akan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan. Untuk mengetahui titik pemesanan kembali, maka diperlukan data mengenai rata-rata permintaan produk per hari, waktu tunggu rata-rata per hari, dan persediaan pengaman.

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 32, dapat diketahui bah1.186wa titik pemesanan kembali untuk proyeksi 12 bulan berikutnya relatif lebih kecil dibandingkan pada tahun 2006. Sehingga pada 12 bulan berikutnya PT. SSN harus memesan kembali pasokannya kepada PT. NTF pada saat persediaan masing- masing grade telah mencapai reorder point C3 sebanyak 3.719 boks, FB sebanyak 3.534 boks, dan sebanyak 167 boks. Apabila terjadi stock out akibat keterlambatan kedatangan pisang cavendish atau permintaan yang over, maka dapat dipenuhi dari persediaan pengaman.

Tabel 32. Perhitungan Titik Pemesanan Kembali Pada Tahun 2006 dan 12 Bulan Berikutnya

Dengan demikian hasil dari keseluruhan optimaliasi pasokan pisang cavendish di PT .SSN, maka dapat dirancang proyeksi 12 bulan berikutnya nya. Mengenai proyeksi optimalisasi pasokan pisang cavendish selama 12 bulan berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Proyeksi ini diestimasikan mampu menjamin kebutuhan pasokan pisang cavendish untuk wilayah pemasaran JABOTABEK, sehingga permasalahan yang terjadi antara pesanan dari pelanggan dengan pasokan pisang cavendish dari PT. NTF di Lampung dapat teratasi atau setidaknya dapat diperkirakan secara efektif dan efisien.

Dokumen terkait