• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Matriks IFE

Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Melalui kuesioner yang telah diisi oleh pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok yang dianggap pakar dan memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paried comparison (metode berpasangan), sehingga diperoleh bobot dari masing-masing peubah internal perusahaan. Demikian pula dengan pemberian peringkat (rating). Penentuan peringkat dilakukan oleh tiga pakar yang sama dan data yang diambil adalah data rataan dari ketiga pakar tersebut, sehingga didapatkan nilai terbobot dari faktor-faktor tersebut.

Penilaian bobot terhadap faktor internal didasarkan pada hasil kuesioner pada bagian matriks berpasangan (Lampiran 2), sedangkan penilaian bobot terhadap faktor eksternal disajikan pada Lampiran 3. Penilaian rating disajikan pada Lampiran 4 dan skor adalah hasil perkalian bobot dengan rating. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, dan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 10.

Dari hasil analisis faktor internal yang disajikan pada Tabel 10,

ditemukan enam kekuatan yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu ;

a. Lokasi strategik perusahaan diakui sebagai faktor paling dominan dalam kegiatan pemasaran dengan nilai bobot 0,113, karena lokasi perusahaan berada di jalur strategik yang berada di Provinsi Banten. b. Modal sendiri memberikan nilai 0,345, dan dengan modal sendiri tanpa

modal pinjaman, maka laba yang diperoleh sebagian akan menanggung hutang yang dipinjam.

c. Transportasi milik sendiri memberikan nilai 0,321. Alat transportasi merupakan sarana penting bagi suatu bisnis. Dengan mempunyai alat transportasi sendiri maka bisa memberikan pelayanan lebih maksimal kepada konsumen sekaligus juga dapat menekan biaya transportasi. d. Peralatan memberikan nilai 0,309.

e. Lokasi dekat dengan pemasok memberikan nilai 0,305. Bahan baku utama pembuatan paving blok adalah semen dan pasir sungai. Semen yang digunakan adalah semen portland sebagaimana yang biasa digunakan untuk bangunan umum dan tidak memerlukan persyaratan khusus. Pasir yang digunakan merupakan pasir sungai yang masih kasar dan mengandung batuan-batuan kecil. Selain semen dan pasir juga digunakan abu batu untuk tambahan campuran bagian atas paving blok. Bahan baku pasir diperoleh dari penambang pasir di sungai atau dari pengumpul pasir. Menurut Dinas Pertambangan setempat, terdapat beberapa sungai sebagai sumber penambangan pasir yang potensinya masih sangat berlimpah. Dengan melakukan sendiri pengambilan bahan baku maka biaya produksi dapat ditekan.

Pada Tabel 10 juga disampaikan lima kelemahan yang dimiliki PD. Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar yaitu:

a. Keterbatasan modal memberikan nilai 0,186. Modal diperlukan jika akan mengembangkan usaha. Pengembangan usaha ini dipengaruhi banyak hal termasuk penambahan peralatan dan mesin, kemudian sumber daya, baik manusia maupun sumber daya lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan bekerjasama melalui kemitraan. b. Tidak ada quality control memberikan nilai 0,182. Quality control

(QC) diperlukan dengan tujuan untuk menjaga mutu produk, sehingga dapat menjamin kepuasan konsumen juga dapat mengurangi faktor kerusakan paving blok. QCkurang terlaksana dikarenakan tidak adanya karyawan bagian tersebut. Hanya sekali kali pihak manajemen atau pemilik melihat hasil produksi.

c. Manajer kurang terampil memberikan nilai 0,156. Manajer di perusahaan ini kurang menguasai sistem manajerial karena merupakan anak dari pemilik.

d. Disiplin pegawai rendah memberikan nilai 0,145. Rataan pegawai bagian produksi adalah lulusan SD dan berasal dari luar Tangerang Selatan. Sistem kerjanya adalah borongan, sehingga dalam bekerja terbagi dalam kelompok-kelompok kerja. Hal inilah yang menyebabkan bila ada satu atau dua karyawan tidak kerja, maka pekerja yang lainnyapun menunggu sampai jumlah kelompoknya lengkap

e. Keterampilan pegawai rendah memberikan nilai 0,125. Dalam memproduksi paving blok diperlukan keterampilan yang cukup. Tetapi dikarenakan sering bergantinya pegawai menyebabkan keterampilan rataan pegawai rendah.

Tabel 10. Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013

Faktor Strategik Internal Bobot (a) Rating (b) Skor (c=a*b) Rangking (d) A. Kekuatan

Lokasi perusahaan strategik 0,113 3,67 0,415 1

Peralatan 0,103 3,00 0,309 5

Modal sendiri 0,094 3,67 0,345 2

Lokasi dekat dengan

pemasok 0,083 3,67 0,305 4

Transportasi milik sendiri 0,107 3,00 0,321 3

Jumlah A 0,500 1,695

B. Kelemahan

Keterbatasan modal 0,093 2,00 0,186 5

Disiplin pegawai rendah 0,087 1,67 0,145 2 Manajer kurang terampil 0,117 1,33 0,156 3 Keterampilan pegawai rendah 0,094 1,33 0,125 1 Tidak ada QC 0,109 1,67 0,182 4 Jumlah B 0,500 0,794 Total (A+B) 1,000 2,489 2. Matriks EFE

Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktor- faktor eksternal perusahaan berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis, kemudian memberikan bobot dan rating diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 11.

Hasil perhitungan faktor eksternal peluang ditemukan lima peluang yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu;

a. Adanya peningkatan permintaan produk paving blok memberikan nilai 0,476 merupakan kesempatan atau peluang yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah tentang pembangunan jalan dan pemukiman.

b. Adanya penawaran kerjasama memberikan nilai 0,360 merupakan kesempatan atau peluang bagi perusahaan untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah modal produksi yaitu membeli peralatan baru atau bekerjasama dengan perusahaan lain untuk menutupi kekurangan produk yang dipesan oleh konsumen.

c. Hubungan baik dengan pemasok memberikan nilai 0,311. Hubungan baik yang dilakukan oleh perusahaan dengan pemasok dicerminkan dari kontinuitas produksi. Bahan baku diperoleh dengan cara mengambil langsung dari lokasi penggalian.

d. Adanya pelanggan tetap memberikan nilai 0,306. Pelanggan tetap kebanyakan para kontraktor yang ada di Kabupaten Tangerang< Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.

e. Lokasi bahan baku dekat memberikan nilai 0,300. Lokasi bahan baku yang dekat dapat menjadikan peluang bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi, yaitu mendapatkan harga lebih murah. Tabel 11. Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013

Faktor Strategik Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (c=a*b) Rangking (d) A. Peluang Meningkatnya permintaan paving blok 0,119 4,00 0.476 1

Hubungan baik dengan pemasok

0,104 3,00 0.311 3

Adanya pelanggan tetap 0,102 3,00 0.306 4 Adanya penawaran kerjasama 0,098 3,67 0.360 2 Lokasi bahan baku dekat 0,100 3,00 0.300 5

Jumlah A 0,523 1,754

B. Ancaman

Perkembangan model paving blok

0,096 1,00 0,096 1

Fluktuatif harga bahan baku 0,093 2,00 0,185 5

Pembajakan pegawai 0,081 1,67 0,135 3

Jalan menuju lokasi pabrik sempit

0,096 1,33 0,128 2

Adanya kenaikan BBM 0,111 1,33 0,148 4

Jumlah B 0,477 0,693

Total (A+B) 1,000 2,447

Hasil analisis faktor eksternal peluang pada Tabel 11, ditemukan empat ancaman yang dihadapi PD Telaga Jaya Blok memuat urutan skor terbesar berikut:

a. Fluktuatif harga bahan baku memberikan nilai tertinggi yaitu 0,185. Harga bahan baku yang selalu fluktuatif dan terkadang tidak ada, dapat menyebabkan ongkos produksi menjadi tinggi. Yang paling sering terjadi adalah pada semen.

b. Adanya kenaikan BBM memberikan nilai 0,148. Berdampak pada biaya produksi.

c. Pembajakan pegawai memberikan nilai 0,135. Pembajakan pegawai dapat menyebabkan produksi terhenti atau bila mendapatkan pegawai baru maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu, sehingga menyebabkan produksi berkurang.

d. Jalan menuju lokasi sempit memberikan nilai 0,128. Jalan menuju lokasi pabrik yang sempit kadang menjadi ancaman bagi kendaraan yang terkadang lajunya lambat, atau terperosok, sehingga menyebab- kan pelayanan ke konsumen berkurang.

e. Perkembangan model paving blok yang sangat cepat memperoleh nilai 0,096. Produk paving blok relatif mudah untuk ditiru, sehingga inisiatif untuk memunculkan model baru, meskipun dapat meningkat-

kan atau merebut peluang pasar, namun hanya bertahan dalam jangka waktu tidak lama. Hal ini dikarenakan bila salah satu pengusaha memunculkan model baru, maka dalam waktu singkat pengusaha lain dapat membuat dengan model yang sama dengan perubahan warna atau ukuran saja. Kenyataannya pengusaha paving blok di wilayah Tangerang lebih memilih untuk memproduksi model paving yang sudah trend dipasaran.

3. Matriks IE

Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam industri paving blok. Dengan total nilai pada matriks internal 2,489, maka perusahaan memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan dalam melakukan industri paving blok. Total nilai matriks eksternal 2,447, memperlihatkan respon yang diberikan oleh PD Telaga Jaya Blok kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Posisi perusahaan pada Matrik IE dapat dilihat pada Gambar 6. I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan IV Stabilitas V Pertumbuhan/ Stabilitas VI Penciutan VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi

Gambar 6. Matriks IE industri paving blok PD Telaga Jaya Blok Pada hasil matriks IE tersebut nilai yang diperoleh berada pada kotak kuadran V, yaitu hold and maintain atau pertahankan dan pelihara (Rangkuti, 2008). Strategi yang disarankan untuk diterapkan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dalam hal ini, PD. Telaga Jaya Blok menerapkan strategi pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar yang bertujuan menembus wilayah pasar yang belum dikuasai. Penetrasi pasar dilakukan dengan cara membuka atau bekerjasama dengan toko bangunan atau outlet baru dan kontraktor.

Kuat Rata-rata Lemah

4.0 3.0 2.0 Tinggi Menengah Rendah 1.0 1.0 2.0 3.0 Tota l Skor Eva luas i Fak to r Ekst er na l

Secara nasional tidak tersedia data mengenai besarnya permintaan untuk produk paving blok. Dilihat dari penggunanya, paving banyak digunakan untuk keperluan penutupan tanah seperti trotoar jalan, halaman rumah, halaman kantor, swalayan dan supermarket, areal parkir, areal penumpukan peti kemas di pelabuhan, areal taman, garasi, jalan desa dan jalan-jalan di komplek perumahan. Saran strategi berikutnya, melakukan pengembangan produk. Mutu produk secara bertahap dikembangkan melalui pengawasan bahan baku, proses produksi dan pasca produksi. Jika modal dan jumlah produksi sudah bertambah dalam jumlah besar, diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih maju untuk meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan mutu produk.

4. Analisis Matriks SWOT

Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan diperoleh inti strategi perusahaan, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT PD Telaga Jaya Blok Tahun 2013, dapat dilihat Pada Tabel 12. a.Strategi S-O

Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah : 1) Mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran

Pangsa pasar yang dilayani oleh perusahaan adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Memperluas pangsa pasar masih sangat mungkin dilakukan mengingat pasar yang berada di Jabodetabek mempunyai daya serap cukup besar untuk produk paving blok ini. Dengan adanya kontinuitas produksi yang teratur, maka perusahaan dapat melayani konsumen yang membutuhkan pasokan paving blok lebih besar. Bahkan perusahaan mampu untuk mengikat kontrak dengan perusahaan kontraktor.

2) Memelihara dan mempertahankan mutu produk.

Mutu produk saat ini dianggap sudah cukup baik (sesuai ukuran, model dan bentuk), maka yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kepada karyawan di tingkat bawah terutama terhadap karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi. Menjaga mutu produk sangat penting bagi keberlangsungan produksi. Harapan akan kesadaran dari dalam diri masing-masing karyawan harus dapat diyakinkan oleh seorang manajer, agar proses ini berjalan dengan lancar. Dengan cara itu, diharapkan karyawan dapat menjaga mutu produk pada setiap tahapan proses produksi atas dasar kesadaran diri sendiri.

3) Mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik skala sama dan lebih besar. Hubungan kerjasama atau kemitraan dibangun atas dasar kebersamaan, kejujuran dan kesamaan produk. Strategi mengembangkan kerjasama dengan perusahaan sejenis, baik skala yang sama dan lebih besar merupakan strategi yang dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi permintaan

pasar yang cukup besar. Jika PD Telaga Jaya Blok dalam memenuhi permintaan konsumen kekurangan produk, maka dengan adanya sistem ini masalah tersebut dapat diatasi, yaitu dengan cara mengambil produk yang sama dari perusahaan lainnya yang terjalin dalam kerjasama. Perusahaan yang lebih besar dapat dimanfaatkan untuk membangun pasar yang lebih luas dan mempertahankan produk yang dihasilkan oleh PD Telaga Jaya Blok

b.Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah : 1) Melakukan promosi efektif untuk meningkatkan pemasaran

Strategi lainnya yang harus dijalankan oleh PD Telaga Jaya Blok adalah promosi. Perusahaan harus dapat menggunakan berbagai media promosi untuk mendukung pemasaran produknya. Media promosi yang digunakan perusahaan dapat berupa penyebaran brosur dan leaflet, penggunaan media radio dan spanduk untuk menjaring konsumen potensial, ataupun media lain yang dianggap efektif dan efisien.

Langkah awal yang perlu dilakukan berkaitan dengan promosi adalah mengusahakan agar produk yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing secara mutu dan pelayanan di pasaran. Hal tersebut salah satunya dilakukan pada segmen pasar tertentu dengan mengenalkan identitas produk yang membedakannya dengan produk yang sama dari perusahaan pesaing. Dengan beberapa keunggulan mutu produk yang diperkenalkan melalui media promosi, konsumen akan dengan mudah mengenali produk yang dimaksud di pasaran.

2) Meningkatkan kinerja pegawai

Cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan kapasitas keterampilan karyawan melalui pelatihan dan pendampingan dalam proses produksi.

Strategi yang perlu dilakukan adalah melakukan pelatihan, pembinaan dan bimbingan, agar kinerja karyawan dapat meningkat, terutama bagian produksi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian produksi contohnya adalah pelatihan penggunaan alat dan mesin, pelatihan penanganan gangguan pada mesin operasi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian manajemen adalah pelatihan pembukuan dan akuntansi, pelatihan untuk bagian pemasaran seperti pelatihan promosi yang efektif, pelatihan pembuatan proposal penawaran dan lain-lain.

3) Menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak Pemasok yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah penyedia bahan baku, perusahaan semen dan pemasok BBM. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama dengan pemasok diharapkan perusahaan dapat produksi secara berkesinambungan. Hubungan yang dijalin dapat berupa hubungan bersifat pola subkontak.

c. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman yang ada. Strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah :

1) Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok Loyalitas konsumen akan muncul dengan sendirinya, jika perusahaan benar-benar melakukan pelayanan yang baik, produk yang konsisten mutunya, dan kelebihan-kelebihan lain yang dianggap penting oleh konsumen. Meningkatkan kepercayaan konsumen merupakan hal penting yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen dalam menggunakan produk. Dengan pelayanan yang baik, konsumen merasa puas dan melakukan pembelian ulang dan tidak akan berpindah pada produk yang sama dari perusahaan sejenis.

Tabel 12. Perumusan strategik PD Telaga Jaya Blok dengan matriks SWOT INTERNAL EKSTERNAL STRENGTH – S S1. Lokasi perusahaan strategis

S2. Lokasi usaha milik sendiri

S3. Modal sendiri S4. Bahan baku diambil

sendiri S5. Transportasi milik sendiri WEAKNESSES – W W1. Keterbatasan modal W2. Disiplin pegawai rendah W3. Manajer kurang terampil W4. Keterampilan pegawai rendah

W5. Tidak ada quality control

OPPORTUNITIES – O

O1. Meningkatnya permintaan paving blok

O2. Hubungan baik dengan pemasok O3. Adanya pelanggan

tetap

O4. Adanya penawaran kerjasama O5. Lokasi bahan baku

dekat

STRATEGI S – O

1. Mempertahankan dan memperluas jaringan pe- masaran (O1,O2,O3, S1,S3,S5)

2. Memelihara dan mem- pertahankan mutu produk (O2,O4,O5, S1,S2,S4)

3. Mengembangkan jejaring dengan perusahaan seje- nis, baik skala yang sama dan lebih besar (O1,O2, O3,S1,S2,S4)

STRATEGI W – O

1. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien (O2,O3,O5, W2,W3) 2. Meningkatkan kinerja pegawai (O1,O3,O4,W2,W4) 3. Menjalin hubungan

dengan pemasok melalui pola subkontrak (O1,O2, O4, W1, W5)

THREATS – T

T1. Perkembangan model paving blok T2. Fluktuatif harga bahan baku

T3. Pembajakan pegawai T4. Jalan menuju lokasi pabrik sempit T5. Adanya kenaikan BBM STRATEGI S – T 1. Meningkatkan Kepercayaan konsu- men terhadap produk paving blok (T1,T3, T4,S2,S3,S5) 2. Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi (T1,T2,T5, S4,S5)

STRATEGI W – T

1. Mempertahankan harga jual produk di pasaran (T1.T2,T3,T4,W3,W5) 2. Melakukan alternatif

produk(T1,T2,T5,W1, W5)

Jika konsumen merasa senang dengan pelayanan dan produk perusahaan ini, maka konsumen tersebut secara tidak langsung dapat berfungsi sebagai media promosi untuk memberitahukan kepada calon konsumen lainnya tentang mutu produk dan pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan juga dapat ditingkatkan dengan cara memenuhi keinginan pelanggan, terutama terhadap produk yang diminati.

2) Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi

Efisiensi operasional dilakukan dengan melakukan penghematan biaya operasional, seperti penggunaan bahan bakar untuk operasional paving blok. Selain itu, perusahaan juga harus meminimalkan penggunaan alat dan mesin yang tidak difungsikan.

Tingginya harga jual produk erat kaitannya dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, dimana semakin tinggi biaya produksi per satuan produk, maka harga jual akan semakin tinggi. Tingginya harga jual produk tersebut dapat disiasati dengan melakukan efisiensi selama proses produksi berjalan.

Efisiensi dilakukan dengan cara mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada dan efisiensi biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, serta tidak terlalu mendesak untuk dikeluarkan. Efisiensi secara tidak langsung salah satunya dapat dilakukan dengan cara pengawasan mutu produk lebih ketat, sehingga presentase produk dengan kategori mutu yang baik dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya berpengaruh nyata terhadap penerimaan perusahaan.

d. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan strategi perusahaan untuk meminimal-kan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan agar terhindar dari ancaman yang ada. Strategi yang dapat dilakukan adalah memper-tahankan harga jual produk dan pengembangan produk alternatif.

1) Mempertahankan harga jual produk di pasaran

Strategi mempertahankan harga jual produk dapat dilakukan dengan melakukan proses produksi secara efisien. Dengan dilakukan- nya produksi efisien, maka diharapkan biaya produksi per satuan produk menjadi lebih rendah. Berdasarkan data di lapangan (pengamatan pihak perusahaan) kondisi sekarang ini permintaan terhadap produk paving blok untuk berbagai jenis cenderung meningkat. Namun demikian, di satu sisi saat seperti sekarang ini dianggap bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual produk. Hal ini mengingat banyaknya pesaing yang ada di sekitar perusahaan sendiri. Kesalahan dalam penentuan harga jual bisa menyebabkan kosumen pindah ke perusahaan sejenis lainnya.

Rataan pengusaha paving blok mengakui bahwa beberapa bulan terakhir mengalami penurunan omset penjualan usaha sekitar 40%. Hal ini disebabkan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Namun pengusaha paving blok menganggap usaha yang dijalankan masih memiliki prospek, dengan alasan bahwa dari pengalaman tahun sebelumnya produk paving yang dihasilkan dapat terjual habis, meskipun setiap bulannya mengalami fluktuasi. PD Telaga Jaya Blok menyatakan pesanan untuk paving masih tetap cerah. Masuknya aneka

produk keramik juga ikut meningkatkan peluang pasar paving blok, dikarenakan pemasangan keramik di bagian teras rumah secara artistik sepadan dengan penggunaan paving sebagai penutup halaman.

2) Mengembangkan produk alternatif

Strategi mengembangkan produk alternatif perlu dilakukan untuk kesinambungan produksi. Dengan adanya produk alternatif perusahaan tidak terpaku pada produk yang sudah ada. Pengembangan produk yang dimaksud adalah perusahaan dapat melakukan divesifikasi dari produk yang ada, baik bentuk maupun jenis dan ketahanan produk.

Dokumen terkait