• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK

DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG

ROHAYATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

(3)

RINGKASAN

ROHAYATI.Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS dan NORA H. PANDJAITAN.

Situasi persaingan yang ketat pada industri paving blok, terutama di Kabupaten Tangerang, memaksa PD Telaga Jaya Blok untuk terus memperbaiki mutu produknya sesuai dengan standar mutu yang ditentukan. Kegiatan pengawasan mutu perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian yang terjadi pada proses produksi.

Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan jumlah modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang efektif akan memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara normal. Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu perusahaan, maka akan semakin meningkat profitabilitasnya.

Kajian ini bertujuan : (1) Menganalisis kesesuaian mutu paving blok yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok terhadap standar yang berlaku, (2) Menganalisis efektivitas biaya produksi paving blok dan (3) Menyusun strategi pengembangan usaha paving blok PD Telaga Jaya Blok.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap proses penyediaan bahan baku, proses produksi dan distribusi, serta wawancara dengan pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok. Data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan metode rasio profitabilitas, matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), matriks Internal-External (IE), matriks strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) dan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk memilih alternatif strategi pengembangan usaha yang paling sesuai.

Berdasarkan hasil uji di Laboratorium Jasa Marga Kabupaten Tangerang PD Telaga Jaya Blok telah memproduksi paving blok, kanstin dan uskup menurut standar mutu yang ditetapkan di Kabupaten Tangerang dan SNI 03-0691-1996. Paving blok yang diproduksi PD Telaga Jaya Blok termasuk dalam mutu beton kelas I atau K-350, dan berarti pemakaiannya sesuai untuk jalan.

(4)

Berdasarkan hasil analisis SWOT dan matriks QSPM, maka prioritas alternatif strategi dapat diurutkan, sebagai berikut : (1) mempertahankan harga jual produk dipasaran, (2) meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok, (3) mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran, (4) melakukan promosi dengan efektif dan efisien, (5) meningkatkan kinerja pegawai, (6) menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak, (7) mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik yang berskala sama atau lebih besar, (8) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, (9) melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi dan (10) melakukan alternatif produk.

Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh manajemen dalam menetapkan strategi pengembangan paving blok adalah : (1) mempertahankan harga jual produk, (2) meningkatkan kinerja SDM, (3) melakuka kerjasama dengan pemasok dengan pola subkontrak, serta (4) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk.

(5)

SUMMARY

ROHAYATI. Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Supervised by H. MUSA HUBEIS and NORA H. PANDJAITAN.

The intense competition situation in paving block industry, especially in Tangerang district has forced PD Telaga Jaya Paving Block company to keep continue improving its product quality in accordance with quality standard. Quality control supervision activities need to be done in order to produce good products. The increasing effectiveness will enable the company to work with less working capital.

The objectives of this study were (1) to analyze the quality of paving block in accordance with quality standard, (2) to analyze the effective cost of paving block production (3) to analyze business development strategies of PD Telaga Jaya Block.

The data collecting was done by direct observation on supply process and production process, and interviewing the owner, the manager, and the head of production department of PD Telaga Jaya Block. The data were analyzed by descriptive method, profitability ratio method, Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrix, Internal External (IE) SWOT matrix and QSPM in order to get the most suitable alternative strategy for the business development.

Test result at Jasa Marga Laboratory Tangerang District showed that the quality of paving block, kanstin, and bishop produced by PD Telaga Jaya Block conform to prevailing quality standard at Tangerang District and SNI (Indonesian National Standard) 03-0691-1996. Paving block produced by PD Telaga jaya Block was classified into first class concrete quality or K-350, suitable for street construction.

Based on IFE and EFE matrix analysis, PD Telaga Jaya Block had IFE score for 2,489 and EFE score of 2,447, which meaned that the company was able to use its internal strength to overcome its weaknesses and to give moderate response to external environment in exploiting the existing opportunities and avoid any threats to the company. Based on SWOT and QSPM matrix analysis the priority of alternative strategies were : (1)to maintain the selling price, (2) to increase the customer’s satisfaction on PD Telaga Jaya Block products, (3) to maintain and expand the marketing network, (4) to do an effective and efficient promotion, (5) to improve the employees’ performance, (6) to develop a subcontract pattern with the supplier, (7) to create the networking with others paving block producers (same scale and bigger scale ), (8) to maintain and improve the product quality, (9) to increase the efficiency of production cost and (10)to diversify company products

Business development strategies of paving block that could be used were : (1) to keep selling price,(2) to improve the employees’ performance, (3) to get an agreement of subcontract model with the supplier, and (4) to maintain and improve the product quality.

(6)

© HAK CIPTA MILIK IPB, TAHUN 2014 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

(7)

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK

DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG

ROHAYATI

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional

pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Tugas Akhir : Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan

Usaha Paving Blok di PD. Telaga Jaya Blok, Tangerang Nama Mahasiswa : Rohayati

Nomor Pokok : P054114035

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing, DEA Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Progran Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah

Prof. Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr.

Tanggal Ujian : 24 Januari 2014 Tanggal lulus :

(10)

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Laporan ini merupakan salah satu tugas penyelesaian pada Program Studi Industri Kecil Menengah (PS MPI), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Judul tugas akhir ini adalah Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Penyusunan dan penelitian dimulai dari bulan April sampai Oktober 2013. Penulisan ini kiranya tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih setulusnya kepada : 1. Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku Ketua Komisi

Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan kajian dan penulisan Tugas Akhir.

2. Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA selaku anggota Komisi Pembimbing yang juga telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan kajian dan penulisan Tugas Akhir.

3. Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku penguji luar komisi.

4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

5. Bapak H. Madsari selaku pemilik PD Telaga Jaya Blok dan Ibu Eel selaku manajemen PD Telaga Jaya Blok yang telah membantu memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian Tugas Akhir.

6. Suami dan anak-anakku tercinta atas pengertian, dorongan semangat, cinta kasih dan doa serta kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Tugas Akhir ini.

Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

(11)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiii 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Permasalahan 2

C. Tujuan 2

D. Manfaat 3

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembiayaan 3

B. Strategi Pengembangan Usaha 4

C. Usaha Paving Blok 7

3. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu Kajian 9

B. Metode Kerja 9

C. Aspek Kajian 14

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan 16

B. Analisis Mutu Paving Blok 17

C. Analisis Efektivitas Pembiayaan 20

D. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 23

E. Prioritas Strategi 32

F. Implikasi Manajerial 33

5. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan 35

B. Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 37

RIWAYAT HIDUP 76

(12)

DAFTAR TABEL

1 Standar mutu paving blok 7

2 Penilaian bobot faktor strategik perusahaan 11

3 Matriks SWOT 13

4 Matriks QSPM 14

5 Analisis daya tekan paving blok PD Telaga Jaya Blok 20

6 Rekapitulasi laporan rugi laba 20

7 Rekapitulasi neraca PD Telaga Jaya Blok 21

8 Rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok 22

9 Titik impas (BEP) PD Telaga Jaya Blok, Tangerang tahun 2012 29

10 Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 25

11 Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 26

12 Perumusan strategik PD Telaga Jaya Blok dengan matriks SWOT 30

13 Indikator, kebutuhan dan tindakan 34

DAFTAR GAMBAR 1 Diagram Alir Kegiatan 9

2 Matriks IE Model GE 12

3 Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok 17

4 Mesin press paving blok 18

5 Mesin getar 25

6 Matriks IE industri paving blok PD Telaga jaya Blok 27

DAFTAR LAMPIRAN 1 Kusioner 39

2 Pembobotan terhadap faktor internal 55

3 Pembobotan terhadap faktor eksternal 57

4 Nilai AS (Atractiveness Score) dari ketiga pakar 59

5 Matriks QSPM PD Telaga Jaya Blok 61

6 Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 62

7 Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 63

8 Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2012 64

9 Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2012 65

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1969, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak H. Syahroni dan Ibu Hj. Maswani. Pendidikan Sarjana ditempuh di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Mercu Buana Jakarta, dan lulus pada tahun 1996. Tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

(14)

Meningkatnya pembangunan industri memberikan sumbangan positif bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia. Pembangunan industri bukan hanya untuk membangun pabrik atau peningkatan kapasitas industri, tetapi mampu mempercepat pertumbuhan lapangan kerja, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam pembangunan industri (Hubeis, 2007).

Salah satu dari kegiatan industri adalah usaha pembuatan paving blok yang merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan tanah. Paving blok disebut juga bata beton (concrete block) atau cone block. Paving blok adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu(agregrat halus) dan air dengan atau tanpa tambahan bahan lainnya. Berbagai bentuk dan ukuran paving blok yang terdapat di tempat-tempat penjualan, biasanya tergantung dari pabrik yang mencetaknya.

Pembangunan yang terus tumbuh di beberapa daerah, terutama pembangunan jalan-jalan desa menyebabkan penggunaan paving blok meningkat, seperti untuk pembangunan jalan desa, halaman sekolah dan area umum lainnya. Program pembangunan di perkotaan yang mengacu pada sistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisien dalam pengelolaan, dan ramah lingkungan sangat membutuhkan ruang hijau. Untuk itu penggunaan paving blok merupakan salah satu alternatif sebagai pengganti aspal atau beton penuh, dengan tujuan agar air hujan masih dapat menyerap ke dalam tanah.

Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan yang murah menjadikan paving blok semakin banyak digunakan. Banyaknya kebutuhan pengguna paving blok untuk berbagai konstruksi tidak diimbangi dengan ketersediaan mutu paving yang memadai dari sisi kekuatan, umur pakai dan durability paving itu sendiri (Rommel, 2008). Konstruksi paving blok untuk permukaan jalan banyak yang mengalami retak-retak dan patah serta adanya gerusan air yang melewati permukaan menyebabkan konstruksi paving blok mengalami kerusakan. Untuk itu, diperlukan paving blok yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Tangerang, yaitu K 250, K300 dan K 350.

(15)

Efektivitas penggunaan modal kerja secara langsung menunjukkan kemampuan modal kerja berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan. Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan jumlah modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang efektif memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara normal. Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu perusahaan, maka akan semakin meningkat profitabilitas perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan permasalahannya adalah :

1. Apakah produk yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan ?

2. Bagaimana efektivitas biaya produksi paving blok di PD Telaga Jaya Blok ?

3. Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha paving blok yang sesuai bagi PD Telaga Jaya Blok ?

C. Tujuan

Tujuan kajian ini adalah:

1. Mengkaji kesesuaian mutu paving blok yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok terhadap standar yang berlaku.

2. Mengkaji efektivitas biaya produksi paving blok pada PD Telaga Jaya Blok.

3. Menyusun strategi pengembangan usaha paving blok PD Telaga Jaya Blok.

D. Manfaat

1. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah, terutama dalam pengawasan proyek-proyek yang menggunakan paving blok sehingga sesuai dengan standar mutu paving blok yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak perbankan dalam penentuan kebijakan pemberian kredit modal bagi pengusaha paving blok.

(16)

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembiayaan

Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) dalam Danfar (2009) yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Schemerhon (1986:35) dalam Danfar (2009) efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya. Jika output anggaran lebih besar daripada output sesungguhnya maka dapat dikatakan kondisi tersebut efektif.

Adapun pengertian efektivitas menurut Saksono (1984) adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang sudah ditentukan telah dicapai oleh manajemen (Danfar, 2009).

Salah satu unsur terpenting dalam mengelola perusahaan adalah unsur biaya. Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang dan akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut Samryn (2012) informasi biaya sangat penting dalam penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis termasuk operasional, personalia, dan pemasaran.

Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002) adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun oleh orang lain.

Standar dapat didefinisikan sebagai suatu patokan, atau norma yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar tersebut dapat berupa standar kuantitas atau standar biaya. Standar kuantitas menunjukkan jumlah suatu unsur biaya seperti jam tenaga kerja atau bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan satu unit produk, atau penyediaan jasa (Samryn, 2012).

Menurut Samryn (2012), standar biaya menunjukkan jumlah biaya terhadap penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi. Standar-standar tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan biaya melalui proses eliminasi pemborosan dan inefisiensi. Dengan proses tersebut manajemen dapat menjaga agar biaya menjadi sekecil mungkin tanpa mengorbankan mutu bahkan sebaliknya pengendalian yang baik dapat meningkatkan mutu.

(17)

proses produksi. Penyusunan standar dibedakan atas standar ideal dan standar praktis (Samryn, 2012). Standar ideal adalah standar yang mungkin terjadi dalam keadaan tidak ada kerusakan mesin, atau kendala lain dalam pekerjaan yang membutuhkan efisiensi tinggi sepanjang waktu. Dalam penggunaan standar ideal diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan bekerja pada kapasitas penuh. Standar praktis adalah standar yang ditetapkan dengan asumsi bahwa mesin bekerja normal dengan interupsi, atau penghentian sementara dalam pelaksanaan pekerjaan. Standar ini dapat dicapai melalui usaha yang efisien dan rasional oleh pekerja dalam suatu penugasan yang ketat dan terukur. Dalam penggunaan standar praktis diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan bekerja pada kapasitas normal. Faktor lain adalah kondisi ekonomi makro yang memengaruhi harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lain, termasuk pengalaman masa lalu. Hasil proyeksi tersebut disusun dalam sebuah kartu biaya standar.

Efektivitas pembiayaan dapat disimpulkan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa efektif biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektivitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.

Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan dan juga menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap dan Sofyan, 2008:63).

Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas yang dapat memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik usaha (Sawir, 2009:20)

B. Strategi Pengembangan Usaha

Menurut Hubeis dan Najib (2008), pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategik, yaitu:

a. Melakukan analisis lingkungan internal

(18)

menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.

b. Melakukan analisis lingkungan eksternal

Setelah perusahaan mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada di perusahaan tersebut, lalu perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja, dan lingkungan sosial.

Interaksi antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menjadi penyusun dalam penggunaan analisis strengths, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT) sebagai bagian dari rencana strategik.

c. Mengembangkan visi dan misi yang jelas

Visi adalah mimpi, atau harapan yang ingin diwujudkan perusahaan di masa depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai kemana arah organisasi melangkah. Tanpa visi perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun panduan mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini berdampak pada munculnya kegiatan organisasi yang tidak berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit dan berdimensi jangka panjang.

d. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan

Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah target-target kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan, dan aspek-aspek kunci lain dari perusahaan.

e. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat Strategik adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Sampai pada perumusan strategik ini, pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan kebijakan) yang harus dilakukan dan keunggulan bersaing yang diharapkan . Pengelola perusahaan harus memahami kelemahan dan keterbatasan perusahaan dan pesaingnya. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.

f. Menentukan pengendalian

(19)

Menurut Porter (2007) dalam menghadapi persaingan terdapat 3 pendekatan strategik generik yang secara potensial akan berhasil untuk mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu:

1. Keunggulan biaya menyeluruh

Strategik ini bertujuan untuk mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran utama ini. Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala dan efisien, usaha yang terus menerus dalam mencapai penurunan biaya, karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marginal serta meminimalkan biaya-biaya umum dan administrasi. Perhatian besar manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Memiliki posisi biaya rendah membuat perusahaan memperoleh hasil laba di atas rataan dalam industrinya, meskipun ada kekuatan pesaing yang besar. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkan untuk dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan labanya demi persaingan. Posisi biaya rendah juga melindungi perusahaan dari pembeli yang kuat, karena pembeli hanya dapat menggunakan kekuatannya untuk menekan harga sampai tingkat harga dari para pesaing paling efisien berikutnya.

2. Diferensiasi

Strategik diferensiasi adalah strategik mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain rancangan atau merk, teknologi, karakter khusus, pelanggan-pelanggan, jaringan penyalur, atau bidang-bidang lain. Diferensiasi memberikan penyekat pada persaingan akibat adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba yang menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekuatan pemasok dan pembeli.

3. Fokus

Strategik ini memfokuskan diri pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategik fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua kebijakan fungsional dikembangkan atas pemikiran ini. Dengan penerapan strategi ini, perusahaan akan mampu melayani target strategik yang sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya. Strategik ini mengkombinasikan antara posisi biaya rendah dan keunikan yang dirasakan oleh pelanggan.

(20)

1. Menghasilkan produk efisien

Produk yang memiliki mutu sama tetapi diproduksi dengan biaya lebih murah, dapat dijual dengan harga lebih murah dan pasti akan menarik konsumen yang membelinya.

2. Menghasilkan produk bermutu tinggi

Produk bermutu tinggi, diproduksi tanpa perlu tambahan biaya, ataupun dengan biaya yang sama, maka berarti dapat dijual dengan harga jual yang sama, tetapi dengan mutu yang lebih baik.

3. Menghasilkan produk inovatif dan kreatif

Menghasilkan produk yang belum ada di pasaran, sehingga bisa memenuhi harapan konsumen yang selama ini belum terpenuhi.

C. Usaha Paving Blok

Paving blok terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu dan air yang dapat merekat dalam campuran beton. Paving blok mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1976, sebagai bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah. Penggunaannya sangat luas untuk berbagai keperluan, dari yang sederhana sampai memerlukan spesifikasi khusus.

Paving blok mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : 1. Pemasangan mudah

2. Pemeliharaan mudah.

3. Bila ada kerusakan, mudah diperbaiki tanpa membongkar area sekitar. 4. Tahan beban statis, dinamik dan kejut tinggi.

5. Cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan tinggi jalan/permukaan jalan. 6. Mempunyai durabilitas yang baik.

7. Serapan air yang baik akan menjamin ketersediaan air tanah..

Paving blok adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari beton tersebut (DPU, 1990. SNI T-04-1990). Ada berbagai macam bentuk dan ukuran paving yang tersedia di pasaran. Standar mutu paving blok yang berlaku dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar mutu paving blok

Mutu Kuat Tekan kg/cm2 Kekuatan Aus mm/menit Penyerapan air (%) rataan minimum rataan maksimun

I 400 340 0,090 0,103 3

II 300 225 0,130 0,149 5

III 200 170 0,160 0,184 7

Sumber: DPU, 1990.

Pemakaian paving blok sebagai material penutup permukaan halaman maupun jalan selama 20 tahun terakhir semakin meningkat. Teknik produksi massal semakin baik, sehingga paving blok semakin mudah didapatkan dan harganya semakin terjangkau oleh konsumen.

(21)

terlihat lebih rapi dan mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Paving blok dapat dibentuk untuk menghasilkan efek menarik, baik sebagai jalur, atau teras, atau dicampur dengan jenis paving lain untuk menciptakan sebuah fitur unik. Paving blok adalah alternatif untuk pengganti aspal yang lebih tradisional, atau jenis jalan yang menggunakan makadam. Saat ini paving blok bahkan digunakan di daerah-daerah yang menerima beban berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan umum.

Menurut Rommel dan Ninik (2003) ada dua tipe dasar dari paving blok yaitu paving blok press dan paving blok cetak manual. Paving blok tersedia dalam berbagai ketebalan, bervariasi dari 4-10 cm. Saat ini sudah diproduksi juga dengan ketebalan 12 cm sehingga dapat menahan beban yang sangat berat. Biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesan-an. Dari segi ketebalannya pemakaian paving blok dapat dibedakan atas : 1. Untuk penggunaan biasa, yaitu sebagai penutup halaman, tebal paving

blok 4-6 cm. Paving blok dengan ketebalan 4 cm sudah jarang diproduksi, karena sangat mudah rusak.

2. Untuk penggunaan pada jalan yang dilalui beban berat- ringan, tebal paving blok 8 cm.

3. Untuk pelataran yang sering menerima beban berat, misalnya parkiran, pelabuhan dan bandara digunakan tebal 10 cm.

(22)

3.

METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu Kajian

Kajian dilakukan di Perusahaan Dagang (PD) Telaga Jaya Blok yang berlokasi di Jln. Raya Kademangan, Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten. Pengumpulan data dan analisis dilakukan dari bulan April sampai Oktober 2013.

B. Metode Kerja

1. Pengumpulan Data

Gambar 1. Diagram alir kegiatan Produk paving blok

Analisis mutu (Uji kuat tekan)

Analisis efektivitas (ROI dan ROE)

Analisis strategi (SWOT dan QSPM)

Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha

(23)

rataan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) studi kepustakaan (eksplorasi); (2) Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasaran; (3) Membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, manajer dan bagian produksi PD Telaga Jaya Blok (Lampiran 1). Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1.

2. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam kajian ini meliputi tahap tansfer data, editing data, pengolahan dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis dilakukan terhadap aspek manajemen dan umum (sejarah perusahaan, organisasi, dan manajemen), aspek teknis dan produksi (lokasi perusahaan, proses produksi, analisis mutu produk, fasilitas usaha dan pemasok), aspek pemasaran (pemasaran, prospek usaha, persaingan dan strategi pemasaran) dan aspek sosial (dampak sosial dan lingkungan dari usaha paving blok).

Untuk analisis mutu paving blok digunakan analisis uji kuat tekan paving blok yang dilakukan di laboratorium Bina Marga Kabupaten Tangerang. Untuk mengendalikan biaya-biaya operasi digunakan analisis Return On Investment (ROI), yang merupakan salah satu ukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba dari aktiva investasi yang dilakukannya (Samryn, 2012). ROI dihitung dengan persamaan :

Apabila investasi menggunakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan saja, maka digunakan analisis Return On Common Stockholders’equity atau Return On Equity (ROE) (Prastowo, 2011). ROE dihitung dengan persamaan :

Laba bersih setelah pajak ROE =

Total ekuitas

(24)

adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan; dan faktor WT (kelemahan-ancaman atau weaknesses-threats) adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada.

Analisis faktor internal dan eksternal dilakukan dengan menggunakan matriks internal strategic factor analysis summary (IFAS), external strategic factor analysis summary (EFAS) dan matriks profil kompetitif. Menurut Rangkuti (2008) tahapan kerja pada matriks IFAS dan EFAS adalah :

1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan

2. Masing-masing faktor diberi bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Tabel 2). Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu peubah dengan peubah lainnya.

Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan adalah :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator

Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategik perusahaan Faktor Strategik

(25)

4. Masing-masing bobot dikalikan dengan rating, sehingga diperoleh nilai untuk masing-masing faktor.

5. Nilai masing-masing faktor dijumlahkan untuk memperoleh nilai faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan

Nilai yang telah diperoleh dianalisis dengan matriks internal-external (IE) model General Elektric (GE-Model) yang ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil pada matriks IE dapat digunakan untuk menentukan posisi perusahaan sehingga dapat diketahui arah strategi yang akan diharapkan. Total skor strategi internal menunjukkan kekuatan bisnis perusahaan dan total strategi eksternal menunjukkan kemenarikan industri.

Gambar 2. Matriks IE model GE (Rangkuti, 2008)

Hasil analisis dengan menggunakan IFAS dan EFAS disusun untuk menggambarkan faktor strategik perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2008).

(26)

Tahap terakhir dari perumusan adalah tahap keputusan, dimana alat analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah QSPM. Matriks ini menggunakan masukan dari tahap input dan tahap pemanduan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik (Rangkuti, 2008). QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan eksternal yang telah dikenali sebelumnya.

Dalam menyusun QSPM perlu dilakukan langkah-langkah berikut (Rangkuti, 2008) :

1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan di kolom sebelah kiri.

2. Membuat bobot pada masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan ketentuan bahwa bobot ini sama dengan bobot pada matriks IFE dan EFE.

3. Menuliskan dan mengidentifikasikan strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan, yang selanjutnya mencatat strategi-strategi tersebut atas baris QSPM.

4. Menetapkan AS (attractiveness score), yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Batasan nilai AS adalah antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.

(27)

6. Menjumlah semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Berdasarkan nilai TAS yang di dapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Ilustrasi QSPM dapat dilihat pada Tabel 4.

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS

Aspek yang digunakan dalam analisis mutu produk adalah standar bahan baku yang digunakan, standar proses produksi dan standar produk akhir dengan menguji mutu paving blok apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan dari Dinas Binamarga Kabupaten Tangerang dengan melakukan uji daya tekan paving blok di Laboratorium Binamarga Kabupaten Tangerang.

2. Analisis Efektivitas Pembiayaan

(28)

3. Analisis Strategi Pengembangan Usaha

(29)

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

PD Telaga Jaya Blok berdiri pada tahun 2002 merupakan perusahaan pribadi milik Bapak Haji Madsari yang berlokasi di Jalan Kademangan, Desa Kademangan RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Perizinan dan kelengkapan legalitas usaha yang dimiliki antara lain adalah Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil (STPIK), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Pada awal berdirinya, PD Telaga Jaya Blok mengkhususkan diri untuk memproduksi batako teras. Pada tahun 2005 PD Telaga Jaya Blok mulai memproduksi paving blok dikarenakan produk tersebut banyak diminati seiring dengan pembangunan wilayah di Kabupaten Tangerang. Saat itu belum pemekaran wilayah. Pemekaran wilayah terjadi pada tahun 2009 dimana Kabupaten Tangerang dipecah menjadi 2 yaitu Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Paving blok banyak sekali dicari para kontraktor untuk proyek-proyek pembangunan jalan desa dan halaman sekolah, sedangkan ketersediaan paving blok di Kabupaten Tangerang saat itu belum mencukupi kebutuhan.

Paving blok dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari keperluan sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi khusus. Paving blok dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan pemukiman, memperindah taman, pekarangan dan halaman rumah, pengerasan areal parkir di perkantoran dan pabrik, taman dan halaman sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Paving blok bahkan dapat digunakan pada areal khusus seperti pada pelabuhan peti kemas, bandar udara, terminal bis dan stasiun kereta.

Di antara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah, paving blok lebih memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran, warna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatan. Penggunaan paving blok juga dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah lainnya.

Pada awalnya kapasitas produksi per hari hanya 4.000 buah. Dengan bertambahnya permintaan terhadap produk paving blok di PD Telaga Jaya Blok maka kapasitas produksi per hari mencapai 200 m2. Jenis produk yang diproduksi PD. Telaga Jaya Blok adalah paving blok, kasteen dan uskup.

(30)

No Jenis Produk Keterangan

1 Paving blok Bentuk persegi panjang

Ukuran dan ketebalan: 1. 10 cm x 20 cm x 6 cm 2. 10 cm x 20 cm x 8 cm 3. 10 cm x 20 cm x 10 cm

2 Kanstin Bentuk persegi panjang

Ukuran dan ketebalan: 20 cm x 40 cm x 10 cm

Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan agar pemasangan paving blok terlihat lebih rapi sebagai pengunci.

3 Uskup Bentuk segi tiga sama sisi

Ukuran 13 cm x 13 cm x 13 cm Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan agar pemasangan paving blok terlihat lebih rapi dan sebagai pengunci.

Gambar 3. Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok

B. Analisis Mutu Paving Blok

1. Aspek Teknis dan Produksi a. Lokasi Usaha

Perusahaan berlokasi di Jalan Kademangan, Desa Kademangan RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Seiring dengan permintaan yang semakin banyak maka PD. Telaga Jaya Blok mulai mengembangkan pabriknya dengan menambah luas areal pabrik, sarana transportasi dan mesin pencetak paving hidrolik. Sebelumnya produksi dilakukan hanya menggunakan mesin manual.

b. Proses Produksi

(31)

Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pengaduk hingga bahan adukan tercampur rata dan ditempat terpisah campurkan bahan adukan dua; (3) Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pencetak dengan ketebalan tertentu sesuai dengan ukuran ketebalan (Gambar 3) kemudian taruh di atasnya bahan adukan 2 kurang lebih setebal 1 cm; (4) Bahan adukan kemudian ditekan dengan mesin hingga bahan adukan padat dan rata (5) Paving blok mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempat-kan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak; (6) Paving blok dijemur dan dikering anginkan (7) Setiap 3-4 hari sekali paving blok disiram dengan tujuan agar paving blok keras dengan sempurna dan tidak pecah, serta bermutu baik.

c. Fasilitas Usaha a. Bangunan Pabrik

Kegiatan produksi saat ini dilakukan di pabrik yang berlokasi di Kelurahan Kademangan RT 01/03 No. 1, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Bangunan pabrik terdiri dari bangunan produksi, kantor, gudang dan lahan untuk menjemur/mengeringkan paving blok. Luas bangunan di atas tanah 8.500 m2.

b. Peralatan Produksi

Perusahaan memiliki mesin-mesin di bagian produksi, yaitu : 1) Mesin Press Paving Blok

Mesin press paving blok dilengkapi dengan 2 unit hidrolik dengan penggerak motor diesel 16 HP. Mesin press memiliki kapasitas kerja ± 4000 buah/hari dengan kuat tekan 20 T. Sekali cetak dapat dihasilkan 3 buah paving blok. Dimensi mesin secara keseluruhan adalah 200 x 120 x 160 cm (Gambar 4) .

Gambar 4. Mesin press paving blok 2) Mesin getar

(32)

120 x 100 x 170 cm (Gambar 5), dengan penggerak motor diesel 8 pk dan kapasitas 120-200 paving blok/jam.

Gambar 5. Mesin getar 2. Aspek Mutu

Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi paving blok (bata beton) dibedakan menurut kelas penggunaannya sebagai berikut:

a. Bata beton mutu A/I (K 350 – K 400) : untuk jalan

b. Bata beton mutu B/II (K 300 – K 350) : untuk pelataran parkir c. Bata beton mutu C/III (K 250 – K 300) : untuk pejalan kaki d. Bata beton mutu D/IV (K 250) : untuk taman dan penggunaan lain

Paving blok yang diproduksi di PD Telaga Jaya Blok dari hasil uji tekan termasuk dalam mutu beton kelas A/I (K 350 – K 400). Paving jenis ini dapat digunakan berbagai macam keperluan seperti untuk jalan umum, tempat parkir, halaman sekolah, taman, dan sarana umum lainnya.

Produk paving blok yang diproduksi dengan cara manual dan yang dengan mesin press relatif hampir sama, namun struktur permukaan paving yang diproduksi dengan mesin pres lebih rapat dibandingkan dengan yang dibuat secara manual.

(33)

Tabel 5. Analisis daya tekan paving blok PD Telaga Jaya Blok

No Jenis Paving Blok Luas

penam-pang (cm2) Berat (gr) Beban (kg)

Efektivitas pembiayaan diukur dari profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Rasio profitabilitas yang sering digunakan di dalam penelitian yang berkaitan dengan modal kerja dan efektivitas modal kerja adalah return on investment (ROI).

Analisis aspek keuangan ini diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank. Analisis keuangan ini dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usaha industri paving blok. 1. Analisis Laba Rugi

Berdasarkan UU 20/2008 kriteria pengelompokan UMKM adalah sebagai berikut : usaha mikro memiliki aset bersih paling tinggi Rp50 juta, usaha kecil memiliki aset berkisar Rp50 juta-Rp500 juta dan usaha menengah memiliki aset Rp500 juta-Rp10 miliar. Aset tersebut tidak termasuk tanah dan bangunan tempat berusaha. Penjualan tahunan bagi usaha mikro maksimal Rp300 juta, untuk usaha kecil Rp300 juta-Rp2,5 miliar dan untuk usaha menengah Rp2,5 miliar – Rp50 miliar.

PD Telaga Jaya Blok berdasarkan UU UMKM termasuk dalam kategori usaha menengah. Tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan pada periode 2011-2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada rekapitulasi laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok pada Tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi laporan rugi laba

(34)

Persentase laba kotor perusahaan menunjukan peningkatan sampai dengan tahun 2012. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan penekanan biaya HPP (harga pokok produksi) melalui penghematan biaya pembelian bahan baku. Perusahaan sebelumnya memperoleh bahan baku dari pemasok, tetapi sekarang perusahaan mengambil sendiri bahan baku ke lokasi penambangan terdekat. Dengan demikian biaya pengadaan bahan baku mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Persentase laba setelah operasional perusahaan meningkat. Hal ini disebabkan adanya peningkatan volume penjualan paving blok, uskup dan kansteen.

2. Analisis Neraca

Portofolio asset perusahaan 2011-2012 untuk aktiva tetap lebih kecil dari aktiva lancar. Komposisi terbesar dari aktiva lancar pada periode terakhir tersebut adalah pos persediaan dan pos piutang dagang. Tingginya nilai persediaan menunjukkan investasi pada pos modal kerja non-likuid tinggi. Hal ini disebabkan adanya persediaan barang berupa paving, kasteen dan uskup yang perputarannya cukup lama. Pada dua periode terakhir, perusahaan melakukan investasi yang cukup besar dalam rangka meningkatkan omset penjualan. Secara keseluruhan komposisi neraca perusahaan periode terakhir dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi neraca PD Telaga Jaya Blok

Uraian

2011 2012

Rp

(x1000) % Rp (x1000) %

Aktiva 2.252.175 100 2.619.592,1 100

Aktiva lancar 1.202.175 53,4 1.404.592,1 53,62

Aktiva tetap 1.050.000 46,60 1.215.000 46,38

(35)

Tabel 8. Rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok

Uraian 2011 2012

Laba Bersih Setelah Pajak (Rp) 273.370.000 257.970.000 Total Aktiva (Rp) 2.252.175.000 2.619.592.100

Equity (Rp) 2.127.175.000 2.444.167.100

ROI (%) 12,14 9,85

ROE (%) 12,85 10,55

Hasil rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok berdasarkan ROI dan ROE dapat dilihat pada Tabel 8. Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba terlihat dari tingkat pengembalian atas seluruh investasi yang dilakukan, yang pada Tabel 8 mencapai 12,85%, sedangkan tingkat pengembalian modal cenderung turun pada tahun 2012 yaitu sebesar 10,55%. Secara umum perusahaan memiliki rasio profitabilitas baik dengan kenaikan lebih dari 10%. 2. Analisis Titik Impas (BEP)

Analisis titik impas dilakukan terhadap penerimaan yang diperoleh perusahaan. Penerimaan tersebut merupakan hasil penjualan dari paving blok, kansteen dan uskup. Analisis dilakukan berdasarkan sumber penerimaan masing-masing produk tersebut, secara terpisah. Penilaian dilakukan dengan analisis titik impas, yaitu saat perusahaan berada pada kondisi tidak untung dan juga tidak rugi atau nilai penerimaan sama dengan nilai pengeluaran. Perhitungan titik impas PD Telaga Jaya Blok Tangerang tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Titik impas (BEP) PD Telaga Jaya Blok Tangerang

Uraian Total Produksi (unit) 38.000 124.000 98.000

Harga jual (Rp/unit) 46.000 7.500 3.500

Penerimaan (RP x 1000) 1.748.000 930.000 343.000 3.021.000

Penerimaan (%) 57,86 30,78 11,35 100

Total Biaya Variabel (Rp x 1000)

1.517.800 754.950 283.690 2.556.440

Total Biaya Tetap (Rp x 1000)

206.588 206.588 206.588 206.588

Keuntungan (Rp x 1000) 589.000 310.248 95.060 994.308

(36)

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa penerimaan PD Telaga Jaya Blok Tangerang dari hasil penjualan tahun 2012 sudah berada pada kondisi di atas titik impas. Hal ini berarti perusahaan mampu berproduksi di atas titik impas sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Jika ditinjau secara keseluruhan, perusahaan selalu mendapat keuntungan dari ketiga jenis produk tersebut. Harga pokok produksi untuk produk paving blok pada tahun 2012 Rp30.500/m2, kansteen Rp4.998/buah, dan uskup Rp2.300/buah, sedangkan harga jual rataan untuk masing-masing produk adalah Rp46.000/m2, kansteen Rp7.500/buah, dan uskup Rp3.500/buah.

Harga jual pesaing di pasar Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan berkisar antara Rp45.500 – Rp48.000 per m2 untuk paving, Rp.7.500 – Rp.8.000 per buah untuk kansteen dan Rp3.500 – Rp4.000 per buah untuk uskup. Dari Tabel 9 produksi kansteen lebih banyak karena beberapa pabrik sejenis tidak memproduksi kansteen dan juga keuntungan yang diperoleh dari penjualan kansteen cukup besar.

D. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal

1. Matriks IFE

Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Melalui kuesioner yang telah diisi oleh pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok yang dianggap pakar dan memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paried comparison (metode berpasangan), sehingga diperoleh bobot dari masing-masing peubah internal perusahaan. Demikian pula dengan pemberian peringkat (rating). Penentuan peringkat dilakukan oleh tiga pakar yang sama dan data yang diambil adalah data rataan dari ketiga pakar tersebut, sehingga didapatkan nilai terbobot dari faktor-faktor tersebut.

Penilaian bobot terhadap faktor internal didasarkan pada hasil kuesioner pada bagian matriks berpasangan (Lampiran 2), sedangkan penilaian bobot terhadap faktor eksternal disajikan pada Lampiran 3. Penilaian rating disajikan pada Lampiran 4 dan skor adalah hasil perkalian bobot dengan rating. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, dan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 10.

Dari hasil analisis faktor internal yang disajikan pada Tabel 10,

ditemukan enam kekuatan yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu ;

a. Lokasi strategik perusahaan diakui sebagai faktor paling dominan dalam kegiatan pemasaran dengan nilai bobot 0,113, karena lokasi perusahaan berada di jalur strategik yang berada di Provinsi Banten. b. Modal sendiri memberikan nilai 0,345, dan dengan modal sendiri tanpa

(37)

modal pinjaman, maka laba yang diperoleh sebagian akan menanggung hutang yang dipinjam.

c. Transportasi milik sendiri memberikan nilai 0,321. Alat transportasi merupakan sarana penting bagi suatu bisnis. Dengan mempunyai alat transportasi sendiri maka bisa memberikan pelayanan lebih maksimal kepada konsumen sekaligus juga dapat menekan biaya transportasi. d. Peralatan memberikan nilai 0,309.

e. Lokasi dekat dengan pemasok memberikan nilai 0,305. Bahan baku utama pembuatan paving blok adalah semen dan pasir sungai. Semen yang digunakan adalah semen portland sebagaimana yang biasa digunakan untuk bangunan umum dan tidak memerlukan persyaratan khusus. Pasir yang digunakan merupakan pasir sungai yang masih kasar dan mengandung batuan-batuan kecil. Selain semen dan pasir juga digunakan abu batu untuk tambahan campuran bagian atas paving blok. Bahan baku pasir diperoleh dari penambang pasir di sungai atau dari pengumpul pasir. Menurut Dinas Pertambangan setempat, terdapat beberapa sungai sebagai sumber penambangan pasir yang potensinya masih sangat berlimpah. Dengan melakukan sendiri pengambilan bahan baku maka biaya produksi dapat ditekan.

Pada Tabel 10 juga disampaikan lima kelemahan yang dimiliki PD. Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar yaitu:

a. Keterbatasan modal memberikan nilai 0,186. Modal diperlukan jika akan mengembangkan usaha. Pengembangan usaha ini dipengaruhi banyak hal termasuk penambahan peralatan dan mesin, kemudian sumber daya, baik manusia maupun sumber daya lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan bekerjasama melalui kemitraan. b. Tidak ada quality control memberikan nilai 0,182. Quality control

(QC) diperlukan dengan tujuan untuk menjaga mutu produk, sehingga dapat menjamin kepuasan konsumen juga dapat mengurangi faktor kerusakan paving blok. QCkurang terlaksana dikarenakan tidak adanya karyawan bagian tersebut. Hanya sekali kali pihak manajemen atau pemilik melihat hasil produksi.

c. Manajer kurang terampil memberikan nilai 0,156. Manajer di perusahaan ini kurang menguasai sistem manajerial karena merupakan anak dari pemilik.

d. Disiplin pegawai rendah memberikan nilai 0,145. Rataan pegawai bagian produksi adalah lulusan SD dan berasal dari luar Tangerang Selatan. Sistem kerjanya adalah borongan, sehingga dalam bekerja terbagi dalam kelompok-kelompok kerja. Hal inilah yang menyebabkan bila ada satu atau dua karyawan tidak kerja, maka pekerja yang lainnyapun menunggu sampai jumlah kelompoknya lengkap

(38)

Tabel 10. Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013

Lokasi perusahaan strategik 0,113 3,67 0,415 1

Peralatan 0,103 3,00 0,309 5

Modal sendiri 0,094 3,67 0,345 2

Lokasi dekat dengan

pemasok 0,083 3,67 0,305 4

Transportasi milik sendiri 0,107 3,00 0,321 3

Jumlah A 0,500 1,695

Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis, kemudian memberikan bobot dan rating diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 11.

Hasil perhitungan faktor eksternal peluang ditemukan lima peluang yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu;

a. Adanya peningkatan permintaan produk paving blok memberikan nilai 0,476 merupakan kesempatan atau peluang yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah tentang pembangunan jalan dan pemukiman.

b. Adanya penawaran kerjasama memberikan nilai 0,360 merupakan kesempatan atau peluang bagi perusahaan untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah modal produksi yaitu membeli peralatan baru atau bekerjasama dengan perusahaan lain untuk menutupi kekurangan produk yang dipesan oleh konsumen.

c. Hubungan baik dengan pemasok memberikan nilai 0,311. Hubungan baik yang dilakukan oleh perusahaan dengan pemasok dicerminkan dari kontinuitas produksi. Bahan baku diperoleh dengan cara mengambil langsung dari lokasi penggalian.

(39)

e. Lokasi bahan baku dekat memberikan nilai 0,300. Lokasi bahan baku yang dekat dapat menjadikan peluang bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi, yaitu mendapatkan harga lebih murah. Tabel 11. Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013

Faktor Strategik Eksternal Bobot Adanya penawaran kerjasama 0,098 3,67 0.360 2 Lokasi bahan baku dekat 0,100 3,00 0.300 5

Hasil analisis faktor eksternal peluang pada Tabel 11, ditemukan empat ancaman yang dihadapi PD Telaga Jaya Blok memuat urutan skor terbesar berikut:

a. Fluktuatif harga bahan baku memberikan nilai tertinggi yaitu 0,185. Harga bahan baku yang selalu fluktuatif dan terkadang tidak ada, dapat menyebabkan ongkos produksi menjadi tinggi. Yang paling sering terjadi adalah pada semen.

b. Adanya kenaikan BBM memberikan nilai 0,148. Berdampak pada biaya produksi.

c. Pembajakan pegawai memberikan nilai 0,135. Pembajakan pegawai dapat menyebabkan produksi terhenti atau bila mendapatkan pegawai baru maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu, sehingga menyebabkan produksi berkurang.

d. Jalan menuju lokasi sempit memberikan nilai 0,128. Jalan menuju lokasi pabrik yang sempit kadang menjadi ancaman bagi kendaraan yang terkadang lajunya lambat, atau terperosok, sehingga menyebab-kan pelayanan ke konsumen berkurang.

(40)

meningkat-kan atau merebut peluang pasar, namun hanya bertahan dalam jangka waktu tidak lama. Hal ini dikarenakan bila salah satu pengusaha memunculkan model baru, maka dalam waktu singkat pengusaha lain dapat membuat dengan model yang sama dengan perubahan warna atau ukuran saja. Kenyataannya pengusaha paving blok di wilayah Tangerang lebih memilih untuk memproduksi model paving yang sudah trend dipasaran.

3. Matriks IE

Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam industri paving blok. Dengan total nilai pada matriks internal 2,489, maka perusahaan memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan dalam melakukan industri paving blok. Total nilai matriks eksternal 2,447, memperlihatkan respon yang diberikan oleh PD Telaga Jaya Blok kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Posisi perusahaan pada Matrik IE dapat dilihat pada

(41)

Secara nasional tidak tersedia data mengenai besarnya permintaan untuk produk paving blok. Dilihat dari penggunanya, paving banyak digunakan untuk keperluan penutupan tanah seperti trotoar jalan, halaman rumah, halaman kantor, swalayan dan supermarket, areal parkir, areal penumpukan peti kemas di pelabuhan, areal taman, garasi, jalan desa dan jalan-jalan di komplek perumahan. Saran strategi berikutnya, melakukan pengembangan produk. Mutu produk secara bertahap dikembangkan melalui pengawasan bahan baku, proses produksi dan pasca produksi. Jika modal dan jumlah produksi sudah bertambah dalam jumlah besar, diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih maju untuk meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan mutu produk.

4. Analisis Matriks SWOT

Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan diperoleh inti strategi perusahaan, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT PD Telaga Jaya Blok Tahun 2013, dapat dilihat Pada Tabel 12. a.Strategi S-O

Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah : 1) Mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran

Pangsa pasar yang dilayani oleh perusahaan adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Memperluas pangsa pasar masih sangat mungkin dilakukan mengingat pasar yang berada di Jabodetabek mempunyai daya serap cukup besar untuk produk paving blok ini. Dengan adanya kontinuitas produksi yang teratur, maka perusahaan dapat melayani konsumen yang membutuhkan pasokan paving blok lebih besar. Bahkan perusahaan mampu untuk mengikat kontrak dengan perusahaan kontraktor.

2) Memelihara dan mempertahankan mutu produk.

Mutu produk saat ini dianggap sudah cukup baik (sesuai ukuran, model dan bentuk), maka yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kepada karyawan di tingkat bawah terutama terhadap karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi. Menjaga mutu produk sangat penting bagi keberlangsungan produksi. Harapan akan kesadaran dari dalam diri masing-masing karyawan harus dapat diyakinkan oleh seorang manajer, agar proses ini berjalan dengan lancar. Dengan cara itu, diharapkan karyawan dapat menjaga mutu produk pada setiap tahapan proses produksi atas dasar kesadaran diri sendiri.

(42)

pasar yang cukup besar. Jika PD Telaga Jaya Blok dalam memenuhi permintaan konsumen kekurangan produk, maka dengan adanya sistem ini masalah tersebut dapat diatasi, yaitu dengan cara mengambil produk yang sama dari perusahaan lainnya yang terjalin dalam kerjasama. Perusahaan yang lebih besar dapat dimanfaatkan untuk membangun pasar yang lebih luas dan mempertahankan produk yang dihasilkan oleh PD Telaga Jaya Blok

b.Strategi W-O

Strategi W-O adalah strategi perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah : 1) Melakukan promosi efektif untuk meningkatkan pemasaran

Strategi lainnya yang harus dijalankan oleh PD Telaga Jaya Blok adalah promosi. Perusahaan harus dapat menggunakan berbagai media promosi untuk mendukung pemasaran produknya. Media promosi yang digunakan perusahaan dapat berupa penyebaran brosur dan leaflet, penggunaan media radio dan spanduk untuk menjaring konsumen potensial, ataupun media lain yang dianggap efektif dan efisien.

Langkah awal yang perlu dilakukan berkaitan dengan promosi adalah mengusahakan agar produk yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing secara mutu dan pelayanan di pasaran. Hal tersebut salah satunya dilakukan pada segmen pasar tertentu dengan mengenalkan identitas produk yang membedakannya dengan produk yang sama dari perusahaan pesaing. Dengan beberapa keunggulan mutu produk yang diperkenalkan melalui media promosi, konsumen akan dengan mudah mengenali produk yang dimaksud di pasaran.

2) Meningkatkan kinerja pegawai

Cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan kapasitas keterampilan karyawan melalui pelatihan dan pendampingan dalam proses produksi.

Strategi yang perlu dilakukan adalah melakukan pelatihan, pembinaan dan bimbingan, agar kinerja karyawan dapat meningkat, terutama bagian produksi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian produksi contohnya adalah pelatihan penggunaan alat dan mesin, pelatihan penanganan gangguan pada mesin operasi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian manajemen adalah pelatihan pembukuan dan akuntansi, pelatihan untuk bagian pemasaran seperti pelatihan promosi yang efektif, pelatihan pembuatan proposal penawaran dan lain-lain.

(43)

c. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman yang ada. Strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah :

(44)

Jika konsumen merasa senang dengan pelayanan dan produk perusahaan ini, maka konsumen tersebut secara tidak langsung dapat berfungsi sebagai media promosi untuk memberitahukan kepada calon konsumen lainnya tentang mutu produk dan pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan juga dapat ditingkatkan dengan cara memenuhi keinginan pelanggan, terutama terhadap produk yang diminati.

2) Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi

Efisiensi operasional dilakukan dengan melakukan penghematan biaya operasional, seperti penggunaan bahan bakar untuk operasional paving blok. Selain itu, perusahaan juga harus meminimalkan penggunaan alat dan mesin yang tidak difungsikan.

Tingginya harga jual produk erat kaitannya dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, dimana semakin tinggi biaya produksi per satuan produk, maka harga jual akan semakin tinggi. Tingginya harga jual produk tersebut dapat disiasati dengan melakukan efisiensi selama proses produksi berjalan.

Efisiensi dilakukan dengan cara mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada dan efisiensi biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, serta tidak terlalu mendesak untuk dikeluarkan. Efisiensi secara tidak langsung salah satunya dapat dilakukan dengan cara pengawasan mutu produk lebih ketat, sehingga presentase produk dengan kategori mutu yang baik dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya berpengaruh nyata terhadap penerimaan perusahaan.

d. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan strategi perusahaan untuk meminimal-kan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan agar terhindar dari ancaman yang ada. Strategi yang dapat dilakukan adalah memper-tahankan harga jual produk dan pengembangan produk alternatif.

1) Mempertahankan harga jual produk di pasaran

Strategi mempertahankan harga jual produk dapat dilakukan dengan melakukan proses produksi secara efisien. Dengan dilakukan-nya produksi efisien, maka diharapkan biaya produksi per satuan produk menjadi lebih rendah. Berdasarkan data di lapangan (pengamatan pihak perusahaan) kondisi sekarang ini permintaan terhadap produk paving blok untuk berbagai jenis cenderung meningkat. Namun demikian, di satu sisi saat seperti sekarang ini dianggap bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual produk. Hal ini mengingat banyaknya pesaing yang ada di sekitar perusahaan sendiri. Kesalahan dalam penentuan harga jual bisa menyebabkan kosumen pindah ke perusahaan sejenis lainnya.

Gambar

Tabel 1. Standar mutu paving blok
Gambar 1.  Diagram alir kegiatan
Gambar 2.  Matriks IE model GE (Rangkuti, 2008)
Tabel 3.  Matriks SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada pandangan tersebut, penulis membuat sebuah aplikasi kamus istilah komputer yang berbasis android sehingga masyarakat bisa menggunakan kamus

bahwa untuk memulihkan kehidupan masyarakat yang tertib, dan aman serta untuk memberikan landasan hukum yang kuat dan kepastian hukum dalam

[r]

Perilaku etis terhadap konsumen, yaitu merupakan pendapat responden atau pelanggan terhadap PLN Area Mojokerto, mengenai etika perusahaan yang sesuai dengan eksistensi

Beberapa pembagian iklan yang lebih spesifik, yaitu (dalam Kurniawati, 2006: 9): 1) Iklan tanggung jawab sosial adalah iklan yang bertujuan menyebarkan pesan- pesan, yang

Dalam rangka penguatan regulasi akademik PTKI dan merespon isu-isu pengembangan kurikulum, maka diperlukan pertemuan lanjutan yang akan dilaksanakan pada:.. Senin-Rabu, 13

Model perulangan perilaku maupun tindakan dan interaksi antara para pelaku (aktor) baik itu punggawa, pemimpin kapal, dan sawi dalam kelompok nelayan ikan

Mendaftarkan diri sebagai peserta KLINIK Penyusunan Proposal Penelitian Dosen Pemula Tahun 2013 yang diselenggarakan KOPERTIS Wilayah VII Jawa Timur tanggal 1 Mei