• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA :PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kab. Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA :PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kab. Serang."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH )

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

PADA KONSEP PANCA INDERA

(PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kab. Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

S

a’diah

0903841

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SA’DIAH

0903841

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

PADA KONSEP PANCA INDERA

(PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Hj. Nur’aini, M.Pd. NIP. 19580109 198203 2 002

Pembimbing II

Dr. Peristiwati, M.Kes. NIP. 19640320 199103 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Serang

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Membuat Pasangan (Make a Match) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Panca Indera (PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang) ini

sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau penyuntingan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Serang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan

SA’DIAH

(4)

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Membuat Pasangan untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Pada Konsep Panca Indera.

(PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kec. Kragilan Kab. Serang)

Oleh Sa’diah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Sa’diah

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

ABSTRAK

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Membuat Pasangan (Make a Match) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Panca Indera (PTK di Kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang). SA’DIAH, 2013.

Latar belakang penelitian ini adalah, rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA siswa khususnya pada konsep panca indera. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia seperti panca indera manusia dengan fungsinya, serta cara pemeliharaannya. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh metode ceramah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran serta hasil belajar siswa pada konsep panca indera manusia, menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Arikunto, dkk. Dilaksanakan dalam dua siklus, yang tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi aktivitas guru dan siswa serta tes hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar IPA pada konsep panca indera mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 75, aktivitas siswa sebesar 60, dan pada siklus II aktivitas guru meningkat menjadi 85 serta aktivitas siswa 77,5. Nilai rata-rata hasil belajar juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pada prasiklus yang hanya sebesar 31,25 pada siklus I meningkat menjadi 60,94 dan pada siklus II meningkat menjadi 83,12.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………i

PERNYATAAN ………..ii

ABSTRAK ………iii

KATA PENGANTAR ……….iv

DAFTAR ISI ………vi

DAFTAR TABEL ………..viii

DAFTAR BAGAN ………..ix

DAFTAR GRAFIK ………x

DAFTAR LAMPIRAN ………..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Rumusan Masalah ………..3

C. Tujuan Penelitian ………..3

D. Manfaat Hasil Penelitian ………..4

E. Definisi Operasional ………..5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ………6

B. Kajian Hasil Penelitian ………...24

(7)

D. Hipotesis Tindakan ……….26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...27

B. Rencana Tindakan ……….28

C. Teknik Pengumpulan Data ………....33

D. Pengolahan Data ………....37

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ………....38

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian ………...39

B. Rekapitulasi Hasil Penelitian ………....68

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………69

D. Jawaban Hipotesis Tindakan ………72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………...73

B. Rekomendasi ………74

DAFTAR PUSTAKA ……….76

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ………..13 3.1. Kisi-Kisi Soal Materi Panca Indera Manusia dan Fungsinya

Serta Cara Pemeliharaannya………34

3.2. Pedoman Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………37 3.3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………37

3.4. Klasifikasi Nilai Hasil Observasi dan Hasil Belajar Siswa ………38

4.1. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ………44 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………48 4. 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………49 4.4. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a Match ………...50 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa

Pada Siklus I Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match ……….52

4.6. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ………...58 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ……….62 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ……….63 4.9. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Make a Match ………....65 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa

Pada Siklus I Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a Match ………..66 4.11. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa,

(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan

3.1. Alur PTK Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa,

dan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………53 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa,

dan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ………67 4.3. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa,

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ……….L1 2. Rangkuman Materi Panca Indera Manusia

dan Fungsinya Serta Cara Pemeliharaannya ………....L2

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK tentunya harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kita lihat benda-benda di sekeliling kita, mulai dari yang paling dekat dengan kehidupan manusia sekarang seperti telepon genggam (handphone), komputer,

laptop, tablet pc, televisi, sepeda motor, mobil, pesawat terbang, kapal

selam dan lain sebagainya, itu semua merupakan produk dari kemajuan IPTEK. Benda-benda tersebut merupakan hasil dari penerapan prinsip-prinsip dan teori-teori sains yang kompleks. Teori-teori dan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip ilmu yang kompleks, semuanya berawal dari pengetahuan yang sederhana. Pengetahuan-pengetahuan dasar yang sederhana, banyak kita dapatkan ketika usia Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, pendidikan di SD sangat berperan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

(13)

2

Namun dari hasil pengamatan pada siswa di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3, ditemukan bahwa siswa masih kesulitan memberikan jawaban yang rasional terhadap pertanyaan yang diberikan. Siswa masih sulit memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia seperti panca indera manusia dengan fungsinya, serta cara pemeliharaannya. Hal tersebut salah satu penyebabnya berakar pada proses pembelajaran yang diterapkan di kelas. Pembelajaran IPA kebanyakan didominasi oleh metode ceramah, sehingga aktivitas belajar siswa cenderung rendah.

Seperti yang dikatakan oleh Wardani dan Wihardit (2011:6.11), “Jika hal ini terus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan berdampak terhadap kualitas

pendidikan secara menyeluruh.”

(14)

3

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MEMBUAT PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP PANCA INDERA.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match dapat meningkatkan proses pembelajaran pada konsep panca

indera?

2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep panca

indera?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan proses pembelajaran pada konsep panca indera dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

(15)

4

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat antara lain bagi mahasiswa selaku peneliti, guru, dan siswa. Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti:

a. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang dapat membantu proses pembelajaran IPA agar lebih efektif.

b. Dapat menambah pengalaman dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA secara langsung.

2. Manfaat bagi guru:

a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru.

c. Mengukur keberhasilan guru dalam menyampaikan materi ajar. d. Menambah wawasan dan memberikan contoh konkrit penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep panca indera.

3. Manfaat bagi siswa:

(16)

5

b. Dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada konsep panca indera.

E. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Make a Match

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari teknik-teknik dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (Rusman, 2010). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

2. Pemahaman

“Pemahaman (comperhention, understanding) merupakan tingkatan belajar kognitif yang kedua, yaitu kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, misalnya: menafsirkan, menjelaskan, merangkum suatu tes dan lain-lain” (Riyanto, 2010:17)

3. Panca Indera Manusia

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Arikunto, dkk (2012). PTK dalam bahasa Inggris disebut sebagai Classroom Action Research (CAR).

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2012:2), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, yaitu:

1. Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan – menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas – dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu

(18)

28

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto dkk, 2012:3).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, dkk, 2012:58)

Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2006:155) memiliki

karakteristik sebagai berikut: “1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan dan kondisi yang diangkat untuk ditingkatkan harus berangkat dari praktek pembelajaran nyata di kelas; 2. Guru dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal dan mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.”

Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; 2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik; 3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas; dan 4. Memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya (Mulyasa, 2006:155).

B. Rencana Tindakan

(19)

29

model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut (Arikunto, dkk:2012).

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

Tahap 3: Pengamatan (observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan pengamatan sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.

Tahap 4: refleksi (reflecting)

(20)

30

Bagan 3.1 Alur PTK Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a Match

(Modifikasi Arikunto, dkk. 2012:16)

Penjelasan: 1. Pra siklus

a. pengamatan : Peneliti sebagai observer mengamati kegiatan PRA SIKLUS

Observasi : Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas IV.

Refleksi : Peneliti sebagai observer menganalisis hal-hal apa saja yang kurang pada kegiatan pembelajaran sehingga siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Rencana : Peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV.

SIKLUS I

Observasi : Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia.

Refleksi : Peneliti dan guru mitra

berkolaborasi untuk menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a

match) pada konsep panca indera

manusia. Jika hasilnya belum maksimal atau belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya,

Tindakan : Peneliti sebagai model

melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a

match) pada konsep panca indera

(21)

31

b. refleksi : Peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran mengenai panca indera manusia yang telah disampaikan oleh guru. Dalam hal ini, pemahaman siswa masih rendah dikarenakan metode mengajar yang digunakan oleh guru cenderung monoton, yaitu metode ceramah dan pemberian tugas mengerjakan lembar kerja siswa yang memungkinkan kurangnya partisipasi aktif siswa sehingga pemahaman dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung rendah.

2. Siklus I a. Rencana

1) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV.

2) Menyiapkan alat dan bahan seperti kartu-kartu pasangan pertanyaan dan jawaban, pluit untuk penanda waktu, hadiah sebagai penghargaan bagi siswa

dll.

3) Menyiapkan sumber belajar mengenai materi panca indera manusia yang akan disampaikan yaitu buku paket Sains kelas IV dan buku-buku penunjang

lainnya.

(22)

32

b. Tindakan

1) Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca

indera manusia sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.

2) Menyampaikan materi panca indera manusia dengan demonstrasi. 3) Melakukan permainan membuat pasangan (make a match) mengenai

materi panca indera manusia dan cara pemeliharaannya yang baru saja dipelajari.

4) Melakukan evaluasi dan memberikan tes formatif siklus I.

c. Pengamatan (observasi): Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran adalah:

1) aktivitas siswa 2) aktivitas guru d. Refleksi

(23)

33

belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, sampai maksimal tiga siklus.

2) Siswa dikatakan memenuhi standar ketuntasan belajar minimal, jika mencapai nilai >65. Jika hasilnya rata-rata belum mencapai SKBM, maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya sampai maksimal tiga siklus.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu sumber data, jenis data, instrumen yang digunakan, serta teknik pengumpulannya. Secara lengkap, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan pada tabel berikut ini.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, maka diperlukan instrument penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar observasi.

(24)

34

kemampuan dalam mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera manusia dengan fungsinya serta kemampuan menjelaskan gangguan dan cara memelihara kesehatan panca indera.

Berikut ini adalah kisi-kisi dan soal tes pada konsep panca indera manusia.

(25)

35

2. Alat indera yang dapat merasakan panas atau dingin adalah. . . a. Hidung c. lidah

b. Kulit d. telinga

3. Salah satu penyakit yang dapat menyerang hidung adalah. . . a. Batuk c. glukoma

b. Diare d. sinusitis

4. Jika kita membaca atau menonton televisi terlalu dekat, itu tidak baik karena dapat mengakibatkan kelainan mata yang disebut. . . a. Hemerolopi c. miopi

b. Hipermetropi d. presbiopi

5. Agar kulit kita tetap sehat, maka kita harus menjaganya, kecuali… a. Berganti pakaian bersih setiap hari

b. Bermain pasir dan lumpur di halaman c. Mandi minimal dua kali sehari

d. Membiasakan cuci tangan dan kaki

II. Mari melengkapi pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat.

6. Pada lidah kita terdapat bintil-bintil kecil yang peka terhadap rasa, disebut. . .

7. Saluran eustachius merupakan saluran yang menghubungkan antara . . . dan . . .

8. Bagian mata yang memberi warna pada mata adalah . . . . … . . . 9. Jika kita terkena sariawan, maka kita harus makan makanan yang

banyak mengandung vitamin . . .

10.Dina tidak bisa membaca dengan jelas jika jaraknya lebih dari 30cm, maka Dina dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa . . .

11.Bagaimana pelajaran IPA hari ini? Menyenangkan atau tidak? Berikan alasanmu . . . . . .

(26)

36

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

NO INDIKATOR

NILAI

1 2 3 4

1 Menyampaikan tujuan pelajaran yang akan

dicapai dan menekankan pentingnya konsep

panca indera manusia yang akan dipelajari, serta

memotivasi siswa belajar.

2 Menyajikan materi tentang konsep panca indera

manusia.

3 Menyiapkan kartu-kartu soal dan jawaban yang

berkaitan dengan konsep panca indera manusia.

4 Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok dan membimbing setiap kelompok-kelompok

agar melakukan transisi secara efektif dan

efisien.

5 Memberikan instruksi permainan dengan jelas.

6 Membimbing kelompok-kelompok pada saat

melakukan tugas kelompoknya masing-masing.

7 Mengelola jalannya permainan agar tetap

kondusif

8 Membimbing siswa mempresentasikan pasangan

kartu.

9 Memberikan penghargaan atas kecocokan kartu

dan kerjasama siswa.

10 Mengevaluasi proses pembelajaran.

Jumlah

Rata-Rata

Keterangan: 1: Kurang;

2: cukup;

(27)

37

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

NO INDIKATOR

NILAI

1 2 3 4

1 Memperhatikan presentasi materi dari guru dengan penuh perhatian.

2 Membaca teks yang diberikan guru dan membuat catatan pribadi.

3 Mendengarkan dan mengikuti instruksi permainan dari guru.

4 Melaksanakan permainan dengan tertib.

5 Berdiskusi antar siswa dalam mencocokkan kartu. 6 Mencari pasangan kartu sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

7 Melaporkan pasangan kartu kepada kelompok penilai / guru.

8 Melakukan transisi kelompok dengan tertib. 9 Mempresentasikan pasangan kartu.. 10 Berdiskusi/bertanya antar siswa dan guru

Jumlah

Rata-Rata

Keterangan: 1: Kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sangat baik

D. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang dapat diketahui dari hasil belajarnya.

(28)

38

Rata-rata = Σ skor keseluruhan Jumlah siswa

Ketuntasan belajar = Σ siswa yang mendapat nilai ≥65 x 100%

Σ siswa

Nilai Aktivitas Guru dan Siswa = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimum

Hasil tersebut diinterpretasikan dengan kategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa

Persentase Pemahaman Siswa Kriteria

90 - 100 Baik Sekali

76 - 90 Baik

65 -75 Cukup

< 65 Kurang

E. Subjek Dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran dengan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Dilaksanakan di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 3 yang berlokasi di Kp. Cikopyah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang-Banten 42184.

(29)
(30)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera, maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:

1. Proses pembelajaran IPA pada konsep panca indera menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe membuat pasangan (make a match), mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari nilai hasil observasi aktivitas guru pada siklus I sebesar 75 pada kategori cukup dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85 pada kategori baik. Begitu pula dengan skor nilai aktivitas siswa yang pada siklus I sebesar 60 pada kategori kurang dan pada siklus II meningkat menjadi 77,5 pada kategori baik.

(31)

kooperatif tipe make a match pada siklus I naik menjadi 60,94 pada kategori kurang dengan prosentase daya serap kelas atau ketuntasan belajar siswa sebesar 43,75%. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 83,12 pada kategori baik dengan prosentase kelulusan mencapai 100%.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe membuat pasangan (make a match) berhasil meningkatkan proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa pada konsep panca indera. Hal ini dikarenakan ada unsur permainan pada model pembelajaran kooperatif tipe make a match sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik. Selain itu, model pembelajaran ini menyenangkan, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi, serta efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

B. Rekomendasi

Berdasrkan temuan-temuan dan pembahasan selama pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 3, maka peneliti merekomendasikan kepada:

(32)

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, agar dilakukan penyegaran metode dalam mengajar, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, tidak terpaku pada metode ekspositori atau ceramah guru, sehingga proses pembelajaran dapat lebih efektif dan peserta didik tidak merasakan kejenuhan dalam belajar.

2. Kelompok Kerja Guru (KKG)

Instansi yang terkait khususnya dinas pendidikan, membahas di forum KKG agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe membuat pasangan (make a match) sebagai salah satu alternatif untuk mengaktifkan proses pembelajaran IPA.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti diharapkan dapat menjadi awal bagi penelitian-penelitian selanjutnya dikemudian hari untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya, dan umumnya untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar.

4. Bagi Kepala Sekolah

(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.

Astianah. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Perkembangan Alat Transportasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran

IPS Melalui Model Cooperative Learning Tipe Make A Match di Kelas IV

SD :PTK di Kelas IV SDN Jayanti I Kec. Jayanti Kab. Tangerang. Skripsi

S1 PGSD UPI Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

DeVito, A., Krockover, G.H. & Steele K.J. (1993). Creative Teaching. New York: HarperCollins College.

Funk, H. & Koenig, M. (2008). Grammatik Lehren und Lernen. München: Goethe Institut.

Jannah, M. (2009). Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Penggunaan Teknik

Make a Match pada Konsep Struktur Tumbuhan. Skripsi S1 PGSD UPI

Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Karli, H. & Sriyuliaritiningsih, M. (2004). Implementasi KBK (Model-Model

Pembelajaran). Bandung: Bina Media Informasi.

Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Professional. Bandung: Rosdakarya.

Prihartantri, dkk. (2012). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV. Karanganyar: CV Hasan Pratama.

(35)

Saeful, A. (2011). Metode Make a Match: Tujuan, Persiapan, dan

Implementasinya dalam Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://s4iful4min.blogspot.com/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan-dan.html [08 Mei 2013]

Slavin, RE. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Suprijono A. (2012). Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surya, A.D.F. (2012). Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS di Kelas IV

SDN Kadumerak 2 Karangtanjung. Skripsi S1 PGSD UPI Kampus

Serang: Tidak Diterbitkan.

Wardhani, IGAK. & Wihardit, K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel
Grafik 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa,
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Materi Panca Indera Manusia dan
Tabel 3.2 Pedoman  Observasi Aktivitas Guru Menggunakan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Section 87 of t he Administration of the Religion of Islam (State of Selangor) Enactment 2003... Institution of zakat is one of the most important bodies in developing the

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISDIK - 08/POKJA/2015 tanggal 26 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan PAUD Assalam

Data faktor risiko suatu penyakit akan dilatih menggunakan jaringan syaraf tiruan backpropogation untuk mengenali pola pada masing-masing faktor risiko obesitas, DM tipe 2 dan

The concrete must be poured in the slabs formworks in vertical and not in horizontal layers since, in case concreting has to be stopped for a long period of time, when it is

2. Siswa dapat menjelaskan yang memimpin pertandingan sepak bola 9 13. Siswa dapat menjelaskan pengertian mengumpan dengan kepala 10.. 1.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam

Kompetensi SDM mempengaruhi kepuasan kerja dan kualitas pelayanan, terbukti melalui keahlian, sifat dan motivasi dokter dan perawat yang baik, maka kualitas pelayanan