• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Seger atau Kolaborasi dan Konsultasi

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

IV. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Seger atau Kolaborasi dan Konsultasi

Langkah keempat mencerminkan sifat kesinambungan prosespenatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primeratau kunjungan prenatal periodik, tatpi juga saat bidan melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut. Data baru yang diperoleh terus dikaji dan kemudian dievaluasi.

Beberapa data mengindikasikan situasi kedaruratan yang mengharuskan bidan mengambil tindakan secara cepat untuk mempertahankan nyawa ibu dan bayinya. (Varney, 2007; h.27) Antisipasi yang perlu dilakukan adalah

a. Rujuk ke Rumah Sakit agar mendapatkan penanganan yang maksimal.

b. Kolaborasi dengan dokter obsgyn untuk penatalaksanaan ibu hamil dengan anemia agar mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut.

c. Untuk penanganan pada anemia berat dsegera lakukan transfusi darah jika Hb < 7 gr/dl atau terjadi gagal jantung. d. Untuk penanganan IUGR, kolaborasi dengan bagian radiologi

khususnya bagian USG untuk melakukan pemeriksaan guna mengatahui keadaan janin.

V. Perencanaan

Langkah kelima, mengembangkan sebuah rencana keperawatan yang meyeluruh, ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan. (Varney, 2007; h.27)

Rencana ini meliputi

2. KIE pada ibu hamil tentang gizi ibu hamil agar mengkonsumsi makan – makanan dengan gizi seimbang.

3. KIE pada ibu hamil tentang cara pengolahan makan yang baik.

4. KIE pada ibu hamil tentang manfaat tablet Fe dan kandungan zat besi dalam ablet Fe.

5. Berikan ibu terapi obat/suplemen tablet Fe. 6. Ajarkan ibu cara minum tablet Fe

VI. Pelaksanaan

Langkah keenam adalah melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan atau dilakukan sebagian oleh ibu atau orang tua, bidan atau anggota tim kesehatan lain. Aapbila tidak dapat melakukannya sendiri, bidan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa implementasi benar – benar dilakukan. Implementasi yang efisien akan meminimalkan waktu dan biaya serta meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Suatu komponen implementasi yang sangat penting adalah pendokumentasian secara berkala, akurat dan menyeluruh. (Varney, 2007; h.28)

Pelaksanaan bidan sesuai perencanaan diatas yaitu :

1. Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan, karena pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi

kahamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru lahir, serta pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang diderita, tindakan kebidanan yang akan dilakukan, alternative terapi lainnya, prognosa dan perkiraan biaya pengobatan (IBI, 2006; h.82)

2. Memberikan KIE pada ibu hamil untuk makan makanan yang bergizi seimbanga agar memenuhi kebutuhan untuk ibu dan janinnya. Dietb yang dianjurkan adalah die yang mengandung besi heme sebagai hemoglobin dan miglobin. Banyak ditemukan dalam daging, unggas dan ikan ataupun diet yang mengandung besi non heme, garam besi ferro atau ferri seperti yang ditemukan dalam sumber-sumber non hewani seperti makanan nabati, suplemen dan fortikan. Diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besiseperti asam askorbat, dan hindari diet yang mengandung penghambat penyerapan zat besi seperti phitat, polyphenol. Selain itu juga harus kaya dengan protein yang cukup (bahan pangan hewani : daging, ikan, telur, kacang-kacangan) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin. (Proverowati dan Asfuah, 2009; h.78-79)

3. Memberikan KIE pada ibu hamil untuk mengolah makanan yang baik dan benar agar zat-zat dan vitamin yang terkandung dalam makanan tidak larut. Makanan yang aman untuk ibu hamil yaitu makanan kering seperti sereal, roti, tepung dan

kacang. Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karena akan menyebebkan hilangnya vitamin B. Daging atau ikan jangan digarami sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu panas. (Proverowati dan Asfuah, 2009; h.57)

4. Memberikan KIE tentang manfaat tablet Fe yaitu tabet Fe sangat berguna sekali bagi ibu dan janinnya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe roti, dan sereal. (Proverowati dan Asfuah, 2009; h.46)

5. Memberikan ibu terapi obat dan suplemen tablet Fe. Terapi yang diberikan adalah dengan pemberian preparat besi, ferro sulfat, ferro glukonat, dan Na-ferro bisitrat, pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb 1gr% per bulan, cukup 1 tablet sehari diminum dengan vitamin C atau minuman yang mengandung C karena mempercepat penyerapan. (Wiknjosastro, 2007; h.453)

6. Mengajarkan pada ibu hamil cara meminum tablet Fe, zat besi tambahan diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan, hindari mengkonsumsi kalsium seperti susu bersama zat besi. Minumlah vitamin C seperti jus jeruk bersamaan dengan zat besi, masaklah makanan dalam air mineral supaya waktu masak sesingkat mungkin, makanlah daging dan ikan karena zat besi yang terkandung mudah diserap oleh tubuh. (Varney, 2007; h.624).

VII. Evaluasi

Langkah terakhir evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar – benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasikan pada langkah kedua tentang masalah, diagnosis maupun kebutuhan perawatan kesehatan. (Varney, 2007; h.28)

Catatan Perkembangan

Catatan perkembangan dicatat dalam metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan. (Varney, 2007; h.27-28)

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney yaitu langkah pertama (pengkajian data). Terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

O : Objektif

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney yaitu langkah pertama (pengkajian data). Data ini diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium, atau pemeriksaan diagnostik lain. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

A : Assesment

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Menurut Helen Varney pada langkah kedua, ketiga dan keempat sehinggga mencakup hal – hal berikut ini :

Diagnosis/masalah kebidanan, masalah potensial dan perlunya mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial. Kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan meliputi tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan rujukan.

P : Planning

Planning /perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disususn berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraan. Meskipun secara istilah P adalah Planning/perencanaan saja, dengan kata lain P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah kelima, keenam, dan ketujuh. Dalam planning ini juga harus mencantumkan evaluation/evaluasi yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektifitas asuhan atau hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi ini berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan atau asuhan. Untuk mendokumentasikan proses evaluasi ini diperlukan sebuah catatan perkembangan dengan tetap mengacu pad ametode SOAP.

Dokumen terkait