• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

2. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Anemia

Manajemen asuahan kebidanan diterapkan dalam 7 langkah varney yang terdiri pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

I. Pengkajian (Pengkumpulan Data)

Langkah pertama adalah mengumpulkan data dasar yang menyeluruh untuk mengvaluasi ibu dan (Varney, 2007, h.27)

A. Data Subjektif 1. Identitas Klien

a. Nama

Identitas dimulai dengan nama pasien yang harus jelas dan lengkap, baik itu nama depan, nama keluarga dan nama panggilan akrab (Latief, 2009; h.5).

b) Umur

Semakin muda atau semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan (Proverowati dan asfuah, 2009; h.47)

c) Agama

Agama juga memantapkan identitas, disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan berhubungan dengan agama (Latief, 2009; h.6)

d) Pendidikan

Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan, pemberian konseling yang didasarkan pada tingkat pendidikan pasien tersebut (Manuaba, 2010, h. 120) e) Suku Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat dan kebiasaan sehari – hari. Ras memainkan peranan misalnya pada orang berkulit hitam kadar hemoglobinnya lebih rendah dari

pada orang berkulit putih tanpa memperhatikan tingkat social ekonomi. (Varney, 2007, h.127)

f) Pekerjaan

Pada wanita yang bekerja hendaknya disesuaikan dengan kemampuan, dan mengurangi aktifitas jika usia kehamilan sudah semakin tua (Manuaba, 2010, h.117). g) Alamat

Alamat diperlukan karena untuk mempermudah saat dilakukan kunjungan rumah. Selain itu wanita yang tinggal di dataran tinggi (karena konsentrasi oksigen yang lebih rendah dalam atmosfer) menunjukan kadar hemoglobin dan hematokrit yang lebih tinggi karena tubuh mereka beradaptasi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat. (Varney, 2007, h.127)

4) Keluhan utama

Ibu hamil yang memiliki keluhan utama yaitu merasa letih, mengantuk, kelelahan, pusing, kadang pingsan, nafsu makan berkurang, perubahan kebiasaan tidur. (Varney, 2007, h.127).

5) Riwayat Kesehatan

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat penyakit akut, kronis yang dapat mempengaruhi kehamilan.

1) Penyakit Jantung

Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu mempengaruhi kehamilannya yang memberatkan penyakit jantung. Penyakit jantung pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya anemia karena dengan peningkatan volume sel darah merah sehingga mengakibatkan terjadinya anemia (Wiknjosastro H, 2007; h. 430).

2) Terlalu sering melahirkan

Seorang wanita dengan yang mengalami kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan Fe. Kehamilan dan persalinan yang sering juga mengakibatkan cadangan Fe semakin berkurang dan dapat menyebabkan anemia (Manuaba, 2010, h.238)

3) Infeksi Kolera pada kehamilan

Muntah dan diare yang berlebihan apalagi tidak terkendali dapat membahayakan hidup ibu dan janin karena kekurangan cairan tubuh yang fungsional. Dengan demikian muntah dan diare yang terjadi pada kehamilan memerlukan perawatan dan pengobatan yang intensif melalui pemberian cairan pengganti, selain itu muntah dan

diare dapat menghambat asupan zat besi bagi ibu hamil sehingga dapat mengakibatkan anemia (Manuaba, 2010, h.339)

4) Penyakit ginjal kronik

Semua jenis insufisiensi ginjal kronik dapat disertai oleh anemia dengan perdarahan bervariasi, biasanya akibat defisiensi eritropoietin. Juga terdapat unsure anemia pada penyakit kronik. Selema kehamilan pada sebagian wanita massa sel darah merah bertambah tetapi lebih rendah dibandingkan pada kehamilan normal (Cunningham, 2006, h.1466).

5) Infeksi Malaria pada kehamilan

Malaria merupakan infeksi yang masih terdapat di daerah pedesaan dan merupakan penyakit rakyat. Seperti diketahui serangan malaria terjadi secara teratur dengan jadwal waktu tertentu. Bentuk serangannya berupa demam tinggi yang dapat disertai menggigil. Disamping itu penghancuran sel darah merah menyebabkan anemia sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010, h.339)

b. Riwayat kesehatan sekarang 1) Perdarahan aktif

Kehilangan darah bisa terjadi karena perdarahan, menstruasi berat, atau luka sehingga dapat menyebabkan anemia (Proverawati, 2011, h. 14). Terjadinya perdarahan kronis (gangguan mestruasi, penyakit yang menyebabkan perdarahan pada wanita seperti mioma uteri, polip serviks, penyakit darah) (Manuaba IAC, 2010; h.239)

2) Kurang gizi

Kebanyakan dari anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu didaerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi (Manuaba, 2010, h. 238).

3) Hiperemesis Gravidarum

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum mengalami mual, muntah berlebihan, nafsu makan buruk dan asupan nutrisi berkurang dan dehidrasi, selain itu menyebabkan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energi. (Varney, 2007; h.608). 4) Penyakit ginjal kronik

Semua jenis insufisiensi ginjal kronik dapat disertai oleh anemia dengan perdarahan bervariasi,

biasanya akibat defisiensi eritropoietin. Juga terdapat unsure anemia pada penyakit kronik. Selema kehamilan pada sebagian wanita massa sel darah merah bertambah tetapi lebih rendah dibandingkan pada kehamilan normal (Cunningham, 2006, h.1466).

5) Ibu hamil yang menderita penyakit cacing

Cacing merupakan parasi yang tersebar dimana – mana, cacing juga dapat menggangu manusia penjamunya dalam bentuk cacing dewasa, telurnya ataupun dalam bentuk larva. Cacing usus mungkin akan bersaing dengan penjamunya dalam mengambil makanan (zat gizi) dan hal ini akan menyebabkan anemia karena perdarahan yang ditimbulkan (Wiknjosastro, 2007; h.575).

6) Infeksi Malaria pada kehamilan

Malaria merupakan infeksi yang masih terdapat di daerah pedesaan dan merupakan penyakit rakyat. Seperti diketahui serangan malaria terjadi secara teratur dengan jadwal waktu tertentu. Bentuk serangannya berupa demam tinggi yang dapat disertai menggigil. Disamping itu penghancuran sel darah merah menyebabkan anemia sehingga

menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Manuaba, 2010, h.339).

c. Riwayat kesehatan keluarga

Anemia dalam kehamilan tidak dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan karena merupakan proses penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan. (Wiknjosastro, 2007, h.448)

4. Riwayat Obstetri a. Riwayat Menstruasi

Riwayat atau pengkajian jadwal menstruasi ini dibutuhkan karena normalnya wanita mengalami menstruasi yang dapat menambah kehilangan darah setiap bulannya, ditambah dengan kebutuhan terkait kehamilan yang meningkatkan kebutuhan zat besi harian diantara wanita usia reproduktif 2-3 mg/hari. Penyebab yang mendasari anemia yang didefinisikan sebagai suatu penurunan massa sel darah merah atau total hemoglobin secara lebih tepat, kadar hemoglobin normal pada wanita yang sudah menstruasi 12,0 gr/dl dan untuk wanita hamil 11,0 gr/dl. Namun tidak ada efek merugikan bila kadarnya <10,0 gr/dl (Varney, 2007; h.126 -127).

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki – laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan

sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30 sampai 40 mg (Manuaba, 2010; h.238).

b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas lalu

Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi anemis. Jika cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba, 2010; h.238).

Abortus adalah berakhirnya kehamian sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu, abortus mengakibatkan peradarahan yang dapat menyebabkan anemia. Pada abortus yang menyebabkan anemia sedang, untuk pengobatannya diberikan sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi (susu, sayuran segar, ikan, daging, telur). Untuk anemia berat berikan transfusi darah (Saiffudin, AB, 2009; h. 150)

c. Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan saat ini dirancang untuk mendeteksi komplikasi kehamilan, persalinan, faktor

resiko dan beberapa ketidaknyamanan (Varney, 2007; h.525).

1. Paritas

Dituliskan dengan G…P…A…

Dimana G adalah Gravida (Jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita tersebut), P adalah Para (Jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup), dan A adalah Abortus/keguguran (Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan berat janin 500 gram) (Varney, 2007; h.523).

2. HPHT (Haid Pertama Haid Terakhir)

Hal ini ditanyakan untuk menghitung HPL (Hari Perkiraan Lahir) dapat dihitung dengan menambahkan 7 pada tanggal, mengurangi 3 pada bulan, dan menambah 1 pada tahun (+7 – 3 +1) (Varney, 2007; h.524).

3. Gerakan janin

Gerakan pertama janin diperkirakan terjadi pada usia kehamilan 16 minggu (Manuaba, 2010; h.100) 4. Keluhan yang dialami selama kehamilan

Keluhan pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya menunjukan tanda gejala seperti letih,

sering mengantuk, pusing, lemah, kulit pucat, konjungtiva pucat, dan tidak nafsu makan. (Varney, 2007; h.623).

5. Suplementasi/obat – obatan yang digunakan selama kehamilan

Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin. (Manuaba, 2010; h. 122)

Pemberian tablet besi selama kehamilan, tablet besi mengandung 60 mg Fe dan 0,25 asam folat. Selama masa kehamilan minimal diberikan 90 tablet Fe sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Pemberian zat besi untuk dosis pencegahan diberikan 1 X 1 tablet dan untuk dosis pengobatan (bila Hb kurang dari 11 gr/dl) adalah 3 X 1 tablet. (Tarwoto, 2010, h.70).

6. Nesehat atau Pendidikan kesehatan

Bidan juga penting memberikan nasihat dan panduan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan adaptasi terhadap kehamilan. Memberikan nasihat tentang pantang diet saat hamil. Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima

sempurna. Karena kebutuhan akan protein, dan bahan makanan tinggi dianjurkan tambahan sebuah telur sehari. (Manuaba, 2010; h.116-117). Memberikan nasehat untuk banyak makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan dari bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Perlu juga makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas)

sangat bermanfaat untuk meningkatkan

penyerapan zat besi dalam usus dan mencegah terjadinya anemia pada kehamilan (Sulistyoningsih, H, 2011; h.130).

5. Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila nanti ibu melahirkan tanpa status yang jelas akan mempengaruhi psikologisnya sehingga dapat mempengaruhi kehamilannya misalnya selama kehamilan ibu merasakan pernikahannya tidak harmonis maka dapat mempengaruhi kehamilannya seperti tidak ingin makan dan dengan kondisi yang seperti ini dapat menyebabkan anemia karena kehamilan bagi

banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. (Bobak, 2005; h.126)

6. Riwayat KB a. Pil

Pada penderita anemia dianjurkan untuk menggunakan KB Pil kombinasi karena pada KB ini menstruasi lebih pendek dan darah yang mengalir keluar lebih sedikit, sehingga dapat mencegah terjadinya anemia. (Varney, 2007; h.463)

b. Suntik

Kontasepsi ini juga bisa dianjurkan bagi penderita anemia karena pada penggunaan alat kontrasepsi ini 50% pasien mengalami amenorea (tidak mengalami menstruasi). Selain itu juga dapat memperbaiki kondisi medis seperti anemia defisiensi zat besi yang menyebabkan peningkatan hemoglobin karena penurunan menstruasi. (Varney, 2007; h.482 - 483) c. Implant

Merupakan alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan atas. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi implant ini adalah perdarahan menstruasi yang tidak teratur sampai perdarahan berkepanjangan dan nyeri kepala, hal ini bisa mengakibatkan anemia pada ibu. (Varney, 2007; h.486)

d. AKDR

Alat kontrasepsi ini merupakan alat kontrasepsi yang dipasang didalam rahim, namun kontrasepsi ini juga memiliki efek samping dan komplikasi saat penggunaannya yaitu terjadi perdarahan atau gangguan menstruasi, perdarahan berat dan berkepanjangan yang bisa mengakibatkan anemia (Varney, 2007; h.451).

7. Pola kebutuhan sehari – hari a. Pola nutrisi

Pada dasarnya wanita hamil dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi dianjurkan tambahan sebuah telur sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kilogram selama kehamilan. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan (Manuaba IBG, 2010 h. 116 – 117).

b. Pola eliminasi

Dikaji untuk mengetahui pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK selama sebelum hamil dan

selama hamil yang meliputi frekuensi, jumlah, dan kosistensi.

c. Pola aktifitas & istirahat

Pola aktifitas yang banyak di anjurkan adalah jalan – jalan waktu pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar. Jadwal istirahat dan tidur juga perlu diperhatikan dengan baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. (Manuaba, 2010; h. 121-122) d. Pola personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada organ genitalia (Lynn S, 2009; h. 76)

e. Pola seksual

Dikaji untuk mengetahui aktifitas seksual ibu (Varney, 2007; h. 31)

8. Psikososial, kultural dan ekonomi a. Psikososial

Mengkaji respons seluruh keluarga terhadap kehamilan, apabila respon keluarga yang tidak mendukung kehamilan akan mempengaruhi pola makan dan asupan nutrisi (Fraser DM, 2009; h. 250) b. Kultural

Faktor kultural juga berpengaruh terhadap kehamilan. Didaerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, hal ini merupakan penyebab dari anemia pada ibu hamil (Manuaba, 2010; h.238)

Selain itu perlu diperhitungkan juga factor pendidikan dan social ekonomi. Kedua factor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Faktor lingkungan mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil (Manuaba, 2010; h. 242). c. Ekonomi

Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia karena akibat kekurangan gizi, selain itu kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan memicu terjadinya anemia pada ibu hamil. Kejadian ini biasa dialami oleh ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi yang rendah (Manuaba, 2010; h. 238). 9. Data Pengetahuan ibu

Dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang kehamilannya.

Wanita yang tinggal didataran tinggi rentan menderita anemia karena konsentrasi oksigen lebih rendah dalam atmosfer (Varney, 2007; h.127).

B. Data Objektif 1. Keadaan umum

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien dalam keadaan baik, lemah, pucat, keletihan, mengantuk, pusing, nafsu makan berkurang, perubahan kebiasaan tidur sebagai tanda gejala yang berkaitan dengan anemia (Varney, 2010; h.127).

2. Tingkat kesadaran ibu

Hal ini dikaji untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu 3. Tanda vital

a. Tekanan darah

Pada kasus anemia terjadi pengenceran darah dan hal ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat selama masa hamil. Kerja jantung ringan apabila viskositas darah rendah, resistensi perifer berkurang pula sehingga tekanan darah tidak naik. (Wikjosastro, 2007; h.448)

b. Suhu

Pengukuran yang dilakukan pada sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu yang

normal. Rentang suhu normal mulai dari dibawah 36 derajat celcius sampai lebih dari 37,5 derajat celcius. (Lynn S, 2009; h. 84)

c. Nadi

Frekuensi jantung wanita hamil biasanya 10 – 15 denyut permenit lebih cepat daripada wanita yang tidak hamil, meningkat dari sekitar 75 menjadi 90 denyut permenit (Fraser DM, 2009; h. 186)

d. Respirasi

Pada kasus anemia terjadi peningkatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen pada darah. Sedangkan pernapasan normal orang dewasa adalah 14 – 20 kali/menit (Lynn S, 2009; h. 84)

4. Berat badan

Berat badan ibu hamil juga perlu dikaji karena nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kilogram selama hamil. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5/minggu. (Manuaba, 2010; h.117)

Ibu hamil yang mempunyai LILA kurang dari 23,5 cm biasanya cenderung menderita KEK, karena pada ibu hamil dengan anemia nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi dalam tubuh berkurang yang menyebabkan terjadinya malnutrisi. (Varney, 2007; h.624)

6. Status present

a) Kulit kepala : untuk mengetahui keadaan kulit kepala Ibu bersih atau tidak, berketombe atau tidak

b) Rambut : Rambut Ibu hamil dengan anemia akan mengalami malnutrisi akibat dari kekurangan asupan gizi, ibu hamil dengan anemia cenderung tidak nafsu makan sehingga akan menyebabkan rambut pada ibu hamil dengan anemia akan rapuh dan rontok. (Varney, 2007; h.624).

c) Muka : untuk mengetahui apakah pucat atau tidak dan ada oedem atau tidak, pada penderita anemia muka akan tampak pucat (Varney, 2007; h.127).

d) Mata : Konjungtiva tampak pucat dan bibir pucat, karena pada anemia terjadi penurunan sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. (Varney, 2007; h.623)

untuk mengetahui kesimetrisan, kondisi konjungtiva dan sclera, Pada penderita anemia konjungtiva tampak pucat (Sulistyoningsih H, 2011; h.129).

e. Mulut : untuk mengetahui kesimetrisan bibir, warna bibir, gigi terdapat caries atau tidak, gusi oedem atau tidak. Pada penderita anemia warna bibir tampak pucat (Fraser DM dan Cooper MA, 2009; h.328).

f. Telinga : untuk mengetahui kesimetrisan telinga dan kondisi telinga adakah kelainan atu tidak.

g. Hidung : untuk mengetahui adakah polip atau tidak. h. Leher : untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar

tyroid dan kelenjar limfe.

i. Dada dan axila : untuk mengetahui apakah ada gerak retraksi dinding dada atau tidak.

j. Abdomen : untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi atau tidak, karena pada ibu hamil yang mempunyai riwayat operasi pada bagian abdomen kemungkinan untuk persalinan dilakukan operasi juga. k. Genetalia : untuk mengetahui apakah ada oedem dan

varices.

l. Ekstremitas : untuk mengetahui kondisi ekstremitas atas dan bawah apakah berfungsi dengan baik atau tidak, apakah ada oedem, apakah ad avarices, apakah ada sianosis. Pada penderita anemia ekstremitas bawah tampak sianosis (Sulistyoningsih H, 2011; h.129). Salah satu tanda anemia yaitu membran

mukosa dan bantalan kuku pucat (Varney, 2007; h. 127)

7. Status Obstetrikus a. Rambut

Ibu hamil dengan anemia akan mengalami malnutrisi akibat dari kekurangan asupan gizi, ibu hamil dengan anemia cenderung tidak nafsu makan sehingga akan menyebabkan rambut pada ibu hamil dengan anemia akan rapuh dan rontok. (Varney, 2007; h.624).

b. Muka

Untuk mengetahui apakah pucat atau tidak dan ada oedem atau tidak, pada penderita anemia muka akan tampak pucat (Fraser MD, 2009 : h. 328).

c. Mata

Konjungtiva tampak pucat dan bibir pucat, karena pada anemia terjadi penurunan sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. (Varney, 2007; h.623).

untuk mengetahui kesimetrisan, kondisi konjungtiva dan sclera, Pada penderita anemia konjungtiva tampak pucat (Sulistyoningsih H, 2011; h.129).

d. Palpasi abdomen

Pada ibu hamil dengan anemia TFU akan lebih kecil dari umur kehamilannya. Hal ini terjadi karena asupan

nutrisi yang kurang sehingga menghambat perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Bibir tampak pucat, karena pada anemia terjadi penurunan sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. (Manuaba, 2010; h.238).

Palpasi Leopord : - Leopold I :

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan menentukan bagian janinyang terletak pada fundus uteri. Bila kepala akan teraba bulat dan keras, bila bokong teraba tidak bulat dan lunak

- Leopold II :

Untuk menentukan bagian kanan dan kiri janin, bila punggung akan teraba bagian keras memanjang seperti papan, bila ekstremitas akan teraba bagian kecil-kecil dari janin

- Leopold III :

Untuk menentukan bagian yang terletak disebelah bawah

- Leopold IV :

Untuk menentukan bagian kepala sudah masuk panggul apa belum

Auskultasi denyut jantung janin dilakukan untuk mengevaluasi jumlah dan irama gerakan jantung janin yang digunakan tidak hanya untuk menentukan kehidupan tapi juga sebagai indikator status kesehatan umum janin. Denyut jantung janin dapat terdengar pertama kali antara minggu ke-17 dan 19 kehamilan. Denyut jantung janin harus diauskultasi selama 30 sampai 60 detik untuk menentukan adanya perubahan periodik dalam jumlah dan iramanya. Batasan normal jumlah denyut jantung janin adalah 110 sampai 160 kali/menit (Linda, V, 2008; h. 130-131).

8. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan Hemoglobin

Pemeriksaan dan pengawasa Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Hb 11 gr/dl Normal

2. Hb 9 – 10 gr/dl Anemia ringan 3. Hb 7 – 8 gr/dl Anemia sedang 4. Hb < 7 gr/dl Anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami

anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan. (Manuaba, 2010, h.239).

Dokumen terkait