• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Identifikasi Kebutuhan Pengguna

Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari para lansia di Panti Wredha Dharma Bakti mengenai keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lansia ketika menggunakan tongkat yang sudah ada sebelumnya saat proses aktivitas jalan berlangsung dalam melakukan kegiatan sehari-harinya di lingkungan panti. Dari hasil wawancara dengan lansia pengguna alat bantu tongkat sebelumnya dapat diketahui ketidaknyamanan dan kesulitan yang dialami lansia. Berikut merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi ketidaknyamanan dan kesulitan pada saat proses aktivitas jalan berlangsung.

· Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan proses aktivitas jalan saat menggunakan tongkat yang sudah ada sekarang ?

· Apa yang Anda inginkan atau harapkan untuk perbaikan alat bantu tongkat yang sudah ada sekarang ?

Hasil wawancara terhadap lansia pada saat proses aktivitas jalan berlangsung dalam melakukan kegiatan sehari-harinya di lingkungan Panti Wredha Dharma Bakti mengenai keluhan dan ketidaknyamanan pada proses penggunaan tongkat yang ada sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

commit to user

Tabel 4.2 Rekapitulasi keluhan lansia

No Keluhan Jumlah Persentase

1

Pada saat mengambil dan memegang tongkat , lansia kurang nyaman terhadap pegangan tongkat yang digunakan, sebab panjang genggaman tongkat tersebut terlalu pendek dan permukaan genggaman yang keras.

7 28 %

2

Pada saat mengambil posisi berdiri, lansia merasakan nyeri pada bagian lengan atas dan lengan bawah karena diameter tongkat yang terlalu kecil sehingga tongkat tidak dapat menahan beban lansia sepenuhnya dan menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil.

16 64 %

3

Pada saat melakukan proses aktivitas jalan, lansia mengeluh adanya nyeri pada bagian lower back

atau punggung karena lansia harus menyesuikan dengan ketinggian tongkat.

25 100 %

Sumber: Pengumpulan data, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan yang dialami lansia ketika melakukan aktivitas jalan, dimana diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar terjadi ketika proses aktivitas jalan berlangsung karena beban yang ditopang oleh tongkat terlalu berat karena ukuran diameter tongkat yang terlalu kecil, sehingga menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil. Selain itu wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan lansia tentang adanya perancangan alat bantu tongkat. Hasil wawancara mengenai keinginan untuk perancangan alat bantu tongkat dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

commit to user

Tabel 4.3 Kebutuhan lansia terhadap perancangan alat bantu tongkat

No Keluhan Responden Kebutuhan lansia

1

Ketidaknyamanan lansia

terhadap pegangan tongkat yang digunakan, sebab panjang genggaman tongkat tersebut terlalu pendek dan permukaan genggaman yang keras.

Perlu adanya alat bantu jalan yang memiliki pegangan tongkat yang nyaman untuk digunakan

2

Timbulnya rasa nyeri pada bagian lengan atas dan lengan bawah karena diameter tongkat yang terlalu kecil sehingga tongkat tidak dapat menahan beban lansia sepenuhnya dan menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil.

Perlu adanya alat bantu jalan yang dapat menopang beban lansia sepenuhnya dan aman untuk digunakan.

3

Timbulnya keluhan pada bagian

lower back atau punggung

karena lansia harus

menyesuikan dengan ketinggian tongkat.

Perlu adanya alat bantu jalan yang dapat diatur ketinggiannya sesuai kebutuhan.

Sumber: Pengumpulan data, 2010 4.2.2 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk bertujuan untuk memunculkan “karakteristik

engineering” untuk menyusun desain perancangan alat bantu tongkat. “Karakteristik engineering” melalui penterjemahan data hasil kebutuhan lansia ke bahasa pabrikasi. “Karakteristik engineering” ini digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan konsep desain perancangan alat bantu tongkat. Dengan adanya “Karakteristik engineering” tersebut diharapkan didapat konsep desain perancangan alat bantu tongkat yang lebih baik karena rancangan dibuat berdasarkan keinginan pengguna (Ulrich, 2001).

commit to user

Hasil pengumpulan data hasil wawancara dapat dilihat pada tabel 4.4. Beberapa kebutuhan pengguna akan diterjemahkan menjadi “Karakteristik engineering” dalam perancangan desain sebagai berikut :

Tabel 4.4 Spesifikasi produk konsep desain perancangan alat bantu tongkat

No Kebutuhan responden “Karakteristik engineering”

1

Perlu adanya alat bantu jalan yang memiliki pegangan tongkat yang nyaman untuk digunakan

Merancang alat bantu jalan yang memiliki panjang genggaman lebih lebar serta dilengkapi dengan karet/ busa pada bagian genggamannya.

2

Perlu adanya alat bantu jalan yang dapat menopang beban lansia sepenuhnya dan aman untuk digunakan.

Merancang alat bantu jalan yang memiliki diameter lebih lebar dan memiliki bahan yang kuat supaya dapat menahan beban lansia sepenuhnya.

3

Perlu adanya alat bantu jalan yang dapat diatur ketinggiannya sesuai kebutuhan.

Merancang alat bantu jalan yang dapat diatur ketinggiannya dengan penggunaan sistem height adjuster

sesuai dengan postur lansia

Sumber : Data diolah, 2010

4.2.3 Penyusunan Konsep Desain

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimanan produk memuaskan pelanggan yang ditampilkan dengan model 3 dimensi secara garis besar (Ulrich, 2001). Langkah-langkah penyusunan konsep produk sebagai berikut:

1. Memperjelas Masalah

Penjelasan masalah mencakup pembangunan pengertian secara general dan kemudian memecah menjadi sub masalah. Pemecahan ini disebut sebagai dekomposisi masalah. Salah satu pendekatan dalam dekomposisi masalah adalah berdasarkan kebutuhan utama pelanggan. Pendekatan ini berguna untuk produk

commit to user

yang masalah utamanya adalah bentuk, bukan pada prinsip kerja atau teknologinya (Ulrich, 2001).

Pada perancangan ini, dekomposisi berdasarkan kebutuhan utama pelanggan adalah konsep yang diterjemahkan dari keluhan pengguna saat melakukan proses aktivitas jalan menggunakan alat bantu jalan yang sudah ada sebelumnya. Sub masalah hasil dari dekomposisi ini mencakup ketidaknyamanan lansia saat memegang alat bantu tongkat yang sudah ada, adanya rasa nyeri pada bagian lengan atas dan lengan bawah karena tongkat tidak dapat menahan beban lansia sepenuhnya serta menyebabkan kondisi tubuh tidak stabil. Selain itu timbulnya rasa nyeri pada bagian lower back atau punggung karena lansia harus menyesuaikan dengan ketinggian tongkat.

Langkah selanjutnya dalam memperjelas masalah adalah memfokuskan pada sub masalah kritis. Pemfokusan pada sub masalah kritis pada perancangan alat bantu jalan tongkat dilakukan melalui penetapan urutan prioritas terhadap konsep berdasarkan banyaknya suara keluhan pengguna setelah melakukan proses aktivitas jalan. Untuk memenuhi semua keinginan konsumen maka semua atribut menjadi prioritas yang sama pentingnya.

Hasil proses memperjelas masalah akan diterangkan pada sub bab sebagai berikut:

a) Perlu adanya fasilitas yang memberikan kenyamanan kepada lansia saat memakai pegangan tongkat tanpa menimbulkan rasa sakit pada telapak tangan. Hal ini dapat diwujudkan dengan pemberian karet/ busa pada bagian genggamannya, sehingga rasa sakit pada telapak tangan dapat dikurangi.

b) Alat mampu menahan beban lansia sepenuhnya dan alat tersebut dapat menyebabkan kondisi tubuh stabil saat aktivitas jalan berlangsung. Dalam hal ini alat bantu jalan tongkat hasil rancangan harus memiliki diameter lebih lebar dan memiliki bahan yang kuat supaya dapat menahan beban lansia sepenuhnya.

c) Perlunya alat bantu jalan yang bisa diatur ketinggiannya sesuai dengan postur lansia sehingga posisi tubuh tidak terlalu membungkuk. Hal ini dapat diwujudkan dengan penggunaan sistem height adjuster sehingga

commit to user

ketinggian alat bantu jalan tersebut dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan lansia.

2. Pencarian eksternal (Benchmarking)

Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan sub masalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah. Pencarian eksternal dalam penelitian ini dilakukan dengan benchmarking produk lain yang sejenis. Karena di Panti Wredha Darma Bakti Surakarta hanya menggunakan tongkat seadanya, maka benchmarking dilakukan terhadap alat bantu jalan tongkat yang ada di pasaran sebagai masukan atribut kebutuhan yang belum dapat dibangkitkan dari proses spesifikasi produk (Ulrich, 2001).

Gambar 4.2 Tongkat di pasaran

Sumber : Data dikumpulkan, 2010

Dari produk pesaing di atas masih terdapat beberapa kelemahan apabila tongkat tersebut diaplikasikan ke Panti Wredha Darma Bakti Surakarta dimana subyeknya adalah lansia yang memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan tiap aktivitasnya.

Identifikasi kekurangan tongkat di atas :

a. Pada bagian genggaman tangan, bahan terbuat dari plastik bukan dari karet/ busa. Hal ini menyebabkan masih timbulnya rasa sakit khususnya pada bagian genggaman tersebut dan pada bagian kaki tongkat terbuat dari nilon yang masih bisa menyebabkan jatuh pada penggunanya ketika digunakan pada medan permukaan yang licin.

commit to user

b. Tongkat masih terbuat dari bahan kayu yang belum dapat menopang beban

lansia sepenuhnya dan pada bagian genggaman tangan terbuat dari bahan plastik yang dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit pada bagian genggaman tersebut serta pada bagian kaki tongkat terbuat dari nilon yang masih bisa menyebabkan jatuh pada penggunanya ketika digunakan pada medan permukaan yang licin.

c. Tongkat tersebut hanya memiliki ketinggian tertentu, dan tidak bisa diatur ketinggiannya sesuai keinginan dan kebutuhan lansia sesuai dengan postur lansia. Pada saat tongkat tersebut digunakan, maka pada bagian alas tongkat cenderung kaku dan tidak fleksibel, sehingga pada bagian alas tongkat kurang mampu menyesuaikan dengan medan permukaan lantai. Dari kekurangan tongkat di atas dapat dibangkitkan beberapa atribut kebutuhan lansia yang belum bisa dibangkitkan lewat tahap spesifikasi. Atribut kebutuhan lansia tersebut antara lain :

Tabel 4.5 Atribut Kebutuhan Lansia

No Kekurangan tongkat Kebutuhan

1

Pada bagian genggaman tangan, bahan terbuat dari plastik bukan

dari karet/ busa. Hal ini

menyebabkan masih timbulnya rasa sakit khususnya pada bagian genggaman tersebut.

Memberikan kenyamanan pada bagian genggaman tangan

2

Tongkat tersebut hanya memiliki ketinggian tertentu, dan tidak bisa

diatur ketinggiannya sesuai

keinginan dan kebutuhan lansia sesuai dengan postur lansia.

Memberikan kemudahan untuk

mengatur ketinggian tongkat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

commit to user 3

Pada saat tongkat tersebut

digunakan, maka pada bagian alas tongkat cenderung kaku dan tidak fleksibel, sehingga pada

bagian alas tongkat kurang

mampu menyesuaikan dengan medan permukaan lantai sehingga kenyamanan penggunaannya pun kurang maksimal.

Memberikankenyamanan penggunaan pada bagian alas tongkat serta dengan penambahan bahan yang kuat supaya

dapat menahan beban lansia

sepenuhnya.

Sumber : Data diolah, 2010

Atribut kebutuhan pengguna yang muncul pada tahap spesifikasi produk akan digabung dengan atribut kebutuhan yang muncul saat benchmarking dengan produk sejenis (Ulrich, 2001). Tahap selanjutnya setelah semua atribut kebutuhan dibangkitkan adalah membuat matrik kebutuhan yang ditunjukan pada tabel 4.6. Tujuan dari pembuatan matrik kebutuhan adalah menerjemahkan keinginan konsumen (Voice of Customer) ke ”karakteristik engineering” (Voice of Engineer)

Tabel 4.6 Matrik-matrik kebutuhan

commit to user 3. Menggali Secara Sistematis

Teknik yang digunakan pada langkah ini adalah pohon klasifikasi konsep. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda sehingga akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan (Ulrich, 2001). Setiap “karakteristik engineering” dijelaskan lebih dulu sebelum membuat pohon klasifikasi konsep.

a. Rangka Kaki Tongkat

Rangka untuk kaki tongkat pada perancangan kali ini mempunyai pilihan 2 model yaitu model 1 dan model 2. Pada model 1 rangka kaki mempunyai bentuk lurus serta memiliki satu tumpuan sebagai penopang beban dan pada model 2 rangka kaki mempunyai bentuk melengkung serta memiliki empat ruas kaki sebagai penopang beban. Model rangka ditunjukan pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 dibawah ini.

Gambar 4.3 Model rangka kaki bentuk 1

Sumber : Data dikumpulkan, 2010

Gambar 4.4 Model rangka kaki bentuk 2

commit to user

b. Desain Rangka

Desain rangka untuk perancangan tongkat mempunyai pilihan 2 model yaitu model 1 dan model 2. Pada model 1 desain rangka memiliki bentuk lurus memanjang mulai dari permukaan bawah sampai atas dan pada model 2 desain rangka memiliki bentuk melengkung pada bagian permukaan atasnya yang ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.5 Model desain rangka bentuk 1

Sumber : Data dikumpulkan, 2010

Gambar 4.6 Model desain rangka bentuk 2

commit to user c. Sistem Kenyamanan dan Fleksibilitas

Sistem kenyamanan dan fleksibilitas yang menjadi pilihan perancangan tongkat adalah dengan sistem balljoint (sistem goyang) dan tanpa balljoint.

d. Sistem Pengatur Ketinggian

Sistem pengatur ketinggian yang menjadi pilihan perancangan tongkat adalah dengan penggunaan roughcounter (pengunci kupu-kupu) dan tanpa roughcounter.

Dari penjabaran beberapa alternatif konsep diatas didapat kombinasi beberapa konsep perancangan yang digambarkan lewat pohon klasifikasi dan tabel kombinasi konsep pada gambar 4.7 dan tabel 4.7

commit to user

Gambar 4.7 Pohon klasifikasi untuk perancangan tongkat

commit to user

Gambar 4.7 Pohon klasifikasi untuk perancangan tongkat lanjutan

commit to user

Tabel 4.7 Kombinasi konsep desain perancangan tongkat

Sumber : Data diolah, 2010

Karena pada rangka kaki model 1 tersebut mempunyai banyak kelemahan dibanding dengan rangka kaki model 2, maka desain yang menggunakan rangka kaki model 1 tersebut dihilangkan. Kelemahan desain rangka kaki model 1 adalah pada bagian alasnya hanya memiliki satu tumpuan sebagai penopang beban sehingga saat digunakan kurang mampu untuk menahan beban lansia sepenuhnya dan kurang fleksibel terhadap medan permukaan lantai. Apabila ingin menyesuaikan dengan medan permukaan lantai, maka lansia tersebut harus mengangkat tongkat tersebut berulang-ulang. Jika hal tersebut dilakukan terus-menerus maka lansia akan mengalami nyeri pada bagian pergelangan tangan. Untuk itulah sistem kenyamanan dan fleksibilitas terhadap penyesuaian medan permukaan lantai lebih dipilih yang memakai sistem balljoint (sistem goyang) karena selain mampu menyesuaikan dan fleksibel terhadap permukaan lantai, sistem ini juga mampu mengurangi keluhan lansia khususnya nyeri pada bagian pergelangan tangan, bila dibandingkan dengan tanpa penggunaan sistem tersebut. Setelah menghilangkan desain rangka kaki model 1 dan tanpa penggunaan sistem balljoint (sistem goyang) tersebut didapat kombinasi akhir dari konsep desain perancangan tongkat yang ditunjukan pada tabel 4.8.

commit to user

Tabel 4.8 Kombinasi akhir konsep desain perancangan tongkat

Sumber : Data diolah, 2010

4. Kombinasi Konsep

Kombinasi konsep-konsep desain yang terpilih dijelaskan seperti di bawah ini :

a. Konsep 1

Pada konsep 1 ini desain perancangan tongkat menggunakan rangka kaki model 2 yaitu rangka kaki yang memiliki bentuk melengkung serta memiliki empat ruas kaki sebagai penopang beban. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh lansia sepenuhnya bila dibanding dengan hanya memiliki satu ruas kaki sebagai satu tumpuan bebannya saja. Desain rangka memakai model 1 yaitu memiliki bentuk lurus memanjang mulai dari permukaan bawah sampai atas. Untuk segi kenyamanan dan fleksibilitas desain perancangan kali ini dilengkapi dengan sistem balljoint

(sistem goyang) yang bertujuan agar bagian alas tongkat ketika digunakan mampu menyesuaikan dengan medan permukaan lantai sehingga kenyamanan penggunaannya pun dapat maksimal. Desain perancangan tongkat ini juga dilengkapi sistem pengatur ketinggian dengan penggunaan

roughcounter (pengunci kupu-kupu) supaya tongkat tersebut dapat diatur

ketinggiannya sesuai kebutuhan pengguna. Desain ini dilihat pada gambar 4.8.

Model Rangka Kaki Desain Rangka Sistem Kenyamanan dan Fleksibilitas Sistem Pengatur Ketinggian

Model 2

Bulljoint (sistem goyang)

Tanpa Bulljoint

Bulljoint (sistem goyang)

Tanpa Bulljoint

Desain Model 1

Desain Model 2

Roughcounter (pengunci kupu-kupu)

Tanpa Roughcounter

Roughcounter (pengunci kupu-kupu)

commit to user

Gambar 4.8 Konsep desain perancangan tongkat 1

Sumber : Data diolah, 2010

b. Konsep 2

Pada konsep 2 ini desain perancangan tongkat menggunakan rangka kaki model 2 yaitu rangka kaki yang memiliki bentuk melengkung serta memiliki empat ruas kaki sebagai penopang beban. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh lansia sepenuhnya bila dibanding dengan hanya memiliki satu ruas kaki sebagai satu tumpuan bebannya saja. Desain rangka memakai model 1 yaitu memiliki bentuk lurus memanjang mulai dari permukaan bawah sampai atas. Desain ini dilihat pada gambar 4.9.

commit to user

Gambar 4.9 Konsep desain perancangan tongkat 2

Sumber : Data diolah, 2010

c. Konsep 3

Pada konsep 3 ini desain perancangan tongkat menggunakan rangka kaki model 2 yaitu rangka kaki yang memiliki bentuk melengkung serta memiliki empat ruas kaki sebagai penopang beban. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh lansia sepenuhnya bila dibanding dengan hanya memiliki satu ruas kaki sebagai satu tumpuan bebannya saja. Desain rangka memakai model 2 yaitu memiliki bentuk melengkung pada bagian permukaan atasnya. Untuk segi kenyamanan dan fleksibilitas desain perancangan kali ini dilengkapi dengan sistem balljoint (sistem goyang) yang bertujuan agar bagian alas tongkat ketika digunakan mampu menyesuaikan dengan medan permukaan lantai sehingga kenyamanan penggunaannya pun dapat maksimal. Desain perancangan tongkat ini juga dilengkapi sistem pengatur ketinggian dengan penggunaan roughcounter

(pengunci kupu-kupu) supaya tongkat tersebut dapat diatur ketinggiannya sesuai kebutuhan pengguna. Desain ini dilihat pada gambar 4.10.

commit to user

Gambar 4.10 Konsep desain perancangan tongkat 3

Sumber : Data diolah, 2010

d. Konsep 4

Pada konsep 4 ini desain perancangan tongkat menggunakan rangka kaki model 2 yaitu rangka kaki yang memiliki bentuk melengkung serta memiliki empat ruas kaki sebagai penopang beban. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan tubuh lansia sepenuhnya bila dibanding dengan hanya memiliki satu ruas kaki sebagai satu tumpuan bebannya saja. Desain rangka memakai model 2 yaitu memiliki bentuk melengkung pada bagian permukaan atasnya. Desain ini dilihat pada gambar 4.11.

commit to user

Gambar 4.11 Konsep desain perancangan tongkat 4

Sumber : Data diolah, 2010

4.2.4 Seleksi Konsep Produk

Penyaringan konsep menggunakan sebuah konsep referensi untuk mengevaluasi berbagai macam konsep berdasarkan kriteria pemilihan. Penyaringan konsep menggunakan sebuah sistem perbandingan kasar untuk memperkecil jumlah konsep yang akan dipertimbangkan lebih lanjut (Ulrich, 2001).

1. Persiapan Matriks Pemilihan

Matriks yang akan digunakan berisi konsep yang akan dipilih dan kriteria pemilihan. Kriteria pemilihan adalah gabungan dari beberapa voice of

customer yang berasal dari keluhan pengguna dengan voice of engineering

(Ulrich, 2001). Dari kombinasi alternatif desain tongkat yang ada, diberikan penilaian dengan berbagai pertimbangan dan diambil nilai yang tertinggi.

Tabel 4.9 Matriks pemilihan konsep

No Kriteria Seleksi

1 Kekuatan rangka menopang beban

2 Mampu menyesuaikan dengan tinggi lansia

3 Tidak menimbulkan resiko (tidak menimbulkan rasa sakit pada

genggaman tangan/ pergelangan tangan)

commit to user

Sumber : Data diolah, 2010

2. Concept Screening

Penyaringan konsep berguna untuk mempersempit alternatif konsep yang ada dan mempermudah pemilihan konsep yang akan dikembangkan. Penyaringan konsep ini dilakukan dengan cara membandingkan konsep satu dengan konsep lainnya. Perhitungan nilai konsep dengan menggunakan nilai- nilai yaitu ”lebih baik” (+), ”sama” (0), atau ”lebih buruk” (-) diletakkan pada setiap sel pada matriks yang menunjukkan bagaimana perbandingan setiap konsep (Ulrich, 2001). Matriks penyaringan konsep dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Matriks penyaringan konsep

1 2 3 4

1 Kekuatan rangka menopang beban 0 0 0 0

2 Mampu menyesuaikan dengan tinggi lansia + 0 + 0 3 Tidak menimbulkan resiko (tidak menimbulkan rasa sakit pada genggaman

tangan/ pergelangan tangan) 0 0 0 0

4 Desain yang ergonomis 0 0 + +

5 Mampu menjaga kestabilan tubuh lansia ketika menggunakan tongkat + 0 + 0 6 Kenyamanan penggunaan dan fleksibel terhadap medan permukaan lantai + 0 + 0 3 0 4 1 0 0 0 0 3 5 2 5 2 4 1 3 tdk tdk ya tdk Konsep No Kriteria Seleksi jml + jml - jlh 0 peringkat lanjutkan?

Sumber : Data diolah, 2010

4.2.5 Pengujian Konsep

Pengujian konsep dilakukan kepada 25 orang lansia pengguna alat bantu tongkat yang berusia 75 tahun sampai dengan 85 tahun saat melakukan aktivitas jalan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya di lingkungan Panti Wredha Dharma Bakti Surakarta. Konsep yang terpilih tersebut diajukan untuk diketahui apakah konsep sudah sesuai keinginan lansia atau belum.

5 Mampu menjaga kestabilan tubuh lansia ketika menggunakan tongkat

6

Kenyamanan penggunaan dan fleksibel terhadap medan permukaan lantai

commit to user

4.2.6 Penentuan Data Anthropometri

Perancangan alat bantu tongkat harus disesuaikan dengan anthropometri penggunanya. Hal ini yang menyebabkan diperlukannya pengukuran data anthropometri terhadap lansia. Data anthropometri yang digunakan dalam perancangan alat bantu tongkat meliputi:

a. Tinggi siku berdiri (tsb)

b. Diameter lingkar genggam (dlg)

c. Panjang telapak tangan (ptt)

Data yang terkumpul, kemudian ditentukan perhitungan persentilnya, untuk mendapatkan batas ukuran yang diperlukan. Persentil yang digunakan pada perancangan alat bantu tongkat rancanganyaitu persentil 5, 50 dan 95. Penentuan persentil ini ditentukan dengan pertimbangan bahwa persentil ini dapat mengakomodasi data persentil ke 5, 50 atau 95, sehingga populasi dapat terlayani (Zelnik dan Panero, 2003). Persentil ini dapat dihitung berdasarkan rumus seperti pada Tabel 2.2. Dengan contoh persentil untuk tinggi siku berdiri sebagai berikut:

P5 = 79,24 – (1,645 . 1,09) = 78,84

P50 = 79,24

P95 = 79,24 + (1,645 . 1,09) = 82,44

Berdasarkan perhitungan data tinggi siku berdiri nilai persentil ke-5 sebesar 78,84 cm, nilai persentil ke-50 sebesar 79,24 cm, dan nilai persentil ke-95 sebesar 82,44 cm. Rekapitulasi hasil perhitungan persentil ditunjukkan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentil Data Antropometri

No Data yang diukur Simbol Rata-rata stdev P5 P50 P95

1 Tinggi siku berdiri tsb 79,24 1,09 78,84 79,24 82,44

2 Diameter lingkar

genggam dlg 2,46 0,11 2,42 2,46 2,76

3 Panjang telapak

tangan ptt 15,76 1,11 15,36 15,76 19,00

commit to user

4.2.7 Perhitungan Uji Kecukupan Data, Uji Keseragaman Data, dan Uji

Dokumen terkait