• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menunjukkan masih banyak permasalahan

yang belum dapat teratasi dengan baik.

Permasalahan mendasar dalam pembangunan kesehatan di Jawa Barat, antara lain: masih tingginya kejadian beberapa penyakit menular, penyakit tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi. Terdapat beban ganda penyakit diluar sasaran MDGs 2015, ancaman munculnya penyakit new emerging & re-emerging serta Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diakibatkan adanya perubahan perilaku manusia dan lingkungan. Sistem Kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. (3)Sistem Pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien, masih berorientasi kepada kuratif daripada promotif & preventif(4)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum menjadi budaya di masyarakat (5)Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah sebagai akibat dari pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan(6) Sumber Daya Kesehatan belum sesuai dengan standar untuk memenuhi pelayanan kesehatan yang prima (7) Regulasi kesehatan perlu dilengkapi dan Sistem Informasi Kesehatan belum terintegrasi mendukung manajemen kesehatan.

3.1.1. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Perkembangan global, regional, nasional dan lokal saat ini merupakan faktor dinamis yang mengalami perubahan serta sangat menentukan proses pembangunan di satu daerah, termasuk di Daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota Republik Indonesia.

1. TINGKAT GLOBAL

o Komitmen Pemerintah Daerah terhadap pencapaian sasaran MDGs masih belum optimal/belum sesuai dengan harapan. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya pembiayaan yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap upaya pencapaian beberapa

71

sasaran MDGs. Masalah kesehatan global gizi kurang yang diakibatkan oleh kemiskinan, kematian ibu dan bayi yang masih tinggi, penyakit TB dan HIV yang berpotensi terus meningkat serta kondisi lingkungan yang buruk merupakan tantangan yang harus tetap memperoleh perhatian dalam 5 (lima) tahun kedepan.

o Strategi pembangunan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan belum sesuai dengan situasi kondisi epidemiologi penyakit maupun angka insiden dan angka prevalen dari penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Hal ini perlu diantisipasi oleh pemerintah maupun swasta berkenaan dengan adanya pasar bebas ASEAN. Bila hal tersebut tidak diantisipasi akan berdampak terhadap kemungkinan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah maupun swasta.

o Pasar bebas ASEAN merupakan kebijakan yang harus diantisipasi oleh pelaku pembangunan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.

2. TINGKAT NASIONAL

o Kebijakan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional memberikan daya dorong terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta jaminan terhadap seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar.

o Perkembangan politik seperti desentralisasi, demokratisasi dan politik kesehatan. berdampak kepada kebijakan pembangunan kesehatan di Daerah. Isu kesehatan selalu menjadi janji politik pada setiap PILKADA, diperlukan adanya komitmen perlindungan, pemeliharaan dan perbaikan kesehatan masyarakat, bukan hanya pelayanan pengobatan saja.

o Sinergitas dan keserasian kebijakan pembangunan kesehatan antara pemerintah pusat , provinsi dan kabupaten/kota akan memberikan daya dorong terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam penetapan sasaran strategis pembangunan kesehatan Tahun 2014 – 2019 dapat dan sesuai untuk dijadikan dasar kebijakan pembangunan kesehatan di Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

72

o Proses desentralisasi dan demokratisasi di Daerah diharapkan mampu memberdayakan Daerah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

o Perbaikan kualitas dan sinergitas perencanaan antara Propinsi dan Kabupaten/Kota melalui mekanisme Musrenbang dan sistem RKPD on line diharapkan akan mampu menampung perencanaan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan maupun peraturan perundangan yang memberikan perlindungan terhadap para pelaku pembangunan di sektor kesehatan.

o Kebijakan pembangunan pendekatan kewilayahan serta kawasan strategis ,diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan kawasan secara fungsional dan dapat mendorong peningkatan kuantitas maupun kualitas pelayanan kesehatan.

o Koordinasi lintas sektoral melalui kegiatan Rencana Aksi Multi Pihak (RAM- IP) diharapkan akan dapat meningkatkan keterpaduan dalam penanggulangan masalah kesehatan dari hulu ke hilir.

o Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar di Daerah, termasuk pertumbuhan penduduk yang berpendapatan rendah menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya pelayanan kesehatan.

o Kesenjangan antara kebutuhan dengan keberadaan tenaga kesehatan yang terlalu tinggi menjadi salah satu penyebab utama belum optimalnya pelayanan kesheatan di unit pelayanan kesehatan dasar/Fasilitas Pelayanan Kesehatan dasar maupun di Unit Pleayanan kesehatan rujukan. o Adanya dana kapitasi untuk FKTP diharapkan akan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan termasuk meningkatnya ketersediaan sarana dan Prasarana perbekalan dan obat serta distribusi obat..

o Perlu peningkatan manajemen pengelolaan sarana kesehatan, meliputi manajemen Perumahsakitan,manajemen Puskesmas, Manajemen institusi layanan kesehatan yang lainnya serta Institusi aliansi masyarakat dalam kesehatan.

3.2. Telaahan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah

Visi Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat tahun 2013–2018adalah:

"Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua".

73

Maju :

adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial.

Sejahtera :

adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan.

Untuk Semua :

adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat

Mengacu pada Visi tersebut maka arah yang harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah untuk mewujudkan sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih maju dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, dalam bidang kesehatan.

Misi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005-2025, berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang terdapat di Jawa Barat dalam segala bidang, guna menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Hal tersebut akan dicapai dengan salah satunya adalah menekankan upaya penguatan suprastruktur dan infrastruktur pelayanan kesehatan, memanfaatkan teknologi berkelanjutan, meningkatkan kerja sama antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat dalam upaya kesehatan, meningkatkan kualitas lingkungan, meningkatkan kinerja pemerintahan daerah, menyusun perencanaan yang cerdas dan mampu menjawab masalah kesehatan serta mengantisipasi peluang dan tantangan yang muncul secara cermat dan cerdas.

Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, dengan berprinsip pada pro growth, pro poor, pro

74

Dokumen terkait