• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS DINAS KELAUTAN DAN PER (Halaman 40-44)

ISU STRATEGIS PERIKANAN DAN KELAUTAN

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD

3.1.1.Terjadi kecenderungan peningkatan konsumsi ikan masyarakat dari tahun

ketahun. Namun demikian kenaikan jumlah produk yang dihasilkan

masyarakat kurang sebanding dengan peningkatan konsumsinya, sehingga peningkatan ketersediaan produk perikanan dilakukan dengan mendatangkan ikan dari luar daerah;

3.1.2.Kurangnya daya tarik profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat dan tingkat kemiskinan nelayan yang masih tinggi;

3.1.3.Terjadinya trend laju percepatan alih fungsi lahan pertanian (termasuk lahan usaha perikanan) menjadi lahan perumahan, pemukiman, dan industri serta peruntukan lainnya pada beberapa tahun terakhir, akan berpotensi pada penurunan ketersediaan produk perikanan bagi masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas kerja dan usaha masyarakat. Peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha kelautan dan perikanan menjadi suatu keharusan dan bersifat strategis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat multidisipliner memegang peran penting dalam menjawab tantangan tersebut. Dengan predikat sebagai kota pendidikan, kelimpahan ahli dengan berbagai disiplin ilmu yang dipunyai D. I. Yogyakarta, diharapkan dapat mempercepat upaya penyelesaian kendala tersebut;

3.1.4.Upaya ekstensifikasi dalam rangka fasilitasi pembangunan daerah dan penanganan masyarakat miskin, serta penyiapan stok sumber protein ikan

bagi masyarakat dapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya lahan dan air. Saat ini potensi sumberdaya lahan marginal belum banyak digunakan untuk usaha produktif dan masih terbengkelai sebagai lahan tidur. Sedangkan kelimpahan sumberdaya air belum dikelola secara baik. Oleh karena itu, upaya mengembangkan usaha budidaya ikan di lahan marginal dapat digunakan sebagai alternatif. Sedangkan usaha budidaya secara tumpang sari antara ikan dengan tanaman perkebunan/ hutan rakyat perlu lebih dikembangkan;

3.1.5.Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya dan peningkatan pengembangan perikanan tangkap belum optimal;

3.1.6.SDM dan kelembagaan usaha perikanan kurang memadai; 3.1.7.Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai

3.1.8.Dalam perspektif sistem usaha kelautan dan perikanan berbasis kerakyatan yang terintegrasi, manajemen rantai pasok dan logistik yang efisien menjadi solusi agar usaha tersebut dapat berjalan optimal. Hal tersebut dimulai dari fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana mulai usaha hulu sampai usaha hilir. Disadari bahwa adanya keterbatasan potensi sumberdaya lokal yang dipunyai, sehingga pengembangan jejaring dan mitra kerja dengan berbagai pihak di luar DIY menjadi suatu keharusan;

3.1.9.Peningkatan daya saing serta penguatan pengolahan pemasaran produk kelautan dan perikanan belum optimal;

3.1.10. Peran sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber mata

pencaharian, sumber penghidupan, sumber peningkatan kualitas hidup

masyarakat, berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dalam upaya

pengelolaannya. Terlebih pada sumberdaya kelautan dan perikanan yang

bersifat open acces, akan berdampak pada potensi tingkat pemanfaatan

berlebih dan cenderung menggunakan sarana dan prasarana yang

berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumberdaya tersebut.

3.1.11. Masih dibutuhkannya konservasi, rehabilitasi, pemanfaatan, dan

pengkayaan sumberdaya serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan dengan didukung optimalisasi pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.

Faktor cuaca dan bencana alam

Tata ruang wilayah yang kurang

mendukung bagi pengembangan sub sektor perikanan darat

Produk ikan yang masuk dari daerah lain

Rendahnya minat menjadi nelayan

Jeratan sistem ijon

Tingginya biaya operasional nelayan untuk melaut seiring naiknya harga BBM

Mahalnya harga pakan ternak ikan karena

belum adanya subsidi dari pemerintah

-Adanya landasan hukum yang kuat terkait pembangunan kelautan perikanan, antara lain :

UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;

UU No 27 Tahun 2007 Tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;

Perda DIY No 16 Tahun 2011 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY Tahun 2011-2030;

Pergub DIY No 38 Tahun 2011 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY. -DIY Memiliki wilayah perairan dan potensi perikanan darat yang masih belum

termanfaatkan secara optimal;

-DIY dalam membangun peradaban barunya yang unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke

kemaritiman, dengan menggali, mengkaji dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius);

-Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan berdampak pada meningkatnya pola konsumsi ikan masyarakat.

prosedur) kerja

Pengendalian penggunaan fasilitas dan sumber daya yang belum optimal

Belum ada Perda tentang kemitraan pengusaha – nelayan/petani ikan

Sistem monitoring dan evaluasi kinerja staf belum optimal

Koordinasi dan sinkronisasi program dengan DKP Kabupaten/Kota belum optimal

Belum ada peraturan standarisasi kualitas produk perikanan

Terbatasnya anggaran untuk dana bergulir atau subsidi di tingkat nelayan/petani ikan

Terbatasnya fasilitator lapangan

Ego sektor menyebabkan kerjasama lintas instansi pemerintah belum optimal

Keterbatasan kemampuan SDM dalam memanfaatkan teknologi pengolahan perikanan

untuk pengukuran kinerja organisasi

Melakukan advokasi kepada institusi politik untuk mendapatkan penambahan anggaran bantuan subsidi kepada masyarakat perikanan

Memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan DKP Kabupaten/Kota

Menambah dan memperkuat kualitas fasilitator

Melakukan koordinasi lintas sektor

Memperkuat kapasitas nelayan

Memperkuat kemitraan antara pengusaha dengan nelayan

pedoman kinerja organisasi secara konsisten

Sinkronisasi program lintas sektor dan DKP Kabupaten/ Kota

Strengths/Kekuatan (S)

Pembentukan instansi berdasarkan UU/ Peraturan Daerah (Perda)

Kejelasan status SDM (PNS)

Dukungan fasilitas memadai

Budaya kerja organisasi

Sistim informasi dan teknologi instansi

Dukungan anggaran rutin instansi (APBN dan APBD)

Hubungan inter-personal yang baik

Strategi ST

Maksimalisasi pemanfaatan sumber daya yang ada

Peningkatan kapasitas SDM

Peningkatan budaya kerja institusi

Strategi SO

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya institusi

Mempertahankan budaya dan etos kerja

Mempertahankan minat masyarakat untuk

3.2TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL

Dalam dokumen RENCANA STRATEGIS DINAS KELAUTAN DAN PER (Halaman 40-44)

Dokumen terkait