RENCANA STRATEGIS
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
2012-2017
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan
dan Perikanan DIY (Dinas Lautkan) Tahun 2012-2017
merupakan penjabaran dari RPJM Daerah Pemda DIY Tahun
2012-2017.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lautkan DIY Tahun
2013-2017, disusun berdasarkan tugas dan fungsi serta
analisis lingkungan strategis, tantangan dan isu strategis
pembangunan kelautan dan perikanan yang memuat analisis
lingkungan strategis, Visi, Misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan sesuai dengan Tugas dan fungsi Dinas Lautkan
Proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lautkan DIY tahun
2012-2017 ini, disusun melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para
pemangku kepentingan di tingkat pemda maupun kabupaten kota, partisipasi seluruh
Pejabat di lingkungan Dinas Lautkan DIY, dengan memperhatikan Renstra
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berpedoman pada arah reformasi
perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan.
Rencana Strategis Dinas Lautkan Tahun 2012-2017 ini selanjutnya digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan
tahun 2012 - 2017. Diharapkan pembangunan kelautan dan perikanan dapat meningkatkan
konstribusi terhadap perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Yogyakarta,
Kepala Dinas
Kata Pengantar
Daftar Isi
Keputusan Gubernur DIY Nomor 146./4/KEP/2013 Tentang
Pengesahan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012
-2017
Keputusan Kepala Dinas Kelautan DIY Nomor xxxxx146./4/ KEP/2013
Tentang Penetapan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun
2012 - 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2 Sumber Daya SKPD
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
i
ii
iv
ix
1
2
4
4
6
9
14
37
40
41
43
44
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3 Strategi dan Kebijakan
4.4 Dukungan Lintas Sektor
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
46
47
48
51
( DINAS LAUTKAN )
Jln. Sagan III/4 Yogyakarta (0274) 512386. Fax. (0274) 560386
Y O G Y A K A R T A
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR : 188.4 /
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2012 - 2017
KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Menimbang : a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012 - 2017, berdasarkan ketentuan dalam Pasal 97 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, disebutkan bahwa SKPD wajib menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pedoman SKPD dalam menyusun rancangan Rencana Kerja SKPD;
bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah telah melakukan verifikasi akhir terhadap Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017;
bahwa untuk memudahkan Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dalam menyusun rencana program dan kegiatan tahunan secara terpadu, terarah dan terukur;
bahwa dalam rangka menyediakan acuan resmi bagi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan daerah yang akan dibiayai dari APBD;
bahwa untuk memudahkan dalam memahami dan menilai visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijaksanaan, strategi dan program operasional tahunan;
bahwa dalam rangka menyediakan tolok ukur bagi evaluasi dan penilaian kinerja Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
Mengingat 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012 - 2017 (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 6);
PERTAMA : Menetapkan Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017 sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ini.
KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2012 - 2017
merupakan pedoman Dinas Kelautan dan Perikanan dalam menyusun rancangan Rencana Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada Tanggal : ________
KEPALA
dr. Andung Prihadi Santosa, M.Kes NIP. 19600423 198803 1 004
Salinan keputusan ini disampaikan kepada Yth.
1. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (sebagai laporan); 2. Sekretaris Daerah DIY;
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana strategis Instansi adalah dokumen perencanaan instansi jangka
menengah (5 tahun) yang memuat Visi, Misi, tujuan, strategi kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Instansi, yang disusun
menyesuaikan kepada sasaran pembangunan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah) dan bersifat indikatif.
Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2), bahwa instansi wajib
menyusun Rencana Strategis Instansi untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan dan pengawasan serta
menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
serta berkelanjutan. Disamping itu sesuai dengan Inpres No 2 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Diktum kedua, setiap instansi pemerintah
sampai tingkat Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk
melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud
pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemda DIY
tahun 2012-2017 pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
terkait dengan pencapaian sasaran strategis Pemda DIY yaitu "Pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas", sehingga diperlukan penjabaran dalam bentuk kegiatan dan rencana
aksi secara konsisten yang tertuang dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Kelautan dan Perikanan Tahun 2012-2017.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinas Lautkan)
DIY ini merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Pemda DIY tahun 2012-2017. Penyusunan dokumen Renstra ini, disamping
berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Lautkan, juga berdasarkan pada analisis
lingkungan serta isu-isu strategis yang terus berkembang serta mengacu pada arah
kebijakan Nasional yang ditetapkan dalam Rencana Strategi Kementerian Kelautan
dan Perikanan Tahun 2010-2014. Kemudian dokumen Renstra ini dilengkapi dengan
indikator kinerja beserta pendanaanya sehingga akuntabilitas pelaksanaan beserta
pengorganisasinya dapat dievaluasi selama periode 2012-2017. Pada tahap
pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek (1 tahun), yaitu
Rencana Kerja Instansi, dan Rencana Kerja Anggaran Dinas Lautkan Pemda DIY
selama 5 (lima) tahun.
Dokumen Renstra ini seyogyanya dijadikan acuan dan arahan bagi satuan
kerja di lingkungan Dinas Lautkan DIY dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan kelautan dan perikanan selama tahun 2012-2017 secara menyeluruh,
terintegrasi, efisien dan efektif. Meskipun demikian, Renstra merupakan living
document, yang dapat disempurnakan apabila diperlukan, disesuaikan dengan
perkembangan lingkungan strategis organisasi yang terjadi.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tabun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4720);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 Tentang tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nornor 97, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4664);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
7. Perda Provinsi DIY Nomor 5 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nornor 3
Tahun 2009;
8. Perda Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025;
9. Perda Provinsi DIY Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 6;
10. Pergub Provinsi DIY Nomor 39 Tahun 2008, tentang Rincian Tugas dan Fungsi
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta;
11. Permendagri No 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
13. UU No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Kecil;
14. UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
15. Perda DIY no 16 Tahun 2011 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011-2030;
16. Pergub DIY No 38 Tahun 2011 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
17. UU No.13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY disahkan 31 Agustus 2012
dan diundangkan 3 September 2012;
18. Perda DIY Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Strategis merupakan salah satu alat untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien sampai kepada implementasi garis terdepan, sehingga tujuan dan sasaran organisasi tercapai.
Maksud dan tujuan penyusunan Rencana StrategisDinas Lautkanadalah untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi Dinas Lautkan secara menyeluruh, terintegrasi dan sinergis sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban.
Selanjutnya Renstra Dinas Lautkan merupakan arahan kebijakan dan strategi untuk menyusun program dan kegiatan tahun 2012-2017 pada Dinas Lautkan yang diidentifikasi berdasarkan permasalahan dan tantangan yang dihadapi yang kemudian dicari strategi penyelesaiannya.
1.4 Sistematika Penulisan
Penyajian Renstra SKPD disusun menurut sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2 Sumber Daya SKPD
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.3 Telaahan Renstra K/L
Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3 Strategi dan Kebijakan
4.4 Dukungan Lintas Sektor
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2008, Struktur Organisasi Dinas Lautkan sebagai berikut
Berdasarkan pada Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 39
Tahun 2008, Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Kelautan dan Perikanan, bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan
mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang kelautan dan
perikanan, kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah.
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan
mempunyai berbagai fungsi:
a. penyusunan program dan pengendalian di bidang kelautan dan perikanan;
b. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kelautan dan perikanan;
c. pelaksanaan, pengembangan, pengolahan dan pemasaran kelautan dan
perikanan, w ilayah pesisir;
e. pengujian dan pengawasan mutu perikanan;
f. pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang kelautan dan perikanan
Kabupaten/Kota;
g. pelaksanaan pelayanan umum sesuai kewenangannya;
h. penyelenggaraan kegiatan kelautan dan perikanan lintas kabupaten/ kota;
i. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang kelautan dan perikanan;
j. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan
tugasnya.
Dalam rangka efektivitas dan efisiensi peran Dinas, struktur organisasi yang
ada pada eselon tiga terdiri dari: Sekretariat, Bidang Perikanan, Bidang Kelautan dan
Pesisir, Bidang Bina Usaha, UPTD (Balai Pengembangan Teknologi
Kelautan-Perikanan, dan Pelabuhan Perikanan Pantai) serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Berdasarkan pada Pergub tersebut, Sekretariat mempunyai tugas
menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan
informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja dinas. Sekretariat terdiri dari:
Subbagian Umum, Subbagian Keuangan, dan Subbagian Program dan Informasi.
Sekretariat berfungsi sebagai berikut: Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Sekretariat mempunyai fungsi: penyusunan program Sekretariat;
penyusunan program Dinas; fasilitasi perumusan kebijakan dan pedoman teknis teknis
bidang kelautan dan perikanan; penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan,
pengelolaan barang, kehumasan, kepustakaan, serta ef isiensi dan tatalaksana Dinas;
penyelenggaraan kepegawaian Dinas; pengelolaan keuangan Dinas; pengelolaan
data dan pengembangan sistem informasi; fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;
penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan kinerja
Dinas; evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat; pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
Bidang Perikanan mempunyai tugas menyelenggarakan program perikanan
budidaya, perikanan tangkap serta pengujian dan pengawasan mutu hasil perikanan.
Bidang Perikanan terdiri dari: Seksi Teknis Budidaya; Seksi Teknis Tangkap; dan Seksi
Pengujian-Pengawasan Mutu.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perikanan mempunyai fungsi:
perikanan budidaya, perikanan tangkap dan pengujian dan pengaw asan mutu hasil
perikanan; penyelenggaraan pengujian dan pengaw asan mutu hasil perikanan; d.
pembinaan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan program perikanan budidaya
dan perikanan tangkap; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program
Bidang Perikanan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Kelautan dan Pesisir mempunyai tugas mengelola kelautan,
sumberdaya ikan dan wilayah pesisir. Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Kelautan
dan Pesisir mempunyai fungsi: penyusunan program Bidang Kelautan dan Pesisir;
penyelenggaraan penataan dan pengelolaan perairan di wilayah laut;
penyelenggaraan pengaw asan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan
sumberdaya laut dan pesisir; pengelolaan w ilayah pesisir dan fasilitasi pengembangan
masyarakat pesisir; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program
Bidang Kelautan dan Pesisir. Bidang Kelautan dan Pesisir terdiri dari: Seksi
Pendayagunaan Laut; Seksi Pengawasan Sumberdaya Ikan; dan Seksi
Pengembangan Wilayah Pesisir.
Bidang Bina Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan
usaha, pengolahan dan pemasaran serta pengembangan kelembagaan perikanan.
Untuk melaksanakan tugasnya Bidang Bina Usaha mempunyai fungsi: penyusunan
program Bidang Bina Usaha; pembinaan usaha, perizinan dan permodalan perikanan;
pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil per ikanan; fasilitasi pengembangan
kapasitas dan kelembagaan perikanan; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan
laporan program Bidang Bina Usaha; pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Bina Usaha terdiri dari: Seksi Pengembangan
Usaha; Seksi Pengolahan Pemasaran; dan Seksi Pengembangan Kelembagaan.
Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas
menyelenggarakan pengembangan teknologi budidaya air tawar, air payau dan air laut.
Untuk melaksanakan tugasnya Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan
Perikanan mempunyai fungsi: penyusunan program Balai; pelaksanaan
pengembangan, dan penerapan teknologi budidaya air taw ar, air payau dan air laut ;
pelaksanaan perbenihan perikanan air taw ar, air payau, dan air laut; pelaksanaan
pengelolaan induk ikan; penyelenggaraan ketatausahaan; penyelenggaraan evaluasi
pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Balai Pengembangan Teknologi
Kelautan dan Perikanan terdiri dari: Kepala Balai; Subbagian Tata Usaha; Seksi
Budidaya Air Tawar; Seksi Budidaya Air Payau dan Air Laut; serta Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai Pelabuhan Perikanan Pantai
mempunyai fungsi pengembangan, pengelolaan pelabuhan perikanan dan
pengembangan teknologi kelautan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pelabuhan Perikanan
Pantai mempunyai fungsi : penyusunan program Pelabuhan Perikanan Pantai ;
pengelolaan sarana dan prasarana serta fasilitas pelabuhan perikanan; pelaksanaan
pengembangan, pengendalian dan pengaw asan serta pelayanan kepelabuhanan
perikanan; pelaksanaan pengembangan dan penerapan teknologi perikanan tangkap
dan kelautan; pengkajian teknologi perikanan tangkap dan kelautan; pelaksanaan
kegiatan ketatausahaan; penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program
Pelabuhan Perikanan Pantai; pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Balai Pelabuhan Perikanan Pantai terdiri dari: Kepala
Pelabuhan; Subbagian Tata Usaha; Seksi Pelabuhan Perikanan; Seksi
Pengembangan Teknologi Kelautan; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
2.2 Sumber Daya Dinas Lautkan
Letak geografis Daerah Istimewa Yogyakarta berada pada 7o30‘ sampai 8o15‘
lintang selatan, dan 110o 00‘ sampai 110o 52‘ Bujur Timur. Adapun kondisi tanahnya
terdiri atas 634,93 Km2 (19,93 %) tanah basah dan 2.550,67 Km2 (60,07%) tanah
kering. Bagian selatan wilayah D. I. Yogyakarta berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia.
Peran sektor kelautan dan perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta cukup
strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat kelautan dan perikanan secara
umum, baik ditinjau dari perspektif ekonomi, sosial, maupun budaya. Hal ini dapat
dilihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang menyandarkan mata
pencahariannya dari sektor kelautan dan perikanan, menguatnya trend kebanggaan
masyarakat khususnya generasi muda pada kegiatan bidang perikanan dan kelautan,
serta meningkatnya apresiasi masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan
Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di DIY, mempunyai prospek untuk
dikembangkan pada usaha perikanan tangkap baik di perairan pantai maupun lepas
pantai, usaha budidaya air tawar dari kolam, sawah dan perairan umum yang tersebar
di seluruh kabupaten/ kota dan usaha pengolahan serta pemasaran produk perikanan.
Semua usaha tersebut berkembang cukup menggembirakan di D. I. Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki wilayah pantai dan laut Selatan Pulau
Jawa dengan panjang pantai dari Gunungkidul sampai dengan Kulonprogo lebih
kurang 113 Km dengan potensi ikan yang dapat dihasilkan secara lestari mencapai
lebih kurang 320.600 ton per tahun, Sedangkan di Samudra Hindia potensi lestarinya
sebesar 906.340 ton per tahun. Disamping itu, Potensi ikan yang dapat diusahakan/
dihasilkan dari perikanan air tawar sebesar lebih kurang 38.700,29 ton pertahun
dengan luas lahan potensi lebih kurang 18.129,3 Ha. Potensi sumberdaya lahan
pesisir yang dapat dikembangkan untuk usaha budidaya tambak maupun kolam
budidaya (terpal) seluas lebih kurang 650 Ha, dengan potensi produksi kurang lebih
sebesar 13.000 ton pertahun.
1. Jumlah pegawai, kualitas pendidikan, pangkat dan golongan, jumlah
pejabat struktural dan fungsional.
Jumlah pegawai di akhir tahun 2012 secara keseluruhan berjumlah 146 orang
dengan rincian sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenis kelamin
1) Laki laki : 110 orang
2) Perempuan : 36 orang
b. Berdasarkan tingkat pendidikan :
1) Pasca Sarjana (S3) : 1 orang
2) Pasca Sarjana (S2) : 11 orang
3) Sarjana (S1) : 33 orang
4) D-IV : 5 orang
5) D-III/Sarmud : 13 orang
6) SLTA Sederajat : 53 orang
7) SLTP Sederajat : 10 orang
c. Berdasarkan golongan :
1) IV c : 1 orang
2) IV b : 3 orang
3) IV a : 5 orang
4) III d : 21 orang
5) III c : 9 orang
6) III b : 41 orang
7) III a : 22 orang
8) II d : 2 orang
9) II c : 7 orang
10) II b : 19orang
11) II a : 8 orang
12) I d : 5 orang
13) I b : 3 orang
d. Berdasarkan jabatan struktural :
1) Pejabat eselon II : 1 orang
2) Pejabat eselon III : 6 orang
3) Pejabat eselon IV : 18 orang
Sumber Daya Pendukung
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Dinas Lautkan didukung oleh sumber
daya seperti sarana dan prasarana perkantoran, kendaraan dinas roda 2, 3 dan 4,
perpustakaan, dan jaringan internet.
Produksi perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2004 s.d. 2012
secara umum menunjukkan kenaikan yang cukup berarti. Produksi perikanan budidaya
2012 meningkat sebesar 671 % dibanding tahun 2004. Sedangkan produksi perikanan
tangkap 2012 meningkat sebesar 112 % dibanding tahun 2004. Data selengkapnya
Perkembangan Rumah Tangga Perikanan Tangkap
No Jenis kegiatan 2008 2009 2010 2011
1. Penangkapan di laut 1.553 1.020 1.099 1.126
2. Perairan Umum 2.202 2.523 2.516 2.340
Perkembangan Jumlah Nelayan
No Jenis kegiatan 2008 2009 2010 2011
1. Gunungkidul 1.856 1.490 1.490 1.907
2. Bantul 291 291 291 339
3. Kulonprogo 443 443 443 334
Rata-Rata Penghasilan Nelayan (x Rp 1000)
No Jenis kegiatan 2008 2009 2010 2011
1. Gunungkidul 7.333 6.623 6.623 18.798
2. Bantul 6.714 14.031 14.031 11.751
3. Kulonprogo 6.725 9.680 9.680 15.824
Perkembangan Rumah Tangga Perikanan Budidaya
No Jenis kegiatan 2008 2009 2010 2011
1. Budidaya 46.966 46.558 53.472 54.846
Rata-Rata Pendapatan per kapita Perikanan Budidaya (x Rp.1000)
No Jenis kegiatan 2008 2009 2010 2011
1. Budidaya 225.053 483.318 470.054 447.809
6,510
9,131 9,672
11,950
14,741 20,105
39,032
44,542
50,246
2,562 3,028 2,768 3,606 2,815 5,100 4,906 5,000
5,438
0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
REALISASI BUDIDAYA
Capaian Indikator Kinerja (termasuk Indikator Kinerja Utama) Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2009-2012 untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY
No Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 Prosentase peningkatan jumlah nelayan dan
pembudidaya yang berkualitas (%)
- - 10 10 20 20 30 30
2 Prosentase peningkatan jumlah generasi muda cinta bahari (%)
10 16 13 17 16 16 19 19
3 Prosentase peningkatan jumlah masyarakat pesisir yang diberdayakan (%)
20 20 25 25 30 30 35 35
4 Prosentase peningkatan jumlah kelompok pembudidaya di lahan marginal (%)
1 1 5 5 7 9 10 10
5 Peningkatan jumlah kelompok wanita nelayan (klp)
40 15 50 22 60 60 70 70
6 Peningkatan jumlah kelompok masyarakat pengawas perikanan (klp)
20 28 25 28 30 35 35 40
7 Peningkatan jumlah produksi perikanan budidaya (ton)
18.669 20.105 20.743 39.033 24.239 44.500 28.388 50.246,60
8 Peningkatan jumlah produksi perikanan tangkap (ton)
5.252 5.100 5.694 4.906 6.039 5.000 6.875 5.438
9 Peningkatan konsumsi ikan per kapita (kg/kapita/thn)
18,35 19,38 18,66 22,06 19,40 23,01 20,30 23,73
10 Prosentase Peningkatan luas potensi lahan yang dimanfaatkan (%)
2 10 4 10 6 12 8 10,12
11 Prosentase Peningkatan luasan kawasan konservasi, restoking dan resensing (%)
- - 5 5 10 15 15 15
12 Prosentase peningkatan sistem penyuluhan kelautan dan perikanan (%)
30 30 45 45 60 60 75 75
Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan pengelolaan sumberdaya yang tersedia untuk menjalankan program dan
kegiatan. Disamping itu untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran. Akuntabilitas
merupakan media untuk mengetahui apakah dana pemerintah yang dikelola secara
tepat, apakah program dan kegiatan dapat mencapai tujuan sesuai otorisasi dan dana
yang diberikan.
Berdasarkan Tabel diatas capaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan di
tahun 2012 sudah bagus. Tetapi, terdapat beberapa penurunan peningkatan capaian
dibandingkan tahun 2011 yaitu meliputi jumlah kelompok pembudidaya di lahan
marginal, jumlah kelompok masyarakat pengawas perikanan, jumlah produksi
perikanan tangkap, konsumsi ikan per kapita, luas potensi lahan yang dimanfaatkan
dan luasan kawasan konservasi, restocking dan resensing. Penurunan tersebut
bukanlah penurunan nilai tetapi penurunan persentase terhadap angka dasar pada
tahun 2008.
Jumlah nelayan dan pembudidaya tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun
2011. Peningkatannya cukup banyak dikarenakan adanya berbagai macam bantuan
sosial bagi kelompok pembudidaya dan nelayan yang menyebabkan bertambahnya
jumlah pembudidaya dan nelayan. Para pelaku usaha termotivasi untuk ikut di dalam
rumah tangga perikanan dikarenakan akses bantuan sosial yang mudah dan
manfaatnya yang cukup besar. Selain itu, nilai atau harga ikan yang semakin tinggi
disertai budidaya yang mudah menjadi pemicu bertambahnya pembudidaya. Adapun
untuk nelayan, bertambahnya jumlah nelayan menunjukkan keberhasilan kegiatan
regenerasi nelayan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan.
Jumlah penyuluh kelautan dan perikanan juga mengalami kenaikan meskipun
tidak terlalu banyak. Peningkatan jumlah penyuluh pada umumnya disesuaikan dengan
kebutuhan penyuluh perikanan di lapangan, sehingga jika kenaikannya tidak begitu
tinggi maka menunjukkan kebutuhan penyuluh untuk tahun 2012 juga hanya
meningkat sedikit dari tahun 2011.
Jumlah generasi muda cinta bahari juga hanya mengalami kenaikan yang
sedikit tetapi sesuai target. Hanya saja indikator ini sulit untuk dinilai karena untuk
kegiatan cinta bahari diikuti peserta sejumlah yang sudah ditentukan. Adapun peserta
kepada teman-temannya tentang kebaharian. Hal ini tentunya dapat membangkitkan
rasa cinta bahari terhadap pemuda/pemudi lainnya, sehingga untuk menghitung jumlah
generasi muda yang cinta bahari hanya dapat menggunakan estimasi. Dimana peserta
yang mengikuti gerakan cinta bahari diperkirakan dapat mempengaruhi sekitar
beberapa orang untuk memiliki rasa cinta bahari yang sama dengannya.
Jumlah masyarakat pesisir yang diberdayakan hanya meningkat 1 kelompok
dari tahun sebelumnya. Indikator ini dihitung berdasarkan kelompok masyarakat pesisir
yang dibina dan kelompok yang mengalami kemajuan serta berkomitmen terhadap
pembinaan tersebut. Diharapkan dengan pembinaan terhadap masyarakat pesisir,
maka daerah pesisir akan lebih maju dan unggul serta menjadi daerah yang mandiri
dan sejahtera.
Lahan marginal memang bukan lahan yang ideal untuk kegiatan budidaya,
sebagai contoh adalah lahan pasir, lahan gambut dan rawa. Adapun lahan yang
berada di wilayah DIY adalah lahan pasir yang merupakan wilayah pesisir pantai
selatan DIY. Budidaya di lahan pasir tetap dapat dilakukan dengan cara menggunakan
kolam terpal. Jumlah kelompok pembudidaya di lahan marginal meningkat jauh lebih
banyak dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan adanya pembinaan dan
pemberian bantuan untuk budidaya di lahan pesisir. Peningkatan jumlah pembudidaya
ini menunjukkan bahwa kegiatan dinas provinsi berhasil dilaksanakan.
Jumlah kelompok wanita nelayan juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Ini juga merupakan efek dari kegiatan yang berupa pembinaan dan pemberdayaan
wanita nelayan agar para wanita juga dapat membantu mengembangkan potensi diri
serta memajukan daerahnya. Keberadaan kelompok wanita nelayan, yang notabene
merupakan para istri nelayan, diharapkan dapat menjadi wadah untuk
mensejahterakan keluarga elayan dengan berbagai kegiatan seperti pelatihan
pengolahan dan penanganan ikan. Dengan adanya pelatihan tersebut maka wanita
nelayan akan mampu meningkatkan nilai jual ikan dengan cara diolah dan penanganan
yang baik untuk men9ngkatkan nilai serta kualitas ikan yang diperoleh.
Kesadaran akan lingkungan perikanan dan kelautan mulai meningkat yang
tampak dari peningkatan jumlah pokmaswas. Pokmaswas semakin bertambah
dikarenakan kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan juga
semakin meningkat. Beberapa tindakan pengrusakan yang masih banyak ditemui
adalah pencurian pasir putih, pencurian telur penyu dan penangkapan ppenyu,
pokmaswas menunjukkan bahwa masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan supaya tetap lestari dan seimbang. Dari keberadaan pokmaswas
ini sudah dirasakan manfaatnya seperti pencegahan pencurian telur penyu,
pemantauan terhadap habitat terumbu karang, pemantauan terhadap lokasi pantai
pasir putih dan kegiatan lain yang merupakan wujud perlindungan terhadap ekosistem
kelautan dan perikanan.
Peningkatan jumlah produksi budidaya disebabkan banyaknya bantuan yang
memotivasi para pembudidaya untuk meningkatkan produksinya, serta dengan
semakin berkembangnya teknologi budidaya. Produksi budidaya diperkirakan akan
semakin meningkat di tahun 2013 dikarenakan keberadaan bantuan sarana dan
prasarana produksi serta adanya kegiatan pengendalian hama penyakit ikan dan
pelatihan cara budidaya ikan yang baik terus dilakukan guna mengoptimalkan
produktivitas budidaya di DIY.
Jumlah produksi perikanan tangkap mengalami kenaikan yang sedikit dan tidak
sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Hal ini dikarenakan keberadaan kapal
inkamina (kapal 30 GT) masih belum dapat beroperasi dengan optimal. Kapal yang
berasal dari pengadaan tahun 2011 baru dapat dioperasikan pada pertengahan 2012.
Pengoperasian karena menunggu habisnya masa pemeliharaan baru kemudian dapat
digunakan oleh KUB nelayan untuk melaut. Akibatnya, hasil tangkapan tidak dapat
optimal, selain karena pada saat tersebut sedang dalam musim paceklik juga
dikarenakan keterbatasan SDM.
Selain itu, SDM nelayan DIY masih kurang baik, yang ditunjukkan dengan
kebiasaan melaut yang umumnya hanya satu minggu dan lokasi penangkapan ikan
yang masih dekat dengan garis pantai. Padahal kapal inkamina didesain untuk melaut
lebih dari satu minggu dan lokasi yang lebih jauh ke tengah. Diharapkan untuk realisasi
produksi tangkap di 2013 sudah semakin meningkat selain karena kapal inkamina
pengadaan tahun 2012 sudah dapat beroperasi juga nelayan sudah mulai terbiasa
melaut dalam jangka waktu yang lama dan melaut ke lokasi yang lebih jauh dari garis
pantai.
Konsumsi ikan mengalami peningkatan yang sangat sedikit tetapi melebihi
target yang sudah ditentukan. Akan tetapi, data konsumsi ikan yang dimaksud adalah
data tingkat ketersediaan ikan. Tingkat ketersediaan ikan menggambarkan besarnya
ikan yang tersedia dan dapat dikonsumsi oleh penduduk DIY per tahunnya. Hal ini
dihitung oleh dinas, tetapi pada tahun 2010 konsumsi ikan dihitung oleh BPS dan
rumus yang digunakan berbeda dengan rumus dinas. Oleh karenanya meskipun
indikator masih indikator tingkat konsumsi ikan tetapi data yang dimasukkan adalah
ketersediaan ikan.
Peningkatan ketersediaan ikan menunjukkan peningkatan jumlah ikan yang
tersedia di DIY. Jumlah ikan yang tersedia ini berasal dari produksi budidaya dan
tangkap serta olahan ikan lainnya. Semakin tinggi ketersediaan ikan belum tentu
semakin bagus dikarenakan data hanya menggambarkan seberapa banyak ikan yang
dapat dimanfaatkan oleh setiap orang. Dan jumlah ikan tersebut belum tentu
dimanfaatkan seluruhnya sehingga dapat saja tingkat konsumsi jauh lebih rendah.
Berdasarkan data BPS, tingkat konsumsi DIY adalah sekitar 13 kg/kap/th, yang artinya
tingkat konsumsi memang jauh lebih rendah daripada tingkat ketersediaan ikan.
Luas potensi lahan yang dimanfaatkan meningkat teapi tidak terlalu tinggi dan
peningkatannya jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
karena adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan pengembangan lahan budidaya
semakin berkurang. Selain itu, kegiatan budidaya tidak lagi berorientasi pada
ekstensifikasi tetapi lebih pada intensifikasi yang berupa pengoptimalan faktor-faktor
produksi seperti SDM dan iptek.
Luasan kawasan konservasi, restoking dan resensing memenuhi target yang
sudah ditetapkan. Dalam hal ini kawasan konservasi sudah mulai diperhatikan
dikarenakan terkait keberadaan penyu hijau di pesisir DIY. Untuk restocking cenderung
ke perairan umum daratan yang berupa sungai dan telaga, sedangkan resensing
mengarah ke perairan laut.
Jumlah regulasi tentang pengurangan resiko bencana yaitu meliputi Perda
No.16 Tahun 2011 dan Pergub 38 Tahun 2011 yang memuat Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dengan dibuatnya aturan zonasi wilayah pesisir
diharapkan pemanfaatan wilayah pesisir tidak lagi hanya berorientasi keuntungan
finansial tetapi juga memperhatikan kemungkinan bencana yang akan dihadapi dan
tentunya kawasan green belt di sepanjang pantai. Kawasan sempadan pantai
(kawasan sepanjang 100 meter dari surut terendah) adalah kawasan bebas bangunan
permanen dan menjadi kawasan green belt yang merupakan penahan bagi ancaman
gelombang pantai dan angin. Tetapi fakta dilapangan menunjukkan kawasan tersebut
justru dibangun rumah makan dan penginapan serta banyak tanaman pantai sepeti
sesuai dengan aturan yang ada sehingga perlu adanya penerapan regulasi yang tegas
mengatur pemanfaatan wilayah pesisir tersebut.
Kelancaran administrasi dan operasional DINAS, BPTKP DAN PPP sudah
stabil yaitu 100 % dari tahun 2009 hingga 2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan administrasi sudah berjalan tertib dan baik sehingga tidak terdapat masalah
yang berarti. Meskipun demikian masih perlu adanya peningkatan pengendalian
Berikut disajikan data jumlah dan rincian pengeluaran untuk masing-masing program dan kegiatan dari dana APBD untuk
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan DIY tahun anggaran 2011-2012 :
Tabel Realisasi Keuangan Program/ Kegiatan Tahun 2011-2012
Program dan kegiatan Pagu (Rp) Realisasi 2011 Pagu (Rp) Realisasi 2012
(Rp) (%) Rp %
01. Program pelayanan administrasi
perkantoran
1.147.589.615 1.045.993.852 91,2 1.340.860.195 1.259.327.848 93,92
001. Penyediaan jasa surat menyurat 18.020.000 16.226.500 90,1 15.000.000 13.231.500 88,21
002. Penyediaan jasa komunikasi, sumber
daya air dan listrik
249.400.000 192.120.072 77 345.721.415 295.526.918 85,48
006. Penyediaan jasa pemeliharaan dan
perizinan kendaraan dinas/ operasional
9.829.500 8.750.400 89 14.758.000 10.570.100 71,62
007. Penyediaan jasa administrasi/ keuangan 76.200.000 62.625.000 82,2 82.020.000 70.920.000 86,47
008. Penyediaan jasa kebersihan kantor 78.999.600 78.160.860 98,9 79.983.600 78.948.600 98,71
010. Penyediaan alat tulis kantor 85.342.050 84.932.600 99,5 84.998.100 84.933.450 99,92
011. Penyediaan barang cetakan dan
penggandaan
92.078.965 83.060.020 90,2 91.990.390 91.975.440 99,98
012. Penyediaan komponen instalasi listrik/
penerangan bangunan kantor
29.238.000 29.120.700 99,6 39.995.050 39.919.800 99,81
014. Penyediaan peralatan rumah tangga 24.677.500 24.677.500 100 24.995.000 24.959.500 99,86
015. Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan
20.980.000 20.081.000 95,7 20.000.000 20.000.000 100
017. Penyediaan makanan dan minuman 52.240.000 48.128.000 92,1 54.864.000 54.549.000 99,43
018. Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke
luar daerah
289.352.000 278.214.200 96,2 279.698.000 267.184.900 95,53
022. Penyediaan Jasa Kemanan
/Gedung/Tempat Kerja
02. Peningkatan sarana & prasarana aparatur
963.969.311 942.447.575 97,8 1.594.221.000 1.493.636.123 93,69
003. Pembangunan Gedung Kantor 0 0 0 450.000.000 382.444.000 84,99
007. Pengadaan Perlengkapan Gedung
Kantor
0 0 0 30.000.000 27.926.000 93,09
009. Pengadaan peralatan gedung kantor 39.275.000 39.275.000 100 60.000.000 59.900.000 99,83
022. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung/
kantor
187.797.500 186.934.700 99,5 185.000.000 176.815.700 95,58
024. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan
dinas/ operasional
410.429.000 396.463.875 96,6 414.956.900 399.322.123 96,23
026. Pemeliharaan rutin/ berkala
perlengkapan gedung kantor
26.360.000 23.636.000 89,7 28.000.000 27.355.000 97,7
028. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan
gedung kantor
11.500.000 11.500.000 100 13.000.000 12.480.000 96
029. Pemeliharaan rutin/ berkala mebeleur 18.750.000 18.750.000 100 18.000.000 18.000.000 100
042. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor 269.857.811 265.888.000 98,5 395.264.100 389.393.300 98,51
05. Program peningkatan kapasitas
sumberdaya aparatur
101.616.360 98.192.810 96,6
019. Penyusunan digital government services
(DGS)
101.616.360 98.192.810 96,6 0 0 0
06. Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
357.723.600 314.594.880 87,9 343.068.310 264.954.625 77,23
002. Penyusunan pelaporan keuangan
semesteran dan prognosis realisasi anggaran
26.719.710 23.346.110 87,4 0 0 0
004. Penyusunan pelaporan keuangan akhir
tahun
19.874.610 16.438.690 82,7 0 0 0
012. Pengembangan data dan informasi 140.864.400 135.410.950 96,1 0 0 0
013. Pengendalian, monitoring, dan evaluasi
program/ kegiatan
76.651.480 57.543.850 75,1 0 0 0
016. Penyusunan laporan Kinerja SKPD 0 0 0 5.000.000 2.974.550 59,49
017. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 0 0 0 48.510.980 32.499.880 66,99
018. Peny. Rencana Program Keg SKPD
Serta Pengemb. Data dan Informasi
0 0 0 234.307.480 209.870.645 89,57
019. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Program Keg SKPD
0 0 0 55.249.850 19.609.550 35,49
15. Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir
559.991.500 480.021.500 85,7 562.503.700 494.891.700 87,98
001. Pembinaan Kelompok ekonomi
masyarakat pesisir
559.991.500 480.021.500 85,7 562.503.700 494.891.700 87,98
16. Program Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan
240.533.900 234.001.165 97,3 79.106.300 78.836.300 99,66
004. Optimalisasi dan Pengembangan
Siswasmas
240.533.900 234.001.165 97,3 79.106.300 78.836.300 99,66
17. Program Peningkatan Kesadaran dan
Penegakan Hukum dalam
Pendayagunaan Sumberdaya Laut
59.268.460 56.628.460 95,6 118.123.200 91.213.500 77,22
002. Fasilitasi Perijinan Perikanan Tangkap
dan Budidaya
59.268.460 56.628.460 95,6 58.269.200 58.119.200 99,74
008. Peningkatan Wasdal SDI di PU dan Laut 0 0 0 59.854.000 33.094.300 55,29
18. Program Peningkatan Mitigasi
Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut
75.691.700 75.671.700 100 70.259.500 69.279.500 98,61
002. Pembinaan Mitigasi Bencana pada
Masyarakat
19. Program Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat
146.032.900 143.603.700 98,3 159.038.300 154.571.700 97,19
003. Pengembangan Jiwa Kebaharian Pada
Generasi Muda
52.880.200 50.749.700 96 59.609.800 56.739.800 95,19
004. Penyelenggaraan Hari Nusantara 93.152.700 92.854.000 99,7 99.428.500 97.831.900 98,39
20. Program Pengembangan Budidaya
Perikanan
3.953.964.769 3.786.784.650 95,8 4.073.505.744 3.762.457.587 92,36
003. Pembinaan dan Pengembangan
Perikanan
1.666.446.242 1.591.190.560 95,5 0 0 0
004. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan 127.554.700 126.913.850 99,5 120.552.200 120.172.200 99,68
006. Pembinaan Mutu Benih dan Induk
Perikanan dalam rangka YSC
387.318.712 326.856.050 84,4 0 0
007. Pengemb. Induk, calon Induk dan bibit
unggul di unit Budidaya Air Tawar
704.195.600 696.579.320 98,9 0 0 0
009. Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya
Air Laut
346.612.770 342.428.700 98,8 250.000.000 242.345.870 96,94
010. Pengemb Induk, Bibit Unggul Budidaya
Air Payau
372.161.825 360.338.350 96,8 443.999.940 427.817.695 96,36
016. Pengembangan seed center perikanan 279.546.500 274.026.500 98 0 0 0
017. Optimalisasi pemanfaatan pakan ikan
alternatif
70.128.420 68.451.320 97,6 0 0 0
018. Pelayanan dan Pengendalian Hama dan
Penyakit
0 0 0 80.574.900 80.224.900 99,57
019. Peningkatan induk, bibit unggul budidaya
air tawar
0 0 0 602.201.160 599.651.300 99,58
022. Pengembangan Budidaya Perikanan 0 0 0 1.574.437.144 1.392.964.872 88,47
023. Pengembangan Pakan Ikan Alternatif 0 0 0 455.576.400 424.674.400 93,22
21. Program Pengembangan Perikanan
Tangkap
23.838.538.420 23.262.382.000 97,6 18.324.331.800 16.829.412.290 91,84
009. Pengembangan pelabuhan perikanan 20.438.635.920 20.246.612.000 99,1 14.276.847.250 13.090.101.300 91,69
011. Pengembangan Usaha Perikanan
Tangkap Skala Kecil
251.519.500 242.544.500 96,4 0 0 0
012. Peningkatan Pelayanan PPP Sadeng 17.081.500 15.981.500 93,6 18.597.000 15.164.000 81,54
014. Uji coba pengembangan teknologi alat
penangkapan ikan
61.243.500 59.005.000 96,3 59.916.000 59.070.550 98,59
015. Pengadaan kapal 30 GT bagi nelayan
(DAK)
3.070.058.000 2.698.239.000 87,9 2.827.369.650 2.545.293.650 90,02
016. Pengelolaan Sumberdaya Ikan 0 0 0 348.360.900 341.002.900 97,89
017. Pembinaan dan Pengemb Perikanan
Tangkap
0 0 0 625.000.000 614.493.890 98,32
018. Pengemb Usaha Penangkapan Ikan dan
pemberdayaan Nelayan Skala Kecil
0 0 0 168.241.000 164.286.000 97,65
22. Program Pengembangan Sistem
Penyuluhan Perikanan
168.659.200 165.840.700 98,3
002. Pengembangan Sistem Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan
28.881.500 27.046.100 93,7 0 0 0
004. Pengembangan kelembagaan penyuluh
swadaya
47.583.700 47.555.200 99,9 0 0 0
005. Pengembangan kelembagaan kelompok
kelautan dan perikanan
45.398.300 44.472.200 98 0 0 0
007. Pengembangan kader nelayan 46.795.700 46.767.200 99,9 0 0 0
23. Program Optimalisasi Pengelolaan
dan Pemasaran Produksi Perikanan
004. Monitoring dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan
184.711.750 183.049.000 99,1 0 0 0
007. Pengawasan dan Pengujian Mutu Hasil
Perikanan
0 0 0 169.379.400 158.121.400 93,35
008. Pengembangan Pola Kemitraan antar
pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan
28.181.700 27.991.700 99,3 39.820.100 39.690.100 99,67
010. Promosi perikanan dan kelautan /
pameran
133.925.100 132.776.500 99,1 150.000.000 143.993.000 96
015. Pengembangan Pengolahan Produk
Perikanan dan Kelautan
81.253.700 81.176.800 99,9 0 0 0
016. Optimalisasi pemasaran produk
perikanan
2.141.320.500 2.116.060.500 98,8 92.060.000 87.335.000 94,87
017. Pengemb Jaringan Pemasaran Hasil
Perikanan
0 0 0 199.999.200 199.233.920 99,62
24. Program Pengembangan Kawasan
Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar
631.773.000 608.686.080 96,4 609.999.880 593.164.240 97,24
004. Pengembangan Rekayasa Teknologi
Budidaya Air Laut Sundak
30.081.500 28.441.500 94,6 100.000.000 88.375.840 88,38
005. Pengembangan Rekayasa Teknologi
Budidaya Air Tawar
499.209.500 480.584.580 96,3 400.000.000 398.518.680 99,63
006. Pengembangan Rekayasa Teknologi
Budidaya Air Payau
102.482.000 99.660.000 97,3 109.999.880 106.269.720 96,61
25. Program Rehabilitasi Ekosistem dan
Cadangan Sumberdaya Alam
42.541.700 40.931.200 96,2 129.805.750 125.276.350 96,51
002. Pembinaan Pengelolaan Ekosistem
Pesisir Secara Berkelanjutan
0 0 0 24.918.050 23.298.050 93,5
008. Identifikasi dan Pemetaan Konservasi Lahan Pesisir
0 0 0 14.976.300 14.976.300 100
009. Pengemb Konservasi Ekosistem
Sumberdaya Laut dan Pesisir
0 0 0 29.995.000 27.543.500 91,83
26. Program Peningkatan Kualitas SDM
dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan
0 0 0 181.039.950 180.642.750 99,78
001. Pengembangan Kelembagaan Penyuluh
Swadaya
0 0 0 95.768.650 95.758.650 99,99
002. Pengembangan Kelembagaan Poklahsar 0 0 0 45.993.050 45.733.850 99,44
003. Pelatihan Kewirausahaan Bagi Penyuluh 0 0 0 39.278.250 39.150.250 99,67
JUMLAH 35.043.686.685 33.975.051.272 95,6 28.387.122.329 26.175.737.333 92,21
Sumber : Lakip Dinas Lautkan DIY
Jumlah program dilaksanakan pada tahun 2012 sebanyak 14 dengan jumlah kegiatan sebanyak 73. Sampai dengan
Desember 2012, capaian fisik sebesar 100,00% dan capaian keuangan sebesar 92,21%. Realisasi ini jauh lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Sisa anggaran disebabkan oleh adanya sisa lelang untuk kegiatan di UPTD PPP Sadeng, serta
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kelautan dan
Perikanan
Jika ditilik, sektor kelautan dan perikanan dalam kawasan regional telah
berkembang pesat kendati memiliki peluang dan tantangan. Apalagi hal ini dibarengi
dengan tingginya permintaan yang terus tumbuh secara cepat untuk komoditi
perikanan dikarenakan lonjakan pertumbuhan penduduk. Sektor perikanan dapat
memainkan peran penting dalam memenuhi tuntutan baru. Namun di sisi lain, sektor ini
juga mengalami tantangan antara lain :
1. Pencapaian pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan,
2. Rencana kerja untuk memperkuat pengembangan dan pengelolaan perikanan,
3. PemberantasanIllegal-Unreported-Unregulated(IUU)fishing,
4. Penguatan ketahanan pangan melalui intervensi perikanan,
5. Mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan melalui teknologi
perikanan yang berkelanjutan dan
6. Dampak perubahan iklim terhadap perikanan dan akuakultur.
Tantangan diatas diimbangi dengan peluang yang ada :
1. Adanya landasan hukum yang kuat terkait pembangunan kelautan perikanan,
antara lain :
UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan;
UU No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil;
Perda DIY No 16 Tahun 2011 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY Tahun 2011-2030;
Pergub DIY No 38 Tahun 2011 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY.
2. DIY Memiliki wilayah perairan dan potensi perikanan darat yang masih belum
termanfaatkan secara optimal;
3. DIY dalam membangun peradaban barunya yang unggul dengan strategi
pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman, dengan menggali, mengkaji
dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius);
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan berdampak pada
BAB III.
ISU STRATEGIS PERIKANAN DAN KELAUTAN
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
PELAYANAN SKPD
3.1.1.Terjadi kecenderungan peningkatan konsumsi ikan masyarakat dari tahun
ketahun. Namun demikian kenaikan jumlah produk yang dihasilkan
masyarakat kurang sebanding dengan peningkatan konsumsinya, sehingga
peningkatan ketersediaan produk perikanan dilakukan dengan mendatangkan
ikan dari luar daerah;
3.1.2.Kurangnya daya tarik profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat
dan tingkat kemiskinan nelayan yang masih tinggi;
3.1.3.Terjadinya trend laju percepatan alih fungsi lahan pertanian (termasuk lahan
usaha perikanan) menjadi lahan perumahan, pemukiman, dan industri serta
peruntukan lainnya pada beberapa tahun terakhir, akan berpotensi pada
penurunan ketersediaan produk perikanan bagi masyarakat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas kerja dan usaha masyarakat.
Peningkatan kapasitas SDM pelaku usaha kelautan dan perikanan menjadi
suatu keharusan dan bersifat strategis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bersifat multidisipliner memegang peran penting dalam menjawab tantangan
tersebut. Dengan predikat sebagai kota pendidikan, kelimpahan ahli dengan
berbagai disiplin ilmu yang dipunyai D. I. Yogyakarta, diharapkan dapat
mempercepat upaya penyelesaian kendala tersebut;
3.1.4.Upaya ekstensifikasi dalam rangka fasilitasi pembangunan daerah dan
penanganan masyarakat miskin, serta penyiapan stok sumber protein ikan
bagi masyarakat dapat dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya lahan dan air. Saat ini potensi sumberdaya lahan marginal belum
banyak digunakan untuk usaha produktif dan masih terbengkelai sebagai
lahan tidur. Sedangkan kelimpahan sumberdaya air belum dikelola secara
baik. Oleh karena itu, upaya mengembangkan usaha budidaya ikan di lahan
marginal dapat digunakan sebagai alternatif. Sedangkan usaha budidaya
secara tumpang sari antara ikan dengan tanaman perkebunan/ hutan rakyat
3.1.5.Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya dan peningkatan
pengembangan perikanan tangkap belum optimal;
3.1.6.SDM dan kelembagaan usaha perikanan kurang memadai;
3.1.7.Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai
3.1.8.Dalam perspektif sistem usaha kelautan dan perikanan berbasis kerakyatan
yang terintegrasi, manajemen rantai pasok dan logistik yang efisien menjadi
solusi agar usaha tersebut dapat berjalan optimal. Hal tersebut dimulai dari
fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana mulai usaha hulu sampai usaha
hilir. Disadari bahwa adanya keterbatasan potensi sumberdaya lokal yang
dipunyai, sehingga pengembangan jejaring dan mitra kerja dengan berbagai
pihak di luar DIY menjadi suatu keharusan;
3.1.9.Peningkatan daya saing serta penguatan pengolahan pemasaran produk
kelautan dan perikanan belum optimal;
3.1.10. Peran sumberdaya kelautan dan perikanan sebagai sumber mata
pencaharian, sumber penghidupan, sumber peningkatan kualitas hidup
masyarakat, berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dalam upaya
pengelolaannya. Terlebih pada sumberdaya kelautan dan perikanan yang
bersifat open acces, akan berdampak pada potensi tingkat pemanfaatan
berlebih dan cenderung menggunakan sarana dan prasarana yang
berbahaya. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengawasan dan pengendalian
dalam pengelolaan sumberdaya tersebut.
3.1.11. Masih dibutuhkannya konservasi, rehabilitasi, pemanfaatan, dan
pengkayaan sumberdaya serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan
dengan didukung optimalisasi pengawasan sumberdaya kelautan dan
Faktor cuaca dan bencana alam
Tata ruang wilayah yang kurangmendukung bagi pengembangan sub sektor perikanan darat
Produk ikan yang masuk dari daerah lain
Rendahnya minat menjadi nelayan
Jeratan sistem ijon
Tingginya biaya operasional nelayan untuk melaut seiring naiknya harga BBM
Mahalnya harga pakan ternak ikan karenabelum adanya subsidi dari pemerintah
-Adanya landasan hukum yang kuat terkait pembangunan kelautan perikanan, antara lain :
UU No 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
UU No 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
Perda DIY No 16 Tahun 2011 Tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY Tahun 2011-2030;
Pergub DIY No 38 Tahun 2011 Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DIY. -DIY Memiliki wilayah perairan dan potensi perikanan darat yang masih belum
termanfaatkan secara optimal;
-DIY dalam membangun peradaban barunya yang unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke
kemaritiman, dengan menggali, mengkaji dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius);
prosedur) kerja
Pengendalian penggunaan fasilitas dan sumber daya yang belum optimal
Belum ada Perda tentang kemitraan pengusaha – nelayan/petani ikan
Sistem monitoring dan evaluasi kinerja staf belum optimal
Koordinasi dan sinkronisasi program dengan DKP Kabupaten/Kota belum optimal
Belum ada peraturan standarisasi kualitas produk perikanan
Terbatasnya anggaran untuk dana bergulir atau subsidi di tingkat nelayan/petani ikan
Terbatasnya fasilitator lapangan
Ego sektor menyebabkan kerjasama lintas instansi pemerintah belum optimal
Keterbatasan kemampuan SDM dalam memanfaatkan teknologi pengolahan perikanan
untuk pengukuran kinerja organisasi
Melakukan advokasi kepada institusi politik untuk mendapatkan penambahan anggaran bantuan subsidi kepada masyarakat perikanan
Memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan DKP Kabupaten/Kota
Menambah dan memperkuat kualitas fasilitator
Melakukan koordinasi lintas sektor
Memperkuat kapasitas nelayan
Memperkuat kemitraan antara pengusaha dengan nelayan
pedoman kinerja organisasi secara konsisten
Sinkronisasi program lintas sektor dan DKP Kabupaten/ Kota
Strengths/Kekuatan (S)
Pembentukan instansi berdasarkan UU/ Peraturan Daerah (Perda)
Kejelasan status SDM (PNS)
Dukungan fasilitas memadai
Budaya kerja organisasi
Sistim informasi dan teknologi instansi
Dukungan anggaran rutin instansi (APBN dan APBD)
Hubungan inter-personal yang baik
Strategi ST
Maksimalisasi pemanfaatan sumber daya yang ada
Peningkatan kapasitas SDM
Peningkatan budaya kerja institusi
Strategi SO
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya institusi
Mempertahankan budaya dan etos kerja
Mempertahankan minat masyarakat untuk3.2TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang
(2012-2017), yaitu : “Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter,
Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha
mewujudkan Visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses
pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh
melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan dengan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mengembangkan pendidikan
yang berkarakter yang didukung dengan pengetahuan budaya, pelestarian
dan pengembangan hasil budaya, serta nilai nilai budaya.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata
guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan
berkeadilan.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik ke arah katalisator yang
mampu mengelola pemerintahan secara efisien, efektif, mampu
menggerakkan dan mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri.
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan
pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan
kesesuaian Tata Ruang.
Dalam mewujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan rangkaian program sesuai dengan
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai arah dukungan pembangunan perekonomian DIY pada misi ke
2 maka dilakukan Penguatan Ekonomi Lokal dan Penguatan Modal Sosial
sebagai upaya melakukan penyebaran kegiatan ekonomi yang berbasis di
daerah dan sekaligus berbasis sumberdaya lokal (local resources). Renaisans
Ekonomi adalah model ekonomi gabungan antara ekonomi kemaritiman,
transportasi serta berpihak pada rakyat Renaisans Ekonomi diarahkan agar
terbangunnya nilai-nilai budaya ekonomi yang menjadi dasar terciptanya
kenyamanan bagi kehidupan ekonomi masyarakat sesuai UUD 1945
Penetapan program prioritas pembangunan dan penanganan urusan
pembangunan yang diarahkan pada dukungan pelaksanaan misi ke 2 Pemda
DIY dan disesuaikan dengan Urusan Kelautan dan Perikanan adalah sebagai
berikut
a) Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
b) Program Pengembangan Perikanan Tangkap,
c) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi
Perikanan,
d) Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Perikanan dan
Kelautan
3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L
Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (Renstra KKP)
mempunyai kurun waktu perencanaan 2010-2014. Telaah terhadap dokumen
perencanaan strategis K/L ini diharapkan akan mengarahkan pada sinkronisasi
antara pusat dengan daerah. Identifikasi Tujuan dalam Renstra KKP dan Perikanan
dan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan :
Renstra KKP
Meningkatkan Produksi dan Produktifitas Usaha Kelautan dan Perikanan.
Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:
Meningkatkan peran sektor kelautan
dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional;
Meningkatkan kapasitas sentra-sentra
produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan;
Meningkatkan pendapatan.
Renstra Dinas
Meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan tangkap dan budidaya yang ditandai dengan :
Meningkatnya Produksi Perikanan
Budidaya
Optimalnya Produksi Perikanan
Tangkap
Meningkatnya Kualitas Kelompok
Masyarakat Pesisir
Meningkatnya Kawasan Budidaya
Laut, Air Payau Dan Tawar
Kelompok Masyarakat Kelautan Dan
Perikanan Yang Mandiri Dan Sejahtera
Berkembangnya Diversifikasi dan Pangsa Pasar Produk Hasil Kelautan dan
Perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:
Mewujudkan diversifikasi dan pangsa pasar produk hasil kelautan dan perikanan
Meningkatkan ketersediaan hasil kelautan dan perikanan;
Meningkatkan branding produk
perikanan dan market share di pasar luar negeri;
Meningkatkan mutu dan keamanan
produk perikanan sesuai standar.
perikanan meningkat
Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara
Berkelanjutan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan:
Terwujudnya pengelolaan konservasi
kawasan secara berkelanjutan;
Meningkatnya nilai ekonomi
pulau-pulau kecil;
Meningkatnya luas wilayah perairan
Indonesia yang diawasi oleh aparatur pengawas Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan yang ditandai dengan :
Pengelolaan konservasi kawasan
secara berkelanjutan meningkat
Kelompok masyarakat pengawas
perikanan meningkat
Berkurangnya tingkat pelanggaran
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan industrialisasi kelautan
dan perikanan yang dimulai sejak tahun 2012. Melalui industrialisasi kelautan dan
perikanan, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi
yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
Penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui
peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan
potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pembangunan kelautan meliputi industri kelautan
seperti perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan
sumber daya mineral yang dikembangkan secara sinergi, optimal, dan
berkelanjutan
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN
HIDUP STRATEGIS
Rencana Tata Ruang Wilayah DIY disusun atas dasar amanat Undang-Undang
no 26 Tahun 2007 Peraturan Menteri PU Nomor:15/PRT/M/2009 Tentang