A. Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang ada dalam ekstrak tanaman yaitu golongan senyawa glikosida, fenol, tannin, antrakinon, flavonoid, terpenoid dan steroid, saponin, dan alkaloid.
B. Dasar Teori
Penapisan kimia merupakan suatu tahap seleksi awal guna mendeteksi golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan. Metode ini merupakan salah satu dari beberapa pendekatan yang lazim digunakan unutk mencari komponen senyawa kimia tumbuhan yang memiliki aktivitas biologis. Pemeriksaan diarahkan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi kesehatan seperti, alkaloid, glikosida, flavonoid, terpen, tanin, saponin, dan antrakuinon.
1. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen. Alkaloid biasanya tak berwarna, bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal tetapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar (Harborne, 1987).
Pada umumnya, alkaloid larut dalam air jika berupa garam, misalnya dengan asam klorida dan asam sulfat, dan sukar larut dalam pelarut organik. Sebaliknya, bentuk basa atau bebasnya mudah larut dalam pelarut organik dan sukar larut dalam air.
2. Glikosida
Glikosida adalah suatu senyawa yang jika dihidrolisis akan terurai menjadi gula (glikon) dan senyawa lain (aglikon atau genin). Gula yang terkandung umumnya berupa glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa. Genin merupakan senyawa yang mempunyai gugus –OH dalam senyawa alkoholis atau fenol.
3. Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari C6-C3-C6. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida (Sirait, 2007). Glikosida flavonoid merupakan pigmen kuning yang sangat luas penyebarannya di dalam tanaman. Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air. Flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70 % dan tetep ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol sehingga warnanya berubah bila ditambah basa atau ammonia (Harborne, 1987).
4. Saponin
Saponin adalah senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan yang bersifat dapat membentuk busa, serta dapat menghemolisis sel darah merah. Struktur kimia
16 umumnya merupakan glikosida, yang bila dihidrolisis akan menghasilkan bagian glikon (senyawa gula) dan aglikon (senyawa non gula). Struktur aglikon tannin umumnya merupakan struktur triterpenoid dan struktur steroid, hingga ditinjau dari strukturnya saponin dapat dipilah menjadi saponin-triterpenoid dan saponin-steroid.
Reaksi pengenalan saponin didasarkan pada sifatnya yang mampu memberikan busa pada pengocokan dan persisten pada penambahan sedikit asam atau pada pendiaman.
5. Terpen
Terpen adalah suatu senyawa yang tersusun atas isopren CH2=C(CH3)-CH=CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5 ini.
Secara umum, senyawa ini larut dalam lemak dan terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan (Harborne, 1987).
6. Tanin
Tanin merupakan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan dan tersebar luas. Tanin memiliki gugus fenol, memiliki rasa sepat, dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin secara kimia dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Tanin terhidrolisis mengandung ikatan ester yang dapat terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer (Harborne, 1987).
7. Antrakuinon
Antrakuinon merupakan kelompok kuinon yang paling besar. Semua antrakuinon memiliki titik leleh yang tinggi, senyawa berbentuk kristal yang larut dalam pelarut organik, dan berwarna merah, kuning, atau cokelat (Robinson, 1983). Antrakuinon merupakan golongan senyawa yang berfungsi sebagai pencahar. Antrakuinon bentuk bebas memiliki kelarutan dalam air yang rendah dan tidak dapat diabsorbsi.
Sebaliknya, antrakuinon yang berbentuk glikosida mudah diabsorbsi dalam usus kecil.
17
c) Pereaksi Bouchardat, Mayer, dan Dragendorf d) FeCl3 3%
e) Larutan gelatin dalam air 10%
f) Larutan NaCl-Gelatin (gelatin 1% dalam NaCl 10%) g) Etanol
h) Etil asetat i) Aseton j) Dietil eter
k) Asam borat, asam oksalat, serbuk Zn, dan serbuk Mg l) AlCl3
m) Asam sulfat 2N n) NaOH 2N o) Benzen p) Eter
q) Natrium Sulfat Anhidrat r) Methanol
s) Asam asetat anhidrat t) Pereaksi Molisch D. Cara Kerja
1. Identifikasi senyawa flavonoid
a. 50 mg ekstrak kental dilarutkan dalam 5 ml etil asetat (Erlenmeyer), kemudian ditunggu hingga dingin dan disaring.
b. Masing-masing 1 ml filtrat dimasukan dalam tabung reaski, kemudian setiap tabung lakukan langkah berikut :
1) Dilarutkan dalam 1-2 mL etanol (95%), kemudian ditambahkan 0,5 gram serbuk seng (Zn) dan 2 mL asam klorida 2 N dan didiamkan selama 1 menit. Kemudian ditambahkan 10 tetes asam klorida pekat. Dalam waktu 2 - 5 menit terjadi warna merah intensif, menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-flavonol).
2) Dilarutkan dalam 1 mL etanol (95%). Kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium (Mg) dan 10 tetes asam klorida pekat. Jika terjadi warna merah jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonoid.
Warna kuning jingga menunjukkan adanya flavon, kalkon dan auron.
3) Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara menotolkan sampel pada lempeng KLT kemudian lempeng dielusi dengan eluen etil asetat – kloroform (6:4). Setelah elusi selesai lempeng disemprot dengan penampak bercak aluminium (III) klorida. Hasil positif ditunjukan
18 dengan adanya fluorosensi kuning pada λ 365 nm (Markham &
Andersen, 2006).
2. Identifikasi senyawa Terpenoid
100 mg ekstrak kental dilarutkan dalam 5 ml eter kemudian diuapkan di dalam cawan penguap. Ke dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat, kemudian 1 tetes asam sulfat pekat akan terbentuk warna merah-hijau atau violet-biru (Farnsworth,1966)
3. Identifikasi senyawa Antrakuinon
a. 20 mg ekstrak kental dilarutkan dengan 5 mL asam sulfat 2 N, panaskan sebentar kemudian didinginkan.
b. Ditambahkan 10 mL benzene P, kocok, diamkan.
c. Lapisan benzene dipisahkan dan disaring, filtrat berwarna kuning menunjukkan adanya antrakuinon.
d. Lapisan benzene dikocok dengan 1 mL - 2 mL natrium hidroksida 2 N, diamkan, lapisan air berwarna merah intensif dan lapisan benzen tidak berwarna (Depkes RI, 1995)
4. Identifikasi senyawa Glikosida
1. 300 mg ekstrak kental ditambahkan 15 mL HCl 10%. Selanjutnya dipanaskan hingga mendidih (direfluks) selama 5 – 10 menit, didinginkan kemudian disaring.
2. Filltrat dicuci dengan 10 mL eter dilakukan sebanyak 3 kali.
3. Filtrat dikumpulkan dan diuapkan, ditambahkan natrium sulfat anhidrat, diaduk, disaring dan diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50o C, sisa residu ditambahkan 2 mL metanol P dan larutan ini digunakan sebagai larutan percobaan (Depkes RI, 1995).
a. Larutan percobaan sebanyak 1 mL diuapkan hingga kering, sisanya dilarutkan dengan 2 mL air dan 5 tetes Molisch LP. Kemudian ditambahkan dengan hati-hati 2 mL asam sulfat P. Hasil positif terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas cairan (Reaksi Molisch);
b. Larutan percobaan sebanyak 1 mL diuapkan hingga kering, sisanya ditambahkan 20 tetes asam asetat anhidrat P dan 1 tetes asam sulfat P.
Hasil positif terbentuknya warna biru atau hijau.
5. Identifikasi senyawa Saponin
1. Timbang 50 mg ekstrak kental ke dalam becker glass, ditambahkan 5 mL air panas, didinginkan.
2. Pindahkan ke tabung rekasi, setelah itu kocok dengan kuat selama 5 – 10 detik, diamkan selama 2 – 5 menit. Perhatikan buih yang terjadi.
3. Tambahkan 1 tetes HCl 2N
4. Amati perubahan buihnya, apabila buih tidak hilang berarti menunjukan postif saponin
19 6. Identifikasi senyawa Alakaloid
1. Timbang 20 mg ekstrak kental ke dalam becker glass, ditambahkan 1 mL HCl 2N dan 9 mL air
2. Pindahkan ke dalam tabung reaksi larutan tersebut, kemudian dipanaskan ke dalam air panas pada Becker glass selama 2 menit, setelah itu didinginkan.
3. Larutan disaring dan ditampung filtratnya.
a. Uj dengan pereaksi Bouchardat b. Uji dengan pereaksi Mayer c. Uji dengan pereaksi Dragendorf 4. Perhatikan perubahan warna dan endapan
7. Identifikasi senyawa Tanin
1. Timbang 20 mg ekstrak kental ke dalam becker glass, dilarutkan dalam 15 mL air panas dan diaduk, setelah itu didinginkan dan disaring
2. Ambil 1 mL filtrat dan masukan ke dalam tabung reaksi (buat 3 buah) a. Tabung ke-1, ditambahkan larutan gelatin 10%
b. Tabung ke-2, ditambahkan larutan FeCl3 3%
c. Tabung ke-3, ditambahkan larutan Nacl-Gelatin 3. Perhatikan perubahan warna dan endapan
20 BAB VI