• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSENTASE LUAS (%)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Identitas petani responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga. Adapun identitas petani responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada tabel lampiran, sedangkan identitas secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

5.1.1 Umur

Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja dan berpikir. Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang lebih besar dari petani yang lebih tua. Yang muda cenderung menerima hal-hal yang baru dianjurkan untuk menambah pengalaman, sehingga cepat mendapat pengalaman-pengalaman baru yang berharga dalam berusaha tani. Sedangkan yang berusia tua mempunyai kapasitas mengelolah usaha tani lebih baik dan sangat berhati-hati bertindak, dikarenakan telah banyak pengalaman yang dirasakan sekeluarga. Keadaan umur responden dapat disajikan pada tabel berikut :

38 Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Usia di Desa Manyampa Kecamatan

Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Umur Jumlah Persentase

1 37-42 8 32

2 43-48 5 20

3 49-54 9 36

4 55-60 3 12

JUMLAH 25 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 8 menunjukkan dari 25 responden umur antara 37-42 Berjumlah 8 dengan persantese 32% dan yang 43-48 berjumlah 5 orang dengan persentase 20%, sedangkan umur terbesar yaitu umur 49-54 yang berjumlah 9 orang dengan persentase 36% dan umur terkecil yaitu 55-60 berjumlah 3 orang dengan persentase 12%. Hal ini berarti bahwa petani yang berada di Desa Manyampa terbilang tidak produktif untuk melakukan pengelolaan pertanian. Usia petani responden sebagian besar berada pada usia tidak produktif yang berarti fisik dan tenaga mereka sudah tidak kuat untuk bekerja dan untuk terlibat langsung dengan berbagai kegiatan yang menunjang kemajuan dan pengelolaan usahataninya membutuhkan waktu yang lama.

39

5.1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani. Petani yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih cepat menyerap inovasi dan perubahan alat teknologi. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden. Hal ini dapat dilihat dari perilaku petani dalam menyikapi usaha taninya. Sehingga perubahan cara bertani akan seiring dengan kemajuan alat teknologi pertanian. Tingkat pendidikan petani responden di Desa Manyampa dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Tidak Sekolah 6 24.00

2 SD 9 36.00

3 SMP 6 24.00

4 SMA 4 16.00

JUMLAH 25 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden di Desa Manyampa tergolong rendah yakni tidak sekolah terdapat 6 orang dengan presentase sebesar 24%, tamat SD sebanyak 9 orang dengan presentase 36%, tamat SMP sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 24.00, tamat SMA sebanyak 4

40 orang dengan persentase sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden di Desa Manyampa masih tergolong menengah karena tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan.

5.1.3 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu usaha tani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat untuk mengembangkan usahatani tanaman secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya pengalaman responden Di Desa Manyampa dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 10. Pengalaman Berusahatani Responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Pengalaman Usahatani Jumlah Persentase

1 10-17 8 32

2 18-25 7 28

3 26-33 7 28

4 34-41 3 12

JUMLAH 25 100

41 Tabel 10 menunjukkan dari 25 responden pengalaman berusahatani yang terbesar yaitu antara 10–17 tahun dengan jumlah 8 orang dengan persentase 32%, dan 18-25 dan 26-33 masing-masing berjumlah 7 orang dengan persentase 28%, dan 34-41 berjumlah 3 orang dengan persentase 12%. Hal ini sesuai dengan pendapat (kartasapoetra, 1994) Petani yang usianya lebih tua dan memiliki pengalaman berusahatani yang lebih banyak cenderung lebih berhati-hati dalam menyerap hal baru yang ditawarkan dari luar, sebaliknya petani yang berusia lebih muda dengan pengalaman berusahatani yang sedikit cenderung lebih terbuka dalam pengelolaan usahatani serta gambaran resiko kegagalan yang akan didapatkannya di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang telah lama bergulat dalam dunia usahataninya dapat meningkatkan kemampuan petani serta memberikan modal yang besar dalam menentukan usahataninya kearah yang lebih maju.

5.1.4 Luas Lahan Petani

Luas lahan diukur dalam satuan hektar, dimana luas lahan tersebut dikelolah dan diusahakan oleh petani responden sendiri. Jumlah luas lahan yang dimiliki petani responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Luas Lahan Petani Responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Luas Lahan Jumlah Persentase

42

2 0,88-1,26 7 28

3 1,27-1,64 3 12

4 1,65-2,02 2 8

JUMLAH 25 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 11 menunjukkan bahwa petani yang berada di Desa Manyampa memiliki luas lahan yang terbanyak 0,50-0,87 Ha yakni 13 responden persentase 52%, sedangkan 0,88-1,26 Ha yakni 7 responden persentase 28%, dan 1,27-1,64 Ha yakni 3 responden persentase 12% dan 1,65-2,02 yakni 2 responden dengan persentase 8%. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang memiliki lahan sempit, maka semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan, kecuali bila suatu usahatani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta alat teknologi yang tepat.

5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang

berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani yang ada di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba menggunakan

43 merupakan tanggung jawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Bonto Marannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase

1 1-2 11 44.00

2 3-4 9 36.00

3 5-6 4 16.00

4 7-8 1 4.00

JUMLAH 25 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani yang terbanyak adalah 1–2 orang dengan persentase 44%, dan 3-4 sebanyak 9 dengan persentase 36%, dan 5–6 sebanyak 4 orang dengan persentase 16%. Dan yang paling terendah yaiut 7-8 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi tenaga kerja untuk mengelolah usahatani sangat kurang, apabila dikaitkan dengan lahan yang dimiliki oleh petani responden akan tetapi justru pendapatan keluarga untuk menanggung anggota keluarga tidak terlalu banyak yang dikeluarkan.

44

5.2 Pengaruh Konseling atau Pnyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian

Terhadap Pengetahuan Petani Padi

5.2.1. Uji Determinasi (R square)

Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian mampu menjelaskan variabel (petani padi). Berikut ini hasil determinasi ( R Square)

Tabel 14. Hasil uji determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .737a .543 .523 5.08367

a. Predictors: (Constant), X

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai R square sebesar 0,543 (54,3%), ini menunjukkan dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana variabel independen yaitu konseling penyuluhan memiliki pengaruh terhadap petani padi sesuai dengan interval koefisien yaitu 0,40 – 0,599 yang masuk kategori sedang sedangkan sisanya 45,70% di jelaskan dengan factor atau variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Sesuai dengan pendapat imam ghozali (2009) menyatakan bahwa niali R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jikan nilai R2 berkisar antara 0

45 – 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen.

5.2.2. Hasil uji Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap petani padi. Untuk itu penulis menyajikan hasil uji regresi linier sederhana

Table 13. Persamaan regresi linier sederhana

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -23.294 7.020 -3.318 .003 X 11.037 2.112 .737 5.225 .000 a. Dependent Variable: Y

Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dari persamaan regresi. Menurut Sahid Rahardjo (2017) nilai koefisien determinasi (R square) dapat di pakai untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel (Y) dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan. Sebaliknya, jika hasil dalam uji F tidak siknifikan maka nilai koefisien determinasi (R square) ini

46 tidak dapat digunakan untuk memprediksi kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah:

Y = a + bx

Dimana :

Y = Tingkat Pengetahuan Petani padi

X = Konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian

Dari output didapatkan model persamaan regresi

Y = -23.294 + 11.037 X

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier sederhana di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -23,294 menunjukkan bahwa jika variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi bernilai 0 atau tetap akan menurunkan tingkat pengetahuan petani padi sebesar -23,294%.

Variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian 11,307% menunjukkan jika variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian meningkat maka akan meningkatkan tingkat pengetahuan petani padi sebesar 11,307%.

47

Dokumen terkait