• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI

PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI

DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE

KABUPATEN BULUKUMBA

MUH NASIR 105960182714

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(2)

ii

PENGARUH KONSELING PENYULUHAN BERBASIS TEKNOLOGI

PERTANIAN TERHADAP PENGETAHUAN PETANI PADI

DI DESA MANYAMPA KECAMATAN UJUNGLOE

KABUPATEN BULUKUMBA

MUH. NASIR 105960182714

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

MUH NASIR.105960182714. Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis

Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba. Dibimbing oleh NAILAH

HUSAIN dan ARDI RUMALLANG.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.

Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling, yaitu peneliti memilih secara acak terhadap populasi yang belum mengetahui cara menggunakan teknologi yaitu 174 orang petani, dan yang dijadikan sampel penelitian yaitu 15 % jadi sampel yang diambil sebanyak 25 orang petani. Metode pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif dan regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan nilai R square ditemukan bahwa penyuluhan berbasis teknologi memiliki pengaruh sebesar 0,543, hal ini menyatakan bahwa penyuluhan berbasis teknologi mempengaruhi pengetahuan petani padi sebesar 54,3%. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh penyuluhan berbasis teknologi terhadap pengetauan petani padi dalam kategori sedang dan sisanya 45,70% di jelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah-Nya dan Karunia-Nya yang telah dilipahkan kepada penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap pengetahuan Petani Padi di Desa Mayampa, Kecematan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ir. Nailah Husain, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ardi Rumallang S.P.,M.M selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan. 2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi., M.P selaku Dekan Fakultas pertanian

Universitas Muhammad iyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati..S.P..M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

vii

4. Kedua orangtua ayahanda Muhammad Yusuf dan ibunda Suharni, dan teman-temanku tercinta CCS (calon-calon sarjana) dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Ujungloe Khususnya Kepala Desa Manyampa beserta jajarannya serta masyarakat sekitar yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penelitian skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, September 2018

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuandan Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konseling ... 7

2.2 Penyuluhan ... 8

2.3 Teknologi pertanian ... 16

2.4 Pengetahuan ... 21

2.5 Kerangka Pemikiran ... 23

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

(9)

ix

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Analisi Data ... 27

3.6 Definisi Operasional... 28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis ... 29

4.2 Kondisi Demografis ... 29

4.3 Sarana dan Prasarana ... 34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden ... 36

5.2 Pengaruh Konseling Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi ... 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Text

1. Pembagian Wilayah Administrasi Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 30 2. Luas Wilayah Desa Manyampa Menurut Pemanfaatannya ... 30 3. Jumlah Penduduk Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba, Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31`

4. Jumlah Penduduk Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba, Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 32 5. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa

Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 33 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Di Desa Manyampa

Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 34 7. Sarana Dan Prasarana Desa Manyampa Kecamatan

Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 35 8. Identitas Responden Berdasarkan Usia Di Desa Manyampa

Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 37 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa

Manyampa Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 38 10. Pengalaman Berusahatani Responden Di Desa Manyampa

Kecamatan Ujumg Loe Kabupaten Bulukumba ... 39 11. Luas Lahan Responden Di Desa Manyampa Kecamatan

Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 40 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Di Desa Manyampa

Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ... 41 13. Hasil Uji Determinasi Model Summary... 42 14. Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 43

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Text

1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi... 24 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe

Kabupaten Bulukumba ... 55 3. Dokumentasi Foto Penelitian di Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Text

1. Kuesioner Penelitian pengaruh konseling penyuluhan berbasis

teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani padi 48 2. Identitas Responden Petani padi Di Desa manyampa

Kecamatan ujung loe Kabupaten Bulukumba 56 3. Rekapitulasi Data pengaruh konseling penyuluhan berbasis

(13)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, maka pertanian merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Pertanian ke depan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam rangka mengurangi kesenjangan dan memperluas kesempatan kerja, serta mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang terjadi sebagai dampak dari globalisasi . Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia pertanian yang berkualitas dan handal. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, salah satunya adalah melalui kegiatan penyuluhan teknologi pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh kepada petani dan keluarganya yang berlangsung melalui proses belajar mengajar (Mardikanto, 2009). Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa membimbing para petani, penyuluh juga memberikan motivasi, memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dalam menghadapi permasalahan dilapangan. Penyuluhan pertanian merupakan suatu keniscayaan sekaligus merupakan kewajiban Pemerintah untuk menyelenggarakannya. Pemberdayaan melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian diperlukan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku guna

(14)

2 membangun kehidupan dan penghidupan petani yang lebih baik secara berkelanjutan. Tidak bisa dipungkiri hingga saat ini penyuluh pertanian masih menjadi tumpuan dan andalan petani sebagai sumber informasi pertanian

Petani adalah pelaku utama dalam kegiatan produksi pertanian serta bagian dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan kecerdasannya, salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan Dengan adanya penyuluh diharapkan semua informasi pertanian yang berkembang dapat diserap dan diterima oleh petani, semakin banyak informasi yang dimanfaatkan oleh petani maka semakin efektif penyuluhan tersebut.

Subyek pembangunan pertanian adalah petani, masyarakat petani pada umumnya dan kelompok tani pada khususnya. Sebagai salah satu komponen dalam sistem agribisnis, maka peran petani sangat menentukan keberhasilan penyuluhan. Walaupun penyuluh telah berupaya bersama petani/kelompok tani dalam menjalankan pembangunan di sektor pertanian, namun masih dibutuhkan adanya kebijaksanaan pemerintah yang berpihak kepada penyuluh. Secara teoritis pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan kesadaran para petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan untuk petani.

Wujud dari kegiatan penyuluhan dalam pengembangan kelompok tani bisa dicerminkan dengan adanya pertemuan anggota kelompok secara rutin dan kegiatan gotong royong yang didampingi oleh penyuluh. Melalui kegiatan penyuluhan diharapkan pembinaan para petani memiliki kemampuan dalam memperbaiki hidupnya, membentuk pendapat yang sehat, dan membuat keputusan yang efektif.

(15)

3 Selain itu melalui kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan perkembangan kelompok tani baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, adanya hubungan baik dengan instansi terkait, peningkatan produksi, dan akhirnya terjadinya peningkatan ekonomi bagi petani.

Pertanian dan penyuluhan sedang menghadapi sejumlah persoalan yang serius yang tidak mudah untuk dipecahkan khususnya di daerah kita sendiri yang memiliki keadaan alamnya sangat berpotensial untuk lahan pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan kegiatan penting dan strategis yang tidak dapat terpisahkan dari pembangunan di sektor pertanian, penyuluh pertanian selaku ujung tombak pembangunan pertanian di tingkat lapangan turut menentukan berkembangnya sistem usaha tani yang dijalankan para petani/kelompok tani. Salah satu indikator berperannya penyuluh pertanian adalah perkembangan kelompok tani yang ditunjukkan melalui kemampuan baik dalam hal teknis maupun managemen usaha tani yang dijalankan.

Perkembangan era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek kehidupan terkena imbasnya. Begitupun kehidupan masyarakat petani sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi. Semua profesi segera membuat suatu sistem-sistem baru yang dapat menopang kehidupan masyarakat untuk menghadapi kedahsyatan serbuan pengaruh globalisasi.

Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian untuk memenuhi bahan pangan sebagai salah

(16)

4 satu kebutuhan pokok hidup manusia yang terus bertambah. Penerapan teknologi pertanian baik dalam kegiatan prapanen maupun pasca panen, menjadi penentu dalam mencapai kecukupan pangan baik kuantitas maupun kualitas produksi. Teknologi pertanian telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahatani komoditas pangan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Pesatnya perkembangan teknologi didunia ini begitu pula perkembangan di bidang teknologi pertanian yaitu sudah banyak alat modern yang di gunakan dalam bidang pertanian, selain itu untuk menghemat energi manusia, penggunaan teknologi ini juga untuk mengefesienkan waktu panen, penanaman. Dalam penggunaan teknologi pertanian ini banyak pula dampak yang akan berpengaruh terhadap petani, tanaman itu sendiri maupun pada tanah. Namun di Desa Manyampa Kecematan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba penggunaan teknologi pertanian masih sangat sedikit hal ini menyebabkan pengetahuan petani rendah dalam penerapan teknologi pertanian yang modern

Kabupaten Bulukumba Kecematan Ujungloe, Desa Manyampa. Pada tingkat Kabupaten dilakukan oleh Badan Pelaksana Penyuluhan (UU No 16 Tahun 2006), Badan ini bernama, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (BP5K). Pada tingkat kecamatan penyuluhan diselenggarakan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (BP3K). Penyuluh lapang berperan penting dalam memperkenalkan teknologi pertanian kepada petani. Peran penyuluh pada dasarnya tidak hanya sekedar memperkenalkan teknologi pertanian

(17)

5 kepada petani, melainkan juga meningkatkan kapasitas petani agar mampu secara mandiri dalam menjalankan usahanya. Salah satu upaya untuk melakukan konseling berbasis teknologi pertanian kepada masyarakat petani adalah dengan mengidentifikasi ketersediaan system informasi teknologi pertanian melalui suatu survei dan pengkajian. Teknologi pertanian yang dikembangkan dengan memasukkan sumber pengetahuan lokal akan menjamin keberkelanjutan penerapannya oleh petani, petani yang ada di Desa Manyampa masih banyak yang belum terlalu mengetahui cara penggunaan alat teknologi pra panen maupun pasca panen.

Peneliti kemudian merasa tertarik untuk mengkaji dan membahas lebih lanjut tentang permasalahan tersebut menuangkannya dalam bentuk Usulan Penelitian yang Berjudul “Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba”

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini bagaimana Pengaruh Konseling Penyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian Terhadap Pengetahuan Petani Padi Di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba ?

(18)

6

1.3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap pengetahuan petani di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan pengetahuan petani

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi konseling penyuluhan dalam menentukan informasi teknologi pertanian.

3. Sebagi bahan pertimbangan dan perbandingan bagi peneliti lain, jika ingin mengkaji dan melaksanakan penelitian lebih lanjut.

(19)

7

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli kepada individu yang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi kliem.

Purwoko Budi (2008) mengemukakan bahwa konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut.

Menurut Eddy Wibowo dalam Konseling kelompok perkembangan (2005), menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses intervensi yang bersifat membantu individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain.

konseling penyuluhan juga merupakan proses atau proses pemberdayaan yang dilaksanakan secara partisipatif untuk mengembangkan kapital manusia dan kapital sosial dalam mewujudkan kehidupan yang mandiri, sejahtera, dan bermanfaat Sumardjo (2010).

Dengan adanya konseling penyuluhan merupakan syarat yg mutlak harus ada sebagai pilar untuk mempercepat pembangunan pertanian-pertanian di Indonesia pada saat ini dan masa yag akan datang. Penyuluhan mampu menjadi kegiatan untuk melakukan pengembangan SDM petani yang merupakan kunci peningkatan kinerja

(20)

8 pembangunan. Dalam tulisan yang sama Soedijanto menyatakan penyuluhan dalam pembangunan pertanian harus mampu menjadikan “petani sebagai manusia” dan petani sebagai subjek dalam pembangunan pertanian. Dengan demikian citra pertanian seharusnya sebagai proses pemberdayaan.

2.2Penyuluhan

2.2.1 Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola atau rencananya. Penyuluhan dengan demikian merupakan suatu sistem pendidikan yang bersifat non-formal atau suatu sistem pendidikan di luar sistem persekolahan yang biasa, dimana orang ditunjukan cara-cara mencapai sesuatu dengan memuaskan sambil orang itu tetap mengerjakannya sendiri, jadi belajar dengan mengerjakan sendiri (Kartasapoetra, 1987 dalam Erwadi, 2012).

Pengertian penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No.16/2006 tentang SP3K pasal 1 ayat 2 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan pruduktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan prilaku petani, yaitu

(21)

9 dengan mendorong masyarakat petani untuk merubah prilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri, dan berperan di masyarakat dengan lebih baik.

Mardikanto (2007) perlu dipahami penyuluhan pertanian merupakan proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang berpartisipatif, agar terjadi perubahan prilaku pada diri semua stakeholder (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.

Penyuluhan bukanlah instruksi, pemaksaan atau tindakan menggurui, tetapi merupakan proses belajar yang partispatif untuk menemukan masalah dan alternatif pemecahan yang terbaik, termudah dan termurah. Penyuluhan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mengembangkan kapasitas individu, kapasitas entitas (kelembagaan) dan kapasitas sistem (jejaring) dalam rangka optimasi sumberdaya lokal.

Perubahan rumusan terhadap pengertian penyuluhan seperti itu, dirasakan penting karena:

1. Penyuluhan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembangunan/ pengembangan masyarakat dalam arti luas.

(22)

10 2. Dalam praktek, pendidikan selalu dikonotasikan sebagai kegiatan pengajaran yang bersifat “menggurui” yang membedakan status antara guru/pendidik yang selalu “lebih pintar” dengan murid/ peserta didik yang harus menerima apa saja yang diajarkan oleh guru/ pendidiknya.

3. Pemangku kepentingan (stakeholder) agribisnis tidak terbatas hanya petani dan keluarganya.

4. Penyuluhan pertanian bukanlah kegiatan karikatif (bantuan cuma-Cuma atas dasar belas-kasihan) yang menciptakan ketergantungan.

5. Pembangunan pertanian harus selalu dapat memperbaiki produktifitas, pendapatan dan kehidupan petani secara berkelanjutan.

Penyuluh bertugas untuk mendorong, membimbing dan mengarahkan petani/ nelayan agar mampu mandiri dalam mengelola usahataninya karena penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Peranan penyuluh sangatlah penting melakukan perubahan perilaku petani terhadap sesuatu (inovasi baru), serta terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan petani. Peranan penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga

(23)

11 menikmati hasil pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan sosialnya.

Peranan agen penyuluh padalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani. Peranan utama penyuluh lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.

2.2.2 Tenaga penyuluh pertanian

Penyuluh dapat diartikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi materi penyuluhan yang disampaikan. Penyuluh atau agent of changemerupakan seorang petugas lapangan dari suatu instansi / lembaga yang sudah diberi pelatihan dengan kemampuan tertentu sesuai dengan kegiatan penyuluhan yang ia berikan Isband (2005).

Penyuluh pertanian berperan sebagai pembimbing petani, organisator, motivator dan dinamisator petani, pendamping teknis bagipetani, penghubung

(24)

12 komunikasi antara petani dengan lembaga penelitian dan pemerintah dan sebagai agen pembaruan bagi petani dalam membantu masyarakat petani dalam usaha mereka meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan dan mutu hasil produksi usaha tani mereka.

2.2.3 Fungsi penyuluhan pertanian

Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, yang tertuang dalam BAB II Pasal 4, fungsi sistem penyuluhan pertanian meliputi:

1. Memfasilitasi proses pembelajaran dari penyuluh kepada sasaran

2. Mengupayakan kemudahan akses bagi penyuluh dan sasaran terhadap sumber informasi, teknologi dan sumber daya yang ada, agar sasaran dapat mengembangkan usahanya

3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, organisasi dan

kewirausahaan bagi para penyuluh dan sasarandan

4. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku penyuluhan.

Secara garis besar fungsi penyuluhan pertanian merupakan suatu kegiatan untuk menambah kesanggupan bagi para petani dalam usaha memperoleh hasil-hasil yang dapat memenuhi kebutuhan, menambah pengetahuan dan ketrampilan, memperbaiki cara hidup, perubahan perilaku dan sikap yang lebih baik demi meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka.

(25)

13 Menurut Isbandi (2005), proses pendidikan non formal (penyuluhan) memiliki beberapa fungsi diantaranya :

1. Sebagai sarana atau wadah penyebaran inovasi baru

2. Media penghubung antara lembaga penelitian, pemerintah dan penerima

3. Menterjemahkan inovasi atau gagasan ide baru ke dalam bahasa yang mudah diserap dan dipahami

4. Mengubah perilaku lama menjadi perilaku baru dan

5. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran dengan cara- cara tertentu yang disesuaikan dengan kondisi keadaan pelaku penyuluhan.

Fungsi utama penyuluhan pertanian selain sebagai sarana alih teknologi baru dari peneliti ke petani, juga sebagai suatu proses bagi petani dalam membantu mengambil suatu keputusan sendiri dengan menambah pilihandan dengan cara menolong mengembangkan wawasanatauinformasi mengenai konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut, informasi tidak hanya didapat dari agen penyuluhan namun juga dari berbagai sumber lain,termasuk pengalaman pribadi atau pengalaman mitra kerja petani tersebut.

2.2.4 Perencanaan program penyuluhan pertanian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006, BAB I Pasal I programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yangdisusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman dalam pencapaian tujuan. Perencanaan program penyuluhan merupakan suatu kerangka kerja yang dijadikan

(26)

14 acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat untuk mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang ingin dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan. Program penyuluhan merupakan hasil dari berbagai langkah yang harus dipahami dan dilaksanakan secara logis, dimulai dari penetapan tujuan, kebijakan, prosedur kerja, pengumpulan informasi, pemilihan panitia pelaksana, diskusi dan konsultasi rencana kerja, penyusunan rencana kerja, revisi akhir rencana kerja, persetujuan dan pengesahan dari pihak-pihak yang terkait, pelaksanaan program rencana kerja, evaluasi pelaksanaan rencana kerja.

2.2.5 Proses penyuluhan

Proses penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku baik pengetahuan, sikap dan ketrampilan agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Isbandi (2005). Menyatakan, bahwa dalam proses penyuluhan membutuhkan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses penyuluhan merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar di bidang penyuluhan yang dirancang untuk membantu petani dalam mengubah seseorang dalam bertingkah laku dan mengembangkan diri mereka agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Setiana (2005), proses penyuluhan juga merupakan suatu proses belajar mengajar yang tidak terlepas dengan kondisi interaktif antara penyuluh dengan sasaran penyuluhannya, yang meliputi proses penyebarluasaninformasi,

(27)

15 proses penerangan, proses perubahan perilaku, proses pendidikan dan proses rekayasa sosial atau transformasi social

2.2.5 Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya dalam upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan. Materi atau bahan penyuluhan adalah segala bentuk pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang diajarkan atau disampaikan kepada sasaran meliputi berbagai ilmu, teknik, dan berbagai metode pengajaran yang diharapkan akan dapat mengubah perilaku, meningkatkan produktivitas, efektifitas usaha dan meningkatkan pendapatan sasaran Isbandi (2005).

Menurut Setiana (2005), materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi baru, yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, dapat meningkatkan pendapatan, memperbaiki produksi dan dapat memecahkan masalah yang sedang 10dihadapi oleh sasaran penyuluhan.Materiatau pesan yang ingin disampaikan dalam proses penyuluhan harusbersifat informatif, inovatif, persuasif, dan intertainment agar mampu mendorong terjadinya perubahan-perubahan ke arah terjadinya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan masyarakat sasaran dan mewujudkan perbaikan mutu hidup setiap individu warga masyarakat yang bersangkutan. Pengetahuan peternak dipengaruhi oleh pendidikan, sedangkan materi penyuluhan dapatmemberikan

(28)

16 pengetahuan kepada peternak apabila penyuluhan disesuaikan dengan karakteristik peternak.

2.2.6 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien Isbandi (2005). Metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang diharapkan.

Pemilihan metode penyuluhan sebaiknya diprogram menyesuaikan diri dengan kebutuhan sasaran, karakteristik sasaran, sumber daya yang tersedia dan kondisilingkungan (termasuk waktu dan tempat) diselenggarakannya kegiatan penyuluhan tersebut

2.3Teknologi Pertanian

2.3.1 Pengertian Teknologi Pertanian

Teknologi Pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian berdayaguna dan berhasil guna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi

(29)

17 maupun siap pakai. Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumber daya peternakan dan sumber daya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani.

Teknologi pertanian pada dasarnya adalah penerapan dari ilmu-ilmu teknik pada kegiatan pertanian atau dalam pengertian lain dan lebih luas yaitu suatu penerapan prinsip-prinsip matematika dan sains dalam rangka pendayagunaan sumber daya pertanian dan sumber daya alam secara ekonomis untuk kesejahteraan manusia. Pentingnya teknologi pertanian dikarenakan keberadaan teknologi yang sudah sedemikian besar pengaruhnya terhadap kesuksesan sebuah pertanian dilihat dari segi kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan. Bahkan dengan turut berpengaruhnya sektor pertanian terhadap besarnya peluang / kesempatan kerja maka secara tidak langsung teknologi juga berperan menambah kesempatan kerja kepada seluruh komponen masyarakat. Besarnya kapasitas produksi berarti pula besarnya kesempatan kerja.

Pertanian merupakan sumber pendapat mayoritas masyarakat Indonesia. Negara Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian harus benar-benar di perhatikan oleh pemerintah untuk bisa memakmurkan rakyatnya. Kemajuan teknologi pertanian menjadi hal terpenting dalam meningkatkan hasil panen para petani. Kemajuan teknologi bidang

(30)

18 pertanian mempunyai dua sisi yang berdampak pada bidang pertania, yang pertama dampak positif dan dampak negatif. Mari kita uraikan satu persatu.

2.3.2. dampak negative dan positif teknologi pertanian

1. Dampak Positif

Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 hari dalam mengolah lahan pertanian seluas 3 hetar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan mereka. Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah. Dulu petani biasa menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung) dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungan-keuntugan dari penggunaan tekologi.

2. Dampak Negatif

a. Biaya yang di keluarkan cukup mahal

b. Populasi lingkungan di sebabkan erosi tanah yang berlebihan sehingga sedimen tanah mengangkut pupuk kimia dan pastisida dari permukaan air dan

(31)

19 bawah air, dan perlakuanya yang tidak tetap terhadap kotoran manusia dan hewan dapat mnyebabkan masalah serius bagi kehidupan lingkungan maupun social di seluruh dunia

Dampak negatif dari penggunaan teknologi ialah biaya yang relatif tinggi. Dengan biaya tinggi tentu nilai jual dari hasil panen akan tinggi dan hal ini tidak baik untuk para penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi bila hasil panen yang mahal adalah bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi. Penduduk kurang mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Mengenai dampak negatif dari peran teknologi masih banyak lagi.

Cara mengatasi dampak negatif yaitu dengan menerapkan konsep agroekoteknologi seperti pengembalian limbah panen dan penambahan pupuk organik ke dalam tanah sawah dan rotasi tanaman menyertakan tanaman kacang-kacangan atau tanaman yang memerlukan pengolahan tanah seperti: tebu, tembakau, ubijalar, sayuran, dan melon

2.3.3 Penerapan Teknologi Pertanian

Penerapan teknologi oleh petani dipengaruhi oleh berberapa faktor, antara lain potensi individu, serta faktor-faktor eksternal yang memungkinkan pengguna menerapkan teknologi. secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial budaya dapat diterima masyarakat. Pendidikan dan pendapatan berhubungan nyata dengan tingkat aksesibilitas terhadap informasi pertanian, ketersediaan dan kredibilitas sumber informasi serta sarana akses informasi juga akan menentukan kebutuhan

(32)

20 informasi pengguna. Adopsi teknologi baru dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pendidikan petani, luas lahan, umur, pengalaman bertani, jumlah tanggungan, pendapatan, status pemilikan lahan.

penggunaan alat dan mesin pertanian berkembang pesat dikalangan petani terutama pada kegiatan usaha tani dalam pengolahan lahan, panen dan pasca panen. Traktor tangan atau traktor roda dua adalah salah satu teknologi alat dan mesin pertanian yang telah banyak digunakan petani dalam mengolah lahan sawah sebagai pengganti tenaga manusia dan tenaga ternak. Traktor tangan banyak diminati petani yang memiliki skala usaha tani kecil dengan lahan sempit, seperti di Jepang, Korea Selatan, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam, Philipina, China dan lain-lain. Traktor tangan memiliki 5 komponen utama yakni: motor penggerak, dudukan motor dengan titik gandeng, rumah gigi transmisi termasuk kopling master dan titik gandeng belakang, stir dengan tuas kontrol dan roda. Untuk kegiatan pengolahan lahan traktor tangan dilengkapi dengan alat bajak singkal dan alat garu sisir.

2.3.4. Perkembangan Teknologi Pertanian

Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia

(33)

21 merupakan negara agraris. Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani.

Sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut. Tahap demi tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.

2.4. Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2007 dalam Defri Afrianto, 2014). pengetahuan adalah merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, pengetahuan diakategorikan menjadi enam tingkat, yaitu :

1. Tahu

Pengetahuan sebagai pengingat sesuatu yang telah di pelajari sebelum termasuk pengetahuan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah di terimah.

(34)

22

2. Memahami

Pengetahuan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

3. Aplikasi

Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi yang real (sebenarnya). Aplikasi ini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.

4. Aanalisis

Pengetahuan sebagai kemampuan untuk menjelaskan materi atau komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis

Sintesis berkaitan dengan kemampuan menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang ada.

(35)

23 Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi / penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian-penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri menggunakan kriteria yang ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau di ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatanya (Notoatmodjo, 2007 dalam Defri Afrianto, 2014).

2.5. kerangka pemikiran

Pengetahuan petani terhadap teknologi masih kurang paham. tidak terlepas dari itu hadirnya konseling penyuluh membantu petani untuk memahami seperti apa teknologi pertanian yang di programkan pemerintah. Melihat potensi pertanian yang ada di Kabupaten Bulukumba Kecamatan Ujungloe Desa Manyampa, jumlah produksi pertanian yang cukup tinggi, jumlah tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi petanian hal ini tak lepas dengan diberikannya pemahaman tentang teknologi pertanian terhadap petani. Untuk dapat meningkatkan jumlah produksi pertanian maka dilakukan penyuluhan tentang teknologi pertanian tersebut, hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknologi pertanian, ini diharapkan menjadi salah satu jalan bagaimana petani menerima teknologi pertanian yang ada. Semua ini dilakukan conseling/ penyuluh hanya untuk kemajuan para petani di Desa Mnayampa Kecematan Ujungloe Kabupaten Bulukumba.

(36)

24 Gambar : kerangka pemikiran pengaruh konseling berbasis teknologi pertanian

terhadap pengetahuan petani di desa manyampa kecamatan ujungloe kabupaten bulukumba.

KONSELING PENYULUHAN

Pra Panen Pasca Panen

PENGETAHUAN PETANI TEKNOLOGI

(37)

25

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan selama dua bulan. Lokasi penelitian bertempat di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut sesuai dilakukan penelitian tersebut.

3.2. Tekhnik Penentuan Sampel/Informan

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, (Sugiyono, 2008). Populasi di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba sebanyak 174.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi, (Arikunto, 2002 ). Untuk menghasilkan sampel yang representative di upayakan agar setiap objek populasi dalam penelitian mewakili peluang yang sama menjadi unsur populasi, sehingga di perlukan adanya metode penarikan sampel yang akan di ambil tidak ada ketentuan yang pasti, akan tetapi “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

(38)

26 selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih” (Arikunto, 2002 ).

Penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling (pengambilan sampel dengan acak sederhana), yaitu peneliti memilih secara acak terhadap populasi yang belum mengetahui cara menggunakan teknologi yaitu 174 orang petani, dan yang dijadikan sampel penelitian yaitu 15 % jadi sampel yang diambil sebanyak 25 orang petani

3.3. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif Jenis Penelitian ini deskriptif data Kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari dua : a. Data primer yaitu Data yang di peroleh langsung dari sumber objek

penelitian. Sumber data primer adalah wawancara kepada responden tentang pengaruh konseling berbasis teknologi terhadap pertanian di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa cacatan dan laporan dari instansi yang terkait seperti kantor desa.

(39)

27

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengamatan (observasi).

Observasi adalah melakukan pengamatan langsung pada petani padi mengenai teknologi pertanian di Kabupaten Bulukumba Kecematan Ujungloe Desa Manyampa.

2. Wawancara (interview).

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui cara bertanya langsung kepada responden (petani), dimana dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data informasi tentang identitas respoden. Untuk memudahkan dalam proses interview digunakan kuesioner/daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani.

3. Dokumentasi.

Mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan, dokumentasi gambar dan administrasi yang ada.

3.5Tekhnik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif, analisis data kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.

(40)

28 2. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen.Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Dimana :

Ý = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = subyek pada variabel Independen yang mempunyai nilai tertentu Secara teknis harga b merupakan tangen dari (perbandingan)

3.6. Definisi Operasional

1. Konseling merupakan bimbingan yang dilakukan kepada seseorang guna untuk meningkatkan suatu pemahaman atau permasalahan yang ada

2. Teknologi pertanian merupakan alat yang digunakan dalam pengolahan suatau lahan maupun dalam pasca panen

3. Pengetahuan adalah informasi atau pengalaman yang sudah diketahui oleh petani yang di peroleh melalui pengamatan akal.

4. Petani merupakan seseorang yang bergerak dalam pertanian, yang berperang dalam pengolahan lahan .

(41)

29

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

Desa Manyampa terletak antara 5ᵒ26’12” LS - 5ᵒ30’36” LS dan 120ᵒ17’12” BT - 120ᵒ21’24” BT pada ketinggian 50 meter diatas permukaan laut (50 dpl), dengan suhu rata-rata 27°C - 32°C. Jumlah bulan hujan dalam satu tahun adalah enam bulan dan merupakan salah satu desa yang secara administratif berada di Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba. Jarak tempuh dari ibu kota kecamatan adalah ±12 Km, dari ibu kota kabupaten adalah ±22 Km, sedangkan dari Ibu kota provinsi berjarak ±172 Km.

Secara administratif Desa Manyampa berbatasan dengan;

- Sebelah utara dengan Desa Bontotangnga Kecamatan Herlang,

- Sebelah selatan dengan Laut Flores,

- Sebelah barat dengan Desa Balleanging Kecamatan Ujungloe

- Sebelah timur dengan Kelurahan Benjala Kecamatan Bontobahari.

Luas wilayah keseluruhan adalah 1.123 Ha yang terdiri dari luas lahan sawah tadah hujan 174 Ha. Lahan kering terdiri atas tegalan 874 Ha dan permukiman seluas 36 Ha. Luas lahan perkebunan rakyat adalah 275 Ha.

(42)

30 Luas wilayah Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba adalah 2.567,60 Ha meliputi lahan persawahan seluas 50 hektar ( 7,80 %) dan perkebunan seluas 250 hektar ( 39,0 %), selebihnya seluas 341 hektare (53,21%) adalah dimanfaatkan untuk pemukiman dan untuk fasilitas umum lainnya.

Tabel 2. Luas wilayah Desa Manyampa menurut pemanfaatannya

PEMANFAATAN LUAS (Ha) PERSENTASE LUAS (%) Persawahan 117.92 4.59 Ladang 574.00 22.36 Perkebunan 275.00 10.71 Hutan 204.00 7.95 Tambak 1,054.00 41.05 Pekarangan 172.00 6.70

Pemukiman dan Prasarana Umum Lainnya 170.68 6.65

Total Luas Lahan 2,567.60 100.00

Sumber: BPS Bulukumba, 2017

Tabel 2 menunjukkan luas wilayah luas desa Manyampa menurut penggunaannya terdapat persawahan yang luasnya 117.92 Ha, ladang 574.00 Ha, perkebunan 275.00 Ha, hutan 204.00 Ha, tambak 1.054.00 Ha, pekarangan172.00 Ha, pemukiman dan prasarana lainya 170.68 Ha.

(43)

31

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba yang apabila dilihat dari berbagai sudut tinjauan membawa berbagai konsekwensi dalam tataran kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat. Sebagai bagian dari fenomena demografi, pola pertumbuhan dimaksud bagaimanapun harus dijadikan dasar pijak program pengendalian serta penetapan target pencapaian program terkait setiap periode.

Tabel 3. Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

1 2 Laki-laki Perempuan 2.234 2.310 Jumlah 4.544 Sumber: BPS Bulukumba, 2017

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Manyampa adalah sebanyak4.544 jiwa, dimana terdapat 2.234 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 2.310 jiwa yang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki di Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.

(44)

32 Pendidikan dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Tingkat pendidikan ini sangat berperan penting dalam hal pengembanAgan teknologi ini erat kaitannya dengan ketersedian sumber daya manusia karena dapat diasumsikan bahwa semakain tinggi tingkatan pendidikan maka kualitas sumber daya manusia akan lebih baik. Penyebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Manyampa tampak beragam mulai dari penduduk yang belum sekolah sampai dengan penduduk yang bergelar sarjana, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di table berikut :

Tabel 4. Jumlah penduduk Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Belum/Tdk Sekolah 1,402 37.90 2 SD 1,268 34.28 3 SLTP 552 14.92 4 SLTA 408 11.03 5 AKADEMI 40 1.08 6 S1 29 0.78 Jumlah 3,699 100.00 Sumber: BPS Bulukumba, 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Manyampa tergolong masih rendah, dimana terdapat 1.402 orang belum sekolah/tidak

(45)

33 sekolah, 1.268 orang tamat SD, Tamat SLTP 552 orang, sementara Tamat SLTA 408 orang, AKADEMI 40 orang, tamat perguruan tinggi S1 29 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Manyampa tergolong rendah yakni rata-rata hanya tamat sekolah SD. sehingga perlu adanya penyuluhan yang lebih intensif dalam menerapkan suatu penggunaan alat teknologi modern.

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya. Di Desa Manyampa termasuk daerah pertanian yang cukup potensial sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Akan tetapi ada beberapa penduduk yang mempunyai mata pencaharian sebagai buruh tani, Pegawai Negeri Sipil dan lain sebagainya. Untuk lebih jelsnya penduduk Desa Bontomanai berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Manyanpa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.

No. Jenis Pekerjaan Jumlah

(Orang) Persentase (%)

1 Petani 1,174 93.62

2 Buruh tani 38 3.03

(46)

34

4 Pertukangan 13 1.04

5 Pegawai Negeri Sipil 15 1.20

Jumlah 1,254 100.00

Sumber: BPS Bulukumba, 2017

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Manyanpa yang mata pencahariannya sebagai petani sebanyak 1.174 orang. Hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat kebanyakan berpropesi sebagai petani, minimya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi petani.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Usia

Struktur penduduk Desa yang meliputi umur berperan dalam terciptanya dinamika pembangunan suatu Desa. Tinjauan terhadap struktur penduduk diperlukan untuk melihat potensial penduduk dalam pengembangan Desa. Dilihat dari jumlah usia angkatan kerja di Desa Manyampa cukup banyak yang dapat digolongkan sebagai kelompok usia produktif. Jumlah penduduk Desa Manyampa berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Usia Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.

No. Gol. Umur

(Tahun) Laki – laki (Orang) Perempuan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 0 – 4 129 130 259 5.70

(47)

35 2 5 – 9 175 177 352 7.75 3 10 – 14 164 197 361 7.94 4 15 – 19 138 169 307 6.76 5 20 – 24 134 155 289 6.36 6 25 – 29 138 168 306 6.73 7 30 – 34 134 203 337 7.42 8 35 – 39 160 175 335 7.37 9 40 – 44 153 141 294 6.47 10 45 – 49 112 127 239 5.26 11 50 - 54 109 128 237 5.22 12 55 – 59 223 134 357 7.86 13 60 – 64 223 111 334 7.35 14 > 60 242 295 537 11.82 Jumlah 2,234 2,310 4,544 100.00 Sumber: BPS Bulukumba, 2017

Berdasarkan pada uraian tersebut maka kelompok usia 15-54 tahun adalah kelompok usia produktif dan di golongkan sebagai angkatan kerja dengan jumlah penduduk 2.107 jiwa, selebihnya dapat diasumsikan sebagai kelompok usia non produktif yang menjadi tanggungan kelompok usia produktif.

(48)

36 Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.bisa dikatakan sudah memadai, dimana jenis sarana dan prasarana yaitu kantor desa, mobil mikrolet, mesjid, postu, posyandu dan sekolah dasar (SD). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Manyampa Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba.

No Jenis Jumlah (buah)

1 Kantor Desa 1 2 Mobil mikrolet 4 3 Mesjid 11 4 Pustu 4 5 Posyandu 5 6 Sekolah Dasar (SD) 5 Jumlah 30

Sumber: Kantor Desa Manyampa, 2018

Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana Desa Manyampa sudah memadai masih perlu tambahan, dimana terdapat 1 kantor Desa. 4 buah, mobil mikrolet 11 bangunan masjid, 4 buah postu, 5 posyandu, dan sekolah dasar SD 5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat sarana dan prasarana di Desa Manyampa tergolong sudah memadai.

(49)

37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Identitas Petani Responden

Identitas petani responden meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan keluarga. Adapun identitas petani responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada tabel lampiran, sedangkan identitas secara rinci dapat dilihat pada pembahasan berikut ini:

5.1.1 Umur

Umur responden sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja dan berpikir. Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang lebih besar dari petani yang lebih tua. Yang muda cenderung menerima hal-hal yang baru dianjurkan untuk menambah pengalaman, sehingga cepat mendapat pengalaman-pengalaman baru yang berharga dalam berusaha tani. Sedangkan yang berusia tua mempunyai kapasitas mengelolah usaha tani lebih baik dan sangat berhati-hati bertindak, dikarenakan telah banyak pengalaman yang dirasakan sekeluarga. Keadaan umur responden dapat disajikan pada tabel berikut :

(50)

38 Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Usia di Desa Manyampa Kecamatan

Ujung Loe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Umur Jumlah Persentase

1 37-42 8 32

2 43-48 5 20

3 49-54 9 36

4 55-60 3 12

JUMLAH 25 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 8 menunjukkan dari 25 responden umur antara 37-42 Berjumlah 8 dengan persantese 32% dan yang 43-48 berjumlah 5 orang dengan persentase 20%, sedangkan umur terbesar yaitu umur 49-54 yang berjumlah 9 orang dengan persentase 36% dan umur terkecil yaitu 55-60 berjumlah 3 orang dengan persentase 12%. Hal ini berarti bahwa petani yang berada di Desa Manyampa terbilang tidak produktif untuk melakukan pengelolaan pertanian. Usia petani responden sebagian besar berada pada usia tidak produktif yang berarti fisik dan tenaga mereka sudah tidak kuat untuk bekerja dan untuk terlibat langsung dengan berbagai kegiatan yang menunjang kemajuan dan pengelolaan usahataninya membutuhkan waktu yang lama.

(51)

39

5.1.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap pola pikir petani. Petani yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih cepat menyerap inovasi dan perubahan alat teknologi. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden. Hal ini dapat dilihat dari perilaku petani dalam menyikapi usaha taninya. Sehingga perubahan cara bertani akan seiring dengan kemajuan alat teknologi pertanian. Tingkat pendidikan petani responden di Desa Manyampa dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Tidak Sekolah 6 24.00

2 SD 9 36.00

3 SMP 6 24.00

4 SMA 4 16.00

JUMLAH 25 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018

Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani responden di Desa Manyampa tergolong rendah yakni tidak sekolah terdapat 6 orang dengan presentase sebesar 24%, tamat SD sebanyak 9 orang dengan presentase 36%, tamat SMP sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 24.00, tamat SMA sebanyak 4

(52)

40 orang dengan persentase sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani responden di Desa Manyampa masih tergolong menengah karena tingginya pemahaman masyarakat tentang pendidikan.

5.1.3 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu usaha tani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih tepat untuk mengembangkan usahatani tanaman secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya pengalaman responden Di Desa Manyampa dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 10. Pengalaman Berusahatani Responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Pengalaman Usahatani Jumlah Persentase

1 10-17 8 32

2 18-25 7 28

3 26-33 7 28

4 34-41 3 12

JUMLAH 25 100

(53)

41 Tabel 10 menunjukkan dari 25 responden pengalaman berusahatani yang terbesar yaitu antara 10–17 tahun dengan jumlah 8 orang dengan persentase 32%, dan 18-25 dan 26-33 masing-masing berjumlah 7 orang dengan persentase 28%, dan 34-41 berjumlah 3 orang dengan persentase 12%. Hal ini sesuai dengan pendapat (kartasapoetra, 1994) Petani yang usianya lebih tua dan memiliki pengalaman berusahatani yang lebih banyak cenderung lebih berhati-hati dalam menyerap hal baru yang ditawarkan dari luar, sebaliknya petani yang berusia lebih muda dengan pengalaman berusahatani yang sedikit cenderung lebih terbuka dalam pengelolaan usahatani serta gambaran resiko kegagalan yang akan didapatkannya di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang telah lama bergulat dalam dunia usahataninya dapat meningkatkan kemampuan petani serta memberikan modal yang besar dalam menentukan usahataninya kearah yang lebih maju.

5.1.4 Luas Lahan Petani

Luas lahan diukur dalam satuan hektar, dimana luas lahan tersebut dikelolah dan diusahakan oleh petani responden sendiri. Jumlah luas lahan yang dimiliki petani responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Luas Lahan Petani Responden di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Luas Lahan Jumlah Persentase

(54)

42

2 0,88-1,26 7 28

3 1,27-1,64 3 12

4 1,65-2,02 2 8

JUMLAH 25 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 11 menunjukkan bahwa petani yang berada di Desa Manyampa memiliki luas lahan yang terbanyak 0,50-0,87 Ha yakni 13 responden persentase 52%, sedangkan 0,88-1,26 Ha yakni 7 responden persentase 28%, dan 1,27-1,64 Ha yakni 3 responden persentase 12% dan 1,65-2,02 yakni 2 responden dengan persentase 8%. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang memiliki lahan sempit, maka semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan, kecuali bila suatu usahatani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta alat teknologi yang tepat.

5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga

Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lainnya yang

berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani yang ada di Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba menggunakan

(55)

43 merupakan tanggung jawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan keluarga petani responden dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 12. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Bonto Marannu Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, 2018.

No Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase

1 1-2 11 44.00

2 3-4 9 36.00

3 5-6 4 16.00

4 7-8 1 4.00

JUMLAH 25 100.00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2018.

Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh petani yang terbanyak adalah 1–2 orang dengan persentase 44%, dan 3-4 sebanyak 9 dengan persentase 36%, dan 5–6 sebanyak 4 orang dengan persentase 16%. Dan yang paling terendah yaiut 7-8 sebanyak 1 orang dengan persentase 4%. Hal ini menunjukkan bahwa potensi tenaga kerja untuk mengelolah usahatani sangat kurang, apabila dikaitkan dengan lahan yang dimiliki oleh petani responden akan tetapi justru pendapatan keluarga untuk menanggung anggota keluarga tidak terlalu banyak yang dikeluarkan.

(56)

44

5.2 Pengaruh Konseling atau Pnyuluhan Berbasis Teknologi Pertanian

Terhadap Pengetahuan Petani Padi

5.2.1. Uji Determinasi (R square)

Koefisien determinasi (R square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian mampu menjelaskan variabel (petani padi). Berikut ini hasil determinasi ( R Square)

Tabel 14. Hasil uji determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .737a .543 .523 5.08367

a. Predictors: (Constant), X

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui nilai R square sebesar 0,543 (54,3%), ini menunjukkan dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana variabel independen yaitu konseling penyuluhan memiliki pengaruh terhadap petani padi sesuai dengan interval koefisien yaitu 0,40 – 0,599 yang masuk kategori sedang sedangkan sisanya 45,70% di jelaskan dengan factor atau variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Sesuai dengan pendapat imam ghozali (2009) menyatakan bahwa niali R2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jikan nilai R2 berkisar antara 0

(57)

45 – 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen.

5.2.2. Hasil uji Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian terhadap petani padi. Untuk itu penulis menyajikan hasil uji regresi linier sederhana

Table 13. Persamaan regresi linier sederhana

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -23.294 7.020 -3.318 .003 X 11.037 2.112 .737 5.225 .000 a. Dependent Variable: Y

Pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dari persamaan regresi. Menurut Sahid Rahardjo (2017) nilai koefisien determinasi (R square) dapat di pakai untuk memprediksi seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel (Y) dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan. Sebaliknya, jika hasil dalam uji F tidak siknifikan maka nilai koefisien determinasi (R square) ini

(58)

46 tidak dapat digunakan untuk memprediksi kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah:

Y = a + bx

Dimana :

Y = Tingkat Pengetahuan Petani padi

X = Konseling atau penyuluhan berbasis teknologi pertanian

Dari output didapatkan model persamaan regresi

Y = -23.294 + 11.037 X

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier sederhana di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -23,294 menunjukkan bahwa jika variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi bernilai 0 atau tetap akan menurunkan tingkat pengetahuan petani padi sebesar -23,294%.

Variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian 11,307% menunjukkan jika variabel konseling penyuluhan berbasis teknologi pertanian meningkat maka akan meningkatkan tingkat pengetahuan petani padi sebesar 11,307%.

(59)

47

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan nilai R square ditemukan bahwa penyuluhan berbasis teknologi memiliki pengaruh sebesar 0,543, hal ini menyatakan bahwa penyuluhan berbasis teknologi mempengaruhi pengetahuan petani padi sebesar 54,3%. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh penyuluhan berbasis teknologi terhadap pengetauan petani padi dalam kategori sedang dan sisanya 45,70% di jelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini

6.2 Saran

Agar semua petani dapat meningkatkan produktivitasnya sebaiknya penyuluh harus lebih aktif dalam proses adopsi teknologi terhadap petani. Dan sebaiknya pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakaat petani khususnya dalam penyedian teknologi.

Gambar

Tabel 2. Luas wilayah Desa Manyampa menurut pemanfaatannya
Tabel  3.  Jumlah  penduduk  Desa  Manyampa  Kecamatan  Ujung  loe  Kabupaten         Bulukumba
Tabel  4.  Jumlah  penduduk  Desa  Manyampa  Kecamatan  Ujung  loe  Kabupaten   Bulukumba
Tabel 5. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Manyanpa  Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya lebih memilih mengerjakan tugas mata pelajaran lain dibandingkan mengikuti.

Lex Jurnalica Volume 14 Nomor 3, Desember 2017 127 material serta diperkirakan dapat memberikan landasan bagi Kurator pengganti untuk memahami permasalahan

Pada awal berdirinya Pegadaian pada tahun 1746 produk utama dari Pegadaian adalah penyaluran kredit dengan sistem gadai, karena latar belakang berdirinya Pegadaian hanya

Purnianingrum, Leny Shela. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Make a Match Berbantuan Media Kartu Bergambar Siswa Kelas V SDN Karanganyar 02 Kota

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan memperoleh penggambaran aktualisasi diri pada tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari dengan cara:

pendidikan yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang ini belum di daya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada dilapangan guru jarang sekali menggunakan

Hasil menunjukan bahwa perlakuan media berpengaruh nyata terhadap diameter koloni dan kecepatan pertumbuhan miselium jamur merang (Volvariella volvaceae), dan media alternatif

Saat ini, sandi enigma dengan beberapa varian dapat dipecahkan dengan kemungkinan hampir 80% (Berdasarkan karya tulis James Gillogly) dengan teknik mahir dan sedikit