• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA

A. Identitas Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Manajer di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

Pemilihan subjek ini karena manajer merupakan jembatan antara Direktur utama dengan kasi beserta karyawan dalam berinteraksi. Manajer yang diwawancarai

a. Manajer pelayanan medis dan keperawatan : Dr. Ndarumurti Pangersti, Sp.PD

Subyek penelitian ini berusia 40 tahun dengan kulit putih, rambut lurus dan masih energik, selain itu responden bersikap ramah pada saat penelitian dilakukan dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti dengan baik dan terkadang juga tersenyum.

b. Manajer Perawatan : Sukini, S.Kep

Subyek penelitian ini berusia 38 tahun dengan kulit sawo matang, rambut lurus panjang dan badannya agak sedikit gemuk tetapi tetap kelihatan segar dan semangat di dalam bekerja.

c. Manajer Personalia : Dr. Ari Dartoko

Subyek penelitian ini berusia 35 tahun seorang pria yang masih muda yang menjabat sebagai Manajer Personalia atau HRD. Penampilan subyek penelitian ini menarik karena gagah dan berkulit sawo matang dengan rambut pendek rapi dan menggunakan kacamata.

commit to user

d. Manajer Diagnotik dan Terapi : Dr. Irveta Kania C, M.Kes

Responden penelitian ini berusia 38 tahun yang telah menjabat sebagai Manajer Diagnostik dan Terapi selama 5 tahun. Responden berparas cantik dan putih, rambutnya panjang, berkacamata dan tubuhnya langsing.

e. Manajer Instalasi Farmasi: Dra. Dwi Astuti, Apt

Responden penelitian ini berusia 44 tahun berkulit putih, mempunyai dua orang anak, sudah bekerja selama 13 tahun di RSU Kasih Ibu Surakarta.

2. Kepala Seksi di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

Pemilihan subjek tersebut dengan maksud bahwa mereka memahami sekaligus pengambil kebijakan di departemennya masing dalam rangka meningkatkan kinerja karyawannya. Kasi yang diwawancarai :

a. Kasi Perawat Bangsal : Yustina Purwaningsih, AMK

Subyek penelitian berusia 31 tahun dengan lulusan pendidikan DIII Keperawatan sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun, tetapi masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada yang berwarna putih, dengan kulit putih.

b. Kasi Rawat Jalan : Tri Sundari, AMK

Subyek penelitian ini berusia 43 tahun, berparas cantik, putih dengan rambut lurus, berkacamata dan masih kelihatan segar di usianya. Responden sangat kooperatif dengan peneliti saat melakukan wawancara. c. Kasi Gizi : Ari Mawarni, A.Md

Responden penelitian ini berusia 38 tahun, rambutnya ikal sebahu, kulitnya sawo matang.

d. Kasi Instalasi Farmasi : Sri Banyuni, Apt

commit to user

tetapi dikucir, kulitnya coklat dan responden aktif dalam menjawab pertanyaan dari responden.

e. Kasi Personalia : Dra. Tarini

Responden penelitian ini berusia 40 tahun, rambutnya keriting, berkacamata, kulitnya coklat dan responden kelihatan berwibawa dan responden selalu tersenyum dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.

f. Kasi Keamanan : Sodik Raba Sadikin, Amd

Subyek penelitian ini berusia 40 tahun seorang pria dengan badan yang tegap, gagah dan berambut cepak. Kulitnya sawo matang, Subyek penelitian ini sangat pro aktif dalam pelaksanaan penelitian untuk membantu peneliti dalam sesi tanya jawab.

g. Kasi Rekam Medik : Yuni Rumpitnawati

Subyek penelitian ini sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun, tetapi masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada yang berwarna putih, dengan kulit putih.

3. Karyawan

Pemilihan subjek ini berdasarkan bahwa kinerja pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari karyawan baik karyawan medis maupun non medis. Oleh karena itu diambil beberapa karyawan untuk dapat memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. Perawat yang di wawancarai yaitu:

a. Perawat : Mulani, AMK

Subyek penelitian berusia 38 tahun yang sudah bekerja di RSU Kasih Ibu Surakarta selama 14 tahun. Responden berbadan agak kurus, kulit putih, mempunyai etos kerja yang baik dan mampu bekomunikasi yang baik dengan peneliti.

commit to user b. Perawat : Aryadi AMK

Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang pria dengan dua orang anak perempuan. Penampilan responden rambut keriting, berkumis dengan kulit sawo matang.

c. Perawat : Sri Utami, AMK

Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang ibu dengan dua orang putra dan satu orang putri. Ibu ini berbadan cukup gemuk, dengan rambut lurus sebahu dan berkulit sawo matang.

d. Karyawan bagian Instalasi Farmasi

Subyek penelitian masih sangat muda dan masih fresh graduate berusia 25 tahun. Data diri responden bahwa responden berkulit putih, rambutnya panjang dan cantik.

e. Karyawan Gizi : Gema Akber Ramadhan

Responden penelitian ini berusia 29 tahun, masih single atau belum menikah, berpenampilan cukup menarik, dan sangat sopan menjawab pertanyaan dari peneliti

f. Karyawan Bagian HRD : Kustiyati, A.Md

Responden penelitian ini berusia 30 tahun, cukup menarik, rambutnya lurus, kulitnya coklat dan ramah dalam menjawab pertanyaan dari peneliti.

g. Karyawan Bagian Humas : Yovita, A.Md

Responden penelitian ini berusia 32 tahun, cukup menarik, ramah, rambutnya lurus, kulitnya putih, interaktif.

h. Karyawan Bagian Keamanan : Sutrisno

commit to user

energik, berpenampilan cukup rapi, rambutnya lurus tetapi sudah sedikit beruban.

i. Karyawan Bagian Keamanan: Joko Tristiwanto

Responden penelitian ini berusia 50 tahun dengan rambutnya lurus, kulit hitam, penampilan cukup rapi, sopan dan ramah.

j. Karyawan Bagian Marketing : David Pangaribuan

Responden penelitian ini berusia 26 tahun masih single, baru bekerja selama 3 tahun, rambutnya lurus, kulit hitam, penampilan cukup rapi dan ramah kepada peneliti.

k. Karyawan Kasir : Sri Nuryati, SE

Responden penelitian ini berusia 45 tahun, lulusan S1 program studi akuntansi, rambutnya lurus sebahu, berkacamata, kulitnya sawo matang dan masih cukup menarik.

l. Karyawan Kasir : Sri Heruwati

Responden penelitian ini berusia 50 tahun, seorang wanita yang sudah cukup umur, berkacamata, kulitnya coklat, rambutnya sudah sedikit beruban.

B. Data Tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja Karyawan di

RSU Kasih Ibu Surakarta

Rumah sakit adalah satu wadah badan hukum yang bertujuan untuk pengobatan masyarakat luas. Begitu pentingnya rumah sakit bagi publik menyebabkan peran rumah sakit sangat dibutuhkan. RSU Kasih Ibu Surakarta

commit to user

adalah salah satu organisasi swasta yang ada di Surakarta yang bergerak dalam bidang jasa yaitu jasa pelayanan kesehatan.

Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan, tentunya rumah sakit ingin memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu untuk mewujudkan

pelayanan kesehatan yang memuaskan, RSU Kasih Ibu Surakarta

mengupayakannya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan, rumah sakit menghadapi perubahan lingkungan yang berjalan cukup pesat dan persaingan antar rumah sakit khususnya di Surakarta ini begitu ketat, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai upaya yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta dalam peningkatan pelayanan kesehatan melalui kinerja karyawan baik medis maupun non medis di masing-masing bagian yaitu di bagian medis dan keperawatan, bagian penunjang medis dan bagian umum.

1. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Medis dan Keperawatan

Komunikasi yang terjadi antara para pegawai akan menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan suasana komunikasi yang tercipta oleh pola hubungan antarpribadi yang berlaku dalam organisasi. Dalam berkomunikasi, orang-orang selalu melibatkan persepsinya. Iklim komunikasi merupakan salah satu dimensi penting dalam organisasi karena ia merupakan persepsi keseluruhan pegawai atas sifat-sifat komunikasi dalam organisasi. Karena iklim komunikasi merupakan refleksi kolektif suasana perasaan pegawai, maka kondisi ini pada akhirnya akan sangat

commit to user

berpengaruh, baik terhadap peningkatan kemampuan kerja masing-masing individu maupun terhadap efisiensi kerja di lingkungan instansi secara keseluruhan.

Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan bersifat terbuka. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis dan Keperawatan yaitu Dr. Ndarumurti Pangesti, Sp.PD ( 40 tahun) yang menyatakan pendapatnya bahwa :

“Komunikasi di bagian kami bersifat terbuka, dimana antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik, bahkan komunikasi antara bawahan dengan level di atasnya juga berlangsung dengan baik, tetapi khusus tugas tertentu maka kami selaku pimpinan berhak memberikan keputusan yang harus ditaati oleh karyawan kami” (wawancara, Senin 14 Juni 2010).

Hal senada juga diungkapkan oleh Manajer Perawatan Sukini, S.Kep (38 tahun) yang menyatakan :

“Penting bagi bagian kami untuk berkomunikasi dengan baik antar karyawan, kami juga open dengan karyawan, khususnya dalam interaksi masalah tugas dan pekerjaan, hal ini penting bagi kami untuk bekerjasama dalam tugas, bahkan kami mempunyai agenda yang berupa briefeng ataupun pertemuan antar anggota dan kami serahkan sepenuhnya kepada kepala seksi masing-masing bagian” (wawancara, 14 Juni 2010).

Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup pegawai, kepada siapa pegawai bicara, siapa yang disukainya, bagaimana perasaannya, bagaimana kegiatan pekerjaannya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan organisasi.

Keberadaan briefing di tiap-tiap bagian bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan. Mengenai pentingnya briefing dalam rangka menunjang kinerja ini juga dikemukakan oleh Yuni

commit to user

Rumpitnawati (55 tahun) selaku Kepala Seksi Rekam Medik RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai pertanyaan dari peneliti mengenai pentingnya kegiatan briefing dalam rangka peningkatan kinerja karyawan :

“belum mbak... tingkat Pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu belum memenuhi standar kesehatan yang bertaraf internasional, untuk itulah kami selalu mengadakan briefing seperti yang mbak ungkapkan tadi agar kerjasama antar bagian dengan baik, serta menciptakan komunikasi, yang baik dan benar serta berkesinambungan demi peningkatan pelayanan dan peningkatan kinerja karyawan” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).

Hal lain juga diungkapkan oleh Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat Bangsal di RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai tingkat pelayanan rumah sakit dan kinerja karyawan. Dalam kesempatan wawancaranya Kasi Perawat menyatakan pendapatnya sebagai berikut :

Selama ini pelayanan kami memang belum berstandar internasional, tetapi kami bekerja menurut protap dan kami juga diwajibkan untuk melakukan briefing satu bulan sekali khususnya di bagian kami dalam rangka peningkatan kinerja kami sehingga kinerja kami yang akan datang akan jauh lebih baik (Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).

Hal yang sama juga dinyatakan oleh perawat selaku karyawan medis Mulani AMK (38 tahun) mengenai kegiatan yang dilakukan di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :

Tujuan pelayanan yang ditetapkan di bagian kami adalah pelayanan yang optimal, kita sebagai karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu berusaha memberikan pelayanan dengan baik, ramah dan menghargai saran dan kritik dari pasien dan bila ada kritik dari pasien maka hal itu menjadi referensi pada saat kegiatan pertemuan antar bagian yang dilakukan setiap bulan sekali.(Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).

Pelayanan yang baik berhubungan langsung dengan perawat, karena bagian inilah yang melakukan interaksi secara langsung dengan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, sehingga langsung ataupun tidak langsung kinerja perawat menjadi sorotan utama oleh keluarga pasien

commit to user

mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta. Hasil wawancara dengan perawat RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu Aryadi, AMK (34 tahun) menyatakan pendapatnya :

“Saya cuma bekerja sebaik mungkin melayani para pasien entah penilaian apa yang diberikan kepada kami para perawat tetapi tugas kami adalah membantu pasien yang sakit agar cepat sembuh sehingga kami selaku perawat ada pertemuan setiap bulan untuk perbaikan kinerja kami (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010)

Hal lain diungkapkan oleh Sri Utami AMK (39 tahun) yang juga salah seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta dalam wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai upaya peningkatan kinerja melalui kegiatan-kegiatan karyawan :

“Ya kami selaku perawat ada pertemuan rutin selain silaturahmi antar karyawan, pertemuan ini hanya khusus karyawan di masing-masing kamar ataupun bangsal, yang dipimpin oleh kepala bangsal kami berupaya melakukan evaluasi pekerjaan kami guna perbaikan pelayanan kami pada pasien. (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010)

Komunikasi yang bersifat terbuka di bagian Medis dan Keperawatan tentu saja mendorong partisipasi dari karyawan. Partisipasi karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta khususnya di bagian Medis dan Keperawatan berupaya untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing karyawan dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil kepuasan pasien.

Partisipasi karyawan dapat dilaksanakan pada saat mengadakan rapat- rapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh Bagian Medis dan Keperawatan di RSU Kasih Ibu Surakarta dan dalam rapat atau pertemuan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi

commit to user

hambatan-kelemahan dan meningkatkan kesempatan-kekuatan untuk

memperoleh hasil yang memuaskan.

Hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis menyatakan bahwa : “Partisipasi karyawan itu penting… karena kami juga perlu mendengar aspirasi mereka, agar mereka itu terus berupaya meningkatkan kinerjanya dan itu baik bagi instansi” (wawancara, 14 Juni 2010).

Sementara itu dalam kesempatan wawancaranya Manajer Perawatan mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya partisipasi bagi karyawan yaitu :

“Saya kira perlu adanya partisipasi dari karyawan, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan pasien, bukan kami… kami akan mengambil kebijakan yang dianggap kami penting dan perlu, tetapi tetap mendengar aspirasi dari karyawan” (wawancara, 14 Juni 2010).

Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat juga mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya partisipasi karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu :

Ya... kami selaku bagian medis di rumah sakit jelas memandang perlu partisipasi dari anggota kami...karena kami bekerja sebagai tim perawat yang langsung mengurusi pasien sehingga perlu adanya kerjasama dan partisipasi antar anggota agar pelayanan yang kami berikan dapat maksimal. (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).

Untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dalam mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan kerjasama antara sumberdaya manusia yang ada dalam rumah sakit baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan ataupun antara bawahan dengan bawahan dalam suatu organisasi.

Salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta Mulani, AMK memandang penting peran ataupun partisipasi karyawan bagi kemajuan rumah

commit to user

sakit dan khususnya bagi kinerja karyawan. Dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan :

“Kami bertugas secara shift dalam satu kelompok, oleh karena itu kami sering ngobrol bareng dalam menangani masalah pasien, cara penanganan pasien, secara tidak langsung itulah peran dan partisipasi kami bagi rumah sakit sekaligus bagi kemajuan kami sendiri”.

Sementara itu hasil wawancara dengan Sri Utami, AMK salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai adanya partisipasi karyawan bagi rumah sakit yaitu :

“Bagi saya partisipasi itu adalah bentuk kerja kami,,, dengan bekerja yang baik kami telah berpartisipasi bagi rumah sakit….(wawancara, Rabu 18 Agustus 2010)”.

Hal lain dikemukakan oleh Aryadi AMK (34 tahun) yang juga salah seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya sebagai berikut :

“partisipasi yang kami lakukan…utamanya saat briefing maka tiap-tiap karyawan diharapkan memberikan pendapatnya…demi kebaikan bersama saya kira itulah partisipasi kami bagi rumah sakit ini. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010).

Kasi Rekam Medik juga mempunyai kebijakan dalam rangka partisipasi karyawan di bagiannya. Dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :

“Partisipasi karyawan di bagian kami sebenarnya ada…karyawan kami minta untuk mengutarakan pendapatnya saat ada pertemuan rutin ataupun saat penanganan pada pasien” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010).

Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama tim di bagian tersebut. Kerjasama tim di bagian Medis dan Keperawatan perlu dijalin karena dengan pekerjaan yang shift maka antar karyawan dituntut untuk bekerja dan saling melakukan komunikasi mengenai perawatan pasien.

commit to user

Hal ini dibenarkan oleh Manajer Pelayanan Medis dalam kesempatan wawancaranya yang menyatakan :

“Selain partisipasi kami juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama antar karyawan, hal ini kami galakkan dalam setiap briefing ataupun pertemuan yang kami lakukan, hal ini untuk membina kesadaran dari karyawan bahwa penting untuk bekerja sama”

Hal ini diperkuat oleh Ibu Yuni Rumpitnawati selaku Kasi Rekam Medik mengenai kerjasama antar karyawan di rumah sakit, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :

“Kami selaku kasi rekam medik meminta karyawan kami untuk bekerja sama satu sama lain agar tercipta pelayanan optimal pada pasien..kami meminta masing-masing karyawan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada karyawan lain sehingga pelayanan pada pasien tidak terhambat”

Dalam setiap melakukan pekerjaan, sangatlah diperlukan bagi seseorang untuk memiliki pengetahuan,wawasan dan pengalaman terkait pekerjaan. akan tetapi bila pekerjaan itu melibatkan lebih dari 2 (dua) orang, masih perlu ditambah lagi perlu adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kerjasama tim antar karyawan ini juga dinyatakan oleh Aryadi AMK, salah seorang karyawan yang menyatakan :

“Jelas ada kerjasama tim mbak… kan dibagi tiap shift jadi saat pergantian shift maka kami menunggu shift berikutnya dulu merekomendasikan pekerjaan setelah itu baru pulang, begitu seterusnya”

Adanya kerjasama antar karyawan tersebut maka rumah sakit dapat melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Hal ini juga disampaikan oleh Perawat yaitu Mulani, AMK dalam kesempatan wawancaranya perawat ini menyatakan :

“Kerjasama jelas penting mbak. apalagi kita kerja shift.. di mana masing- masing karyawan bertugas melanjutkan tugas dari karyawan yang lain, misalnya kami masuk shift I yaitu pagi hari... maka selepas kami pulang

commit to user

dan diganti dengan shift II yang bekerja siang sampai malam maka kami tidak pulang terlebih dahulu sebelum rekan kami datang.. setelah itu kami memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang perlu diperhatikan dan begitu seterusnya”

Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Rawat Jalan yaitu Ibu Tri Sundari AMK (43 tahun), dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :

“Perlu adanya kerjasama antar karyawan mbak...ataupun antar karyawan dengan pimpinan...hal ini untuk menghindari tumpang tindih kebijakan, jika ada komunikasi maka karyawan dapat menerima informasi pekerjaan dengan baik dan hal itu tentu berimbas pada kinerja karyawan itu sendiri”. (sumber, wawancara, selasa 22 Juni 2010).

2. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Penunjang Medis

Bagian Penunjang Medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan bagian gizi, dimana masing-masing bagian tersebut dikepalai oleh seorang kepala seksi.

Iklim komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja di bagian Penunjang Medis ini juga terdiri dari adanya kegiatan di lingkungan bagian Penunjang Medis, partisipasi dan kerjasama yang terdapat di bagian ini.

Hasil wawancara dengan Manager Diagnostik dan Terapi Dr.Irveta Kania C, M.Kes (38 tahun) mengenai peningkatan kinerja melalui kegiatan di lingkungan Penunjang Medis diketahui bahwa :

“Ya ada kegiatan di bagian kami khususnya di bagian diagnostik dan terapi, dalam rangka meningkatkan kinerja kami maka kami selalu melakukan kegiatan pertemuan satu bulan sekali, ataupun saat-saat khusus tertentu” (wawancara, 15 Juni 2010).

Sementara itu Manager Instalasi Farmasi yaitu Dra. Dwi Astuti., Apt (44 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :

commit to user

“Mengenai kegiatan di tempat kami khususnya bagian Instalasi Farmasi maka kami mengembangkan komunikasi terbuka tetapi khusus di lingkup karyawan Instalasi Farmasi, hal ini kami tekankan bahwa komunikasi di bagian kami memang untuk orang-orang kami saja”(wawancara, 15 Juni 2010).

Kekuatan seorang pemimpin adalah kuatnya kepatuhan bawahannya kepadanya. Hal ini merupakan buah dari proses membangun kedekatan manajer dengan karyawannya. Salah satu kemanfaatan dari suatu kedekatan adalah manajer memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas berikut kebutuhan dan kepentingannya. Sementara karyawan sendiri merasa diperhatikan oleh manajernya. Dengan demikian ketika manajer menghadapi permasalahan yang terjadi di tiap unit kerja maka pendekatannya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia. Pendekatan itu tidak mungkin berhasil efektif kalau manajer itu sendiri tidak dekat dengan para karyawannya.

Hal ini diakui oleh Kasi Gizi, yaitu Ari Mawarni A.Md (38 tahun) , yang dalam wawancaranya menyatakan :

“Saya berusaha untuk dekat dengan karyawan, karena pada dasarnya kami juga karyawan dan mereka juga karyawan, oleh karena itu pendekatan melalui pertemuan dalam rangka meningkatkan kinerja secara kontinyu kami lakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu satu bulan sekali kami rapat” (wawancara, 15 Juni 2010).

Pertemuan dengan karyawan memang menjadi tolok ukur dalam mengukur kinerja karyawan secara keseluruhan di satu bagian, hal ini terbutkti dari hasil wawancara dengan karyawan bagian Gizi, yaitu Gema Akbar Ramadhan (27 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :

“Pertemuan rutin diadakan sebulan sekali mbak.. di dalam pertemuan itu kami juga melakukan evaluasi untuk kinerja bulan lalu….masalah apa yang dihadapi saat bertugas dan rencana kegiatan bulan berikutnya” (wawancara, 15 Juni 2010).

commit to user

Sementara itu Karyawan bagian Instalasi Farmasi Monica, Apt (25 tahun) dalam kesempatan wawancara mengenai pertemuan yang diadakan di tiap bagian menyatakan bahwa :

“ya ada pertemuan tiap bulan sebagai bahan pertemuan antara kami dan rekan-rekan lain untuk saling kenal, saling evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan” (wawancara, 15 Juni 2010).

Dokumen terkait