• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI

RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

SURAKARTA

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu

Surakarta)

Disusun oleh :

ROOSDIANA ERIKA F D1207550

Skripsi

Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Oleh :

ROOSDIANA ERIKA F D1207550

Disetujui Dosen Pembimbing untuk diuji,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si Drs. Subagyo, SU

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : Rabu

Tanggal : 03 November 2010

Panitia Penguji :

1. Ketua : Drs. Nuryanto, M. Si ( ... )

NIP. 19490831 297802 1 001

2. Sekretaris : Dra. Tanti Hermawati S.Sos., M. Si ( ... )

NIP. 196902017 1995 12 1 001

3. Penguji 1 : Drs. Surisno Satrijo U.,M. Si ( ... )

NIP. 19500926 198403 1 001

4. Penguji 2 : Drs. Subagyo, S.U ( ... )

NIP. 19520917 198003 1 001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. H. Supriyadi. SN.,SU 19530128 198103 1 001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(4)

commit to user

iv Motto

· Bekerja dengan keraguan adalah bekerja untuk kegagalan.

(5)

commit to user

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Hasil karyaku ini aku persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih

kepada :

· Jesus Christ atas berkat berkah dan anugerah yang selalu melimpah padaku.

· Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan dukungan, baik moral dan spiritual.

· Kakak- kakakku yang selalu memberikan aku support

· Keluarga besarku yang telah memberikan semangat buatku.

· Rekan-rekan kuliah yang sama-sama telah berjuang

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi dengan judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada :

1. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si dan Drs. Subagyo, SU, selaku

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

dan memberikan masukan bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan

skripsi ini.

2. Dr. Sugandi Harjanto, SpB selaku Direktur dan Dr. Ari Dartoko selaku

Manager Personalia, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang

semaksimal mungkin dapat di pahami dan di mengerti oleh penulis.

3. Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang

telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan

(7)

commit to user

vii

4. Kakak- kakak yang senantiasa membimbing hingga selesainya skripsi ini serta

kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati.

5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat

saya sebutkan satu per satu

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis

untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan, skripsi ini

tidak lepas dari kekurangan dan kecacatan, masih banyak yang perlu digali dan

diungkap agar dapat memberikan manfaat untuk pembacanya. Dengan kebesaran

hati penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Surakarta, September 2010

(8)

commit to user

viii ABSTRAK

ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.

Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.

Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Ibu Surakarta. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi, interview dan studi pustaka. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data menggunakan kualitatif interaktif.\

Penelitian ini menggunakan Grand Teori dari Pace and Faules, yang menjelaskan iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi persepsi mengenai peran dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.

(9)

commit to user

ix ABSTRACT

ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. Climate Effective Communication In Organizations In Improving The Performance Of Employees In Public Hospital “Kasih Ibu” Surakarta

The purpose of this study is to investigate the influence of organizational communication climate Kasih Ibu Hospital Surakarta in improving the performance of staff and employees.

Performance level of employees in the company can be sourced from a variety of things such as wages or salaries of employees that are considered important as a major factor. Not only salary is needed by the employees but the factors to gain a sense of security, good relationships between superiors and subordinates, and support to meet the expectations and this is often referred to as organizational climate.

The research method using descriptive qualitative research. Samples taken from sources deemed to know the true from the population. In this sampling writers have someone who can be accounted for from the results of research that is employee and a supervisor or department head involved in the Mother's Hospital Surakarta. Data collection using observation techniques, interview and literature study. Triangulation technique used was triangulation with the source. Qualitative analysis using interactive. \

This research utilize main theory from Pace and Faules what does word climatic communication organisationaling to constitute perceptions about roles and scene that is engaged order that happening deep organizational.

(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5

F. Definisi Konsep... 31

G. Implementasi Konsep... 31

H. Metodologi Penelitian ... 32

(11)

commit to user

xi

B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto... 42

C. Struktur Organisasi ... 43

D. Jenis Layanan Kesehatan ... 47

BAB III. PENYAJIAN DATA

A. Identitas Subyek Penelitian ... 59

B. Data tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja

Karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta... 60

BAB IV. ANALISIS DATA

A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Medis dan Keperawatan ... 90

B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Penunjang Medis ... 93

C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian

Umum... 96

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran-Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1. STRUKTUR ORGANISASI ………. 46

(13)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya

memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk

saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar

pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam

kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/ organisasi itu selalu terdapat

bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan

hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/ karyawan.

Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau

komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan

adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita

pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja

sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan

sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya

suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang

nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Di dalam masyarakat modern, kelompok disebut juga dengan

organisasi. Secara individual masing-masing orang mempunyai keinginan,

kebutuhan fisik ekonomi, politis dan sebagainya yang secara sadar atau tidak

sadar akan berusaha untuk memenuhinya. Dalam rangka memenuhi

(14)

commit to user

ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dicapai tanpa melalui organisasi. Dengan

kata lain mereka memasuki suatu organisasi karena di satu sisi untuk

memenuhi tujuan dan keinginannya, sedangkan disisi lain organisasi juga

mempunyai tujuan yang hanya bisa dicapai jika bekerja sama dengan

individu-individu atau para anggotanya dan melalui komunikasilah hal

tersebut dapat terwujud.

Penempatan komunikasi sebagai satu bagian yang penting baru terjadi

saat orang menyadari bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dan mampu

menunjang bagian-bagian yang lain. Kemampuan komunikasi dapat kita lihat

melalui bagaimana kuatnya iklim komunikasi untuk meningkatkan kinerja

karyawan.

Sebuah kelompok dalam perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan

interaksi sosial yang mana dalam sebuah interaksi terjadi hubungan

komunikasi yang satu dengan yang lainnya baik itu dengan internal

perusahaan maupun publik masyarakat umum. Dengan dasar yang demikian

komumikasi selalu terjadi antar bagian-bagian yang terjalin dalam suatu

perusahaan. Untuk menjaga kehormanisan komunikasi terhadap bagian-bagian

yang terjadi dalam sebuah perusahaan maka komunikasi sangat penting sekali

digunakan supaya tidak kesinambungan antar bagian.

Rumah sakit sebagai organisasi yang menyediakan pelayanan

kesehatan memiliki karakteristik yang tidak sama dengan organisasi lainnya.

Adanya karakteristik tersebut menyebabkan iklim komunikasi organisasi yang

ada di rumah sakit berbeda dengan organisasi lainnya, terutama pada tenaga

(15)

commit to user

dalam pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan

dalam Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta maka orientasi manajemen

harus berfokus pada pelanggan. Karena Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat kota Surakarta, maka

konteks seharusnya adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah

memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun eksternal.

Karyawan harus memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin di

dalam pemberian pelayanan kepada pasien ataupun keluarga pasien, di mana

karyawan dituntut untuk bekerja profesional meskipun ada karyawan yang

sedang mengalami persoalan tetapi tidak sampai di bawa ke dalam pekerjaan,

karena bukan tidak mungkin lembaga memperoleh citra yang buruk dari

pelanggan karena pelayanan yang tidak menyenangkan dari karyawannya.

Di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan iklim komunikasi

formal yaitu dimana komunikasi formal terjadi antara karyawan melalui garis

kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari kewenangan tersebut

merupakan sistem urat saraf yang menyediakan saluran-saluran dimana

prosedur kerja, instruksi atau perintah dan gagasan serta umpan balik

mengenai permasalahan perkerjaan yang ada di bawah disampaikan ke bawah

yaitu dari pimpinan yang lebih tinggi ke karyawan bawahannya.

Disisi lain karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan

komunikasi formal dan juga menetapakan saluran dimana komunikasi ke atas

berlangsung misalnya karyawan bawahan menyampaikan ide-ide atau gagasan

masalah perkerjaan yang melibatkan mereka. Dalam menggunakan

(16)

commit to user

yang menyenangkan terjadinya komunikasi kesamping terjadi diantara

karyawan pada tingkatan yang relatif sama dalam struktur organisasi yang

mempunyai tugas sama dengan karyawan yang lain untuk meningkatkan

pelaksanaan tugas yang maksimal serta mendorong antara satu bagian dengan

bagian yang lain.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu : ”Bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi di

dalam meningkatan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu

Surakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu

Surakarta di dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah

1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu dan wawasan mengenai pentingnya iklim komunikasi

(17)

commit to user

2. Bagi Rumah Sakit Umum Ibu Surakarta

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuahan untuk meningkatkan

kinerja yang positif dan bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang

sudah ditetapakan oleh management

E. Landasan Teori

1. Komunikasi

Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang

berbeda-beda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner

mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi,

keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar,

angka, grafik dan yang lain-lain” (Aubrey Fisher, 1986 : 10).

Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi

perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia

sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana

simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi

respon yang terungkapkan tadi” ( Aubrey Fisher, 1986 : 10).

Menurut Wilbur Schramm istilah communication berasal dari

bahasa latin communis yang artinya sama dengan common. Sehingga

menurutnya jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka

kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh communis dengan pihak

lain itu mengenai suatu obyek, Karena menurut Schramm, apabila kita

berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk membangun kebersamaan

(18)

commit to user

Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari

sembilan elemen yaitu:

a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain (juga

disebut sumber atau komunikator).

b. Penulisan dalam bentuk sandi (encoding) adalah proses

mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik.

c. Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim.

d. Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan

pesan-pesan dari pengirim kepada penerima.

e. Pembacaan sandi (decoding), proses ketika penerima mengartikan

simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim.

f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak

lain (disebut juga pendengar atau tujuan).

g. Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau

mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim.

h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu

mengkomunikasikan kembali kepada pengirim.

i. Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi,

mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang

dikirimkan pengirim. (Philip Kotler, 1998 : 244)

Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam

komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau

dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu

(19)

commit to user

dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus

menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat

mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka

sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses

penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan

sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting

yang dikenal dengan baik oleh penerimanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah upaya

penyampaian pesan atau informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator

kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan

dampak-dampak tertentu pula. Jadi proses penyampaian pesan pada akhirnya akan

memberikan dampak pada kedua belah pihak antara komunikator dengan

komunikan.

Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan

komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses

komunikasi menurut pendapat A.W. Widjaya (1986 : 39-41) yaitu sebagai

berikut :

a. Communicator (Komunikator)

Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media

massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.

b. Message (Pesan)

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

(20)

commit to user

pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan.

Bentuk pesan dapat berupa :

1) Informatif

Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan

dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan

informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada

kalangan cendekiawan.

2) Persuasif

Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan

pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan

memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan

sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator.

3) Coersif/Instruktif

Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang

terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan

penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan

ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik.

Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk

memerintah agar orang yang diberi perintah dapat/mau

melaksanakan apa yang diperintahkan.

c. Channel (Saluran)

Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang

dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan

(21)

commit to user

d. Communican (Komunikan)

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga

bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil

apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan

dan lingkup pengalaman komunikan.

e. Effect (Efek)

Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai

perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya

kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan,

perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut

Onong Uchana Effendy (1992 : 8), di dalam kegiatan komunikasi

dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu :

1) Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang

menyebabkan komunikan menjadi tahu, atau bertambah

pengetahuannya (intelektualitasnya) dikarenakan informasi yang

diberikan.

2) Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif

dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan

tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih

dan lain sebagainya.

3) Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan

dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan

(22)

commit to user

Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik

organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi

perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi

tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang

tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan

jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi (2001 : 50),

komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:

a. Komunikasi antar pribadi

Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha

menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai

kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai

keinginan bersama.

b. Komunikasi kelompok

Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan

adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas.

Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok

tidak seperti komunikasi antar pribadi.

c. Komunikasi massa

Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa

yang meliputi cetak dan elektronik.

2. Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang

(23)

commit to user

saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu

sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Sondang P. Siagian (2000 : 3), mendefinisikan “organisasi ialah

setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja

bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan

yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /

beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang

disebut dengan bawahan.”

Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 2) mengatakan “organisasi ialah

suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari

sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. organisasi

hanya merupakan alat dan wadah saja.”

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik

apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,

faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.

Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah

untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu

organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan

lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat

(24)

commit to user

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal

dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005 : 17). Komunikasi formal adalah

komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam

organisasi, produkdivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan

dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pres,

dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi

yang disetujui secara sosial. Oreientasinya bukan pada organisasi, tetapi

lebih pada anggotanya secara individual.

Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi komunikasi dalam

organisasi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu

organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak,

lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan

setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara

lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan

informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna

mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan

karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan

pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,

(25)

commit to user

b. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh

terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang

berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki

kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.

Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya

dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan.

Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,

bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang

boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih

suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.

Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan

menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan

sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan

pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat

mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti

penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan

laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti

(26)

commit to user

olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan

menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam

diri karyawan terhadap organisasi.

Persepsi tentang komunikasi Organsasi menurut Redding dan

Sanborn yaitu bahwa komunikasi orgabisasi adalah pengiriman dan

peneriman informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk

dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia .

hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi

dari atasan kebawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan

ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang

sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan

berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. (Arni

Muhammad, 2005;65)

Iklim komunikasi penting karena mengikatkan konteks organisasi

dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota

organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.

Menurut Reeding ”Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi

kegiatan yang terdapat dalam organisasi dalam menunjukan kepada

anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan

memberi mereka kebebasa dalam mengambil resiko, mendorong mereka

dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas

mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi

mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat

(27)

commit to user

penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga meraka dapat melihat

bahwa keterlibatan mereka penting dalam mengambil suatu keputusan

dalam organisasi, memberi dan menaruh perhatian pada perkerjaan yang

bermutu tinggi dan memberi tantangan ”

Disisi lain menurut Werther dan Devis tentang antara hubungan

komunikasi dan organisasi yaitu ” Organisasi tidak dapat berdiri tanpa

komunikasi. Apabila dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi, maka

anggota organisasi tidak dapat mengetahi apa yang sedang dikerjakan oleh

rekan-rekan mereka, manajemen tidak dapat menerima informasi dan

manajemen tidak dapat melakukan intruksi”. (Moekijat, 1993:1).

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan

gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.

Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat

suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang

sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas

karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi. Iklim komuikasi

organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan

pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini

didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara

berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini

mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan

(28)

commit to user

Di Rumah Sakit Kasih Ibu dalam kesehariannya menggunakan

komunikasi kebawah yaitu dimana setiap informasi dalam komunikasi ke

bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen

menengah, manajemen yang lebih rendah dan sampai akhirnya sampai

pada karyawan yang lebih rendah. Komunikasi kebawah mempunyai

fungsi pengarahan dimana manajemen atas memberikan pengarahan,

perintah, dan evaluasi. Perintah dan instruksi biasanya menjadi lebih

terperinci dan spesifik karena di intrepetasikan oleh tingkatan manajemen

yang lebih rendah.

Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara langsung menciptakan

iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim

komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi

mengenai nilai dan hukum dan peraturan tersebut, yaitu apakah hukum dan

peraturan harus diabaikan. Jadi dengan kata lain, unsur-unsur yang

terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis menciptakan iklim

komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota

organisasi mengenai unsur-unsur organisasi tersebut.

Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut

Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi

Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002 : 159-160) :

a. Kepercayaan

Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan

dan mempertahankan hubungan yang di dalamnya terdapat

(29)

commit to user

dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk

kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini

akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan

mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan

atasan.

b. Pembuatan keputusan bersama

Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak

berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam

semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan

mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan

berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka

agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan

tujuan. Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke

bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.

Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap

dipegangnya.

c. Kejujuran

Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus

mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai

mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa

mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat,

(30)

commit to user

d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah

Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para

atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah

adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk

pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena

salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi

dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota

organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi yang

berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang

mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan

pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan

yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para

pemimpin dan rencana-rencana.

e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir

dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda

tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk

memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan

pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan

moral dan sikap karyawan.

f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi

Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu

(31)

commit to user

kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian

besar pada anggota organisasi lainnya. Jadi secara singkat, yang

termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu adalah

kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan,

mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada

tujuan-tujuan kinerja tinggi.

2. Kinerja Karyawan

Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, oleh karena adanya

penilaian kinerja berarti karyawan mendapat perhatian dari atasannya, di

samping itu menambah gairah kerja karyawan, karena dengan penilaian

kinerja ini mungkin karyawan yang berprestasi dipromosikan,

dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya

karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian

kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan

meningkatkan kinerja karyawan

Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang

dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau kelompok orang didalam

pelaksanaan tugas, perkerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau

standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi

standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu (Hani

Handoko, 2000: 135).

Mahsun (2006: 25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau progam atau

(32)

commit to user

yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Moch.

As’ad (2001: 48) kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut

ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan

suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target

tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.

Menurut Miner (1977) dalam Reza Surya dan Santoso Tri Hananto,

(2004 : 35) dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian

dari perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut

mencakup :

a. Quality of Output, kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila

kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama

dengan target yang telah ditentukan.

b. Quantity of Output, kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output

yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja

yang baik apabila jumlah/kuantitas output yang di capai dapat melebihi

atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak

mengabaikan kualitas output tersebut.

c. Time at Work, dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam

mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan

kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai

mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat

menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan

(33)

commit to user

d. Cooperation With Others’ Work, kinerja juga dinilai dari kemampuan

seseorang individu untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain

yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing.

Manfaat yang dapat dipetik terhadap penilaian kinerja karyawan

menurut Hani Handoko (2000: 135) adalah sebagai berikut:

a. Perbaikan prestasi kerja, yang berarti umpan balik terhadap

pelaksanaan kerja akan memperbaiki kegiatan dan kinerja karyawan

b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yang maksudnya membantu

para pengambil keputusan untuk menentukan perbaikan penggajian,

pemberian bonus dan sebagainya.

c. Keputusan-keputusan penempatan promosi, menentukan pemberian

penghargaan berupa promosi atau transfer karyawan.

d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yang diukur dari prestasi

kerja para karyawan.

e. Perencanaan dan pengembangan karier.

f. Penyimpanan proses staffing, akan diketahui dari prestasi kerja para

karyawan yang baik dan jelek.

g. Ketidakakuratan informasi yang dilihat dari kerja yang jelek mungkin

disebabkan oleh kesalahan informasi, analisis jabatan, rencana sumber

daya manusia atau komponen sistem manajemen lainnya.

h. Kesalahan desain perkerjaan, akan diketahui apabila terjadi prestasi

yang jelek.

(34)

commit to user

j. Tantangan eksternal, akan dapat diketahui dari penilaian prestasi kerja

sehingga manajemen dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Mengacu pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan merupakan perwujudan atau penampilan seorang

karyawan dalam pelaksanan perkerjaan. Seseorang dapat dikatakan

berprestasi kerja baik, manakala mereka dapat melaksanakan pekerjaan

dengan baik artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah

ditetapkan sebelum atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan.

Komponen penting dalam melakukan penaksiran kinerja adalah

kuantitas dan kualitas kinerja seorang individu. Individu dinilai

berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan dari

serangkaian tugas yang dilakukannya. Mempererat kaitan antara sistem

penilaian kinerja dan rencana-rencana strategik jangka panjang organisasi

dapat meningkatkan efektivitas organisasional. Dengan merancang sistem

penilaian kinerja yang sesuai dengan strategi organisasi,

karyawan-karyawan pada akhirnya akan bekerja dalam cara yang mendukung misi

organisasi. Kaitannya yang jelas di antara keduanya dapat pula

menciptakan suatu kultur yang akan lebih memperkukuh strategi

organisasi. Selain itu, jika sistem dirancang untuk membantu karyawan

mengelola daripada mencela kinerja-kinerja mereka, maka lebih besar

kemungkinan bahwa tujuan-tujuan individu dan organisasi akan bertemu.

Terdapat empat strategi organisasi berkenaan dengan sistem penilaian

kinerja.

Seorang karyawan yang dinilai menunjukkan kemungkinan tidak

(35)

commit to user

lingkungan kerjanya yang tidak mendukung. Apakah karyawan tersebut

mempunyai kondisi kerja yang menguntungkan untuk bekerja, cukup

informasi untuk mengambil keputusan yang dikaitkan dengan

pekerjaannya, waktu yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang baik

dan lain-lainnya. Jika karyawan tersebut tidak mendapatkan maka jelas

kinerja akan terganggu.

Penilaian kinerja (perfomance approach) memainkan peranan yang

sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan

menginginkan dan memerlukan kompensasi yang berkenaan dengan

prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk

memberikan kompensasi kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan

standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau

kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja

karyawannya.

Malayu Hasibuan (2003: 95) mengemukakan bahwa

indikator-indikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja karyawan adalah:

a. Kesetiaan

Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas karyawan terhadap

pekerjaan, jabatannya dalam organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan

oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam

maupun di luar instansi.

b. Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada

dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan

(36)

commit to user c. Kejujuran

Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya

memenuhi perjanjian, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain,

seperti kepada para bawahan.

d. Kreativitas

Penilai mempunyai kemampuan karyawan dalam mengembangkan

kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja

lebih berdaya guna dan berhasil guna.

e. Kerjasama

Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lain secara vertikal atau horisontal di dalam maupun

di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

f. Kecakapan

Penilai menilai kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan

bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan

kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.

g. Kepribadian

Penilai menilai karyawan dan sikap perilaku kesopanan, periang,

disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang

baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.

h. Tanggung jawab

Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan

kebijaksanannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana

(37)

commit to user

3. Hubungan Iklim Komunikasi dengan Kinerja Karyawan

Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas

dari kehidupan berkelompok atau berorganisasi Hal ini dikarenakan,

manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak

mungkin dapat hidup seorang diri. Dalam menjalani kehidupan

berorganisasi tersebut, manusia yang satu dengan yang lainnya saling

berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara

verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan.

Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling

pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka

referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of

experience) diantara anggota organisasi. Dari pengalaman-pengalaman

komunikasi organisasi yang terjadi, perlahan-lahan akan membentuk suatu

iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan

persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan

pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace, Wayne and Faules Don, 2002

:155).

Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang terdiri dari

unsur pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan juga karyawan.

Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, manusia akan berhadapan

dengan karyawan lain, dengan pimpinan perusahaan dan dengan

aturan-aturan (kebijakan-kebijakan) yang berlaku. Sekaligus menunjukkan

adanya keterikatan dalam pembagian dan pelaksanaan suatu tugas atau

(38)

commit to user

perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Pada saat

seseorang akan memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis

karyawan akan terikat dan mengikatkan diri pada perjanjian yang ada,

perjanjian tersebut berupa lisan dan juga tulisan, sehingga karyawan

diwajibkan untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati bersama.

Sehubungan dengan hal ini, maka pembinaan, karyawan harus terus

menerus diupayakan, agar timbul suatu motivasi kerja yang tinggi yang

berpengaruh pada peningkatan kinerja kerja karyawan. Adanya motivasi

yang tinggi akan membuat karyawan dapat lebih giat bekerja dalam

menjalankan suatu pekerjaannya.

Redding mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi

kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada

anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan

memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka

dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas

mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang

organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh

informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi;

secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga

mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi

keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang

bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148)

Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri

(39)

unsur-commit to user

unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002: 149). Dennis

mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman

yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang

mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan

dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat dan Ardianto,

2005 : 69).

Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari

berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting

sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh

karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik

antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan

hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.(Davis and Newstrom,

2004 : 44).

Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja kerja

karyawan adalah dengan cara komunikasi. Komunikasi merupakan

aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling

berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat

komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dihindari,

begitu halnya di dalam perusahaan.

Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan, perusahaan yang

mempunyai fungsi manajemen harus mampu menciptakan suasana kerja

yang harmonis diantara perusahaan dan karyawan. Hubungan harmonis

sebaiknya dibina secara khusus dalam suatu fungsi atau divisi (bagian)

(40)

commit to user

dilakukan oleh Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai pengatur laku

employee relations.

Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal

tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja

para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang

akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di

tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting

karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat

mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh

sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim

komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan

kinerja para karyawan.

Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi

tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam

mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung

jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi

yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh

perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus

terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada

pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan

mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh

perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.

Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara

(41)

commit to user

hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang

berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing

orang, bagaimana kegiatan kerja berlangsung dan bagaimana

perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002:

148).

Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan

bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada

keterampilan atau teknik-teknik komunikasi semata-mata dalam

menciptakan suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:149)

Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi

itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi

yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace

dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim

komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku

individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi

untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan

diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk

meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk

mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk

melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan

gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua

ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat

(42)

commit to user

mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules,

2002: 155)

Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para

anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah

dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif

menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh

rasa persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan

peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan

usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002:

155)

Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki

pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai

dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan

dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang

kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman

organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: 156). Hal ini

didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi

organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun juga

penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut.

(Ardianto dan Soemirat, 2005: 68)

Dari uraian di atas mengenai iklim komunikasi organisasi, maka dapat

diketahui pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan

(43)

commit to user

hal penting yang tidak boleh diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh

organisasi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.

F. Definisi Konsep

1 Komunikasi Organisasi

Adalah kualitas pengalaman objektif individu mengenai lingkungan

internal organisasi, mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan

dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. (Arni

muhammad, 1995:85)

2 Kinerja Karyawan

Semangata kerja karyawan adalah kemampuan sekelompok orang untuk

bekerjasama dengan giat dan konsekuensi dalam mengejar tujuan bersama.

G. Implementasi Konsep

Iklim Komunikasi Organisasi memiliki indikasi-indikasi sebagai berikut:

1. Kegiatan, yaitu:

a. Briefing dimana dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan

aspirasi antara atasan dengan bawahan. Secara tidak langsung bawahan

memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh

atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih

optimal.

b. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT yaitu dilakukan setiap

(44)

commit to user

dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya terciptanya

kinerja karyawan yang lebih optimal.

2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, meliputi:

Karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan

organisasi yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka. Dimana

setipa di beri perkerjaan harus segera diselesaiakan tanpa penundaan

3. Bekerja sama untuk mencapai tujuan kinerja yang tinggi:

a. Karyawan bersedia bekerjasama dengan rekan-rekan kerja maupun

dengan pimpinan yang didasarkan pada tujuan bersama.

b. Karyawan bersedian membantu rekan-rekan kerja seperti pentingnya

tujuan bekinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

H. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagai lokasi

penelitian dikarenakan ketertarikan terhadap kinerja karyawan yang sangat

maksimal dimana Rumah Sakit Kasih Ibu sebagi rumah sakit yayasan

yang tanpa menggunakan subsidi pemerintah sehingga penulis ingin

meneliti sebagaimana jauh kominikasi organisasi yang terjadi di Rumah

Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta

2. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif kualititatif. Penelitian ini dilakukan untuk

(45)

commit to user

mudah untuk difahami dan mudah disimpulkan. Semua hasil fakta yang

sesuai dengan hasil risert dan kerja praktik di lapangan pada dasarnya

selalu jelas dan faktual. Peneliti mengembangkan konsep dan

penghimpunan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Seperti

yang di ungkapkan oleh Sutopo, yaitu:

”Riset kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif. Data

dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak hipotesa yang

diajukan sebelum penelitian dimulai, tetapi abtraksi disusun

kekhususun-kekhususan yang telah dikumpulkan dan dikelompokan bersama lewat

pengumpulan data. Teori dikembangkan dimulai di lapangan dari data

yang terpisah-pisah, dan diatas bukti-bukti yang terkumpul yang saling

(46)

commit to user

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Masri Singarimbun, populasi atau universe ialah jumlah

keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan digunakan. Dalam

penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Kasih

Ibu Surakarta dimana Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta memiliki

beberapa bagian yang akan diwakili tiap-tiap bagian ada 3 orang

sebagai purposive sampling

b. Sampel

Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara

benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis

mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil

penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian

yang terlibat didalam Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta untuk

membantu supaya penulis bisa menyelesaikan praktiknya. Suatu sampel

dapat dikatakan mewakili apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan

dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri

populasinya

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi

pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan serta merinci

gejala yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif dengan fokus

(47)

commit to user b. Interview

Wawancara secara langsung dengan beberapa karyawan atau

responden. Teknik yang digunakan pada awal penelitian maupun pada

waktu proses penelitian berfungsi untuk memperjelas dan menambah

kelengkapan data yang diperlukan. Adapun data wawancara yang akan

penulis lakukan beberapa responden, antara lain:

1) Kepala Seksi

Penulis akan melakukan wawancara kepada kepala seksi di

beberapa departemen yang ada di Rumah Sakit Uum Kasih Ibu

untuk mengetahui fungsi dan kinerja tiap-tiap karyawan di

masing-masing departemen

2) Karyawan

Penulis akan mewawancarai beberapa karyawan tetap yang ada di

Rumah Sakit Umum Kasih Ibu untuk mengetahui tugas dan

kewajiban mereka sebagai karyawan

3) Pasien

Penulis akan mewawancarai beberapa pasien yang dirawat baik

inap maupun jalan, untuk mengetahui bagaimana menurut

pandangan mereka atas pelayanan dan kinerja para karyawan di

Rumah Sakit Umum Kasih Ibu.

(48)

commit to user

Pengumpulan data dan teori yang mendukung dengan berbagai macam

buku, selembaran serta informasi non manusia seperti dokumen, agenda

(contoh data-data, hasil pemeriksaan, kebijakan pemerintah dan

lembaga) yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

5. Validitas Data

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu

dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara,

triangulasi data. Menurut H.B. Sutopo (2002: 78), menerangkan bahwa

triangulasi data merupakan suatu teknik yang didasari pola pikir

fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik

simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pendang.

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa sumber data dengan

tujuan memberikan kebenaran, memperoleh kepercayaan terhadap suatu

data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang

berbeda dimana data yang satu dikontrol oleh data yang sama pada situasi

yang berbeda.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi dengan sumber, yang artinya teknik triangulasi yang

mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib

menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya sama atau

sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa data

yang berbeda.

7. Teknik Analisa Data

(49)

commit to user

memecahkan suatu permasalahan yang diteliti berdasarkan data yang

diperoleh kemudian diolah pokok permasalahan yang diajukan terhadap

penelitian yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik analisa data kualitatif interaktif. Dalam model

interaktif ini komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan secara

bersamaan dengan pengumpulan setelah data terkumpul. Tiga komponen

tersebut akan berinteraksi untuk mendapatkan kesimpulan dan apabila

kesimpulan yang didapat dirasa kurang maka perlu adanya verifikasi dan

penelitian kembali dengan mengumpulkan data di lapangan (H.B. Sutopo,

2002:98). Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi

data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan

penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan

pengumpulan data, artinya reduksi data sudah berlangsung sejak

peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual,

melakukan pemilihan masalah, menyusun pertanyaan penelitian, dan

juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan.

b. Penyajian Data

Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data ini merupakan

rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila

dibaca, akan bisa difahami berbagai hal yang terjadi dan

(50)

commit to user

tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami arti berbagai hal

yang ditemui dengan melakukan pencatatan pencatatan, peraturan

-peraturan, pola-pola, pernyataan - pernyataan, konfigurasi - konfigurasi

yang memungkinkan arahan sebab akibat dan berbagai proporsi.

Adapun skema kerja analisa interaktif dapat digambarkan sebagai

berikut :

(Sumber : H.B. Sutopo, 2002:96)

Gambar I.1 Model Analisis Interaktif

Keterangan skema tersebut adalah sebagai berikut :

Reduksi Data Sajian Data

(51)

commit to user

Proses analisa interaksi dimulai pada waktu pengumpulan data

penelitian. Penelitian selalu memuat reduksi data dan sajian data. Setelah

data terkumpul, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha

penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data

dan sajian data. Apabila data yang ada dalam reduksi dan sajian data

kurang lengkap maka kita kembalikan ke tahap pengumpulan data. Jadi

antara tahap satu dengan tahap yang lain harus terus berhubungan, dengan

(52)

commit to user

40 BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA

A. Sejarah Perkembangan RS. Kasih Ibu Surakarta

Pendirian RS. Kasih Ibu Surakarta berangkat dari idealisme luhur yang

berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan

kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita. Pendirian RS. Kasih Ibu

tersebut bermula dari dukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta

untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dihadapan

Notaris Soehartinah Ramli sepakat untuk mendirikan Yayasan “Kasih Ibu”

pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Para pendiri yayasan

tersebut adalah:

1. Bapak Hadi Soebroto

2. Bapak Robby Sumampow

3. Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG.

Maksud dan tujuan dari pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk

dimanfaatkan bagi kemausiaan dan membantu pemerintah di bidang

pengobatan dan bidang sosial. Berdasarkan pada hal tersebut, maka diambil

langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya

rumah sakit bersalin.

Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu

oleh Walikota Surakarta, yaitu Bapak Soekatmo, SH. dengan kapasitas 60

tempat tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Kasih Ibu

Gambar

GAMBAR
Gambar I.1 Model Analisis Interaktif
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

The purposes of the present study were to evaluate the extent to which individual rainbow trout consistently showed low or high responses in serum concentrations of cortisol,

Penelitian kualitatif ini mengambil objek seluruh gejala individu, data, dan peristiwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Singaparna yang berjumlah 125 orang dengan

Permendiknas Nomor 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiklnas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendiknas Nomor

Pratama 1 Mengelola Data Master 1.1 Mengelola Data Jabatan 1.2 Mengelola Data Pengguna 1.3 Mengelola Data Type Produk 1.4 Mengelola Data Produk 1.5 Mengelola Data Mesin

pencapaiannya. Pihak- pihak yang sebaiknya dilibatkan dalam perumusan visi misi sekolah, antara lain: kepala sekolah, guru, pemuka masyarakat, komite sekolah, alumni,

Perusahaan patungan (joint venture company) memiliki tanggung jawab atas lingkungan hidup tempat dimana perusahaan patungan itu didirikan. Terbentuknya UU Nomor 32 Tahun 2009

perusahaan penyedia/membuat situs yang profesional yaitu untuk menciptakan/ mendesain situs perusahaan dengan sistem yang mudah untuk diakses, memiliki tampilan yang

nilai merupakan biaya untuk melakukan aktivitas penambah nilai dengan efisiensi.