kudapan ini hendaknya menjaga kualitas produk dan cita rasa (standardized
product).
Dalam hal ini, pemerintah sangat berperan menjadikan Bandung sebagai tujuan wisata, iklim yang kondusif memberikan angin segar bagi para investor dan mendorong pelaku usaha untuk terus melakukan product innovation. Hal ini tentu akan mendatangkan sejumlah manfaat ekonomis (benefits) atau keuntungan tidak hanya bagi pengusaha, tetapi berdampak juga terhadap
a
pemerintah kota dalam meningkatkan PAD (pendapatan sli daerah).
Kesuksesan dari beberapa pengusaha/pedagang (FO, batagor, dsb.) di Kota Bandung juga mungkin di kota‐kota lainnya, umumnya mereka mengawali dari usaha kecil‐kecilan, berbekal kemauan (semangat pantang menyerah) dan keberanian. Jangan lupa, Anda harus memesona, tanpa daya pikat kuat (attract
to come) siapa mau melirik?
IKA INOVASI BERHENTI, PERADABAN MANUSIA BERAKHIR
J
TAHUN 1889, Charles H Duell, salah satu anggota komisi paten Amerika, membuat pernyataan yang dianggap kontroversial. Katanya, "Semua yang dapat diciptakan telah ditemukan." Benarkah pendapat tersebut?
SEJARAH membuktikan, hanya berselang enam tahun setelah pernyataan tersebut, tahun 1895, Guglielmo Marconi, peneliti dari Italia, membuat sebuah perangkat yang dapat mentransfer sinyal elektris melalui udara dari rumahnya
a .
ke rumah tetanggany . Penemuan itu menjadi cikal bakal radio saat ini16
Dapat dibayangkan jika penemuan tersebut tidak ditindaklanjuti dengan penemuan komponen‐komponen transistor dan resistor yang berukuran lebih kecil dan juga lebih canggih. Sampai sekarang kita masih akan menggunakan radio kuno yang berukuran besar dengan kualitas suara yang buruk.
Akhir tahun lalu dalam sebuah simposium media dan analis di Singapura, Robert Youngjohns, Executive Vice President Sun Microsystems Inc, menanggapi ya, ia mensyukuri bahwa pernyataan Charles Duell
6 Robert Sanjaya pengamat TElekomunikasi,Kompas, Kamis, 16 September 2004
1
tadi salah. "Jika inovasi berhenti, maka hidup manusia juga akan berakhir," .
katanya
"Setiap perusahaan seharusnya memiliki visi menjadi inovator di bidangnya masing‐masing, seperti laiknya Sun. Sun adalah innovator company, yaitu perusahaan yang terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada maupun menemukan teknologi baru. Untuk bertahan menghadapi persaingan memang sangat berat dilakukan pada zaman resesi ekonomi seperti
saat ini,
HARRY Nugraha, Senior Director & Country Manager Qualcomm Indonesia,mengatakan, "Saya yakin teknologi ini akan membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih kompetitif di berbagai bidang dengan menyajikan sarana telekomunikasi terbaik di industri. Dan Qualcomm berada di sini untuk mendukung 100 persen‐baik operator, regulator, maupun organisasi mana punyang berkomitmen untuk menawarkan solusi telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia."
Qualcomm Incorporated sendiri dikenal sebagai perusahaan yang memelopori teknologi CDMA. Dengan mengefektifkan penggunaan spektrum frekuensi radio, CDMA memungkinkan para operator mengakomodasikan lebih banyak lalu lintas
s d ja m ol n.
data dan uara alam ringan ereka dibandingkan dengan tekn ogi lai Dengan kata lain, CDMA memungkinkan lebih banyak orang untuk berkomunikasi pada saat bersamaan.
Walau pergerakan pertumbuhan operator sangat menggembirakan, sayangnya belum diikuti dengan kekayaan layanan CDMA di Indonesia. Padahal, di negara‐ negara lain yang memiliki jumlah operator lebih sedikit layanan content‐nya sudah sangat kaya dan beragam.
Oleh karena itu, muncul persepsi di masyarakat bahwa layanan CDMA di Indonesia masih belum jauh berbeda dengan layanan yang disediakan oleh operator berbasis teknologi GSM, sehingga diferensiasi produk belum tampak signifikan. Walau suara diakui jauh lebih jernih, layanan yang dapat dioperasikan
a
maksimal sement ra ini masih didominasi suara dan SMS saja.
Padahal, CDMA memungkinkan lebih banyak fitur dan inovasi dengan memanfaatkan kemampuan transfer data‐nya. Seperti video streaming, MP3, email, karaoke, locationbased services (LBS), dan interactive games.
Bisa kita bandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia yang memiliki kultur budaya dan pola bisnis yang hampir sama dengan Indonesia. Di sana perkembangan CDMA sudah sampai pada tahap yang sangat menggembirakan,seperti Thailand. Thailand hanya memiliki satu operator CDMA dan harus bersaing dengan tiga operator berbasis teknologi berbeda. Namun, dengan positioning yang kuat dan strategi diferensiasi produk yang terarah, operator CDMA tersebut, Hutchison CAT, sedang menikmati kepopuleran dan pertumbuhan pelanggan yang menggembirakan.
Hutchison CAT (CAT adalah kependekan dari The Communications Authority of Thailand) adalah perusahaan gabungan antara CAT Telecom Public Company Limited dan Hutchison Wireless MultiMedia Holdings Limited. Perusahaan memiliki lisensi untuk mengoperasikan pemasaran untuk layanan telepon seluler digital CDMA di 25 provinsi di Thailand. HUTCH, demikian biasanya perusahaan ini disebut, memiliki beberapa layanan menarik seperti karaoke, online gaming,video mail, LBS, serta layanan seperti internet portal dan TV kabel. Salah satu fitur yang sedang tren di sana adalah karaoke, yang memanfaatkan kemampuan transfer data yang sangat cepat dari CDMA. Para pelanggan Hutch dapat men‐download musik karaoke melalui telepon seluler (ponsel) dan bernyanyi karaoke di mana pun, kapan pun, melalui telepon seluler mereka. Semakin lama, layanan ini semakin populer di kalangan anak muda.Dengan menyediakan layanan yang sulit disaingi kompetitornya, seperti karaoke ini, maka HUTCH menjadi satu‐satunya operator yang menyediakan layanan mobile yang unik di Thailand. Diferensiasi layanan seperti ini menjadikan positioning HUTCH menjadi sangat signifikan di pasar. Dampaknya sangat positif terhadap penguasaan pasar mereka.
BELAJAR dari kesuksesan HUTCH rasanya sudah saatnya bagi para operator CDMA di Indonesia untuk mulai mencari celah bagaimana membedakan layanan mereka dengan operator‐operator dengan basis teknologi berbeda. Artinya,operator‐operator tersebut harus mencari killer application yang banyak menarik minat pelanggan dengan biaya terjangkau.
Tahun lalu, penulis beruntung sempat mengunjungi Tokyo dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana masyarakat Jepang sangat terikat pada ponsel mereka dalam menjalani kehidupan sehari‐hari. Di mana‐mana, di setiap sudut kota, pasti ada seseorang yang sedang asyik mengutak‐atik ponsel, entah untuk
berbicara, mengirim pesan, bermain interactive games, atau mengambil foto dan mengirimnya via e‐mail dan masih banyak lagi.
Jepang mungkin beruntung karena secara kultur, masyarakat Jepang sangat menggemari permainan elektronik sehingga mudah ditebak aplikasi apa yang menjadi killer application di sana. Tidak tua, muda, remaja, ataupun anak‐anak di Jepang, semua orang menggemari games. Maka, tidak heran jika penyedia content permainan elektronik bisa hidup makmur di Jepang.
Salah satu operator CDMA terkemuka di Jepang adalah KDDI. Hadir dengan brand layanan seluler "au", KDDI kini sedang menikmati jumlah pertumbuhan pelanggan yang sangat pesat. Saat mencoba kecanggihan teknologi CDMA di negeri Sakura ini, penulis berkesempatan menggunakan ponsel Casio A5302 CA yang memanfaatkan layanan "au" KDDI. Suaranya luar biasa jernih. "Sudah pulang atau masih di Tokyo? Soalnya, suaranya seperti di rumah sebelah," tanya seorang teman di Jakarta pada saat penulis hubungi.
Fitur kamera digital di ponsel ini juga lumayan tinggi resolusinya. Belum lagi fasilitas mengirim dan menerima e‐mail yang sangat menyenangkan karena penulis dapat berkorespondensi dengan teman‐teman di Tanah Air sambil tetap
. berjalan‐jalan
Satu‐satunya kesulitan, ponsel tersebut tidak menyediakan pilihan bahasa Inggris. Alhasil, untuk mengoperasikannya penulis harus selalu ditemani rekan yang bisa berbahasa Jepang atau jika dia tidak ada, terpaksa bertanya kepada siapa saja yang ditemui di jalan. Setelah beberapa waktu, akhirnya bisa lumayan
c l
lan ar sete ah menghafal langkah‐langkahnya.
Dr Hideo Okinaka, yang pada saat ditemui penulis menjabat sebagai Vice President and General Manager, Strategic "au" Business Development Division,KKDI Corp, menjelaskan bahwa KDDI menyediakan beragam layanan berbasis kemampuan transfer data. Di antaranya berselancar internet, LBS yang didukung teknologi GPSONE sehingga pengguna tidak akan pernah tersesat, membuat video clip atau mengambil gambar dan mengirimkannya via e‐mail langsung dari ponsel, men‐download video clip lagu‐lagu populer atau "Chaku‐ Uta", yaitu vocal ring. Dan dengan CDMA2000 1xEV‐DO yang diterapkan pada musim semi 2003,kualitas layanan tersebut semakin lama semakin mencengangkan.
Selain itu, ada juga layanan keamanan dari Secom untuk melacak anak‐anak atau orangtua yang tersesat, pencurian mobil, perampokan, penculikan sampai
binatang peliharaan, dan lain sebagainya. Dengan memadukan teknologi GPSONE dan CDMA, Navitime juga membantu pengguna untuk menemukan tempat pertemuan yang sulit dicari atau jika pelanggan tersesat di jalur kereta bawah tanah.
Selain di Jepang, SK Telecom dan KTF di Korea Selatan juga menyediakan layanan‐layanan bernilai tambah yang unik untuk menarik lebih banyak pelanggan. Misalnya, layanan GPS (global positioning systems) dari KTF yang dapat dimanfaatkan oleh seorang ibu untuk melacak keberadaan anaknya yang sedang bermain sehingga si ibu bisa menjemput anaknya pulang.
Dan inovasi‐inovasi yang muncul karena teknologi CDMA tidak berhenti sampai disini. Langit adalah batasnya. Jadi, tidak dapat disangkal tanpa inovasi peradaban manusia akan berakhir.
Oleh karena itu, agar dapat berkembang, operator‐operator CDMA di Indonesia harus mencari celah inovasi untuk meraup peluang pasar baru dan bertahan menghadapi persaingan yang kian sengit.