1.356.880.482 1.150.481.054 Pajak Pertambahan Nilai
37. IKATAN DAN PERJANJIAN a. Perjanjian Lisensi Merek
Pada tanggal 16 April 2001, berdasarkan perjanjian lisensi merek, Perusahaan menyetujui PT Belfoods Indonesia (BI) untuk memproduksi dan memasarkan produk dengan merek dagang “Delfarm”. Produksi dilakukan oleh BI terhitung sejak tanggal 1 Juni 2001. Perusahaan berhak mendapatkan royalti sebesar 2% yang dihitung dari keseluruhan angka penjualan bersih (fixed price). Perjanjian ini telah beberapa kali diamandemen, terakhir berdasarkan amandemen perjanjian pada tanggal 31 Desember 2009, yang memperpanjang jangka waktu perjanjian ini sampai dengan 31 Desember 2011.
b. Stock Financing Agreement
Pada tanggal 1 Januari 2001, Perusahaan menandatangani stock financing agreement dengan Toepfer International - Asia Pte. Ltd., Singapura (Toepfer). Perjanjian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir berdasarkan amandemen kedua pada tanggal 10 Januari 2002. Perjanjian ini berakhir bila salah satu pihak menyatakan pembatalan perjanjian ini secara tertulis, yang berlaku efektif 60 (enam puluh) hari setelah pernyataan tertulis tersebut.
b. Stock Financing Agreement (Lanjutan)
Dalam perjanjian ini Toepfer bersedia untuk menyediakan dan menjual bahan baku berupa yellow corn,
soyabeanmeal, soyabean dan corn glutten meal kepada Perusahaan dengan harga yang kompetitif.
Fasilitas yang diberikan Toepfer ini adalah sebesar 85% dari harga pembelian. Adapun detail jenis barang, kuantitas, uang muka maupun spesifikasi bahan baku akan dituangkan dalam sales contract per pengiriman barang.
Kepemilikan barang dengan fasilitas stock financing ini akan tetap pada Toepfer sampai dengan Perusahaan membayar penuh harga pembelian, biaya perolehan (carrying cost) dan Collateral
Management Agreement (CMA) fee. Selain biaya perolehan dan CMA fee, Perusahaan juga menanggung
semua biaya pengadaan barang import tersebut termasuk susut pengiriman.
Toepfer selanjutnya menunjuk Sucofindo atau pihak lain sebagai kustodian yang mengelola barang tersebut sesuai dengan CMA. Dalam hal Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas yang diatur dalam perjanjian (“even of default”), Toepfer tidak lagi berkewajiban menyediakan barang kepada Perusahaan, dan Toepfer sebagai pemilik barang berhak menarik kembali barang dari gudang dan Perusahaan harus menanggung beban penarikan dan perbedaan kuantitas jika ada.
c. Kontrak Kerjasama Kemitraan
Perusahaan melakukan kerjasama dengan pola kemitraan dengan masyarakat pemilik atau penyewa lahan tanah dan bangunan kandang ayam (anggota mitra) yang merupakan kerjasama saling ketergantungan dan saling menguntungkan antara Perusahaan dengan anggota mitra, dengan pendekatan agribisnis untuk menangani seluruh segmen agribisnis dengan pengadaan/ penyaluran sarana produksi peternakan penyediaan bibit ayam pedaging umur sehari (DOC Broiler), pakan ternak, obat, vaksin (sapronak) serta pengolahan termasuk pemasaran hasil ternak. Kerjasama ini terutama ditujukan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku untuk industri pemotongan ayam Perusahaan (slaughter house) serta menjaga stabilitas pasar untuk produk DOC dan pakan ayam yang diproduksi oleh Perusahaan.
Pada kerjasama kemitraan, Perusahaan akan menyediakan seluruh kebutuhan bahan-bahan peternakan ayam yang terdiri dari bibit (DOC), pakan ternak, obat-obatan dan vaksin (sapronak) dengan harga tertentu yang akan diperhitungkan pada saat penjualan hasil dilakukan. Selain itu, Perusahaan juga akan memberikan bimbingan teknis produksi administrasi, bantuan akses pasar, konsultasi tenaga kerja, sebagai mediator terhadap sumber-sumber pembiayaan, manajemen produksi dan kontrol kualitas bagi anggota mitra.
Kerjasama kemitraan ini terbagi atas dua wilayah operasi yaitu Wilayah Barat yang meliputi Jawa Barat dan Banten serta Wilayah Timur yang meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan nilai penjualan sapronak untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, masing-masing sebesar Rp 495.346.315.479 dan Rp 540.875.272.038 dan penjualan ayam ternak yang berasal dari kerjasama kemitraan ini untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 487.354.649.121 dan Rp 469.565.028.257.
Anggota kemitraan akan memasarkan ayam hasil panen yang telah dibudidayakan dan Perusahaan membantu mitra dalam memasarkan hasil ternak tersebut. Bila harga kesepakatan lebih kecil dari harga pasar, Perusahaan akan memberikan bonus dan bila harga kesepakatan lebih besar dari harga pasar, Perusahaan akan mengganti sesuai dengan kesepakatan.
c. Kontrak Kerjasama Kemitraan (Lanjutan)
Pemilik lahan ternak bertanggung jawab atas segala risiko kegagalan pemeliharaan, perawatan dan pengembangan ayam sampai panen.
Untuk menjamin pembayaran dari usaha kemitraan baik wilayah barat dan wilayah timur, Perusahaan menerima jaminan aset yang disertai dengan surat kuasa sebesar nilai kontrak yang telah disepakati. Jaminan tersebut berupa tanah, bangunan, deposito dan kendaraan dengan nilai jaminan keseluruhan pada 30 Juni 2012 adalah sebesar Rp 255.663.237.008 (31 Desember 2011: Rp 265.541.411.305).
Jaminan aset yang diterima Perusahaan tersebut tidak dicatat dalam laporan keuangan Perusahaan. Jaminan ini akan dikembalikan bila kerjasama kemitraan ini diakhiri. Perjanjian kerjasama ini dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sejak ditanda-tanganinya surat perjanjian, dan dapat diperpanjang kembali sesuai kesepakatan antara Paerusahaan dan pemilik farm.
38. KONTINJENSI
a. Sesuai dengan Perkara No. 3079K/Pdt/1999 jo. Nomor : 513/Pdt/1995/PT.Bdg, tanggal 16 April 1997 jo. Nomor 12/Pdt/G/Bth/1993/PN.Bgr, tanggal 15 Februari 1995 antara Perusahaan melawan Indra Wirantono Cs. Perkara ini bermula dari adanya Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bogor Nomor : 02/DEL/SITA EKS/PDT/1993/PN.Bgr tanggal 7 Agustus 1993 yang akan melakukan sita eksekusi atas bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 10,84 ha, sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Hak Guna Bangunan No.02 /Cibinong, tercatat atas nama PT. Oerip Wirajaya Poultry. Saham Perseroan Terbatas tersebut telah diambil alih oleh Perusahaan pada tanggal 11 Januari 1991 dari Tn. H. Wirantono & PT. NV Perusahaan Dagang dan Industry Wirantono & Co. Ltd. N.V. sehingga sejak saat itu seluruh saham PT. Oerip Wirajaya Poultry dimiliki oleh Perusahaan, dan selanjutnya lokasi perusahaan tersebut dipergunakan sebagai salah satu lokasi pembibitan anak ayam umur sehari (DOC).
Atas jual beli saham tersebut menimbulkan gugatan diantara para ahli waris sehingga terbit surat Penetapan tersebut di atas. Kemudian Perusahaan mengajukan bantahan melalui Pengadilan Negeri Bogor, dan melalui Putusan Nomor: 12/Pdt/G/Bth/1993/PN.Bgr, tanggal 15 Februari 1995, Pengadilan Negeri Bogor menyatakan bantahan Perusahaan tidak dapat diterima, selanjutnya Perusahaan mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, dan selanjutnya dalam Putusan No. 513/Pdt/1995/PT.Bdg tanggal 18 September 1996, majelis hakim menyatakan bahwa gugatan bantahan dari Perusahaan tidak dapat diterima. Selanjutnya Perusahaan mengajukan kasasi, dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, Perusahaan belum menerima relaas pemberitahuan isi putusan kasasi dari Mahkamah Agung RI, namun demikian berdasarkan informasi dari website resmi Mahkamah Agung RI, atas perkara tersebut sudah putus dengan putusan Mahkamah Agung RI menolak permohonan kasasi yang diajukan oleh Perusahaan.
a. Pada tahun 2009, Capital Atlantic Limited (Penggugat) mengajukan gugatan wan prestasi kepada The Law
Debenture Trust Corporation (Tergugat I), Perusahaan (Tergugat II) dan JP Morgan Chase Bank, N.A. Jakarta Branch sebagai turut Tergugat.
Gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, bermula karena Tergugat I telah melanggar janji (wan prestasi) dengan tidak menyerahkan saham yang seharusnya dimiliki oleh Penggugat yang diperoleh sebagai pengalihan saham milik Individual Beneficiary, yang timbul akibat restrukturisasi utang Perusahaan. Sesuai dengan Perjanjian (Offshore Trust Deed Agreement) semestinya Penggugat berkewajiban untuk menyerahkan saham milik Individual Beneficiary setelah restrukturisasi Perusahaan selesai.
Bahwa atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memberikan putusan dengan amar keputusan yang intinya menolak gugatan dari Penggugat. Bahwa atas putusan tersebut, Penggugat mengajukan banding dan Perusahaan sebagai Terbanding II melalui Kantor Hukum Soesilo Aribowo & Rekan mengajukan Kontra Memori Banding.
Dalam salah satu amar putusan Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini.
Berdasarkan Surat Kuasa No. 101/SK-LG Corp/VII/10 tanggal 5 Juli 2010, pada tanggal 12 Juli 2010, Perusahaan mengajukan Kontra Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, Permohonan kasasi tersebut dalam tahap pemeriksaan di Mahkamah Republik Indonesia.
b. Pada tanggal 8 Desember 2010, Perusahaan mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Tinggi
Surabaya melalui Pengadilan Negeri Surabaya atas Putusan Pengadilan Negeri Surabaya No. 431/PDT.G/2010/PN.SBY antara Perusahaan melawan PT. Perkebunan Nusantara XI.
Setelah memeriksa bebas perkara, melalui putusan Nomor : 234/PDT/2011/PT.SBY tanggal 27 Mei 2011, Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Surabaya memberikan putusan dengan amar putusan diantaranya sebagai berikut :
- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 30 Nopember 2010 Nomor : 431/Pdt.
G/2010/PN.Sby yang dimohonkan banding;
- Menyatakan sah Surat Sanggup a quo;
- Menyatakan Perusahaan adalah pembawa dan pemegang Surat Sanggup a quo yang sah;
- Menyatakan bahwa perbuatan yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara XI yang telah tidak
membayar Surat Sanggup a quo adalah perbuatan wanprestasi.
- Menyatakan sebagai akibat wanprestasi yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara XI, Perusahaan
telah menderita kerugian material sebesar USD 8.650.000.
- Menghukum PT Perkebunan Nusantara XI untuk membayar ganti rugi berupa kerugian material
Atas putusan tersebut, PT. Perkebunan Nusantara XI mengajukan permohonan Kasasi kepada Mahkamah Agung RI melalui Pengadilan Negeri Surabaya dengan permohonan agar Majelis Hakim Agung menolak gugatan Termohon Kasasi Perusahaan dan atas hal tersebut Perusahaan telah mengajukan Kontra Memori Kasasi dengan permohonan agar Majelis Hakim Agung menguatkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya yang dimohonkan kasasi tersebut.
d. Pada tanggal 22 Juni 2011, PT Eraska Nofa telah mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kepada Perusahaan (Tergugat 4).
Gugatan tersebut tercatat dalam register perkara No. 347/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. Dalam gugatannya, PT Eraska Nofa mengajukan permohonan sebagai berikut :
- Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum;
- Menghukum Para Tergugat membayar ganti rugi material secara tanggung renteng kepada Penggugat
sebesar USD 43.710.046.
- Menghukum para tergugat membayar ganti rugi material secara tanggung renteng kepada penggugat
sebesar Rp 2.000.000.000
- Menghukum para Tergugat membayar uang paksa sebesar Rp 100.000.000 per harinya apabila para
tergugat lalai dalam menjalankan putusa perkara ini;
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian ini, perkara ini sedang dalam proses pemeriksaan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
e. Pada tanggal 9 November 2011 terdaftar dalam register perkara No. 62/Pdt.G/2011/PN.Mkd, melalui pengadilan negeri mungkit, Perusahaan telah menerima gugatan dari maria Magdalena sudaryatmi. Gugatan ini bermula dari adanya pinjam meminjam sertifikat Hak Milik Nomor :1342, yang terletak di Perumda I No. 29 Rt 02 Rw 16 Ds Belang Wetan Kecamatan Klaten Utara, tercatat atas nama Yustinus Warsono (Almarhum adalah suami sah dari penggugat) kepada Wiwoho (Turut Tergugat). Dan selanjutnya oleh Wiwoho Sertifikat hak Milik tersebut dijadikan sebagai jaminan kepada Perusahaan ketika Wiwoho hendak menjadi Salah satu mitra peternak Perusahaan.
Sampai saat ini Wiwoho masih memiliki liabilitas yang belum diselesaikan kepada Perusahaan, karenanya jaminan belum diserahkan kembali kepada Wiwoho.
Dalam gugatan tersebut, penggugat mengajukan permohonan diantaranya sebagai berikut:
- Menyatakan perbuatan Perusahaan yang membantu Wiwoho, dengan cara menerima jaminan
sertifikat yang bukan miliknya adalah merupakan tindakan keliru dan melanggar hukum serta merugikan penggugat;
- Menghukum Perusahaan untuk menyerahkan Sertifikat Hak Milik Nomor : 1342 kepada penggugat
sebagai ahli waris alm. Yustinus warsono;
- Menghukum Perusahaan untuk membayar ganti rugi secara material sebesar Rp 25.000.000 dan
kerugian immaterial sebesar Rp 50.000.000.
Informasi mengenai segmen operasi Grup adalah sebagai berikut:
Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian Sehari Pendapatan Pihak eksternal 601.993.084.385 192.369.649.320 123.009.238.656 937.550.778.447 141.588.725.095 1.996.511.475.902 -- 1.996.511.475.902 Antar segmen 562.170.313.355 118.624.632.345 42.087.614.161 84.733.355.467 8.509.423.156 816.125.338.484 (816.125.338.484) -- Jumlah Pendapatan 1.164.163.397.741 310.994.281.665 165.096.852.817 1.022.284.133.913 150.098.148.251 2.812.636.814.386 (816.125.338.484) 1.996.511.475.902 HASIL Hasil segmen 109.551.309.957 89.753.938.502 9.753.002.645 (53.202.590) 39.750.767.052 248.755.815.566 -- 248.755.815.566 Beban usaha (53.796.078.371) (26.765.492.559) (12.286.124.821) (21.117.569.669) (20.700.122.844) (134.665.388.264) (134.665.388.264) Beban Usaha yang
tidak dapat dialokasi -- -- -- -- (21.659.188.788) (21.659.188.788) -- (21.659.188.788) Laba (Rugi) Usaha 55.755.231.586 62.988.445.942 (2.533.122.176) (21.170.772.259) (2.608.544.579) 92.431.238.515 -- 92.431.238.515 Beban keuangan (8.243.648.773) (18.602.933.613) (8.837.277.914) (17.292.655.684) (7.258.006.186) (60.234.522.169) -- (60.234.522.169) Pendapatan (beban) lain-lain (2.317.977.448) (133.892.917) 349.518.425 97.654.842 21.243.216 (1.983.453.881) -- (1.983.453.881) Laba sebelum Pajak 45.193.605.365 44.251.619.413 (11.020.881.664) (38.365.773.102) (9.845.307.549) 30.213.262.464 -- 30.213.262.464
Beban pajak -- -- -- -- (8.739.553.678) (8.739.553.678) -- (8.739.553.678)
Laba Setelah Pajak 45.193.605.365 44.251.619.413 (11.020.881.664) (38.365.773.102) (18.584.861.227) 21.473.708.786 -- 21.473.708.786 Aset Segmen 1.615.501.060.052 901.292.788.335 838.158.231.221 351.606.074.775 1.052.861.714.785 4.759.419.869.168 (2.300.087.496.955) 2.459.332.372.212 Investasi Pada
Perusahaan asosiasi -- -- -- -- 81.610.499.941 81.610.499.941 (81.610.499.941) -- Aset tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 344.344.980.356 344.344.980.356 -- 344.344.980.356 Jumlah Aset 1.615.501.060.052 901.292.788.335 838.158.231.221 351.606.074.775 1.478.817.195.083 5.185.375.349.466 (2.381.697.996.897) 2.803.677.352.569 Liabilitas segmen 832.043.796.308 680.219.240.388 224.677.758.477 505.049.816.584 1.330.362.663.050 3.572.353.274.807 (2.339.767.592.711) 1.232.585.682.096 Liabilitas tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 278.545.559.458 278.545.559.458 278.545.559.458 Jumlah Liabilitas 832.043.796.308 680.219.240.388 224.677.758.477 505.049.816.584 1.608.908.222.507 3.850.898.834.265 (2.339.767.592.711) 1.511.131.241.554 Pengeluaran barang modal 7.146.784.270 45.742.995.471 8.732.864.913 11.582.514.290 60.918.406.559 134.123.565.503 -- 134.123.565.503
Pakan Ternak Ayam Umur Ayam Potong Kemitraan Lain-lain Jumlah Eliminasi Konsolidasian Sehari Pendapatan Pihak eksternal 806.788.887.973 78.071.033.680 146.241.488.291 932.735.486.897 41.898.376.776 2.005.735.273.616 -- 2.005.735.273.616 Antar segmen 701.841.797.658 103.457.538.280 24.784.146.395 109.563.568.455 7.003.648.758 946.650.699.547 (946.650.699.547) -- Jumlah Pendapatan 1.508.630.685.631 181.528.571.960 171.025.634.686 1.042.299.055.352 48.902.025.534 2.952.385.973.163 (946.650.699.547) 2.005.735.273.616 HASIL Hasil segmen 213.116.276.228 7.255.000.070 17.489.852.467 (75.850.943.142) 7.053.360.724 169.063.546.347 -- 169.063.546.347 Beban usaha (40.625.418.681) (23.077.276.931) (10.868.146.691) (17.157.897.024) (19.189.779.426) (110.918.518.754) -- (110.918.518.754) Beban Usaha yang
tidak dapat dialokasi -- -- -- -- (1.288.334.495) (1.288.334.495) -- (1.288.334.495) Laba (Rugi) Usaha 172.490.857.547 (15.822.276.861) 6.621.705.776 (93.008.840.166) (13.424.753.197) 56.856.693.099 -- 56.856.693.099
Beban keuangan (8.587.710.573) (7.913.299.564) (8.796.237.981) (7.461.511.065) (4.199.265.719) (36.958.024.901) -- (36.958.024.901) Pendapatan (beban) lain-lain 4.626.967.848 2.946.465.592 330.745.223 371.448.203 (58.791.637) 8.216.835.228 -- 8.216.835.228 Laba sebelum Pajak 168.530.114.822 (20.789.110.833) (1.843.786.982) (100.098.903.028) (17.682.810.553) 28.115.503.426 -- 28.115.503.426
Beban pajak -- -- (6.470.299.801) -- (182.374.330) (6.652.674.131) -- (6.652.674.131)
Laba Setelah Pajak 168.530.114.822 (20.789.110.833) (8.314.086.783) (100.098.903.028) (17.865.184.883) 21.462.829.296 -- 21.462.829.296
Aset Segmen 1.701.497.749.716 662.778.823.916 855.070.271.848 325.288.660.991 786.632.344.006 4.331.267.850.477 (2.050.638.454.399) 2.280.629.396.078 Investasi Pada
Perusahaan asosiasi -- -- -- -- 16.898.269.346 16.898.269.346 (16.898.269.346) -- Aset tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 107.146.239.803 107.146.239.803 -- 107.146.239.803 Jumlah Aset 1.701.497.749.716 662.778.823.916 855.070.271.848 325.288.660.991 910.676.853.155 4.455.312.359.626 (2.067.536.723.745) 2.387.775.635.882
Liabilitas segmen 967.211.313.373 505.408.167.032 228.593.935.789 452.656.458.828 946.159.955.745 3.100.029.830.768 (2.047.396.722.604) 1.052.633.108.164 Liabilitas tidak dapat dialokasi -- -- -- -- 90.059.330.010 90.059.330.010 -- 90.059.330.010 Jumlah Liabilitas 967.211.313.373 505.408.167.032 228.593.935.789 452.656.458.828 1.036.219.285.755 3.190.089.160.778 (2.047.396.722.604) 1.142.692.438.175
Pengeluaran barang modal 6.375.444.812 118.775.259.374 28.862.841.788 4.047.361.052 5.850.854.898 163.911.761.924 -- 163.911.761.924 30 Juni 2011