• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan politik yang beriklan di Trans T

Dalam dokumen 90271.jurnal edisi9 juni (Halaman 72-74)

periode 4-10 november

2013 hanya Prabowo

Subianto.

berbeda. Versi “Prabowo perubahan” paling banyak muncul yaitu satu kali dalam satu hari, sedangkan versi “Prabowo pancasila” hanya muncul

pada hari pertama kemunculan iklan (8 november 2013).

Dalam iklan “Prabowo Perubahan” m e n a m p i l k a n k u l i b a n g u n a n ,

pengangguran, orang berdesak-desakkan

di jembatan, angkutan umum, seorang anak yang dipangku ibunya, anak kecil yang hanya memakai kaus kutang meratap

melihat anak-anak sekolah, pemulung

tua, buruh, guru, kontraktor, juga preman pasar. Visual yang didukung narasi yang dibaca oleh Prabowo, menyoroti korupsi yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak berdaya. Uang yang dikorupsi seharusnya dapat digunakan untuk membangun angkutan, pendidikan, kesehatan, dan membuat lapangan kerja. Oleh karena itu, Indonesia harus bersih dengan melakukan

perubahan. Dalam detik-detik akhir iklan

tersebut, Prabowo bersalaman dengan kerumunan masyarakat, bekerja sama dengan kontraktor, bersatu dan memberi

semangat orang-orang di pasar. Iklan itu

Dinamika Pers dan Pemilu 2014

61

diakhiri dengan Prabowo berdiri dalam angkutan umum menatap keluar, “kalau bukan kita? Siapa lagi?” narasi penutup iklan.

Iklan versi kedua yaitu “Prabowo pancasila”. Di iklan ini Indonesia digambarkan dengan hamparan sawah yang hijau, laut lengkap dengan kapal dan para nelayan, dan berbagai pemeluk agama di tempat ibadahnya masing masing. Selain itu, iklan tersebut juga menampilkan sepakbola. Prabowo

menjadi salah satu pemain diantara anak-

anak, ia juga merangkul pemain sepakbola tersebut memberi semangat. Iklan tersebut mengangkat Kebhinekean dan toleransi umat beragama. Tetapi dbagian akhir saat visualnya berganti menjadi permainan sepakbola, narasi diarahkan ke isu korupsi.

Beberapa cuplikan scene iklan Prabowo versi “Prabowo Perubahan” dan versi “Prabowo Pancasila” ada yang sama yaitu visual yang menunjukkan kerjasama dengan kontraktor, bersalaman

dan komunikasi dengan warga. Masing- masing iklan Prabowo ini berdurasi 30

detik (1 spot).

D. RAKYAT MERDEKA

1. Proil Singkat Rakyat Merdeka

Surat kabar Rakyat Merdeka (RM), beredar di Jakarta dan merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan Jawa Pos Group yang terbit pertama kali sebanyak 12 halaman pada 22 April 1999. Surat kabar harian Rakyat Merdeka

secara historis sangat berhubungan dengan Koran Harian Merdeka. Harian Merdeka yang dimiliki oleh Baharuddin

Muhammad Diah (BM Diah) ini mati suri

karena konlik keluarga. Pemilik utama

BM Diah berinisiatif untuk menyerahkan manajemen Merdeka kepada Dahlan Iskan (Pemimpin Jawa Pos Group). Dahlan berhasil memajukanRM hingga mencapai omzet miliaran rupiah.

Berhubung surat kabar RM dikelola oleh sebagian besar mantan karyawan koran harian Merdeka, maka model pemberitaan surat kabar ini nyaris sama

dengan harian Merdeka. Sama-sama

memposisikan diri sebagai media oposisi yang siap mengkritisi siapapun yang berkuasa di negeri ini. Gejala ini tampak

dari headline-nya yang selalu “berani”. 2. Temuan Analisis Isi Berita Analisis isi yang dilakukan tim Masyarakat Peduli Media menggunakan

bahan baku 218 item berita di Rakyat Merdeka, yang terbit sepanjang tanggal

1-15 November 2013. Dalam periode

tersebut, kami mendapatkan lebih dari 200 berita yang dapat dikategorikan sebagai berita pemilu. Jumlah yang tidak mengherankan mengingat Rakyat Merdeka memang menahbiskan dirinya sebagai The News Political Leader.

Rata-rata dalam sehari koran ini dapat

menurunkan minimal atau lebih dari 10 berita yang berkaitan dengan pemilu. Baik itu tentang kinerja KPU, DPT, aktivitas caleg, profil organ partai, atau bahkan mengomentari fasilitas kerja Bawaslu. Jumlah ini tidak muncul pada Rakyat Merdeka yang terbit pada 13 November

2013. Pada hari itu Rakyat Merdeka

hanya menurunkan 7 berita. Jumlah yang tidak biasa. Tercatat pada 2 November

koran ini betul-betul menyesaki halaman-

halamanyanya dengan 19 berita pemilu dalam sehari. Setelah itu barulah pada 4

dan 6 November Rakyat Merdeka baru menurunkan banyak berita pemilu. Pada tarih itu ada 17 berita yang dicetak meski dengan tersebar di beragam rubrik.

Berita politik Pemilu mayoritas dimuat

pada halaman 6 (65 item) dan halaman 12 (57 item) dan halaman 7 (51 item). Rubrik

mayoritas tempat berita Pemilu adalah

pada ROAD To SENAYAN (116). Terdiri dari posisi headline (55 item) dan non headline (163 item), mayoritas berformat berita singkat (straight news) yaitu 183

buah. Mayoritas teknik liputan yang dipilih adalah wawancara satu sisi nara

sumber (173). Berita yang menggunakan nara sumber berimbang/dua sisi hanya 31

item.

Rubrik Road To Senayan tercatat paling sering memuat berita pemilu. Ini merupakan kewajaran karena rubrik ini memang diperuntukkan menjadi rubrik

yang seluruhnya bicara mengenai serba-

serbi pemilu 2014. Road To Senayan

adalah rubrik khusus liputan pemilu. Maka memang jumlah yang banyak adalah suatu kewajaran. Lain halnya dengan rubrik di halaman belakang yang bukan halaman khusus pemilu. Halaman belakang ini menjadi halaman tersering kedua yang paling sering memuat berita tentang pemilu. Bila Road To Senayan

mencapai 53,2 persen atau 116 berita

pemuatannya, maka halaman belakang hanya bisa mencapai 27, 1 persen atau

59 berita. Baru setelah ini rubric Gerpol

menjadi urutan ketiga dari halaman/rubrik yang paling sering memuat berita pemilu.

Uniknya, halaman depan yang menjadi kulit muka, dan yang paling awal dilihat pembaca, hanya memuat 10 berita dalam lebih dari dua minggu terbitan koran ini.

Adapun Capres dan Cawapres yang paling sering dimuat Rakyat Merdeka

sesuai urutan: Surya Paloh (6), Dahlan Iskan (6), Aburizal dan Jusuf Kalla (5). Mayoritas topik berita terkait soal pencalonan (29) dan aktiitas dari Caprès/ Cawapres (23). Jika menggunakan

prosentase, capres/cawapres yang paling sering dimuat, adalah Surya Paloh

(3,2 persen), Dahlan Iskan selisih satu

berita dengan Surya Paloh yang dalam prosentase mencatat Dahlan Iskan

mencapai 2,8 persen dari total seluruh

pemuatan berita. Capres/cawapres paling sering dimuat ketiga adalah Jusuf Kalla

(2,3 persen) dan Aburizal Bakrie (2,3 persen), lalu diikuti Jokowi (4 1,8 persen), Sutiyoso (1,8 persen), dan terakhir adalah

Wiranto (1,4 persen).

Adapun Capres dan

Dalam dokumen 90271.jurnal edisi9 juni (Halaman 72-74)