• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan Sawah

4. Iklim

Menurut Nurdin dalam Ida Nurul Hidayati, “Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil pertanian”.24 kondisi iklim yang tidak stabil membuat dampak yang sangat buruk terhadap pertanian, pola tanam dan waktu tanam yang tidak teratur membuat produksi tidak menentu.

Selanjutnya Suberjo dalam Ida Nurul Hidayati memandang bahwa, “Iklim sangat erat kaitannya dengan perubahan cuaca dan pemanasan global disuatu wilayah yang dapat menyebabkan menurunnya produksi hasil pertanian antara 5-20 persen yamg disebabkan oleh kekeringan”.25

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dalam Ida Nurul Hidayati dan Suryanto Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu akibat

22

Rosaline,op. cit.,hal.2-3

23

Hasan Basri Jumin,op. cit., hal.82

24

Ida Nurul Hidayati dan Suryanto, “Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Produksi

Pertanian dan Strategi Adaptasi pada Lahan Rawan Kekeringan”. jurnal FEB, Universitas Sebelas Maret, 2015 hal.43

25

pemanasan global. Perubahan iklim tersebut terjadi karena adanya perubahan unsur-unsur iklim seperti suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun.26

Ratnaningayu dalam Ida Nurul Hidayati Memandang Perubahan iklim sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak stabil sebagai contoh curah hujan yang tidak menentu, sering terjadi badai, suhu udara yang ekstrim, serta arah mata angin yang berubah drastis yang menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh karena tidak kuat untuk menopang angin dan air yang berlebihan.27

Menurut pandangan Angles, dkk dalam Ida Nurul Hidayati “Berkurangnya intensitas hujan merupakan faktor penyebab utama penurunan hasil panen”.28 Variasi iklim seperti kejadian masa kemarau panjang memiliki dampak yang tinggi pada hasil tanaman di lahan yang kering. Pasokan air pada lahan kering sangat mengandalkan iklim. Pada musim penghujan lahan kering akan digenangi air sehingga lahan akan produktif, dan sebaliknya pada musim kemarau lahan kering kurang produktif karena tidak digenangi air.

Perubahan iklim menurut Utami, dkk dalam Ida Nurul Hidayati memiliki pengaruh negatif terhadap hasil pertanian, hal ini dikarenakan terjadinya penurunan luas lahan panen akibat dari dampak perubahan iklim global. Kondisi iklim yang tidak menentu membuat masyarakat kesulitan untuk menentukan jenis komoditas yang akan ditanam, terlebih jika pada lahan kering yang hanya dapat mengandalkan musim penghujan, jika terjadi musim kemarau yang secara terus menerus maka akan menghambat produksi pertanian karena lahan kering.29

Padi dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang berhawa panas dan udaranya mengandung uap air. Padi dapat ditanam di dataran

26 Ibid., 27 Ibid., 28 Ibid., 29 Ibid.,

rendah sampai ketinggian 1300 mdpl. Jika terlalu tinggi, pertumbuhan akan lambat dan hasilnya akan rendah.

Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm perbulan atau lebih dengan distribusi selama 4 bulan atau sekitar 1500-2000 mm per tahun. Padi menghendaki tempat dan lingkungan yang terbuka, agar intensitas cahaya matahari dapat diserap oleh tumbuhan padi yang akan digukanan untuk proses fotosintesis, Intensitas sinar matahari besar pengaruhnya terhadap hasil gabah, terutama saat padi berbunga (45-30 hari sebelum panen), karena 75-80% kandungan tepung dari gabah adalah hasil fotosintesis pada masa berbunga.

Suhu juga merupakan faktor lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan padi. Suhu yang tinggi pada vase pertumbuhan padi dapat mengganggu peningkatan jumlah anakan padi karena meningkatnya aktivitas tanaman dalam mengambil zat makanan. Sebaliknya suhu yang rendah pada masa pertumbuhan padi menjadi bunga atau malai berpengaruh baik pada pertumbuhan dan hasil akan lebih tinggi. Suhu yang tinggi pada masa ini dapat menyebabkan gabah hampa atau kurang efektif karena proses fotosintesis akan terganggu. Suhu yang untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 230C. hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu pada suatu tempat yang dijadikan sebagai areal pertanian padi, maka akan semakin menurun produksi padi pada lahan tersebut, dan sebaliknya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, “Curah hujan di Kecamatan Bojong pada tahun 2013 sebesar 2.103 mm dengan hari hujan 215 atau lebih kering dari tahun 2013, (dengan 4103 mm dan 240 hari hujan), sedangkan kelembaban udara tahun 2012 sekitar 0,85%.”30

Selain itu, dampak dari perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian menurut Andri Noor Ardiansyah, diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis sperti Indonesia akan mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suhu global antara

30

1-20C sehingga dapat meningkatkan resiko bencana kelaparan karena produktivitas lahan menurun akibat cuaca ektrem. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal terutama pada sektor penyediaan dan ketahanan pangan di daerah subtropis dan tropis. Pengaruh iklim global menjadi pemicu terjadinya perubahan musim dunia dimana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen pada lahan kering, selain itu musim kemarau yang berkepanjangan juga dapat memicu terjadinya krisis air bersih dan kebakaran hutan, terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan mengakibatkan produktivitas pertanian dalam negeri menurun, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras.31

5. Unsur Hara

Sebagai makhluk hidup yang sedang tumbuh dan berkembang, tanaman membutuhkan makanan, makanan yang dibutuhkan tanaman berupa unsur hara, tanaman membutuhkan unsur-unsur hara dengan susunan dan perbandingan tertentu dalam proses pertumbuhan dan produksinya. Unsur hara merupakan suatu zat yang dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanman, untuk itu unsur hara sangat penting dalam proses pertanian, unsur hara tidak bisa digantikan dengan unsur-unsur yang lain karena unsur hara termasuk unsur esensial yang harus ada pada tanaman dalam jumlah yang pas sesuai dengan takaran.

Menurut Bachrun tanaman membutuhkan berbagai macam unsur hara untuk melakukan produksinya, yaitu unsur hara makro yang berupa unsur-unsur (N, P, K, Ca, S dan Mg) dan unsur hara mikro yaitu (Fe, Mn, Cu, Zn, dan B). Unsur-unsur tersebut akan memberikan banyak manfaat terhadap tumbuhan salah satunya adalah dalam membantu proses fotosintesis dan dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman. Bila terjadi kekurangan salah satu unsur hara tersebut, maka pertumbuhan tanaman tidak akan sempurna. Semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman disebut dengan unsur hara esensial, karena tidak dapat diganti dengan unsur hara yang lainnya.32

31

Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum, (Jakarta : Uin Jakarta Press, 2014), hal.116

32

Bachrun, Tim Karya Nyata, Pertanian Terpadu dan Agribisnis, (Ciputat :ntelektifa Pustaka, 2007). hal.14

Ali Munawar dalam pandangannya menyatakan bahwa “Pasokan hara bagi tanaman juga dapat berasal dari atmosfer seperti deposisi dan fiksasi. Deposisi unsur hara dari atmosfer hanya penting dalam jangka panjang, misalnya bagi tanaman tahunan atau hutan vegetasi.” Unsur hara yang didapat dari atmosfer melalui siklus biogeokimia dimana pada siklus biogeokimia unsur-unsur penting mengalami sirkulasi dari komponen abiotik ke dalam komponen biotik.33

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah 1. Varietas Padi (Oryza sativa)

Menurut Febry Indriyani dalam Penelitianya “Padi diklasifikasikan sebagai family Gramineae (Poaceae). Berdasarkan klasifikasi Gould padi termasuk kedalam sub familyOryzeideae, suku Oryzeae. Spesies yang paling sering dibudidayakan di Asia adalah Oryzae sativa.”34

Menurut Kartasapoetra dalam Rika Meiliza tanaman padi merupakan tanaman semusim, yang hanya dapat ditanam pada musim tertentu saja, padi termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:35

Kingdom :Plantae

Divisi :Spermatophyta

Sub divisi :Angiospermae

Kelas :Monocotyledoenae

Ord :Grameniales

Keluarga :Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

33

Ali Munawar,op. cit.,hal.21

34

Febry Indriyani, “Hubungan Partisipasi Petani dalam Kelompok Tani dengan Produktivitas Usaha Tani Padi Sawah (Studi Kasus di Kelompok Tani Saluyu, Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)”, Skripsi FMIPA UIN Jakarta, Jakarta, 2014. Hal.40 (tidak diterbitkan)

35

Rika Meiliza, “Pengaruh Pupuk terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang,” Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, 2006, hal.13

Spesies :Oryza spp.

Menurut Suparyono dalam Rika Meiliza, Padi (oryza sativa) tumbuh baik di daerah tropis maupun sub-tropis. Untuk padi sawah ketersediaan irigasi yang mampu menggenangi lahan tempat penanaman sangatlah penting karena padi dalam pertumbuhanya sangatlan mengandalkan air. Oleh karena itu, tanaman yang digenangi air secara terus-menerus kemampuan tanah dalam menahan air harus tinggi seperti tanah lempung agar air tidak cepat habis. Untuk kebutuhan air tersebut diperlukan sumber mata air yang besar kemudian ditampung dalam bentuk waduk (danau), dari waduk inilah sewaktu-waktu air dapat dialirkan selama periode pertumbuhan padi sawah, selain mengandalkan waduk buatan air juga dapat diperoleh dari sungai.36

Menurut Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dalam Setijati D.Sastrapradja Padi sawah dibudidayakan pada kondisi tanah tergenang air, tanah yang tergenang air akan berubah menjadi halus dan lumat. Penggenangan tersebut akan membuat perubahan unsur kimia dalam tanah yang akan mempengaruhi kondisi pertumbuhan tanaman. Perubahan-perubahan kimia tanah sawah yang terjadi setelah penggenangan antara lain : kadar oksigen yang ada didalam tanah menuru yang juga dapat menurunkan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), perubahan pH tanah, reduksi besi (Fe) dan mangan (Mn), peningkatan suplai dan ketersediaan nitrogen dalam tanah, serta peningkatan ketersediaan fosfor.37

Menurut Setijati D.Sastrapradja “Tanaman padi dapat tumbuh di daerah beriklim panas yang lembab. Tanaman padi memerlukan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan dengan distribusi selama 4 bulan, sedangkan pertahun sekitar 1500-2000 mm.” Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai bagi tanaman padi yaitu pada suhu 23°C dimana pengaruhnya adalah kosongnya buah pada gabah. Daerah yang cocok untuk budidaya padi adalah daerah dengan dengan ketinggian 0-1500 mdpl.38

36

Ibid.,hal 14

37

Setijati D.Sastrapradja, Perjalanan Panjang Tanaman Indonesia, (Jakarta : Yayasan pustaka obot indonesia, 2012). hal.36

38

Menurut Setijati D.Sastrapradja, “Jenis padi pada umumnya ditanam disawah yang pada mulanya di genangi air. Tetapi ada pula kelompok padi yang di tanam di lahan kering”.39Kalau buah padi sudah menghuning, buah-buah tersebut akan dipanen dan dirontokan dari malainya, kemudian di jemur beberapa hari dan digiling sehingga dapat dihasilkan beras yang kemudian diolah menjadi nasi sebagai pangan pokok masyarakat.

2. Penggunaan Pupuk

Pupuk adalah material yang di tambahkan pada tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman dalam kelangsungan hidupnya, pupuk bisa berupa bahan organik maupun non-organik.

Menurut Hasan Basri, “Pupuk adalah senyawa yang mengandung unsur hara yang terdapat pada tanaman.” Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat diperoleh melalui pupuk, Suatu pupuk umumnya terdiri atas komponen-komponen yang mengandung unsur hara, pengatur konsistensi, kotoran makhluk hidup dan lain-lain. Bagian yang tidak mengandung unsur hara tersebut akan menurunkan kadar hara dalam pupuk tersebut.40

Pengelompokan pupuk dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu41: a. Pupuk alam dan pupuk buatan, pupuk alam adalah puuk yang

dihasilkan secara alami tanpa campur tangan dengan manusia, pupuk alam disebut juga sebagai pupuk organik, karena kebanyakan pupuk alam berasal dari bahan organik, sebaliknya pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dengan kandungan hara tertentu, pupuk ini mudah larut dalam air dan cepat iserap oleh akar tumbuhan.

b. Pupuk menurut unsur-unsur yang dikandungnya, unsur-unsur yang terdapat dalam pupuk merupakan unsur K, P Mg, KCl dan TSP.

39

Ibid.,hal 37

40

Hasan Basri Jumin,op. cit.,hal 98-100

41

c. Pupuk organik dan pupun non-organik

Pupuk yang digolongkan kedalam kelompok pupuk alam antara lain adalah, night soil (kotoran manusia), pupuk kandang (kotoran ternak), pupuk hijau dan kompos.

Menurut Poole dalam Ali Munawar, Pupuk hijau adalah jenis-jenis tanaman yang ditanam karena kemampuannya memperbaiki tanah dan tanaman yang akan ditanam berikutnya. Pupuk hijau adalah pupuk yang paling mudah untuk dicari karena langsung dihasilkan dari alam seperti tanaman penutup, pupuk hijau mampu menahan erosi ataupun sedimentasi, membantu mengikat hara dalam tanah, menekan gulma, mendaur hara dan juga menyediakan hara.42

Selanjutnya kompos menurut Girma dalam Ali Munawar merupakan semua jenis bahan organik yang telah mengalami dekomposisi atau pengurai pada kondisi lingkungan yang terkendali. Dalam siklus biogeokimia tumbuhan yang telah mati menjadi dekomposer yang kemudian akan kembali diserap oleh tumbuhan sebagai pupuk. Semua bahan organik dapat dirubah menjadi kompos, tetapi ada ketentuan bahan yang dapat atau yang tidak dapat di konversi.43

Pupuk kandang menurut Tati Nurmala merupakan sumber penting bahan organik, peternakan menjadi bisnis yang sedang berkembang di Indonesia, oleh karena itu pupuk kandang relatif mudah di dapatkan dari peternak, selain mudah didapatkan pupuk kandang juga lebih kaya akan unsur hara jika dibandingkan dengan pupuk lain.44

Dokumen terkait