• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Temuan Hasil Analisis

1. Proyeksi Ketersediaan Beras

Dalam penulisan ini peneliti menggunakan data pertumbuhan penduduk dan data produksi padi yang di peroleh dari BPS Kabupaten Tegal, kemudian data-data tersebut diolah dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi ketersediaan

a. Dari sisi permintaan (demand)

Menghitung Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014 berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal Tahun 2011-2014. Untuk menghitung laju pertumbuhan ini digunakan rumus laju pertumbuhan penduduk secara Geometris:

r = )

1/n

-1}x100

Dimana Pt : Penduduk Tahun t Po : Penduduk Tahun Dasar

n : Selisih Tahun dasar dan tahun t

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat dihitung laju pertumbuhan penduduk seperti pada tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.10

Perhitungan Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014 Desa/Kelurahan Penduduk Tahun 2010 Penduduk Tahun 2014 Laju Pertumbuhan Penduduk Rembul 8.586 9.107 1,48 Dukuhtengan 2.725 2.785 0,54 Kedawung 2.817 2.906 0,78 Suniarsih 2.121 2.188 0,78 Karangmulya 5.509 6.498 4,21 Tuwel 8.886 9.289 1,13 Bojong 8.705 8.870 0,47 Buniwah 3.354 3.361 0,05 Lengkong 4.835 5.010 0,89 Batunyana 1.743 1.788 0,63 Sangkanayu 1.184 1.209 0,52 Gunungjati 2.313 2.360 0,50 Pucangluwuk 4.229 4.377 0,86 Kajenengan 4.548 4.701 0,83 Kalijambu 2.387 2.431 0,45 Danasari 4.530 4.625 0,52 Cikura 4.301 4.394 0,53 Jumlah 72.773 75.908 15,23 rata-rata 4.280,76 4.465,17 0,89

Sumber: Hasil Analisa 2016

Gambar 4.4

Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2011-2014

Sumber: Hasil Analisa 2016

--...0 0 -.000 100000 1-0000 /.0000 0aju 1ertumbu h a n 1enduduk 1enduduk tahun /.14

` Berdasarkan data tabel 4.10, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bojong tahun 2011 hingga tahun 2014 sebesar 0,89% atau 0,0089, hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2014, laju pertumbuhan paling tinggi terdapat pada Desa Karangmulya yaitu sebesar 4,21% sedangkan Desa yang mengalami laju pertumbuhan paling sedikit yaitu Desa Buniwah sebesar 0,05%.

Tabel 4.11

Jumlah Penduduk Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Penduduk Keterangan

2011 72.773 Berdasarkan Data BPS 2012 74.780 2013 75.287 2014 75.908

Sumber: Hasil Analisa 2016

Berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan Bojong dengan melihat jumlah penduduk empat tahun terakhir terlihat bahwa pada tahun 2014 jumlah penduduk di Kecamatan Bojong mencapai 75.908 jiwa. Dimana mengalami kenaikan walaupun tidak begitu signifikan dari pengamatan tahun terakhir yaitu tahun 2011 yang hanya mencapai 72.773 jiwa. Kondisi pertumbuhan jumlah penduduk pada tabel 4.11 tersebut akan membutuhkan jumlah dan besaran komoditas pertanian sebagai bahan makanan utama. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka konsekuensi logis yang akan terjadi adalah bertambahnya areal permukiman yang pada akhirnya akan berdampak pada konversi lahan yang akan terjadi di Kecamatan Bojong.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat prediksi permintaan atau kebutuhan beras di Kecamatan Bojong sampai dengan tahun 2014. Dalam hal ini, indeks konsumsi beras per tahun di tentukan dengan mengacu kepada peraturan menteri pertanian sebesar 342

gr/orang/hari atau setara dengan 124,89 Kg/Kap/Tahun20Sehingga diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.12 berikut:

Rumus:

Kebutuhan beras total = penduduk hasil proyeksi x indeks konsumsi beras

Kebutuhan Padi =

,

Kebutuhan Luas Panen =

,

Tabel 4.12

Kebutuhan Beras hingga Tahun 2014

Tahun Jumlah Penduduk Indeks Konsumsi Beras (Kg/Kap/Thn) Kebutuhan Beras (Ton) Kebutuhan Padi/ GKG (Ton) Kebutuhan Luas Panen (Ha) 2011 72.773 124,89 9.088,61 13.982,49 2.752,45 2012 74.780 124,89 9.339,27 14.368,11 2.828,36 2013 75.287 124,89 9.402,59 14.465,52 2.847,54 2014 75.908 124,89 9.480,15 14.584,84 2.871,03

Sumber: Hasil Analisis 2016.

Catatan : tingkat konsumsi beras penduduk Kecamatan Bojong adalah 342 gr/kapita setara dengan 124,89 Kg/Kapita, produktivitas rata-rata padi tahun 2001-2014 sebesar 5,08 ton/ha. Sedangkan indeks konversi GKG menjadi beras (1kg GKG = 0,65 Kg beras)

Jumlah lahan sawah di Kecamatan Bojong hingga tahun 2014 selama 4 tahun terakhir luas lahan sawah semakin menurun sehingga produktivitas pertanian juga mengalami penurunan. Hingga tahun 2014 kebutuhan beras di Kecamatan Bojong mencapai 9.480,15 ton dengan kebutuhan luas lahan yang harus tersedia untuk emenuhi kebutuhan penduduk adalah 2.871,03 ha.

20

Ir. Nano Rusono, dkk, “Studi Pendahuluan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019” (Jakarta, Direktorat Pangan dan Pertanian,

Sedangkan prediksi jumlah produksi sawah GKG dalam ton di Kecamatan Bojong tahun 2014 sebesar 14.584,84 ton.

b. Dari sisi Ketersediaan (supply)

1.) Untuk menghitung produksi padi dan produksi beras digunakan rumus sebagai berikut:

Total produksi padi (ton) = Luas lahan padi sawah (Ha) x IP x produktivitas padi (ton/ha).

Total produksi beras (Ton) = Total Produksi Padi / GKG (Ton) x Indeks konversi padi ke Beras.

Tabel 4.13

Produksi Beras di Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014

Sumber: Hasil analisa 2016

Produksi padi di Kecamatan Bojong pada tahun 2014 dalam mencapai 12.920,50 ton, sedangkan produksi berasnya akan mencapai 8.398,32 ton, dimana faktor konversi lahan dihitung 0,65 persen dengan luas lahan dianggap tetap yaitu 2.244,00 ha.

Pertambahan penduduk merupakam suatu hal yang sulit untuk dihindari. Jumlah penduduk yang semakin meningkat telah berakibat pada peningkatan kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan pangan, begitupun dengan perubahan penggunaan lahan pertanian ke non-pertanian dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan lahan pertanian pangan. Ini terlihat jelas pada kedua tabel 4.13

Tahun Luas Lahan Sawah (Ha) Produksi Padi/ GKG (Ton) Faktor Konversi Beras (Kg) Produksi Beras (Ton) Keterangan 2011 2.246,00 12.947,20 0,65 8.415,68 Berdasarka n Data BPS Tahun 2011-2014 2012 2.244,00 12.928,30 0,65 8.403,39 2013 2.244,00 12.904,70 0,65 8.388,05 2014 2.244,00 12.920,50 0,65 8.398,32

Perbandingan supply dan demand beras Kecamatan Bojong dari tahun 2011 sampai 2014 dimana laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011-2014 yaitu 0,89% dan luas lahan sawah mengalami perubahan atau terjadi konversi lahan sawah begitu juga dengan tingkat konsumsi beras per kapita yang tetap yaitu 342 gr/org/perhari atau setara dengan 124,89 kg/tahun diketahui bahwa Kecamatan Bojong sampai dengan tahun 2014, ketersediaan pangan dalam hal ini beras megalami defisit sebanyak 1.081,83 ton, hal ini berarti Kecamatan Bojong belum bisa memenuhi kebutuhan beras penduduknya.

Kecenderungan selisih supply dan demand beras di Kecamatan Bojong yang semakin mengecil yang diperlihatkan oleh tabel 4.12 dan 4.13 kebutuhan pangan dalam hal ini beras yang mengindikasikan bahwa Kecamatan Bojong memiliki kerentanan terhadap ketahanan pangannya, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi untuk menjaga dan mengatasi masalah ketahanan pangan yang ada di Kecamatan Bojong.

2. Menunjukan tingkat produktivitas lahan sawah dalam pemenuhan kebutuhan beras penduduk.

Untuk menghitung produktivitas lahan sawah digunakan rumus: Supply Beras =

Dengan asumsi bahwa:

a. Jika total supply < 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342 gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami defisit dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. b. Jika total supply = 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342

gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami optimal dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk. c. Jika total supply > 0,124 ton/org/tahun atau setara dengan 342

gr/org/hari, maka dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami surplus dalam pemenuhan kebutuhan pangan (beras) penduduk.

Tabel 4.14

Produktivitas Lahan Sawah

Tahun X Y Y/X Keterangan Jumlah Penduduk Produksi Beras/ supply (Ton) Konsumsi fisik beras minimun / tahun (Ton) Supply beras (Ton) 2011 72.773 8.415,68 0,124 0,115 Defisit 2012 74.780 8.403,39 0,124 0,112 Defisit 2013 75.287 8.388,05 0,124 0,111 Defisit 2014 75.908 8.398,32 0,124 0,110 Defisit

Sumber: Hasil Analisa 2016

Berdasarkan tabel 4.15, terlihat bahwa ketersediaan beras di Kecamata Bojong berada dibawah angka konsumsi beras minimum, sehingga dapat dikatakan Kecamatan Bojong mengalami defisit dalam Pemenuhan Kebutuhan Beras Pendudukya, hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk yang berdampak pada konversi lahan pertanian, selain itu perubahan lahan sawah padi menjadi lahan budidaya sayuran juga berdampak pada produktivitas lahan sawah. Selain data diatas produktivitas lahan sawah juga dapat dilihat berdasarkan daya dukung lahan pertanian, dengan rumus sebagai berikut:

α = Keterangan :

α = daya dukung lahan

X = luas lahan yang tersedia untuk budidaya tanaman pangan/padi (X dicari dengan menggunakan rumus)

X =

k = luas lahan yang diperlukan untuk swasembada pangan. (k dicari dengan rumus)

k =

Konsumsi Fisik Minimal sebesar 342 gr/orang/hari atau setara dengan 124,89 kg/orang/tahun.

Dengan asumsi sebagai berikut:

a. α > 1, berarti wilayah tersebut mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya di bawah jumlah penduduk optimal.

b. α < 1, berarti wilayah tersebut tidak mampu swasembada pangan dalam arti jumlah penduduknya telah melampaui jumlah penduduk optimal.

c. α = 1, berarti wilayah tersebut memiliki daya dukung yang optimal.

Tabel 4.15

Daya Dukung Lahan Sawah Kecamatan Bojong Tahun 2011-2014 Tahun Luas Lahan yang tersedia (X) Luas Lahan yang diperlukan

Dokumen terkait