Bab 4 Atmosfer
C. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas dan dalam jangka waktu yang
lama, sedangkan cuaca hanya terjadi pada suatu wilayah tertentu pada suatu saat, misalnya, angin, hujan, suhu udara, kelembapan udara, dan keadaan awan.
Macam-macam iklim
1. Iklim matahari
Iklim matahari adalah iklim yang
didasarkan pada banyak atau sedikitnya sinar matahari atau letak kedudukan matahari dilihat dari bumi.
Iklim matahari ada empat macam, yaitu: a. iklim tropis 23½o LU – 23½o LS,
b. iklim subtropis 23½o – 40o LU dan
23½o – 40o LS,
c. iklim sedang 40o – 66½o LU dan 40o –
66½o LS,
d. iklim kutub 66½o – 90o LU dan 66½o –
90o LS.
Peredaran semu matahari
Kita telah mengetahui bahwa bumi beredar mengelilingi matahari (berevolusi). Selama berevolusi, sumbu bumi membentuk sudut 23½o terhadap garis lurus pada eliptika (garis edar planet bumi terhadap matahari). Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan intensitas penyinaran di daerah ekuator (0o – 23½o). Perubahan intensitas penyinaran
tersebut karena:
a. tanggal 21 Maret matahari berada di atas garis khatulistiwa (0o), b. tanggal 21 Juni matahari berada di 23½oLU (garis balik utara),
c. tanggal 23 September matahari kembali berada di khatulistiwa (0o), d. tanggal 22 Desember matahari berada di 23½oLS (garis balik selatan).
Proses di atas terjadi sepanjang tahun dan dikenal dengan sebutan peredaran semu matahari (disebut peredaran semu karena seolah-olah matahari memiliki lintasan edar, padahal peredaran tersebut dipengaruhi oleh revolusi bumi).
iklim dingin iklim sedang iklim subtropis iklim tropis iklim subtropis iklim sedang iklim dingin EKUATOR
Sumber: Dokumen Penerbit
Gambar 4.12 Pembagian zona iklim berdasarkan letak lintang
86 Nuansa Geografi SMA/MA Kelas X Gambar 4.13 Kemiringan sumbu bumi berevolusi
Sumber: Pustaka Pengetahuan Modern: Bintang dan Planet
Musim panas mulai di belahan bumi utara; siang terpanjang
Musim semi mulai di belahan bumi utara
Siang dan malam sama panjang di mana-mana
Musim dingin mulai di belahan bumi utara; siang terpendek
Musim panas mulai di belahan bumi selatan; siang terpanjang Siang dan malam
sama panjang di mana-mana Musim gugur mulai di belahan bumi utara Musim dingin mulai di belahan bumi selatan; siang terpendek Musim gugur mulai di belahan bumi selatan 21 Maret
22 Desember 23 September 21 Juni Musim semi mulai di belahan bumi selatan 2. Iklim fisis
Iklim fisis terjadi karena pengaruh alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan, pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis. Adapun yang termasuk dalam iklim fisis adalah iklim benua, iklim laut, iklim dataran tinggi, dan iklim gunung.
a. Iklim benua (kontinental)
Iklim benua terdapat di daerah daratan yang amat luas. Misalnya, Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada. Amplitudo harian dan tahunan besar (siang 52oC, malam -2oC). Suhu pada musim panas tinggi, sedangkan pada musim dingin rendah. Kadang kala terjadi hujan es, petang hari sering terjadi hujan zenital dan tiupan angin lemah.
b. Iklim laut
Iklim laut terdapat di daerah tropis dan subtropis. Suhu tahunan dan harian hampir sama, sifatnya banyak hujan.
c. Iklim dataran tinggi
Iklim dataran tinggi mengalami perubahan suhu harian dan tahunan, tekanan rendah, sinar matahari terik, dan hanya mengandung sedikit uap air.
d. Iklim gunung
Perbedaan suhu musim panas dan dingin kecil, di luar daerah tropis iklim menyerupai iklim laut, di pegunungan banyak turun salju dan tiupan angin kencang.
3. Iklim menurut Junghuhn
Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat. a. Iklim panas, ketinggian 0 m – 700 m, suhu 26,3oC – 22oC.
Atmosfer 87 c. Iklim sejuk, ketinggian antara 1.500 m – 2.500 m, suhu 17,1oC – 11,1oC.
d. Iklim dingin, ketinggian lebih dari 2.500 m, suhu kurang dari 11,1oC.
4. Iklim menurut W. Koppen
Iklim menurut W. Koppen didasarkan pada suhu, banyaknya curah hujan, dan penguapan. Iklim W. Koppen dibagi menjadi lima.
a. Iklim A (iklim tropik) meliputi iklim berikut ini. 1) Iklim Af : iklim hutan hujan tropis.
2) Iklim Am : iklim hujan tropis dengan musim kering yang pendek. 3) Iklim Aw : iklim hujan tropis yang kering pada musim dingin. b. Iklim B (iklim kering) meliputi iklim berikut ini.
1) Iklim Bs : iklim stepa (padang rumput). 2) Iklim Bw : iklim padang pasir atau iklim gurun. c. Iklim C (iklim hujan sedang) meliputi iklim berikut ini.
1) Iklim Cf : iklim hujan sedang yang tidak pernah kering. 2) Iklim Cs : iklim hujan sedang yang kering pada musim panas. 3) Iklim Cw: iklim hujan sedang yang kering pada musim dingin. d. Iklim D (iklim hutan salju atau iklim boreal) meliputi iklim berikut ini.
1) Iklim Df : iklim hutan salju yang basah.
2) Iklim Dw: iklim hutan salju yang kering pada musim dingin. e. Iklim E (iklim kutub) meliputi iklim berikut ini.
1) Iklim Et : iklim tundra.
2) Iklim Ef : iklim kutub yang selalu tertutup salju abadi. Pembagian iklim menurut W. Koppen untuk wilayah Indonesia a. Iklim Af di Sumatra,
Kalimatan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. b. Iklim Am di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.
c. Iklim Cw di beberapa pegunungan tinggi di Sumatra dan Kalimantan.
d. Iklim Aw di Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. e. Iklim Cf di gunung-gunung tinggi di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. f. Iklim Cw di Pegunungan Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
Jumlah hujan pada bulan terkering Aw
Am Af Cw Af 6 4 3 2 1.000 1.250 0 1.500 2.000 2.500 mm
Sumber: Dokumen Penerbit
88 Nuansa Geografi SMA/MA Kelas X
Menurut W. Koppen, untuk menentukan iklim suatu daerah dapat diketahui dengan cara menghubungkan jumlah hujan pada bulan terkering dengan jumlah hujan setahun secara lurus. Misalnya, berdasarkan Gambar 3.14, jumlah hujan terkering X adalah 3, rata- rata hujan setahun 1.250 mm. Jika dihubungkan, keduanya terletak pada Aw, maka daerah X menurut Koppen termasuk iklim Aw.
5. Iklim menurut Schmidt dan Ferguson
a. Iklim menurut Schmidt dan Ferguson digunakan untuk menentukan tipe curah hujan yang didasarkan pada kebasahan (Q).
b. Adapun untuk menentukan Q digunakan rumus Q = Banyak jumlah bulan kering
Banyak jumlah bulan basah & 100% c. Kriteria:
Bulan kering : curah hujan kurang dari 60 mm.
Bulan sedang : curah hujan antara 60 mm – 100 mm (tidak dihitung). Bulan basah : curah hujan lebih dari 100 mm.
Berdasarkan besarnya rasio Q, tipe curah hujan dapat digolongkan sebagai berikut. 1) Tipe A jika Q = 0% – 14,3% 2) Tipe B jika Q = 14,3% – 33,3% 3) Tipe C jika Q = 33,3% – 60% 4) Tipe D jika Q = 60% – 100% 5) Tipe E jika Q = 100% – 167% 6) Tipe F jika Q = 167% – 300% 7) Tipe G jika Q = 300% – 700% 8) Tipe H jika Q = lebih dari 700% Contoh:
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Curah
260 160 200 170 140 50 15 30 25 150 180 250
hujan (mm)
Dari data tersebut diperoleh:
Jumlah bulan kering = 4 (Juni, Juli, Agustus, dan September)
Jumlah bulan basah = 8 (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Oktober, November, dan Desember)
Q = x 100% = 50%, berarti Q terletak antara 33,3% – 60%. Jadi, daerah tersebut bercorak C (tipe C).
4 8
Atmosfer 89
Tugas
Carilah data megenai ketinggian tempat tinggal Anda dan curah hujan di wilayah tempat tinggal Anda selama setahun.
Dari data yang Anda peroleh, klasifikasikan iklim di daerah tempat tinggal Anda menurut Junghuhn, Koppen, dan Schmidt Ferguson.