• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIK A. Hasil Penelitian yang Relevan

B. Deskripsi Konseptual

1. Iklim Sekolah

Keefektifan sekolah perlu ditunjang oleh berbagai aspek pendidikan lainnya, termasuk iklim sekolah. Untuk itu, sekolah perlu memiliki iklim yang kondusif. Iklim sekolah yang kondusif adalah iklim yang mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran. Beberapa hal yang mempunyai peran penting dalam penciptaan iklim sekolah yang kondusif yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingungan budaya,

ketiga aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung (Supardi, 2013: 208).

Menurut Othman dalam Supardi (2013 : 209) sekurang-kurangnya faktor yang harus dipikirkan dalam menerangkan iklim sekolah adalah status sosio-ekonomi anggota dalam sekolah itu, sikap orang tua terhadap sekolah, keadaan fisik sekolah, dan interaksi sosial sekolah. Senada dengan itu, Tagiuri dalam Supardi (2013: 215) menyatakan bahwa iklim sekolah terbagi atas empat unsur, yaitu: fisik (ekologi), aspek sosial (milieu), sistim sosial, dan budaya sekolah. Dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah yang kondusif adalah kondisi lingkungan sekolah, baik fisik maupun non fisik yang mendukung kelancaran dan kelangsungan proses pembelajaran serta kegiatan lainnya.

Stronge et al., (2008: 16-17) mengatakan bahwa “... School Climate: The Heart of the School”(iklim sekolah merupakan jantung sekolah). Iklim sekolah merupakan personalitas kolektif, termasuk perilaku staf yang membantu atau menghambat pengajaran dan pembelajaran. Iklim sekolah mempengaruhi produktifitas guru, maka kualitas pengajaran yang diterima oleh siswa juga turut berpengaruh. Iklim sekolah mempengaruhi kultur atau sistim keyakinan dan tata tertib dimana tugas-tugas dilaksanakan, dengan kata lain, iklim sekolah mempengaruhi bagaimana tata cara mengerjakan segala hal di sekolah.

Menurut Marzuki dalam Supardi (2013: 207), iklim sekolah adalah keadaan sekitar sekolah dan suasana yang sunyi, nyaman, kondusif, dan

sesuai untuk pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik. Senada dengan definisi tersebut, Durham et al., (2014: v) menyatakan bahwa “... Researchers have determined that improving school climate is one way to increase academic achievement, school safety, school completion, teacher retention, healthy social interactions, and student well-being”(perbaikan iklim sekolah adalah salah satu cara untuk meningkatkan prestasi akademik, keamanan sekolah, menyelesaikan sekolah, retensi guru, interaksi sosial yang sehat, dan keberhasilan siswa).

Menurut Stol dalam Supardi (2013: 208), iklim sekolah yang kondusif dapat membentuk peserta didik berkelakuan baik dan prestasi akademiknya meningkat. Iklim sekolah adalah faktor utama yang menentukan keadaan kualitas pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Iklim sekolah adalah faktor penting yang menentukan efektifitas sekolah, jikalau efektifitas itu diukur dengan pembelajaran peserta didik dan prestasi akademik yang gemilang. Senada dengan itu, Tunney dan Jenkins dalam Supardi (2013: 53), mengatakan bahwa iklim sekolah merupakan faktor terpenting untuk menentukan mutu pembelajaran peserta didik di sekolah dan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keefektifan sekolah.

Menurut Mulyasa (2013 : 90) iklim sekolah yang kondusif ditandai dengan terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman dan tertib sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Sedangkan Djalil dalam Supardi (2013: 210-211), mengemukakan bahwa sekolah dengan

iklim yang kondusif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) sekolah mempunyai seperangkat nilai etika–moralitas dan etos yang dianggap penting; (2) kepala sekolah, guru, dan peserta didik menunjukkan kepedulian dan loyalitas terhadap tujuan sekolah; (3) sekolah menjanjikan lingkungan yang menyenangkan, menggairahkan dan menantang bagi guru dan peserta didik; (4) saling menghargai dan saling mempercayai antara guru dan peserta didik; (5) komunikasi yang terbuka di sekolah; (6) ekpektasi terhadap peserta didik bahwa mereka akan berlaku sebaik-baiknya; (7) komitmen yang kuat untuk belajar sungguh-sungguh; (8) kepala sekolah, guru, dan peserta didik mempunyai semangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi; (9) adanya semangat juang yang tinggi di kalangan peserta didik; (10) peserta didik saling menghormati terhadap sesamanya dan terhadap barang-barang milik mereka; (11) adanya kesempatan bagi peserta didik untuk mengambil tanggung jawab di sekolah; (12) disiplin yang baik di sekolah; (13) jarang ada kejadian yang menuntut tenaga kependidikan untuk turun tangan menertibkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh peseta didik; (14) tingkat kemangkiran yang rendah di kalangan peserta didik; (15) tingkat mengulang kelas yang rendah; (16) semangat juang yang tinggi di kalangan guru; (17) tingkat persatuan dan semangat yang tinggi di kalangan guru; (18) tingkat kemangkiran yang rendah di kalangan guru; (19) sedikit sekali permohonan guru untuk pindah ke sekolah lain.

Menurut Sudrajad dalam Supardi (2013: 231-233), iklim sekolah dapat membawa manfaat secara akademik dan non-akademik. Termasuk dalam manfaat akademik antara lain: (1) mengurangi tingkat drop out, (2) tinggal kelas dan perilaku salah di kalangan peserta didik, (3) meningkatkan motifasi belajar siswa, (4) meningkatkan penguasaan kompetensi akademik dan nilai-nilai akademik peserta didik, dan (5) dapat meningkatkan hasil-hasil akademik peserta didik. Sedangkan secara non-akademik memberikan manfaat sebagai berikut: (1) mengurangi munculnya perilaku bermasalah, (2) meningkatkan kualitas hidup warga sekolah, (3) membentuk nilai-nilai kewarganegaraan peserta didik, dan (4) peserta didik lebih toleran terhadap perbedaan serta lebih mengenal berbagai kalangan. Supardi (2013: 207) menyimpulkan bahwa iklim yang baik dan efektif akan menciptakan sekolah yang baik dan efektif pula. Iklim sekolah akan efektif apabila unsur-unsur dan dimensi yang ada di dalamnya dapat diciptakan dan dikembangkan serta dipertahankan untuk hal-hal yang sudah baik dan positif. Peran utama terciptanya iklim sekolah yang baik dan positif ada pada kepala sekolah.

Senada dengan pendapat di atas, Stronge, dkk., (2013:18-19) mengatakan bahwa ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim sekolah, dimana iklim tersebut adalah faktor yang berkaitan dengan efektifitas sekolah. Walaupun mungkin bagi kepala sekolah untuk mensukseskan sekolahnya tanpa membangun iklim sekolah yang positif, namun hanya akan bertahan dalam jangka pendek dan sulit memeliharanya

dalam jangka panjang. Oleh karenanya peran kepala sekolah yang efektif dalam mendorong dan memelihara iklim sekolah yang positif adalah sebagai berikut :

a. Melibatkan siswa, staf, guru, orang tua siswa, dan seluruh komunitas sekolah untuk menciptakan dan memelihara lingkungan pembelajaran yang aman dan positif.

b. Menggunakan pengetahuan sosial, kultural, kepemimpinan, dan dinamika politik komunitas sekolah untuk memelihara lingkungan pembelajaran yang positif.

c. Memberi contoh bagaimana berekspetasi tinggi dan menghormati siswa, staf, guru, orang tua siswa, dan komunitas sekolah.

d. Mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan untuk mengelola situasi konflik dengan cara yang tepat dan efektif.

e. Melakukan pengambilan keputusan bersama untuk menjaga moral sekolah yang positif.

f. Kepala sekolah yang efektif melibatkan seluruh komunitas sekolah (siswa, guru, staf, orang tua siswa, dan anggota komunitas lainnya). Jaringan komunikasi seperti ini berpotensi meningkatkan dukungan bagi beragam cara pengajaran dan pembelajaran dengan menyediakan sumber daya manusia dan financial serta mendorong keterlibatan aktif siswa di sekolah dan komunitasnya, selain berbagai manfaat lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator iklim sekolah yang kondusif dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek fisik

dan aspek non-fisik sekolah. Aspek fisik (material) sekolah yang kondusif memperlihatkan sarana prasarana yang memadai, fasilitas sekolah terawat dengan baik, pekarangan dan lingkungan sekolah ditata sedemikian rupa, poster afirmasi dipajang di tempat strategis, kondisi kelas yang menyenangkan untuk belajar secara optimal. Sedangkan aspek non-fisik (sosial dan kultural) sekolah yang kondusif memperlihatkan adanya rasa saling menghargai dan saling mempercayai, rasa tanggung jawab, semangat kebersamaan, kebanggaan dan kesetiaan kepada sekolah, memiliki nilai etika–moralitas, tingkat kemangkiran guru yang rendah, tingkat mengulang kelas yang rendah, dan rendahnya permohonan guru untuk pindah ke sekolah lain.

Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa iklim sekolah adalah keadaan sekitar sekolah, baik lingkungan fisik maupun non-fisik. Iklim sekolah yang kondusif adalah iklim yang mendukung kelancaran serta kelangsungan proses pembelajaran. Salah satu faktor penentu iklim sekolah yang kondusif ialah kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah memegang peran utama dalam menciptakan iklim sekolah yang kondusif melalui kepemimpinannya.

Dokumen terkait