• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

2. Pola Komunikasi Kepala Sekolah

Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa melalui proses komunikasi kepala sekolah dapat mempengaruhi atau mengubah perilaku dan sikap warga sekolah serta lingkungan sekolah. Pola komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sistem penyampaian dan penerimaan pesan yang dilakukan oleh kepala sekolah, baik melalui jaringan komunikasi formal maupun komunikasi informal dalam rangka menciptakan iklim sekolah yang kondusif di SMK Negeri 2 Mataram. Adapun pembahasan tentang pola komunikasi kepala sekolah, dapat dijabarkan sebagai berikut:

Berdasarkan kajian teori sebelumnya, yang dimaksud dengan komunikasi formal dalam penelitian ini ialah aliran penyampaian dan atau penerimaan pesan melalui jalur resmi yang ditentukan oleh struktur organisasi sekolah atau oleh fungsi pekerjaan yang dimiliki kepala sekolah dalam rangka menciptakan iklim sekolah yang kondusif di SMK Negeri 2 Mataram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi formal kepala sekolah di SMK Negeri 2 Mataram lebih banyak menggunakan metode lisan diikuti tulisan. Sebagaimana terungkap dari data hasil penelitian berikut:

“ketika saya diangkat untuk menjadi koordinator, sebelumnya kepala sekolah mengkomunikasikan secara lisan kepada saya tentang kesanggupan saya untuk menjadi koordinator, setelah itu baru kemudian mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan. Jadi, kepala sekolah selalu membicarakan dulu sebelum mengeluarkan surat tugas.”

Terkait dengan hal demikian, hasil penelitian juga menemukan bahwa kepala sekolah melakukan komunikasi lisan diikuti tulisan. Sebagaimana terlihat kepala sekolah menghubungi beberapa pengawas SMK untuk meminta kesediaannya menjadi pemateri dalam kegiatan workshop, kemudian bersurat secara resmi untuk menjadi pemateri dalam kegiatan dimaksud.

Selain itu, hasil penelitian juga menemukan bahwa komunikasi formal kepala sekolah terungkap dalam beberapa Surat Keputusan (SK) dan surat tugas yang dikeluarkan oleh kepala sekolah. Misalkan: surat keputusan kepala sekolah SMK Negeri 2 Mataram nomor:

Tenaga Administrasi Sekolah Tahun pelajaran 2014/2015, bahwa menugaskan guru yang namanya tercantum dalam lampiran surat keputusan itu untuk melaksanakan tugas tambahan sebagai tim manajemen sekolah, dan semua tim manajemen harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala sekolah.

Berdasarkan hasil pantauan peneliti, terdapat temuan bahwa setiap guru telah melaksanakan tugas sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai indikator terciptanya kedisiplinan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa komunikasi tulisan yang digunakan oleh kepala sekolah SMKN 2 Mataram dianggap sebagai komunikasi yang efektif, karena sebelumnya komunikasi tulisan tersebut telah didukung oleh komunikasi lisan untuk mendorong efektifitas aturan yang dikeluarkan. Temuan penelitian ini mendukung pandangan yang dikemukakan oleh Level dalam Face dan Faules (2006: 186), bahwa penyampaian pesan melalui metode lisan diikuti tulisan paling efektif dan selalu sesuai untuk situasi apapun. b. Komunikasi Informal.

Berdasarkan kajian teori sebelumnya, bahwa komunikasi informal yang dimaksud dalam penelitian ini ialah aliran penyampaian

pribadi dan sosial serta tidak atas kekuasaan dan kedudukan yang dimiliki kepala sekolah dalam rangka menciptakan iklim sekolah yang kondusif di SMK Negeri 2 Mataram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi informal kepala sekolah di SMK Negeri 2 Mataram ialah diwujudkan dalam bentuk komunikasi persuasif. Sebagaimana terungkap dari data hasil penelitian berikut:

“Pernah ada salah seorang guru yang jarang masuk, setelah diberikan pembinaan tetapi tetap saja jarang masuk, Bapak kepala sekolah mendatangi rumahnya secara pribadi. kepala sekolah membangun komitmen bersama melalui komunikasi persuasif tanpa memperlihatkan posisi dan kedudukannya selaku atasan dan kami sebagai bawahannya, tetapi lebih kepada mitra kerja, sehingga kita dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing dengan semangat.”

Terkait dengan hal demikian, hasil penelitian menemukan bahwa kepala sekolah berkomunikasi dengan guru dan pegawai secara personal mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan pegawai dimaksud, kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan masalahnya. Hasil studi dokumentasi juga menemukan bahwa pada tanggal 03 Maret 2012 kepala sekolah mendatangi rumah salah seorang guru yang sering tidak menjalankan tugas mengajar, sebagaimana tercatat dalam buku catatan kepala sekolah. Selanjutnya informan sebelumnya juga membenarkan bahwa setelah kunjungan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut, guru yang dimaksud, entah karena merasa sungkan karena kunjungan kepala sekolah

intensif dilingkungan sekolah akhirnya perilaku mangkir guru tersebut perlahan berubah menjadi lebih aktif mengajar.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa komunikasi persuasif yang digunakan oleh kepala sekolah tersebut dinilai sebagai komunikasi yang paling efektif, karena komunikasi tersebut dapat mempengaruhi secara langsung perilaku warga sekolah. Komunikasi persuasif kepala sekolah juga merupakan cara berkomunikasi kepala sekolah dalam membangun ikatan dan hubungan dengan warga sekolah, menyerap ide dan pikiran warga sekolah yang tidak tersalurkan melalui komunikasi formal, dan juga mempermudah kepala sekolah untuk mengetahui kepentingan warga sekolah dan sikap mereka terhadap sekolah serta permasalahan yang dihadapinya dalam menjalankan tugas.

Berdasarkan pada fakta di atas, maka sikap yang diambil oleh kepala sekolah SMK Negeri 2 Mataram untuk memperbaiki keadaan lingkungan sekolah melalui pendekatan persuasif dinilai efektif, peneliti menemukan fakta bahwa kepala sekolah sebelumnya dinilai lebih bertindak otoriter sehingga terkesan kurang menghargai tenaga pendidik. Oleh karena itu, maka bisa dijadikan acuan dalam menggunakan metode pendekatan yang lebih baik, sehingga terhindar dari konflik internal dalam lingkungan sekolah.

yang mengemukakan bahwa komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, dapat memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik, dan mempermudah kepala sekolah dalam mengetahui kepentingan dan perhatian warga sekolah serta sikap mereka terhadap sekolah dan masalah-masalahnya. Selain itu, temuan penelitian ini juga mengkritisi pandangan yang menilai komunikasi informal akan menghalangi dan menggantikan komunikasi formal dan memandang komunikasi informal hanya terbatas pada penyebaran isu dan kabar angin.

Dokumen terkait