• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKU 5- Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan

Capaian IKU “Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan” triwulan III tahun 2020 sebesar 73,65% dari target triwulan III tahun 2020 yang ditetapkan sebesar 60% (persentase capaian 120%). Apabila dibandingkan dengan target tahun 2020 sebesar 93%, realisasi triwulan III mencapai 79,19%. Perbandingan capaian kinerja dengan target di tahun 2020 serta target tahun 2024, sebagaimana pada Tabel 3.14.

Tabel 3.15. Perbandingan Target dan Capaian IKU “Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan”

Indikator Kinerja utama

TW I 2020 TW II 2020 Triwulan III 2020 Tahun 2020 Tahun 2024 R R T R T T

IKU4. Persentase Penanganan Pelanggaran

Bidang Kelautan dan Perikanan 64,20%

78,10

% 60% 73,65% 93% 93%

%Capaian 1,65% -4,45 120% 79,19% 79,19%

Ket: T=Target, R=Realisasi

Berdasarkan tabel 3.15, capaian triwulan III tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 4,45% dari triwulan II Tahun 2020, hal tersebut dipengaruhi oleh kegiatan supervisi penanganan barang bukti dan awak kapal belum dilaksanakan secara maksimal. Sebagai upaya pencapaian kinerja kedepan perlu dilakukan langkah-langkah nyata berupa koordinasi aktif seluruh komponen yang terlibat dalam indikator kinerja tersebut.

Capaian diperoleh dari rata-rata 2 (dua) sub IKU yaitu 1) Persentase Penanganan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan (TPKP); dan 2) Persentase Penanganan Barang Bukti dan Awak Kapal, sebagai berikut:

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 18 Tabel 3.15. Capaian IKU Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang

Kelautan dan Perikanan”. Sub Indikator Kinerja Target

2020

Target

TW III Realisasi

% Capaian Sub IK1- Persentase Penyelesaian

Penyidikan TPKP 93% 60% 92,30% 120%

Sub IK2- Persentase Penyelesaian

Penanganan Barbuk dan Awak Kapal 93% 60% 55,00% 91,67%

a. Penyelesaian Penyidikan TPKP

Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus tindak pidana kelautan dan perikanan yang ditangani oleh PPNS Perikanan yang ada di UPT/Satker Pengawasan SDKP maupun Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi meliputi kasus pelanggaran dalam bidang penangkapan ikan dan bidang kelautan. Sampai dengan triwulan III Tahun 2020, penyelesaian adiministrasi penyidikan kasus TPKP sebanyak 95 (sembilan puluh lima) kasus yang didominasi oleh Tindak Pidana Perikanan (TPP) sejumlah 68 kasus atau 71,58%, sisanya sebanyak 27 kasus atau 28,45% merupakan Tindak Pidana Kelautan (TPK). Berdasarkan pemantauan sampai dengan triwulan III, dari 95 kasus yang terjadi sebanyak 2 (dua) kasus dalam proses pemeriksaan pendahuluan, 14 kasus diberikan sanksi adminstrasi dan 78 (tujuh delapan) kasus TPKP diproses hukum. Kasus yang masih dalam proses penyidikan sebanyak 9 (sembilan) kasus dan 29 kasus sudah inkrah pengadilan. Detail proses penanganan Kasus TPKP sampai triwulan III tahun 2020, sebagai berikut:

Tabel 3.16. Proses Penanganan Kasus TPKP Tahun 2020

Proses Penanganan TPKP JUMLAH

Pemeriksaan Pendahuluan 2

Sanksi Administrasi 14

Tindakan Lain (Sebelum/Sesudah ADHOC) 1

Proses Hukum 78 SP3 - Proses Penyidikan 9 P-21 - Tahap II 7 Proses sidang 32 Banding 1 Kasasi - Peninjauan Kembali - inkrah 29 Jumlah 95

Perkembangan penanganan TPKP bulan Januari-September 2020 disajikan pada grafik dibawah.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 19 Gambar 3.2. Grafik Penanganan kasus TPKP bulan Januari-September 2020 Berdasarkan grafik diatas, penambahan kasus bulanan tertinggi terjadi pada bulan April 2020 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 19 kasus tindak pidana perikanan dan 3 kasus tindak pidana kelautan. Periode triwulan II 2020 (April-Juni) penambahan kasus TPKP menjadi periode penanganan kasus TPKP tertinggi yaitu sebanyak 57 kasus atau 60%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh jumlah kapal perikanan yang ditangkap oleh kapal pengawas. Sementara itu, pada periode triwulan III, penambahan kasus yang ditangani sebanyak 16 (enam belas) kasus, hal tersebut juga dipengaruhi oleh tangkapan hasil operasi kapal pengawas sebanyak 13 (tiga belas) kapal, sisanya merupakan kasus

destructive fishing. Menurunnya hasil operasi kapal pengawas pada periode

tersebut menunjukkan sisi positif mengindikasikan menurunnya penangkapan ikan secara illegal fishing di WPPNRI, yang merupakan dampak dari gencarnya pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Berdasarkan lokasi penanganan TPKP, sebanyak 28 (dua puluh delapan) kasus atau 29,47% ditangani oleh PPNS Perikanan di Pangkalan PSDKP Batam. Seluruh kasus yang ditangani merupakan Kapal Ikan Asing (KIA) pelaku illegal fishing hasil operasi kapal pengawas di Perairan Natuna sebanyak yaitu 23 KIA Vietnam dan 5 KIA Malaysia. Secara keseluruhan KIA yang paling banyak ditangkap dan diproses hukum karena melakukan pelanggaran illegal fishing adalah KIA Vietnam sebanyak 23 kapal disusul KIA Malaysia sebanyak 13 kapal, Filphina 10 Kapal dan Taiwan 1 Kapal. Diperlukan upaya yang lebih tinggi lagi dari seluruh genap komponen dalam menjaga kedaulatan WPPNRI dari praktek illegal fishing yang dilakukan oleh kapal ikan asing.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Tindak Pidana Perikanan 2 1 14 19 12 12 2 5 1

Tindak Pidana Kelautan 4 0 1 3 5 6 1 4 3

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 20

b. Persentase Penanganan Barang Bukti dan Awak Kapal

1) Penyelesaian Penanganan Barang Bukti

Sampai dengan triwulan III tahun 2020 penanganan barang bukti hasil tangkapan kapal pengawas terhadap 58 (lima puluh delapan) kapal dari total barang bukti 69 (enam puluh sembilan) kapal. KKP melalui Ditjen. PSDKP melakukan upaya penanganan berupa penjagaan dan perawatan barang bukti TPKP sampai pada proses hukum P-21 Tahap II. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan sebanyak 38 (tiga puluh delapan) kapal dalam kondisi Baik, 10 (sepuluh) kapal kondisi rusak, 1 (satu) kapal rusak berat dan 9 (sembilan) kapal tidak ada informasi yang merupakan kapal inkrahct. Barang bukti yang ditangani didominasi oleh KIA asal Vietnam sebanyak 25 (dua puluh lima) kapal dan Malaysia sebanyak 16 kapal. Rekapitulasi penangan barang bukti tahun 2020 sebaga berikut:

Tabel 3.17. Rekapitulasi Penanganan Barang Bukti Tahun 2020

NO. UPT/SATWAS/ DINAS KP

Jumlah barang bukti yang ditangani Sidik P-21 Tahap II Sid ang Ban ding Inkrac ht 1 Lampulo - 2 2 1 2 Belawan 1 - 2 1 1 3 Batam 2 2 5 13 4 Karimun 1 5 Natuna 2 6 Lombok timur 1 7 Pontianak 3 2 3 8 Tarakan 1 9 Bitung 2 9 3 10 Tahuna 1 1 11 Flores timur 1 12 Sulawesi tengah 13 Simeleu 1

14 Hulu sungai tengah 1

15 Hulu sungai selatan 1 1 1

16 Sumbawa 1 1

TOTAL 7 4 6 20 2 30

2) Penyelesaian Penanganan Awak Kapal

Sampai dengan triwulan III tahun 2020, dilakukan penanganan awak kapal pelaku illegal fishing sebanyak orang 425 awak kapal yang ditangkap yang terdiri dari 73 berstatus tersangka sedangkan sisanya sebanyak 352 orang bukan tersangka. Jumlah tersebut bertambah dari triwulan II sejumlah 82 orang medio Juli-September 2020 yang merupakan hasil operasi Kapal Pengawas di WPPNRI. Dari jumlah yang ditangkap di triwulan III sebanyak 15 orang ditetapkan sebagai

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 21 tersangka dan diproses hukum.

Awak kapal yang selesai ditangani merupakan awak kapal yang sudah dipulangkan dan ditindaklanjuti ke proses hukum sejumal 344 orang yang terdiri dari 60 orang tersangka, 236 orang sudah diserahkan ke imigrasi, dan 45 orang dipulangkan langsung. Berdasarkan kebangsaan awak kapal didominasi oleh WNA asal Vietnam sebanyak 244 orang atau 57,41% dari total awak kapal yang ditangkap, hal terebut menunjukkan korelasi dengan banyaknya kapal asal vietnam yang ditangkap.

5. IKU11- Nilai Penilaian Mandiri Sistem Akuntabilitas Kinejra

Dokumen terkait