• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Kelautan dan Perikanan LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Kelautan dan Perikanan LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

Direktorat Jenderal Pengawasan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

2020

Triwulan III

Kementerian Kelautan dan Perikanan

(2)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - i

KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) selama triwulan III tahun 2020 telah menorehkan keberhasilan dalam pencapaian kinerjanya, dibuktikan dengan pencapaian indikator kinerja sasaran sesuai target. Secara utuh capaian kinerja tersebut disajikan dalam sebuah Laporan Kinerja (LKj) Triwulan III Tahun 2020 Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP).

LKj Ditjen. PSDKP Triwulan III Tahun 2020 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen. PSDKP. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance and clean

government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan kedepan.

Kami berharap, Laporan Kinerja ini menjadi media pertanggungjawaban kinerja sekaligus tolak ukur peningkatan kinerja bagi seluruh jajaran Ditjen. PSDKP dan semua pihak yang terkait. Semoga kinerja pengawasan SDKP kedepan terus meningkat, dengan semangat 5 (lima) PILAR Ditjen. PSDKP yaitu “Profesional,

Integritas, Loyalitas, InovAtif dan sineRgi” untuk menuju PSDKP Hebat.

Jakarta, November 2020 Direktur Jenderal Pengawasan Sumber

Daya Kelautan dan Perikanan

(3)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - ii

RINGKASAN

Laporan Kinerja (LKj) Ditjen. PSDKP Triwulan III Tahun 2020 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Ditjen. PSDKP Tahun 2020-2024 dan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2020 yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja. Penyusunan LKj merupakan bentuk pertanggungjawaban Direktur Jenderal PSDKP kepada Menteri Kelautan dan Perikanan atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Disamping itu, juga sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja pengawasan SDKP selama Triwulan I kepada masyarakat dan stakeholders lainnya. Pada Tahun 2020, Ditjen. PSDKP memiliki 16 (enam belas) Indikator Kinerja yang terdiri dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) dan 11 Indikator Kinerja (IK).

Keberhasilan atau kegagalan pencapaian Sasaran Strategis diperoleh berdasarkan hasil pengukuran atas kinerja yang telah dilakukan. Rata-rata Nilai Pencapaian Indikator Kinerja (IKU dan IK) Ditjen PSDKP sampai triwulan III Tahun 2020 sebesar 97,99% turun sebesar 1,94% dari capaian triwulan II 2020 sebesar 99,93%, dengan indikator warna “hijau”. Tercatat dari 16 (enam belas) IKU, sebanyak 8 (delapan) indikator kinerja yang ditetapkan targetnya pada triwulan III Tahun 2020. Realisasi kinerja Triwulan III Tahun 2020 sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Utama Target

2020

Target

TW III Realisasi

% Capaian

1 Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (%)

85 35 11,98 34,23

2 Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (%)

94 80 87,33 109,17

3 Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing (%)

54,18 30 46,26 120

4 Persentase Penanganan Pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan (%)

93 60 73,65 120

5 Nilai PM SAKIP Ditjen PSDKP 87 87 88,86 102,14

6 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Jenderal PSDKP (%)

82 75 87,17 116,23

7 Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup DJPSDKP (%)

60 45 61,72 120

8 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran lingkup Direktorat Jenderal PSDKP (%)

88 87 93,58 107,56

(4)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - iii ditetapkan sedangkan 1 (satu) IKU tidak tercapai target yaitu “Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”. Ketidaktercapaian IKU-1 disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil verifikasi melalui form keaktifan, masih banyak Pokmaswas yang belum aktif melaporkan aktifitas pengawasan SDKP sesuai dengan wilayah kerjanya.

b. Belum seluruhnya Dinas KP Provinsi menyampaikan laporan pembinaan pokmaswas sampai dengan triwulan III 2020.

c. Target pembinaan Pokmaswas yang hingga semester I tahun 2020 tidak tercapai karena terkendala adanya pandemi covid-19 dimana pembinaan Pokmaswas sebagian besar masih menggunakan upaya tatap muka karena keterbatasan sarana prasarana pertemuan daring;

Terkait dengan permasalahan diatas, perlu dilakukan upaya perbaikan agar pada periode berikutnya tercapai, sebagai berikut:

a. Memastikan form keaktifan pokmaswas yang ditetapkan sudah dipahami oleh Dinas KP provinsi selaku pembina pokmaswas.

b. Meningkatkan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi agar menyampaikan laporan pembinaan.

c. Mengupayakan pembinaan Pokmaswas melalui pertemuan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan dan/atau mengupayakan komunikasi daring bagi Pokmaswas yang memiliki sarana untuk melakukan pertemuan daring;

Alokasi anggaran Awal Ditjen. PSDKP TA. 2020 sebesar Rp.1.062.575.107.000,- (satu triliun enam puluh dua miliar lima ratus tujuh puluh lima juta seratus tujuh ribu rupiah). Setlah dilakukan revisi menjadi Rp.697.889.085.000,- (Enam ratus sembilan puluh tujuh milyar, delapan ratus delapan puluh sembilan juta, delapan puluh lima ribu rupiah). Anggaran tersebut di distribusikan pada 5 (lima) satker pusat, 14 (empat belas) UPT Pengawasan SDKP dan 33 (tiga puluh tiga) satker Dekonsentrasi. Realisasi Anggaran Ditjen. PSDKP sampai dengan tanggal 30 September 2020 sebesar Rp.385.017.118.613,-(55,17%).

(5)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020| iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF ... i ii

DAFTAR ISI ... iii DAFTAR TABEL ... iv BAB I PENDAHULUAN

A. Umum ... I-1 B. Isu Pengawasan Pengelolaan SDKP ... I-3 C. Sistematika Penyajian ... I-4

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Arah Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020-2024 .... II-1 B. Arah Kebijakan Pengawasan SDKP Tahun 2020-2024 ... II-1 C. Perjanjian Kinerja Tahun... II-4 D. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2020 ... II-5

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Pembangunan Kelautan dan Perikanan Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2020....

III-1

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja ... III-2 1. Tingkat Partisipasi POKMASWAS dalam mendukung Pengawasan

PSDKP

III-3

2. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

III-5

3. Persentase Cakupan WPPNRI yang dipantau dari Illegal Fishing III-14 4. Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan III-17

5. Nilai PM SAKIP Ditjen PSDKP III-21

6. Persentase Unit Kerja Direktorat Jenderal PSDKP yang menerapkan Sistem Manajmen Pengetahuan

III-22

7. Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup Ditjen. PSDKP

III-23

8. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran III-25

C. Akuntabilitas Keuangan III-28

BAB IV PENUTUP LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2020 2. Target kinerja Ditjen PSDKP Tahun 2020-2024

(6)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020| v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2020 ……… II-1 Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Ditjen. PSDKP Tahun 2020 ………. III-1 Tabel 3.2. Perbandingan Target dan Capaian IKU 1 ……… III-3

Tabel 3.3. Data Keaktifan POKMASWAS berdasarkan Laporan Dinas Kelautan…………. III-4 Tabel 3.4. Perbandingan Target dan Capaian IKU “Persentase Kepatuhan (Complience) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan……… III-5 Tabel 3.5. Capaian Sub IKU ”Persentase Kepatuhan (Complience) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan terhadap……….. III-6 Tabel 3.6. Capaian Kinerja Kepatuhan Pelaku Usaha Perikanan ………. III-6 Tabel 3.7. Hasil pengawasan Usaha budidaya Ikan ………III-7 Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Pengawasan Unit Pengolahan Ikan ……… III-7 Tabel 3.9. Hasil Pengawasan Sumber Daya Kelautan Tahun 2020 ... III-10 Tabel 3.10. Pengawasan Usaha Penangkapan Ikan yang tidak Merusak ... III-11 Tabel 3.11. Pengawasan Usaha Jenis Ikan yang dilindungi ………..III-12 Tabel 3.12. Pengawasan Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil ………. III-13 Tabel 3.13. Perbandingan Target dan Capaian IKU Persentase Cakupan

WPP-NRI yang Dipantau dari Kegiatan Illegal Fishing ……….. III-15 Tabel 3.14. Perbandingan dan Target Capaian IKU “Penanganan Pelanggaran

Bidang Kelautan dan Perikanan ……….. III-17 Tabel 3.15. Capaian IKU Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang

Kelautan dan Perikanan ………. III-18 Tabel 3.16. Proses Penanganan Kasus TPKP Tahun 2020 ……… III-18 Tabel 3.17. Rekapitulasi Penanganan Barang Bukti Tahun 2020 ………. III-20 Tabel 3.18. Hasil Penilaian Implementasi SAKIP Ditjen PSDKP Tahun 2020 ……. III-21 Tabel 3.19. Perbandingan Target dan Capaian IK Persentase Unit Kerja

Ditjen PSDKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Terstandar …………. III-23 Tabel 3.19. Rekapitulasi Rekomendasi/Saran Inspektorat Jenderal KKP yang

ditindaklanjuti periode 1 Oktober 2019 s/d 31 Maret 2020 ………. III-24 Tabel 3.20. Rekapitulasi Rekomendasi/Saran Inspektorat Jenderal KKP yang

ditindaklanjuti berdasarkan unit kerja ………. III-24 Tabel 3.22. Perbandingan Target dan Capaian IK14 ……….. III-25 Tabel 3.23. Perbandingan Capaian Kinerja dengan eselon I Lingkup KKP……….. III-25 Tabel 3.24. Capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Tahun 2020 ……... III-26 Tabel 3.25. Perbandingan Target dan Capaian IK15 ……….. III-27 Tabel 3.26. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Eselon I lingkup KKP ... III-27 Tabel 3.27. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen. PSDKP berdasarkan

(7)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | I - 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Umum

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 telah menetapkan salah satu misi yang terkait dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, yakni “Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional”, dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah, meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang berwawasan kelautan, mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran, dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan1).

Upaya mewujudkan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan tersebut dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan.

Pengejawantahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005- 2025 berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024 yang telah disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN Nasional Tahun 2020-2024 dengan agenda pembangunan yang berkaitan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan diantaranya “Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan” melalui pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan sebagai salah satu sumber daya ekonomi serta meningkatkan nilai tambah agro-fishery industry, dengan isu yang dihadapi berkaitan dengan kelembagaan WPP RI dan Rencana Zonasi KSN/KSNT. Adapun strategi peningkatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang digagas menitikberatkan salah satunya pada penguatan pengawasan sumber daya alam dan lingkungan hidup termasuk di dalamnya meningkatkan cakupan pengawasan dalam rangka pemberantasan IUU Fishing.

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) merupakan bagian dari KKP diberikan tugas dan fungsi melaksanakan penataan dan penegakan hukum terhadap peraturan perundangan-undangan di bidang kelautan dan perikanan guna mewujudkan pemanfaatan dan

(8)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | I - 2

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP) yang tertib dan bertanggung jawab. Peran tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui program/kegiatan pengawasan SDKP yang secara garis besar dirumuskan dalam Rencana Strategis Pengawasan SDKP. Adapun peran strategis Ditjen. PSDKP dalam pengelolaan SDKP antara lain:

1. Menjunjung tinggi nilai PILAR (Profesional, Integritas, Loyalitas, inovAtif, sineRgi) dalam melaksanakan pengawasan di laut;

2. Mencegah dan memerangi Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU

Fishing);

3. Mewujudkan ketaatan pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;

4. Menyelesaikan tindak pidana kelautan dan perikanan secara akuntabel; 5. Tidak melakukan praktek KKN dan segala turunannya.

Menteri Kelautan dan Perikanan memberikan direktif kepada kepada Ditjen. PSDKP sebagai pedoman dalam melaksanakan kebijakan tahun 2020 – 2024 yaitu: 1) Penindakan tegas terhadap KIA pelaku illegal fishing dan destructive

fishing; dan 2) Pembinaan (penaatan) terhadap nelayan lokal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 6/PERMEN- KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, tugas Ditjen. PSDKP adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pengawasan penangkapan ikan, pengawasan usaha budidaya, pengawasan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan, dan pengawasan pengelolaan ruang laut, penyelenggaraan operasi kapal pengawas, pemantauan dan peningkatan infrastruktur sumber daya kelautan dan perikanan, serta penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen. PSDKP menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan 2. Pelaksanaan Kebijakan

3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria 4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi;

5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; 6. Pelaksanaan administrasi Ditjen. PSDKP;

7. Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan oleh Menteri.

Pelaksanaan program/kegiatan Pengawasan SDKP hanya dapat terselenggara dengan akuntabel, efektif dan efisien jika diterapkan pengelolaan kinerja organisasi yang baik. Pengelolaan Kinerja Ditjen. PSDKP terselenggaran

(9)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020 | I - 3 sesuai dengan Peraturan Menteria Kelautan dan Perikanan Nomor 68 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Kinerja Organisasi di lingkungan Kemnterian Kelautan dna Perikanan. Pengelolaan kinerja tersebut secara garis besar mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan evaluasi kinerja serta pelaporan kinerja. Aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam pengelolaan kinerja, dan akan menentukan keberhasilan kinerja organisasi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Ditjen. PSDKP dibantu Unit Eselon II, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengawasan SDKP sebagai berikut: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

2. Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada;

3. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan; 4. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan; 5. Direktorat Penanganan Pelanggaran;

6. 14 (empat belas) UPT Pengawasan SDKP; 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

(10)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020 | I - 4

B. Isu Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya

kelautan dan Perikanan

Isu pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang menuntut perlunya dilakukan pengawasan terhadap pemanfaatan SDKP, antara lain:

1. Masih maraknya pencurian ikan oleh kapal-kapal perikanan asing (KIA) di wilayah perbatasan;

2. Kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap yang merusak

habitat ikan (Destructive fishing);

3. Pencemaran dan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan pasir, kapal kandas;

4. Batas negara di beberapa WPPNRI belum selesai;

5. Nelayan pelintas batas negara tetangga akibat dari kurangnya informasi yang diperoleh terkait wilayah perbatasan.

6. Implikasi UU Nomor 23 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya terkait pengawasan wilayah laut 0-12 mil laut.

C. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja

Secara garis besar sistematika penyajian Laporan Kinerja Ditjen. PSDKP Triwulan II tahun 2020 diuraikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menguraikan secara ringkas tentang kondisi umum yang mencakup tugas dan fungsi Ditjen. PSDKP, isu aktual pengawasan SDKP, serta struktur organisasi Ditjen. PSDKP.

Bab II Perencanaan Kinerja

Menguraikan secara ringkas tentang Perencanaan Pengawasan SDKP dan Penetapan Kinerja tahun 2020

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja Ditjen. PSDKP Triwulan III Tahun 2020

Bab IV Penutup

(11)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | II - 1

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Arah Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun

2020-2024

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan 5 (lima) arah kebijakan utama tahun 2020-2024, yaitu:

1. Memperbaiki komunikasi dengan nelayan, penyederhanaan perizinan, pengembangan pelabuhan perikanan, pengaturan penangkapan ikan sampai ZEE dan laut lepas, dan perlindungan dan pemberdayaan nelayan, untuk peningkatan pendapatan nelayan.

2. Perikanan budidaya dioptimalkan dan diperkuat untuk penyerapan lapangan kerja dan penyediaan sumber protein hewani untuk konsumsi masyarakat. 3. Membangkitkan industri kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan

bahan baku industri, peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah, untuk peningkatan investasi dan ekspor hasil perikanan.

4. Pengelolaan wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dan karantina ikan melalui koordinasi dengan instansi terkait.

5. Penguatan SDM dan inovasi riset kelautan dan perikanan.

B. Arah

Kebijakan Pengawasan

Sumber Daya

Kelautan dan

Perikanan Tahun 2020-2024

Rencana Strategis (Renstra) Ditjen. PSDKP 2015-2019 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas dan fungsi yang diamanatkan. Renstra tersebut disusun selaras dengan arah kebijakan strategis nasional bidang kelautan dan perikanan 2020-2024 sebagaimana tertuang dalam arah kebijakan KKP 2020-2024.

Sampai saat ini, rencana strategis Ditjen. PSDKP masih dalam proses sinkronisasi dengan kebijakan KKP. Adapun proses penyusunan Renstra Ditjen. PSDKP sudah dilakukan dimulai akhir periode renstra 2015-2019. Renstra disusun dengan menggunakan evaluasi renstra periode sebelumnya, asumsi yang dipertanggungjawabkan serta kombinasi pendekatan bottom up

(12)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | II - 2

dan top down dengan keterlibatan Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV lingkup Ditjen PSDKP. Pendekatan top down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula ketersediaan anggaran sesuai dengan estimasi APBN. Sedangkan pendekatan bottom up dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pendanaan guna mewujudkan kondisi ideal.

Secara ringkas arah kebijakan Ditjen. PSDKP tahun 2020-2024 untuk mendukung Sasaran Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, diuraikan sebagai berikut:

1. Pengembangan SDM Aparatur Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang berkualitas dan berdaya saing;

2. Peningkatan kapasitas sarana, prasarana dan kelembagaan pengawasan SDKP; 3. Penguatan sinergi dengan penegak hukum di laut (TNI AL, POLRI, Bakamla); 4. Peningkatan komunikasi dengan stakeholder dan pelaku usaha kelautan dan

perikanan;

5. Peningkatan kesadartahuan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan SDKP

Berdasarkan arah kebijakan Pengawasan SDKP tersebut, ditetapkan sasaran strategis pencapaian dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun kedepan. Sasaran strategis tersebut digunakan juga untuk penyusunan rencana kerja dan perjanjian kinerja Ditjen. PSDKP.

1. Strategis Pencapaian Kebijakan Pengembangan SDM Aparatur Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang berkualitas dan berdaya saing, dilakukan melalui:

a. Membangun budaya kerja Ditjen PSDKP

b. Mengembangkan kompetensi SDM Aparatur PSDKP c. Membangun pola karir PNS Ditjen. PSDKP

d. Meningkatkan jumlah dan sebaran SDM Aparatur PSDKP

2. Strategis Pencapaian Kebijakan Peningkatan kapasitas sarana, prasarana dan kelembagaan pengawasan SDKP, dilakukan melalui:

a. Membangun sarana pengawasan (kapal pengawas, speed boat dan sarana pengawasan lainnya)

b. Membangun infrastruktur pengawasan yang memadai

c. Meningkatkan pemeliharaan kapal pengawas agar siap operasional d. Mengembangkan kelembagaan pengawasan

(13)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | II - 3

3. Strategis Pencapaian Kebijakan Penguatan sinergi dengan penegak hukum di laut (TNI AL, POLRI, Bakamla), dilakukan melalui:

a. Operasi bersama pengawasan di laut b. Pertukaran data

c. Penanganan tindak pidana kelautan dan perikanan d. Peningkatan kapasitas SDM Pengawasan

4. Strategis Pencapaian Kebijakan Peningkatan komunikasi dengan stakeholder dan pelaku usaha kelautan dan perikanan, dilakukan melalui:

a. Memperkuat sinergitas dan harmonisasi pengawasan SDKP dengan Pemerintah Daerah serta lintas sektor di tingkat Pusat

b. Memelihara komitmen bersama dengan lembaga internasional dan regional

dalam pemberantasan IUU fishing

c. Menjalankan alur pendekatan pengawasan secara komprehensif, yakni: pencegahan (preventif), pembinaan, represif (ultimum remedium).

d. Menerapkan metode auditing dalam pengawasan SDKP yang mengedepankan upaya perbaikan berkelanjutan terhadap temuan ketidaksesuaian bagi para pelaku usaha kelautan dan perikanan

5. Strategis Pencapaian Kebijakan Peningkatan kesadartahuan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan SDKP, dilakukan melalui:

a. Meningkatkan kesadartahuan masyarakat dalam pemanfaatan SDKP yang tertib dan bertanggung jawab

b. Pemberian pemahaman kepada nelayan untuk tidak melintas batas ke perairan negara lain

c. Optimalisasi peran serta masyarakat dalam mendukung pengawasan SDKP melalui POKMASWAS

d. Menanamkan pengetahuan pengelolaan SDKP yang bertanggungjawab sejak dini melalui “PSDKP Mengajar”

e. Meningkatkan peran aktif pemuda melalui “Pemuda Pelopor Pengawasan”

f. Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Pokmaswas yang berkontribusi besar

(14)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | II - 4

C. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan iktikad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang dalam periode waktu satu tahun, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja adalah untuk: (1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur

sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (2) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja; (3

Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;) (4)sebagai dasar penetapan sasaran kinerja, pemberian penghargaan

dan sanksi pegawai.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja Ditjen. PSDKP tahun 2020 mengalami perbaikan sejalan dengan adanya pemotongan anggaran dari 17 IKU menjadi 16 IKU. Indikator Kinerja berikut targetnya berdasarkan hasil perbaikan disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2020

NO SASARAN PROGRAM

INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan sumber daya kelautan dan

perikanan meningkat

1. Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (%)

85

2. Kepatuhan pemangku kepentingan KP meningkat

2. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan

Perikanan (%)

94

3. Pemantauan dan Operasi Armada efektif

3. Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing (%)

54,18

4. Indeks kinerja Operasi Armada Pengawasan SDKP (indeks)

86,72 4. Penanganan Pelanggaran

bidang Kelautan dan Perikanan tuntas

5. Persentase Penanganan

Pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan (%)

93

5. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik lingkup Ditjen PSDKP

6. Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) lingkup Ditjen PSDKP (nilai)

30

7. Unit Kerja yang Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Lingkup Ditjen. PSDKP (unit)

4

8. Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK Ditjen. PSDKP (%)

1

9. Indeks Profesionalitas ASN Lingkup Ditjen. PSDKP (indeks)

72

10. Nilai PM SAKIP lingkup Ditjen. PSDKP (nilai)

(15)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan II 2020 | II - 5

11. Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik (unit)

1

12. Level Maturitas SPIP Ditjen. PSDKP (level)

3

13. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Lingkup Ditjen. PSDKP (%)

82

14. Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup Ditjen. PSDKP (%)

60

15. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) lingkup Ditjen PSDKP (Nilai)

88

16. Nilai NKA lingkup Ditjen. PSDKP (nilai)

85

D. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu komponen utama dalam implemantasi pengelolaan kinerja dalam rangka menjamin akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi data kinerja yang akan dan seharusnya dicapai. Pengukuran kinerj Ditjen. PSDKP dilakukan dengan berpedoman pada formula penghitungan yang telah ditetapkan dalam Informasi Indikator Kinerja atau Manual Indikator Kinerja. Selanjutnya nilai capaian tersebut dihitung secara berkala (triwulanan) dan tahunan dengan membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan.Hasil pengukuran kinerja tersebut, dimasukan kedalam Sistem Aplikasi Kinerjaku berbasis informasi teknologi melalui http://kinerjaku.kkp.go.id, selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja yang dilengkapi dengan analisis dan pembahasannya.

(16)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Pembangunan Kelautan dan Perikanan Bidang Pengawasan SDKP Tahun 2020

Pada tahun 2020, Ditjen. PSDKP telah menetapkan 16 (enam belas) Indikator Kinerja yang terdiri dari 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) dan 11 (sebelas) Indikator Kinerja (IK). Sampai dengan triwulan III tahun 2020, terdapat 8 (delapan) indikator kinerja yang ditetapkan target pencapaiannya. Capaian Indikator Kinerja Utama Ditjen. PSDKP Triwulan III Tahun 2020 ditabulasikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Ditjen. PSDKP Tahun 2020

No. Indikator Kinerja Utama Target 2020

Target Triwulan

III

Realisasi Capaian %

1 Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (%)

85 35 11,98 34,23

2 Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (%)

94 80 87,33 109,17

3 Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing (%)

54,18 30 46,26 120

4 Indeks kinerja Operasi Armada Pengawasan SDKP (indeks)

86,72 - - -

5 Persentase Penanganan Pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan (%)

93 60 73,65 120

6 Indeks Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) lingkup Direktorat Jenderal PSDKP (indeks)

30 - - -

7 Jumlah Unit kerja Ditjen. PSDKP berpredikat menuju WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)

4 - - -

8 Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK Direktorat Jenderal PSDKP dibandingkan Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal PSDKP tahun sebelumnya (%)

1 - - -

9 Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat Jenderal PSDKP (indeks)

72 - - -

10 Nilai PM SAKIP lingkup Ditjen. PSDKP (nilai)

87 87 88,86 102,14

11 Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik (unit)

1 - - -

12 Level Maturitas SPIP Ditjen. PSDKP (level)

3 13 Persentase unit kerja yang

menerapkan sistem manajemen

(17)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 2

No. Indikator Kinerja Utama Target 2020

Target

Triwulan III Realisasi

% Capaian

pengetahuan yang terstandar Lingkup Ditjen. PSDKP (%)

14 Persentase Rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup Ditjen. PSDKP (%)

60 45 61,72 120

15 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) lingkup Ditjen PSDKP (Nilai)

88 87 93,58 107,56

16 Nilai NKA lingkup Ditjen. PSDKP (nilai)

85 - - -

Sumber: SAPK (kinerjaku.kkp.go.id)

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja

Pembahasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja difokuskan pada 8 (delapan) indikator kinerja yang ditetapkan target capaiannya pada triwulan III tahun 2020 sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Utama Target 2020

Target

TW III Realisasi

% Capaian

1 Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (%)

85 35 11,98 34,23 2 Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku

Usaha Kelautan dan Perikanan (%) 94 80 87,33 109,17 3 Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau

dari kegiatan illegal fishing (%) 54,18 30 46,26 120 4 Persentase Penanganan Pelanggaran bidang

Kelautan dan Perikanan (%) 93 60 73,65 120

5 Nilai PM SAKIP Ditjen PSDKP

87 87 88,86 102,14 6 Persentase unit kerja yang menerapkan

sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Jenderal PSDKP (%)

82 75 87,17 116,23 7 Persentase jumlah rekomendasi hasil

pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja lingkup DJPSDKP (%)

60 45 61,72 120

8 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran lingkup

(18)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 3 Evaluasi dan analisis pada setiap indikator kinerja diuraikan sebagai berikut:

1. IKU 1-Tingkat

partisipasi pokmaswas

dalam

mendukung

pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan Undang Undang 45 Tahun 2009 perubahan atas 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, pada Pasal 67 menyatakan bahwa Masyarakat dapat dilibatkan dalam membantu Pengawasan Perikanan. Selanjutnya sebagai bagian dari sitem pengawasan berbasis masyarakat, maka Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) dibentuk melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 58 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Sampai dengan triwulan III Tahun 2020, IKU “tingkat keatifan pokmaswas dalam mendukung pengawasan SDKP” sebesar 10,42% dari target triwulan III sebesar 35% (persen capaian 29,76%). Apabila dibandingkan dengan target akhir tahun sebesar 85% baru mencapai 12,26%. Perbandingan target dan capaian IKU disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Perbandingan Target dan Capaian IKU-1

Indikator Kinerja utama

TW II

2020 Triwulan II 2020 Tahun 2020 Tahun 2024 R T R % T % T % IKU1. Tingkat partisipasi Pokmaswas dalam mendukung pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

10,42% 35% 11,98% 34,23% 85% 14,09% 90% 13,31%

Capaian kinerja triwulan III diperoleh dari pokmaswas yang aktif menyampaikan laporan kegiatan pengawasan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Berdasarkan rekapitulasi laporan yang disampaikan, jumlah Pokmaswas yang dibina sebanyak 645 pokmaswas, namun yang berpartisipasi aktif sesuai kriteria yang ditetapkan sebanyak 121 pokmaswas. Sesuai dengan formula perhitungan yaitu jumlah kelompok yang dilaporkan memiliki kriteria aktif oleh DKP Provinsi berdasarkan laporan yang diberikan dengan dilengkapi form keaktifan POKMASWAS dibagi dengan jumlah pokmaswas yang dilakukan pembinaan selama satu tahun sebanyak 960 Pokmaswas dari 34 provinsi, maka capaiannya sebesar 11,98%. Form keaktifan pokmaswas meliputi jenis kegiatan yang dilaksanakan, dasar pelaksanaan kegiatan, lokasi dan waktu kegiatan, serta dokumentasi.

(19)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 4 Tabel 3.3. Data Keaktifan Pokmaswas Berdasarkan Laporan Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi

No Provinsi Aktif yang di laporkan* Jumlah Kelompok Verifikasi Form Keaktifan

1 Jambi 43 3 2 Gorontalo 34 8 3 Jawa Barat 160 10 4 DIY 71 5 5 Bengkulu 35 35 6 Sumatera Utara 39 39 7 Bali 72 10 8 Kalimantan Tengah 180 6 9 DKI Jakarta 15 5 TOTAL 649 121

Target IKU 1 di triwulan III tahun 2020 tidak tercapai disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

a. Belum seluruh Dinas KP Provinsi menyampaikan laporan pembinaan pokmaswas sampai dengan triwulan III 2020, baru 9 (sembilan) provinsi dari 34 provinsi;

b. Pembinaan pokmaswas periode semester I tahun 2020 terkendala pandemi covid-19 dimana pembinaan pokmaswas sebagian besar masih menggunakan upaya tatap muka karena keterbatasan sarana prasarana pertemuan daring;

c. Berdasarkan hasil verifikasi melalui form keaktifan, masih banyak pokmaswas yang belum aktif melaporkan aktifitas pengawasan SDKP sesuai dengan wilayah kerjanya.

Terkait dengan permasalahan diatas, perlu dilakukan upaya perbaikan agar target IK 1 pada triwulan IV tercapai, sebagai berikut:

a. Meningkatkan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi agar menyampaikan laporan pembinaan;

b. Mengupayakan pembinaan pokmaswas melalui pertemuan tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan dan/atau mengupayakan komunikasi daring bagi pokmaswas yang memiliki sarana untuk melakukan pertemuan daring;

c. Memastikan form keaktifan pokmaswas yang ditetapkan sudah dipahami oleh Dinas KP Provinsi selaku pembina pokmaswas.

(20)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 5

2. IKU 2- Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha

Kelautan dan Perikanan

IKU “Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan” terealisasi sebesar 87,33% melebihi target triwulan III tahun 2020 sebesar 80% (persentase capaian 109,17%). Ukuran keberhasilan IKU tersebut diperoleh dari rata-rata 2 (dua) Sub IKU Pengawasan SDKP yaitu: 1) Sub IKU1-Persentase kepatuhan unit usaha perikanan dan 2) Sub IKU2-Persentase kepatuhan unit usaha kelautan. Perbandingan capaian kinerja tahun 2020 serta target tahun 2024, sebagaimana pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Perbandingan Target dan Capaian IKU “Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan”

Indikator Kinerja utama

TW III 2019 Tahun 2020 Tahun 2020 Tahun 2024 TW I TW II TW III R R R T R T T IKU11. Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan

93,52% 57,74% 73,21% 80% 87,33% 94% 98%

-6,19% 15,74% 14,12% 109,17% 92,90% 89,11%

Ket: T=Target, R=Realisasi

Berdasarkan tabel diatas, apabila dibandingkan dengan target tahun 2020 sebesar 94%, realisasi triwulan III mencapai 92,90%, sedangkan dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2024 tercapai 89,11%. Capaian tersebut menunjukkan probabilitas pencapaian target akhir tahun cukup tinggi. Tren positif juga ditunjukkan capaian per triwulan sepanjang tahun 2020 sebagaimana disajikan pada grafik dibawah ini:

Gambar 3.1. Grafik capaian IKU-11 per Triwulan tahun 2020

Namun, apabila dibandingkan dengan capaian triwulan III tahun 2019, terjadi penurunan sebesar 6,19% disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Perbaikan formula penghitungan yaitu komponen pembentuk kepatuhan pelaku usaha tahun 2020, hanya memasukan pelaku usaha perikanan dan

57,74%

73,21%

87,33%

(21)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 6 kelautan yang dilakukan pengawasan didarat, sedangkan pada tahun 2019 memasukan kepatuhan pelaku usaha dilaut melalui pemeriksaan kapal perikanan oleh Kapal Pengawasan dan pemantauan melalui VMS;

b. Perbaikan objek pelaku usaha penangkapan ikan pada tahun 2020 yaitu pemilik kapal penangkap ikan, sedangkan tahun 2019 adalah kapal perikanan;

Hasil pengukuran Sub-IKU yang berkontribusi pada pencapaian IKU “Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan”, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Capaian Sub-IKU Persentase Kepatuhan (compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan terhadap.

Sub Indikator Kinerja Target 2020

Target

TW III Realisasi

% Capaian Sub IK1-Persentase kepatuhan

pelaku usaha perikanan 94% 55% 88,44% 120%

Sub IK2- Persentase kepatuhan

pelaku usaha kelautan 94% 85% 86,23% 101,44%

a. Persentase Kepatuhan Pelaku Usaha Perikanan

Capaian IK “Persentase Ketaatan Pelaku Usaha Perikanan” tahun 2020 sebesar 88,44% dari target 55% (Persentase capaian sebesar 120%), meningkat dari capaian triwulan II 57,74%. Pencapaian kinerja diperoleh dari rata-rata persentase capaian hasil pengawasan sumber daya perikanan yaitu : 1) Pelaku usaha Penangkapan Ikan; 2) Pelaku usaha pengolahan hasil perikanan; 3) Pelaku Usaha Distribusi hasil perikanan; dan 4) Pelaku usaha budidaya ikan. Penghitungan dilakukan terhadap verifikasi pelaku usaha hasil pengawasan pada tahun sebelumnya yang juga sebagai data dasarnya.

Hasil pengukuran 4 komponen kegiatan pengawasan sumber daya perikanan yang berkontribusi pada pencapaian kinerja tersebut, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Capaian Kinerja Kepatuhan Pelaku Usaha Perikanan

NO Indikator Kinerja Pelaku Usaha yang Diverifikasi Pelaku Usaha yang Patuh % Capaian

1 Pelaku usaha Penangkapan

Ikan 1.200 1000 83,33

2 Pelaku usaha budidaya

(22)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 7 NO Indikator Kinerja Pelaku Usaha yang Diverifikasi Pelaku Usaha yang Patuh % Capaian

3 Pelaku usaha pengolahan hasil

perikanan 432 480 111,11

4 Pelaku usaha distribusi ikan 390 245 62,82

Total 2.509 1.442

Kegiatan pengawasan yang berkontribusi pada pencapaian kinerja, sebagai berikut:

1) Pengawasan Ketaatan Kapal Perikanan. Pengawasan ketaatan kapal perikanan dilakukan melalui pemeriksaan terhadap persyaratan administrasi dan kelaikan teknis kapal perikanan yang dituangkan pada Hasil Pemeriksaan Kapal saat berangkat dan datang serta dinyatakan dengan penerbitan Surat Laik Operasi di 14 UPT Pengawasan SDKP. Hingga triwulan III 2020, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 1.183 kapal perikanan, yang terdiri dari 417 kapal perikanan di teritorial dan kepulauan serta 766 kapal perikanan di ZEEI dan laut lepas. Dari jumlah tersebut sebanyak 1.000 pelaku usaha dinyatakan patuh, meningkat 21,8% (218 pelaku usaha) dari triwulan II sebanyak 782 pelaku usaha. 2) Pengawasan Unit Usaha Budidaya Perikanan. Pengawasan dilakukan

terhadap kesesuaian dokumen perizinan yang diterbitkan dengan aktivitas yang dilaksanakan. Disamping itu, dilakukan pengecekan kesesuaian pakan dan obat ikan yang digunakan dengan yang terdaftar. Sepanjang triwulan III 2020 telah dilakukan verifikasi sebanyak 487 unit budidaya ikan. Capaian pelaku usaha budidaya ikan yang patuh pada triwulan III 2020 sebanyak 470 pelaku usaha yang terdiri dari 138 pelaku usaha budidaya laut, 194 pelaku usaha air payau dan 138 pelaku usaha budidaya air tawar. Rekapitulasi hasil pengawasan disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 3.7. Hasil pengawasan Usaha budidaya Ikan

No UPT Taat Tidak Total Taat

Total Tidak Laut Payau Tawar Laut Payau Tawar

1 Pangkalan PSDKP Batam 4 4 3 - 1 4 11 5 2 Pangkalan PSDKP Benoa 25 41 7 - - - 73 - 3 Pangkalan PSDKP Bitung 11 35 1 - - - 47 - 4 Pangkalan PSDKP Jakarta 30 28 7 - - 1 65 1 5 Pangkalan PSDKP Lampulo 3 21 5 1 1 - 29 2 6 Pangkalan PSDKP Tual 11 - 1 1 - 1 12 2

(23)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 8

No UPT Taat Tidak Total Taat

Total Tidak Laut Payau Tawar Laut Payau Tawar

7 Stasiun PSDKP Ambon 11 - 6 1 - - 17 1 8 Stasiun PSDKP Belawan - 7 7 - - - 14 - 9 Stasiun PSDKP Biak 5 4 35 1 1 11 44 13 10 Stasiun PSDKP Cilacap 12 22 21 1 - - 55 1 11 Stasiun PSDKP Kupang 7 - 7 - - 1 14 1 12 Stasiun PSDKP Pontianak - 3 15 - - - 18 - 13 Stasiun PSDKP Tahuna 10 - - - 10 - 14 Stasiun PSDKP Tarakan 9 29 23 - 2 3 61 5 Grand Total 138 194 138 5 5 21 470 31

3) Pengawasan Unit Usaha Pengolahan Hasil Perikanan. Pengawasan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dilakukan terhadap UPI skala besar dan skala kecil. Pengawasan UPI skala besar dilakukan dengan memeriksa dokumen Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)/Tanda Daftar Usaha Perikanan (TDUP), Surat Kelayakan Pengolahan (SKP) bagi usaha yang memasarkan produknya baik di dalam negeri maupun luar negeri, dan Sertifikat Hazard Analysis&Critical Control Point (HACCP) serta Sertifikat Kesehatan/Health Certificate(HC) bagi usaha pengekspor produk perikanan. Sedangkan pengawasan UPI skala kecil (Usaha Mikro Kecil dan Kelompok Pengolah Pemasar) dilakukan dengan memeriksa dokumen perizinan yaitu Tanda Daftar Perusahaan/Tanda Daftar Usaha Perikanan (TDP/TDUP) atau PIRT, serta pengujian terhadap produk perikanan untuk mengetahui adanya Bahan Tambahan Berbahaya (BTB). Sepanjang triwulan III 2020, telah dilakukan verifikasi terhadap 432 unit usaha yang terdiri dari 366 UPI skala besar dan 65 UPI skala kecil dengan jumlah pelaku usaha yang patuh sebanyak 480 unit usaha/pelaku usaha. Dari jumlah tersebut, terdiri dari 229 unit pengolahan ikan skala besar dan 251 unit pengolahan ikan skala kecil. Rekapitulasi hasil pengawasan unit pengolahan ikan sebagai berikut:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Pengawasan UPI

No.

UPT Pangkalan/Stasiun

PSDKP

Skala Besar Skala Kecil Total

Patuh Tidak Patuh Diper iksa Patuh Tidak Patuh Dipe-riksa Patuh Tidak Patuh Dipe-riksa 1 Pangkalan PSDKP Lampulo 7 2 9 30 0 30 37 2 39 2 Pangkalan PSDKP Batam 6 6 12 10 0 10 16 6 22 3 Pangkalan PSDKP Jakarta 47 3 50 27 0 27 74 3 77 4 Pangkalan PSDKP Benoa 51 1 52 22 0 22 73 1 74 5 Pangkalan PSDKP 52 0 52 26 0 26 78 0 78

(24)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 9

No.

UPT Pangkalan/Stasiun

PSDKP

Skala Besar Skala Kecil Total

Patuh Tidak Patuh Diper iksa Patuh Tidak Patuh Dipe-riksa Patuh Tidak Patuh Dipe-riksa Bitung 6 Pangkalan PSDKP Tual 1 0 1 40 0 40 41 0 41 7 Stasiun PSDKP Cilacap 18 3 21 45 0 45 63 3 66 8 Stasiun PSDKP Belawan 9 0 9 11 0 11 20 0 20 9 Stasiun PSDKP Kupang 8 0 8 3 0 3 11 0 11 10 Stasiun PSDKP Pontianak 7 1 8 4 0 4 11 1 12 11 Stasiun PSDKP Tarakan 14 1 15 16 0 16 30 1 31 12 Stasiun PSDKP Tahuna 1 0 1 0 0 0 1 0 1 13 Stasiun PSDKP Ambon 8 0 8 6 0 6 14 0 14 14 Stasiun PSDKP Biak 0 0 0 11 0 11 11 0 11 Jumlah 229 17 246 251 0 251 480 17 497

4) Pengawasan Distribusi Hasil Perikanan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan distribusi hasil perikanan baik peruntukan untuk ekspor maupun domestik. Pengawasan ini untuk memastikan bahwa ikan yang didistribusikan bukan hasil illegal fishing, dokumennya lengkap dan sesuai, bukan jenis ikan yang dilarang keluar masuk wilayah RI serta memastikan alur pemasaran jenis ikan tertentu tidak bocor ke pasar tradisional. Sepanjang triwulan III 2020, pelaku usaha yang diverifikasi sejumlah 390 orang dan/atau perusahaan dengan 245 pelaku usaha taat. Pengawasan dilakukan terhadap pelaku usaha distribusi impor dan ekspor serta di supermarket dan pelabuhan pendaratan ikan.

b. Persentase Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan

Capaian “Persentase Ketaatan Pelaku Usaha Kelautan” sampai dengan triwulan III tahun 2020 telah tercapai sebesar 86,23%, melebihi target yang ditetapkan sebesar 85% (persen capaian 101,44%). Pencapaian kinerja diperoleh rata-rata kepatuhan pelaku usaha kelautan yaitu: 1) Pelaku usaha

di kawasan konservasi; 2) Pelaku usaha pengelolaan jasa kelautan; 3) Pelaku

usaha pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; dan 4) Pelaku

usaha pemanfaat ruang laut nasional. Penghitungan dilakukan terhadap pelaku usaha yang diverifikasi dari hasil pemeriksaan pengawas perikanan. Capaian kinerja keempat kegiatan tersebut, sebagaimana pada tabel berikut:

(25)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 10 Tabel 3.9. Hasil Pengawasan Sumber Daya Kelautan Tahun 2020

No Pengawasan Sumber Daya Kelautan Tahun 2020 % Capaian Pelaku usaha yang diverifikasi Taat (pelaku usaha)

1 Pengawasan kawasan konservasi - Pengawasan pemanfaatan

kawasan konservasi 37 32 86,49

- Pengawasan non destructive

fishing 254 221 87,01

- Pengawasan Jenis Ikan 47 43 91,49

2 Pengawasan pengelolaan jasa kelautan

- Pengawasan pasir laut 45 39 82,26

- Pengawasan BMKT, Wisata

bahari 17 12

3 Pengawasan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

- Pengawasan pesisir 8 5 83,72

- Pengawasan pulau-pulau kecil 35 31 4 Pengawasan pemanfaat ruang laut nasional

- Pengawasan zonasi 12 10 83,33

- Pengawasan pencemaran 84 75 82,29

Capaian 86,23%

1) Pengawasan Pemanfaatan Kawasan Konservasi

Pengawasan kawasan konservasi perairan dilakukan untuk memastikan kesesuaian pemanfaatan kawasan dengan ketentuan yang telah ditetapkan (PERMEN/PERDA) di dalam kawasan konservasi (zona inti, zona pemanfaatan, zona perikanan berkelanjutan, dan zona lainnya). Pengawasan dilakukan melalui koordinasi dengan UPT PSDKP dan Dinas KP provinsi serta instansi terkait. Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan kawasan konservasi, pengawasan non

destructive fishing dan pengawasan jenis ikan yang dilindungi. Uraian

kegiatan sebagai berikut:

a) Pengawasan pemanfaatan kawasan konservasi. Pengawasan Pengawasan dilaksanakan pada pelaku usaha pemanfaat mangrove dan terumbu karang yang berlokasi di zona kawasan konservasi. Sepanjang triwulan III 2020, pengawasan dilaksanakan di 8 (delapan) kawasan konservasi perairan yaitu Taman Wisata Perairan (TWP) Kep. Padaido, Kab. Biak Numfor, TWP Kapoposang, Kawasan Konservasi Taman Nasional Karimunjawa, TWP Gili Matra, Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil Aceh Jaya dan Perairan Sekitarnya, Kawasan Konservasi Perairan Pulau Mursala, Kawasan Konservasi Perairan Laut Sawu, TWP Laut Banda. Dari lokasi pengawasan tersebut sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) pelaku usaha yang diperiksa. Berdasarkan hasil verifikasi

(26)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 11 sejumlah yang diawasi tersebut, terdapat 5 (lima) pelaku usaha yang melakukan pelanggaran yaitu di Kapoposang, Karimunjawa, dan kawasan Konservasi Perairan Pulau Mursala dengan ditemukannya aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom.

b) Pengawasan Kegiatan Penangkapan Ikan yang tidak Merusak Sumber Daya Ikan dan Lingkungannya (non destructive fishing). Pelaku usaha terhadap ketentuan pelarangan destructive fishing. Pengawasan kegiatan non destructive fishing dilakukan terhadap 254 pelaku usaha yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di kawasan konservasi. Dari sejumlah yang diperiksa tersebut, sebanyak 221 pelaku usaha telah sesuai ketentuan. Pelaku usaha yang diperiksa adalah yang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan kapal ikan <10 GT. Kegiatan pengawasan dilaksanakan di seluruh UPT PSDKP dan dekonsentrasi sebagaimana disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10. Pengawasan Usaha Penangkapan Ikan yang Tidak Merusak No UPT PSDKP/Dekonsentrasi Pelaku usaha diverifikasi Pelaku usaha taat % 1. Pangkalan Lampulo 11 10 90,91% 2. Pangkalan Batam 11 11 100,00% 3. Pangkalan Jakarta 21 18 85,71% 4. Pangkalan Benoa 12 3 25,00% 5. Pangkalan Bitung 55 41 74,55% 6. Pangkalan Tual 39 39 100,00% 7. Stasiun Cilacap 4 1 25,00% 8. Stasiun Pontianak 5 5 100,00% 9. Stasiun Tarakan 22 19 86,36% 10. Stasiun Tahuna 3 3 100,00% 11. Stasiun Ambon 13 13 100,00% 12. Stasiun Biak 48 48 100,00%

13. Provinsi Kalimantan Timur 10 10 100,00% Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepatuhan paling tinggi yaitu 100% terdapat diwilayah kerja 6 (enam) wilayah UPT PSDKP dan 1 (satu) provinsi yaitu Kalimantan Timur. Sedangkan tingkat kepatuhan paling rendah terdapat diwilayah kerja Pangkalan PSDKP Benoa sebesar 25% yang diperoleh dari hasil pengawasan terhadap 12 (dua belas) pelaku usaha, hanya 3 (tiga) pelaku usaha yang patuh. Terhadap 9 (sembilan) pelaku usaha yang tidak patuh yaitu di 1 (satu) di Surabaya kasus penyetruman, 5 (lima) di Sumbawa kasus pemboman dan 3 (tiga) di Sidoarjo kasus penyetruman diberikan sanksi administrasi berupa surat pembinaan danpenyitaan alat tangkap.

(27)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 12 Di UPT lain yang terdapat pelanggaran serupa yaitu di wilayah kerja Pangkalan PSDKP Bitung sebanyak 14 (empat belas) pelanggaran dengan rincian: 3 (tiga) kasus di Tojo Una-una dan 3 (tiga) kasus di Bolaang Mongondow Timur dilanjutkan ke proses penyidikan, 3 (tiga) kasus di Toli-toli diberikan sanksi administrasi dan pembinaan, 3 (tiga) kasus di Morowali diproses ke penyidikan, 2 (dua) kasus diberikan sanksi administrasi.

c) Pengawasan jenis ikan yang dilindungi dilaksanakan di 8 (delapan) lokasi dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 47 (empat puluh tujuh). Jenis ikan dilindungi yang berhasil ditemukan antara lain Ikan Napoleon, ikan Hiu Paus, Pari, Bambu Laut, Karang Hias, Kima, dan Penyu. Rekapitulasi hasil pengawasan sebaga berikut:

Tabel 3.11. Pengawasan Usaha Jenis Ikan yang dilindungi

No UPT PSDKP/Dekonsentrasi Pelaku usaha diverifikasi Pelaku usaha taat % 1. Pangkalan Lampulo 5 5 100,00% 2. Pangkalan Jakarta 7 7 100,00% 3. Pangkalan Benoa 4 4 100,00% 4. Pangkalan Bitung 2 1 50,00% 5. Pangkalan Tual 12 11 91,67% 6. Stasiun Cilacap 7 5 71,43% 7. Stasiun Tarakan 4 4 100,00% 8. Stasiun Pontianak 6 6 100,00%

Berdasarkan tabel 3.11, tingkat kepatuhan pelaku usaha sangat tinggi hal tersebut menunjukkan kesadaran terhadap pengelolaan jenis ikan yang dilindungi sangat baik. Capaian ini merupakan hasil sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan. Namun begitu, masih terdapat pelanggaran yaitu sebanyak 4 (empat) pelaku usaha di wilayah kerja Pangkalan PSDKP Tual, Bitung dan Stasiun PSDKP Cilacap. Terhadap keempat pelaku usaha tersebut, diberikan sanksi administrasi berupa surat peringatan dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan.

2) Pengawasan Jasa Kelautan

a) Pengawasan wisata bahari dilaksanakan terhadap 35 pelaku usaha

yang terdiri dari pemilik/pengelola

penginapan/hotel/resort/homestay/wahan wisata. Berdasarkan hasil pengawasan tersebut, sebanyak 6 (enam) pelaku usaha yang

(28)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 13 diberikan sanksi administrasi berupa surat peringatan agar melengkapi dokumen perijinan yang ditetapkan;

b) Pengawasan pengelolaan BMKT dilaksanakan di 5 (lima) lokasi yaitu di Desa Kurau Bangka Tengah, Prov. Kep. Bangka Belitung, Serang, Cirebon, pandeglang, dan Batubara. Pengawasan Penambangan Pasir Laut. Darikleima lokasi tersebut, dilakukan pemeriksaan terhadap 11 (sebelas) pelaku usaha, dengan 10 (sepuluh) pelaku usaha telah sesuai ketentuan sedangkan 1 (satu) pelaku usaha tidak patuh berlokasi di Cirebon;

c) Pengawasan penambangan pasir laut dilakukan terhadap 15 (lima belas) pelaku usaha di 9 (sembilan) lokasi. 3 (tiga) pelaku usaha tidak patuh yaitu di Tasikmalaya karena tidak memiliki izin dan 1 (satu) pelaku usaha di Bangka Belitung karena mengakibatkan konflik di masyarakat, sehingga direkomendasikan untuk menghentikan aktivitas penambangan.

3) Pengawasan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil a) Pengawasan pemanfaatan pesisir dilaksanakan di 4 (empat) lokasi

terhadap 8 (delapan) pelaku usaha. Pelaku usaha tersebut memanfaatkan wilayah pesisir untuk kegiatan wisata bahari berupa penginapan. Berdasarkan hasil pengawasan dan verifikasi, sebanyak 5 (lima) pelaku usaha tersebut telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan ketentuan, sedangkan 3 (tiga) pelaku usaha tidak patuh karena belum memiliki izin;

b) Pengawasan pemanfaatan pulau-pulau kecil. Pengawasan pemanfaatan pulau-pulau kecil dilakukan terhadap 35 (tiga puluh lima) pelaku usaha, dan seluruhnya sudah melaksanakan pemanfaatan sesuai dengan ketentuan. Kegiatan pengawasan dilaksanakan di 6 UPT PSDKP, sebagaimana disajikan pada tabel 3.12.

Tabel 3.12. Pengawasan Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil

No UPT PSDKP Pelaku usaha diverifikasi Pelaku usaha taat % 1. Pangkalan Benoa 3 2 66,67% 2. Pangkalan Bitung 3 3 100,00% 3. Pangkalan Jakarta 2 2 100,00% 4. Pangkalan Tual 17 14 82,35% 5. Stasiun Kupang 3 3 100,00% 6. Stasiun Tarakan 7 7 100,00%

(29)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 14 4) Pengawasan Pemanfaat Ruang Laut Nasional

Pengawasan pemanfaatan ruang laut meliputi pengawasan pemanfaatan zonasi ruang laut dan pengawasan pencemaran laut. Pengawasan zonasi ruang laut difokuskan pada kesesuaian antara zonasi ruang laut yang sudah ditetapkan dengan kegiatan pemanfaatan yang ada. Kepatuhan pelaku usaha dalam pemanfaatan ruang laut dilihat dari kesesuaian dokumen perijinan dengan aktivitas yang dilaksanakan serta dampak yang terjadi terhadap lingkungan laut.

Selama periode triwulan III tahun 2020, pengawasan pengelolaan ruang laut dilakukan di Maluku, Lampung, Sulawesi Utara dan Papua Barat. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk bimbingan teknis sekaligus pendampingan pengawasan di lapangan. Pelaku usaha yang diperiksa sebanyak 12 (dua belas) pelaku usaha, dengan 10 (sepuluh) pelaku usaha telah sesuai ketentuan. Pelaku usaha yang diperiksa adalah yang memanfaatkan zonasi di bidang wisata bahari, kecuali di Lampung yaitu budidaya ikan laut.

Pelaku usaha yang diperiksa terkait dengan pengawasan pencemaran laut sebanyak 84 (delapan puluh empat) pelaku usaha yang terdiri dari Unit Pengolah Ikan, dan Budidaya ikan. Berdasarkan hasil pengawasan sebanyak 75 (tujuh puluh lima) pelaku usaha tersebut, telah memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang merupakan salah satu persyaratan utama dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga tidak menyebabkan pencemaran perairan.

3. IKU 3- Persentase Cakupan Wilayah Pengelolaaan Perikanan

Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) yang dipantau dari

illegal fishing

Capaian IKU “Persentase cakupan WPP-NRI yang dipantau dari kegiatan

illegal fishing” sebesar 46,26% dari target triwulan III Tahun 2020 sebesar

36% (persen capaian 120%). Apabila dibandingkan dengan target tahun 2020 sebesar 54,18%, realisasi triwulan III mencapai 85,38%, sedangkan dibandingkan dengan target akhir periode renstra tahun 2024 tercapai 23,85%. Perbandingan dengan capaian kinerja tahun 2020 serta target tahun

(30)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 15 2024, sebagaimana pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13. Perbandingan Target dan Capaian IK “Persentase Cakupan WPP-NRI yang Dipantau dari Kegiatan Illegal Fishing”

Indikator Kinerja Utama

TW III 2019 TW I 2020 TW II 2020 TW III 2020 Tahun 2020 Tahun 2024 R R R T R R T

IKU 3. Persentase cakupan WPP-NRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing

41,12% 17,89% 38,45% 36% 46,26% 54,18% 75%

5,14% 28,37% 7,81% 120% 85,38% 61,68%

Ket: T=Target, R=Realisasi

Capaian diperoleh dari 2 (dua) komponen yakni: (1) Cakupan pengawasan dilaut dengan menggunakan Kapal Pengawas dan Speedboat sebesar 47,04% atau seluas 907,154 nm2; dan (2) Cakupan pengawasan udara dengan menggunakan pesawat sebesar 45,48% atau seluas 877.044,7 nm2. Cakupan wilayah laut yang mampu diawasi oleh 28 unit kapal pengawas sampai dengan triwulan III tahun 2020 seluas 882,156nm2, sehingga capaian

WPP-NRI yang dipantau sebesar 45,74% dari luasan WPP-NRI yang harus diawasi (1.928.506 nm2). Luasan tersebut diperoleh dari rata-rata cakupan

kapal pengawas yang masing-masing dipengaruhi oleh hari operasi, lamanya jam operasi, kecepatan kapal pengawas saat beroperasi, jangkauan radar serta wilayah operasi. Cakupan tersebut meningkat sebesar 22,63% atau seluas 199.657 nm2 dari triwulan II Tahun 2020. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh semakin seringnya Kapal Pengawas Perikanan melakukan operasi di WPP-NRI dalam rangka pemberantasan illegal fishing. Sampai dengan Triwulan III 2020, tercatat rata-rata hari operasi 28 Kapal pengawas sebanyak 83 hari operasi atau meningkat selama 24 hari operasi dari triwulan II Tahun 2020. Selama periode tersebut, Kapal Pengawas berhasil melakukan pemeriksaan sejumlah 2.189 kapal yang terdiri dari 2.137 KII dan 52 KIA, dan dari sejumlah tersebut dilakukan penangkapan sebanyak 63 kapal (17 KII, 46 KIA) karena diduga melakukan pelanggaran yang selanjutnya dikawal ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengawasan SDKP terdekat untuk dilakukan proses lebih lanjut.

Cakupan wilayah laut yang mampu diawasi oleh 122 unit speedboat pengawasan (termasuk RIB, Rubberboat, Sea rider) seluas 24.998 nm2, sehingga capaian WPP-NRI yang dipantau sebesar 1,30% dari luasan WPPNRI yang harus diawasi (1.928.506 nm2). Capaian tersebut diperoleh

dari hari operasi, jam operasi aktual, daya jangkau efektif radar, dan kecepatan rata-rata pada saat dilakukan patroli (dinas). Cakupan tersebut meningkat sebesar 1,20% atau seluas 4.991 nm2 dari cakupan triwulan II

(31)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 16 tahun 2020. Peningkatan tersebut, dipengaruhi oleh semakin seringnya pengawasan yang dilaksanakan dengan menggunakan speedboat, RIB maupun rubber boat baik di UPT Pengawasan SDK maupun Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Sampai dengan triwulan III 2020, rata-rata hari operasi sejumlah 11 hari operasi, dan berhasil melakukan pemeriksaan terhadap kapal penangkapan ikan sebanyak 2.962 unit kapal perikanan. Dari hasil pemeriksaan tersebut sebanyak 3 unit kapal ditangkap karena melakukan diduga melakukan pelanggaran penangkapan ikan yang merusak dan 55 unit kapal diantaranya diberikan pembinaan terkait penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai ketentuan.

Cakupan pengawasan melalui udara sepanjang triwulan III tahun 2020 seluas 877.044,7nm2 tau sebesar 45,48% dari luasan total WPP-NRI, meningkat sebesar 5,01% dari triwulan II tahun 2020. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan jarak tempuh pesawat dan jangkauan pemantauan pesawat saat melakukan operasi. Sampai dengan triwulan III tahun 2020, pengawasan dilakukan sebanyak 10 (sepuluh) periode dengan menggunakan pesawat di 15 (lima belas) pangkalan operasi selama 90 hari operasi, meningkat selama 21 hari dari triwulan II sebanyak 75 hari operasi.

(32)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 17

4. IKU 5- Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan

dan Perikanan

Capaian IKU “Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan” triwulan III tahun 2020 sebesar 73,65% dari target triwulan III tahun 2020 yang ditetapkan sebesar 60% (persentase capaian 120%). Apabila dibandingkan dengan target tahun 2020 sebesar 93%, realisasi triwulan III mencapai 79,19%. Perbandingan capaian kinerja dengan target di tahun 2020 serta target tahun 2024, sebagaimana pada Tabel 3.14.

Tabel 3.15. Perbandingan Target dan Capaian IKU “Penanganan Pelanggaran Bidang Kelautan dan Perikanan”

Indikator Kinerja utama

TW I 2020 TW II 2020 Triwulan III 2020 Tahun 2020 Tahun 2024 R R T R T T

IKU4. Persentase Penanganan Pelanggaran

Bidang Kelautan dan Perikanan 64,20%

78,10

% 60% 73,65% 93% 93%

%Capaian 1,65% -4,45 120% 79,19% 79,19%

Ket: T=Target, R=Realisasi

Berdasarkan tabel 3.15, capaian triwulan III tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 4,45% dari triwulan II Tahun 2020, hal tersebut dipengaruhi oleh kegiatan supervisi penanganan barang bukti dan awak kapal belum dilaksanakan secara maksimal. Sebagai upaya pencapaian kinerja kedepan perlu dilakukan langkah-langkah nyata berupa koordinasi aktif seluruh komponen yang terlibat dalam indikator kinerja tersebut.

Capaian diperoleh dari rata-rata 2 (dua) sub IKU yaitu 1) Persentase Penanganan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan (TPKP); dan 2) Persentase Penanganan Barang Bukti dan Awak Kapal, sebagai berikut:

(33)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 18 Tabel 3.15. Capaian IKU Persentase Penanganan Pelanggaran Bidang

Kelautan dan Perikanan”. Sub Indikator Kinerja Target

2020

Target

TW III Realisasi

% Capaian Sub IK1- Persentase Penyelesaian

Penyidikan TPKP 93% 60% 92,30% 120%

Sub IK2- Persentase Penyelesaian

Penanganan Barbuk dan Awak Kapal 93% 60% 55,00% 91,67%

a. Penyelesaian Penyidikan TPKP

Jumlah kasus yang dihitung adalah kasus tindak pidana kelautan dan perikanan yang ditangani oleh PPNS Perikanan yang ada di UPT/Satker Pengawasan SDKP maupun Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi meliputi kasus pelanggaran dalam bidang penangkapan ikan dan bidang kelautan. Sampai dengan triwulan III Tahun 2020, penyelesaian adiministrasi penyidikan kasus TPKP sebanyak 95 (sembilan puluh lima) kasus yang didominasi oleh Tindak Pidana Perikanan (TPP) sejumlah 68 kasus atau 71,58%, sisanya sebanyak 27 kasus atau 28,45% merupakan Tindak Pidana Kelautan (TPK). Berdasarkan pemantauan sampai dengan triwulan III, dari 95 kasus yang terjadi sebanyak 2 (dua) kasus dalam proses pemeriksaan pendahuluan, 14 kasus diberikan sanksi adminstrasi dan 78 (tujuh delapan) kasus TPKP diproses hukum. Kasus yang masih dalam proses penyidikan sebanyak 9 (sembilan) kasus dan 29 kasus sudah inkrah pengadilan. Detail proses penanganan Kasus TPKP sampai triwulan III tahun 2020, sebagai berikut:

Tabel 3.16. Proses Penanganan Kasus TPKP Tahun 2020

Proses Penanganan TPKP JUMLAH

Pemeriksaan Pendahuluan 2

Sanksi Administrasi 14

Tindakan Lain (Sebelum/Sesudah ADHOC) 1

Proses Hukum 78 SP3 - Proses Penyidikan 9 P-21 - Tahap II 7 Proses sidang 32 Banding 1 Kasasi - Peninjauan Kembali - inkrah 29 Jumlah 95

Perkembangan penanganan TPKP bulan Januari-September 2020 disajikan pada grafik dibawah.

(34)

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Triwulan III 2020| III - 19 Gambar 3.2. Grafik Penanganan kasus TPKP bulan Januari-September 2020 Berdasarkan grafik diatas, penambahan kasus bulanan tertinggi terjadi pada bulan April 2020 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 19 kasus tindak pidana perikanan dan 3 kasus tindak pidana kelautan. Periode triwulan II 2020 (April-Juni) penambahan kasus TPKP menjadi periode penanganan kasus TPKP tertinggi yaitu sebanyak 57 kasus atau 60%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh jumlah kapal perikanan yang ditangkap oleh kapal pengawas. Sementara itu, pada periode triwulan III, penambahan kasus yang ditangani sebanyak 16 (enam belas) kasus, hal tersebut juga dipengaruhi oleh tangkapan hasil operasi kapal pengawas sebanyak 13 (tiga belas) kapal, sisanya merupakan kasus

destructive fishing. Menurunnya hasil operasi kapal pengawas pada periode

tersebut menunjukkan sisi positif mengindikasikan menurunnya penangkapan ikan secara illegal fishing di WPPNRI, yang merupakan dampak dari gencarnya pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Berdasarkan lokasi penanganan TPKP, sebanyak 28 (dua puluh delapan) kasus atau 29,47% ditangani oleh PPNS Perikanan di Pangkalan PSDKP Batam. Seluruh kasus yang ditangani merupakan Kapal Ikan Asing (KIA) pelaku illegal fishing hasil operasi kapal pengawas di Perairan Natuna sebanyak yaitu 23 KIA Vietnam dan 5 KIA Malaysia. Secara keseluruhan KIA yang paling banyak ditangkap dan diproses hukum karena melakukan pelanggaran illegal fishing adalah KIA Vietnam sebanyak 23 kapal disusul KIA Malaysia sebanyak 13 kapal, Filphina 10 Kapal dan Taiwan 1 Kapal. Diperlukan upaya yang lebih tinggi lagi dari seluruh genap komponen dalam menjaga kedaulatan WPPNRI dari praktek illegal fishing yang dilakukan oleh kapal ikan asing.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Tindak Pidana Perikanan 2 1 14 19 12 12 2 5 1

Tindak Pidana Kelautan 4 0 1 3 5 6 1 4 3

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Ditjen PSDKP
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Ditjen. PSDKP Tahun 2020
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Ditjen. PSDKP Tahun 2020
Tabel 3.2. Perbandingan Target dan Capaian IKU-1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Direktorat Perbenihan pada Tahun 2022 melaksanakan kegiatan pemberian paket bantuan Kebun Bibit Rumput Laut kultur

Pengembangan SDM sebagai sumber daya pengawasan SDKP,menekankan manusia sebagai pelaku pengawasan yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas,

METODE PENELITIAN Dalam penelitian analisis keserasian belanja negara pada laporan keuangan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan peneliti

Jumlah bantuan sarana prasarana perikanan budidaya dan percontohan perikanan budidaya bidang produksi dan usaha (unit). 551

Laporan Kinerja Direktorat Kepelabuhanan Perikanan tahun 2021 merupakan pertanggungjawaban ataas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mencapai tujuan, sasaran

Dari ke- 25 unit usaha budidaya perikanan tersebut, sebanyak 22 unit usaha budidaya telah sesuai ketentuan peraturan perundangan dalam melaksanakan kegiatannya, sedangkan 3

• Penyelesaian pemeriksaan kepatuhan pelaku usaha bidang kelautan adalah upaya pengawasan usaha kelautan oleh Pengawas Perikanan dan Polsus PWP3K dengan melakukan

Telepon : 085292580656 Fax : - Email : cv.pantangmundur01@gmail.com Nilai Penawaran : Rp.1.447.187.885 Satu Miliar Sempat Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Seratus Delapan Puluh Tujuh