• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA LAPORAN KINERJA TRIWULAN III DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TA LAPORAN KINERJA TRIWULAN III DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

LAPORAN KINERJA

TRIWULAN III

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga Laporan Kinerja TW III Tahun 2020 Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja kegiatan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tahun 2019 yang tertuang dalam pelaksanaan program kerja sebagai upaya pencapaian visi dan misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Laporan ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan kegiatan lainnya yang mendukung tugas pokok dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon melalui program kerja yang telah dilaksanakan pada Triwulan III tahun 2020 oleh setiap seksi dan divisi yang ada di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon.

Laporan kinerja ini diharapkan mampu memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Laporan kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat.

Ambon, 20 Oktober 2020

Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon

Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

I. RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

PENDAHULUAN... 4

1.1. Latar Belakang ... 4

1.2. Maksud dan Tujuan ... 5

1.3. Tugas dan Fungsi ... 5

1.4. Sumberdaya Manusia ... 8

1.5. Permasalahan Utama ... 9

1.6. Sistematika Penyajian Laporan ... 10

II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 12

2.1 Visi ... 12

2.2 Misi ... 13

2.3 Arahan Utama Presiden ... 13

2.4 Kebijakan dan Strategi KKP ... 14

2.5 Sasaran Strategis dan IKU BPBL Ambon ... 16

2.6 Penetapan Kinerja ... 18

2.7 Pengukuran Kinerja ... 22

III. AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN ... 24

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama ... 24

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja ... 26

1. Sasaran Strategis 1, Meningkatnya Ekonomi Sektor Perikanan Budidaya Laut ... 26

2. Sasaran Strategis 2, Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya BPBL Ambon ... 27

3. Sasaran Strategis 3, Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Perikanan yang Partisipatif ... 46

4. Sasaran strategis 4, Tata Kelola Pemerintahan lingkup BPBL Ambon Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima ... 49

IV. PENUTUP ... 66

4.1. Simpulan ... 66

4.2. Permasalahan/Kendala yang dihadapi ... 67

4.3. Langkah Perbaikan ... 68

V. LAMPIRAN ... 69

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon thn 2019 ... 6

Gambar 2. Komposisi Pegawai BPBL Ambon ... 8

Gambar 3. Pendidikan Pegawai PNS BPBL Ambon ... 9

Gambar 4. Pendidikan Pegawai Kontrak BPBL Ambon ... 9

Gambar 5. Peta Strategis ... 16

Gambar 6. NPSS Triwulan III ... 22

Gambar 7. Parasit yang ditemukan pada ikan ... 31

Gambar 8. Kegiatan Penyaluran Bantuan Benih ... 32

Gambar 9. Kegiatan Serah terima bantuan RL... 35

Gambar 10. Kegiatan serah terima Pokdakan Bantuan KBRL ... 37

Gambar 11. Kegiatan Monitoring Evaluasi Pokdakan Ikan Hias ... 39

Gambar 12. Progress Kegiatan Pokdakan Bioflok ... 40

Gambar 13. Induk Ikan Konsumsi dan Ikan Hias ... 42

Gambar 14. Kegiatan Pembinaan pembudidaya di wilayah kerja ... 42

Gambar 15. Diagram HPI ... 47

Gambar 16. Pemeriksaan sampel HPI ... 49

Gambar 17. Kriteria Penilaian Indeks Profesionalitas ASN ... 51

Gambar 18. Pemantauan Akun Bitrix24 ... 52

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran strategis dan IKU BPBL Ambon Tahun 2020 ... 16

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama TW III BPBL Ambon Tahun 2020 ... 24

Tabel 3. Capaian IKU “Nilai PNBP BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 26

Tabel 4. Capaian IKU “Jumlah Tenaga Teknis Binaan BPBL Ambon TW III Tahun 2020” .... 28

Tabel 5. Capaian IKU “Jumlah Bantuan Benih BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 28

Tabel 6. Rincian Bantuan Benih ... 29

Tabel 7. Rincian data pembudidaya RL di Maluku ... 32

Tabel 8. Rincian data pembudidaya RL di Maluku Utara ... 33

Tabel 9. Capaian IKU “Jumlah Bantuan Bibit rumput Laut BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 34

Tabel 10. Rincian Bahan bantuan KBRL ... 35

Tabel 11. Capaian IKU “Bantuan Sarana Prasarana Kebun Bibit RL Kuljar BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 36

Tabel 12. Rincian Bantuan ikan hias laut ... 37

Tabel 13. Capaian IKU “Bantuan Sarana Prasarana Produksi Ikan Hias Laut BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 38

Tabel 14. Rincian data pembudidaya IH di Maluku ... 38

Tabel 15. Data Kelompok Penerima Bantuan Bioflok ... 39

Tabel 16. Capaian IKU “Bantuan Sarana Prasarana Produksi Ikan Sistem Bioflok BPBL Ambon TW III Tahun 2020” ... 40

Tabel 17. Capaian IKU “Jumlah Produksi Calon Induk Unggul BPBL Ambon ... 41

Tabel 18. Rincian Produksi Calin Unggul ... 41

Tabel 19. “Jumlah Paket Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya Laut 2020” ... 43

Tabel 20. Progress Kegiatan Perekayasaan Triwulan III ... 43

Tabel 21. Capaian IKU “Jumlah Sampel yang diuji dalam rangka Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Tahun 2020” ... 47

Tabel 22. Rincian Jumlah sampel uji ... 48

Tabel 23. Capaian IKU “Indeks Profesionalitas ASN BPBL Ambon” ... 50

Tabel 24. Sistem Informasi Publik di BPBL Ambon ... 52

Tabel 25. Capaian IKU “Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang terstandar Tahun 2020” ... 53

(6)

Tabel 26. Capaian IKU “Nilai Rekon Kinerja lingkup BPBL Ambon” ... 54

Tabel 27. Capaian IKU “Nilai WBK lingkup BPBL Ambon” ... 56

Tabel 28. Capaian IKU “Persentase Jumlah rekomendasi hasil pengawasan” ... 57

Tabel 29. Capaian IKU “Persentase Penyelesaian LHP BPK” ... 59

Tabel 30. Capaian IKU “Nilai Kinerja Anggaran BPBL Ambon TW III 2020” ... 59

Tabel 31. Capaian IKU “Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran BPBL Ambon TW III 2020” ... 60

Tabel 32. Pagu dan Realisasi Anggaran BPBL Ambon TW III 2020 dan 2019 ... 61

Tabel 33. Pagu dan Realisasi Anggaran BPBL Ambon per Jenis Belanja 2020 ... 61

Tabel 34. Data Realisasi anggaran pada indikator kinerja utama (IKU) program prioritas ... 61

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBL Ambon) sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan pembudidayaan dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya induk/benih ikan dan lingkungan perairan disekitarnya. Lingkup wilayah kerja BPBL Ambon meliputi wilayah Maluku, Sulawesi, Papua dan Papua Barat.

Cakupan wilayah kerja yang cukup luas yakni mencakup indonesia bagian timur, secara langsung berdampak pada besarnya tanggung jawab yang diemban dengan tugas pokok dalam hal budidaya laut dimana BPBL Ambon dituntut mampu memecahkan berbagai permasalahan dan tantangan di bidang perikanan budidaya laut guna memenuhi kebutuhan masyarakat serta memajukan kegiatan budidaya laut di wilayah kerja melalui peningkatan kinerja dan kebijakan program yang telah ditentukan.

Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan III tahun 2020 ini merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BPBL Ambon. Laporan Kinerja adalah dokumen evaluasi untuk mendapatkan umpan balik peningkatan kinerja terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPBL Ambon dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis.

Pada tahun 2020, BPBL Ambon menetapkan 4 sasaran strategis dan 18 indikator kinerja utama. Masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatan- kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi balai. Proses pencapaian Indikator kinerja utama pada Triwulan III berjalan dengan baik, dimana beberapa IKU utama telah dicapai dan dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan.

Berikut adalah penjabaran persentase capaian IKU pada triwulan III tahun 2020 : 1. IKU Nilai PNBP lingkup BPBL Ambon tercapai 442.178.685,- target s.d triwulan III senilai

Rp. 750.000.000 atau sebesar 58.95% dan target tahunan sebesar Rp. 934.250.000 atau sebesar 47,32%

2. IKU Jumlah Tenaga Teknis Binaan lingkup BPBL Ambon tercapai 1777 orang target s.d triwulan III sebanyak 563 orang atau 315,63% dan target tahunan sebanyak 750 orang atau 236,93%

3. IKU Jumlah Produksi Calon Induk lingkup BPBL Ambon tercapai 3417 ekor target s.d triwulan III sebanyak 2700 ekor atau 126,55% dan target tahunan 3.400 Ekor atau 100,5%

(8)

4. IKU Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut Lingkup BPBL Ambon tercapai 1.385.500 Ekor target s.d triwulan III sebanyak 1.215.000 ekor atau 114,03% dan target tahunan 1.495.000 Ekor atau 92,67%

5. IKU Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup BPBL Ambon tercapai 1845 sampel, target s.d triwulan III sebanyak 1534 sampel atau 120,27% dan target tahunan 1.950 sampel atau 94,61%

6. IKU Jumlah Bantuan sarana dan prasarana kebun bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon sebanyak 1 paket telah terealisasi di Kabupaten Seram Bagian Barat, namun dalam penginputan aplikasi kinerjaku akan diinput pada akhir TW IV.

7. IKU Jumlah Bantuan bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon sebanyak 40.000 kg. Tercapai 25.000 kg bibit rumput laut yang telah didistribusikan. Target s.d triwulan III sebanyak 25.000 kg atau 100% dan target tahunan 40.000 kg atau 62,5%.

8. IKU Jumlah Bantuan sarana dan prasarana produksi ikan hias laut lingkup BPBL Ambon sebanyak 8 paket telah terealisasi, 6 paket di Kota Ambon dan 2 Paket di Kabupaten Maluku Tengah.

9. IKU Jumlah Bantuan sarana dan prasarana produksi ikan system bioflok lingkup BPBL Ambon sebanyak 6 paket belum terealisasi.

10. IKU Jumlah paket Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Budidaya Laut lingkup BPBL Ambon sebanyak 1 paket belum terealisasi.

11. IKU IKU Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPBL Ambon belum terealisasi (nilai adopsi pusat) target tahunan sebesar 72

12. IKU Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar target tahunan 82% dan terealisasi pada Triwulan III sebesar 100%.

13. IKU Nilai rekon kinerja lingkup BPBL Ambon sebesar 85.

14. IKU Unit Kerja lingkup BPBL Ambon berpredikat menuju WBK telah tercapai dan memperoleh predikat WBK pada tahun 2017. Pada triwulan ini progress kegiatan pada pemenuhan kebutuhan kelengkapan administrasi penunjang, dan target nilai 76 akan direalisasikan pada triwulan IV

15. IKU Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup BPBL Ambon yang dokumen tindak lanjutnya telah tuntas target tahunan 60% pada triwulan III telah tuntas 100% yaitu semua rekomendasi telah tuntas dokumen tindak lanjutnya.

16. IKU Persentase penyelesaian LHP BPK lingkup BPBL Ambon sebesar 100%.

17. IKU Nilai kinerja anggaran lingkup BPBL Ambon sebesar 85%.

(9)

18. IKU nilai kinerja pelaksanaan Anggaran BPBL Ambon target tahunan 88% dan terealisasi pada Triwulan III sebesar 77,61%

(10)

1.1. Latar Belakang

Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 – 2024, telah mengamanatkan agar melakukan pembangunan berbagai bidang secara berkelanjutan. Fokus RPJMN 2020 – 2024, yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud : (i) memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas; (ii) mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan; (iii) meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing; dan (iv) Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan (v) memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar; (vi) membangun lingkaran hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim; (vii) memperkuat stabilitas politik hukum pertahanan dan keamanan dan transformasi pelayanan publik. Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, selama kurun waktu tahun 2020-2024, fokus kebijakan pembangunan perikanan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut : (i) teknologi produksi melalui inovasi teknologi untuk meningkatkan nilai produksi dan nilai tambah; (ii) Sosial Ekonomi, melalui keterlibatan semua stakeholder dalam peningkatan kesejahteraan pelaku usaha; dan (iii) Keberlanjutan lingkungan, melalui aktivitas perikanan budidaya ramah lingkungan dan memperhatikan daya dukung lingkungan dan (iv) berorientasi pasar, perikanan budidaya memproduksi komoditas unggulan yang berorientasi pada permintaan pasar. Arah kebijakan perikanan budidaya tersebut dengan potensi dan keunggulan karakteristik yang ada, diyakini mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. Adapun strategi yang ditempuh untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut : (i) Pengelolaan Kawasan Berkelanjutan; (ii) Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan ; dan (iii) Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya.

Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan

(11)

dicapai telah dijabarkan dengan masing-masing IKU seperti yang tercantum pada Renstra dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya.

Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun Maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja antara lain :

1. sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon kepada seluruh stakeholders;

2. sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Balai Perikanan Budididaya Laut Ambon pada triwulan ketiga tahun anggaran 2020 dalam upaya perbaikan kinerja pada tahun sebelumnya; dan sebagai bahan inputan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

1.3. Tugas dan Fungsi

Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 6/PERMEN-KP/2014 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan;

2. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya laut;

3. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya laut;

4. Pelaksanaan sertifikasi system perikanan budidaya laut;

5. Pelaksanaan kerjasama teknis budidaya laut;

6. Pengelolaan dan pelayanan system informasi dan publikasi perikanan budidaya laut;

7. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya laut;

(12)

8. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya laut;

9. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi perikanan budidaya laut;

10. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya laut; dan 11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN- KP/2014, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon telah menjadi Eselon IIIa dengan struktur organisasi terdiri atas:

1. Kepala Balai

2. Subbagian Tata Usaha

3. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama 4. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, tersaji pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon Th. 2020

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 13/MEN-SJ/KP.430/XII/2019 Tanggal 18 Desember 2019 Tentang Pemberhentian dari dan

Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon

(Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si)

Kepala Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama (Robianta Nurhadi, S.St.Pi)

Kepala Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis (Ir. Doortje A Horhoruw, M.Si

Kepala sub Bagian Tata Usaha

(Erdy Asmaul Basir, A.Md, S.Pi)

Kelompok Jabatan Fungsional

(13)

Pengangkatan dalam Jabatan Administrator Setara Eselon III lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada surat keputusan tersebut terdapat penggantian Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dari pejabat sebelumnya Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si kepada Pejabat baru, Nur Muflich Juniyanto, S.Pi, M.Si. Dalam menjalankan tugasnya, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Kepala sub bagian, Kepala seksi, kelompok jabatan fungsional dan seluruh pegawai yang berjumlah 55 orang dengan kompetensi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mewujudkan tercapainya visi dan misi BPBL Ambon.

Adapun tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPBL Ambon adalah sebagai berikut:

1. Subbagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga dan ketatausahaan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 05/MEN-SJ/KP.430/VI/2020 Tanggal 25 Juni 2020 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pengawas dan Pelaksana Setara Eselon IV lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada surat keputusan tersebut terdapat penggantian Kepala Sub Bagian Tata Usaha dari pejabat sebelumnya Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si kepada Pejabat baru, Erdy Asmaul Basir, A.Md, S.Pi.

2. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi perikanan budidaya laut.

3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kerekayasaan, pengujian, pendampingan, penerapan standar/sertifikasi perbenihan dan pembudidayaan ikan air laut, pengendalian hama

(14)

dan penyakit ikan, pengawasan benih/budidaya serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari : Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan, Pengendali Hama Penyakit Ikan, Statistisi, Arsiparis dan Pranata Humas. Pegawai Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada tahun anggaran 2020 terdiri dari 55 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Selain 4 bagian utama yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan SK Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon No. 09/BPBLA/OT.210/I/2020 tentang Struktur Organisasi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 2019 terdiri dari 4 divisi yakni :

1. Divisi Produksi Benih Ikan Konsumsi

2. Divisi Produksi Calon Induk dan Rumput Laut 3. Divisi Produksi Benih Ikan Hias Laut

4. Divisi Pengelolaan Laboratorium

1.4. Sumberdaya Manusia

Jumlah Pegawai BPBL Ambon pada tahun 2019 terdiri dari 55 orang PNS dan 37 Tenaga Kontrak dengan komposisi sebagai berikut :

Gambar 2. Komposisi Pegawai Lingkup BPBL Ambon 2020

- 2 4 6 8 10

12 10

5 4

11

6

8 8

11

1 1

11 11

2 2

Data Pegawai BPBL Ambon 2020

PNS Kontrak

(15)

Gambar 3. Pendidikan Pegawai (PNS) Lingkup BPBL Ambon 2020

Gambar 4. Pendidikan Pegawai (Kontrak) Lingkup BPBL Ambon 2020

1.5. Permasalahan Utama

Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah :

1. Penyediaan dan distribusi induk unggul dan benih berkualitas masih terbatas;

2. Efisiensi pakan masih rendah;

3. Biaya produksi yang masih tinggi;

4. Penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat sedimentasi di perairan Teluk Ambon Dalam;

SD 6%

SMP 0%

SMA 33%

D3 7%

D4/S1 27%

S2 27%

DATA PENDIDIKAN PNS BPBL AMBON

SD

3% SMP

3%

SMA 70%

D3 3%

D4/S1 21%

DATA PENDIDIKAN TENAGA KONTRAK BPBL AMBON

SD SMP SMA D3 D4/S1

(16)

5. Ancaman infeksi penyakit;

6. Belum terverifikasinya induk dan benih yang SPF maupun SPR;

7. Belum terpenuhinya kebutuhan pakan alami seperti rotifer untuk menunjang kebutuhan pakan awal benih ikan budidaya;

8. Keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, system filtrasi media budidaya, dan lainnya;

9. Implementasi konsep biosecurity yang belum memadai sehingga intensitas infeksi penyakit pada ikan budidaya masih terus terjadi;

10. Pemahaman informasi sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan; dan

11. sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung.

1.6. Sistematika Penyajian Laporan

Penyusunan Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan III mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut:

Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini disajikan ringkasan mengenai tujuan, sasaran, capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja dan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang mungkin terjadi pada tahun mendatang.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi dari Balai Perikanan Perikanan Budidaya Laut Ambon sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan Laporan kinerja.

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada tahun 2020-2024. Rencana kinerja tahun 2020 dan indikator keberhasilan pencapaian penetapan kinerja berupa target program prioritas.

Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja yang diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja (PK), evaluasi dan analisis capaian kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan pencapaian target

(17)

serta hambatan/kendala yang dihadapi dan langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan di tahun sebelumnya. Serta akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang kinerja anggaran.

Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan, permasalahan dan kendala serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun mendatang.

Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV.

(18)

Arahan utama Presiden yang kemudian disinkronkan dengan 7 agenda pembangunan RPJMN tahun 2020-2024, sebagaimana tertuang dalam Rancangan Awal RPJMN 2020-2024, antara lain:

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas

2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing 4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar

6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim

7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik

2.1. Visi

Visi didasarkan pada visi Indonesia 2045 yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil dan makmur. Untuk visi pembangunan nasional 2020-2024 menggunakan Visi Presiden yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong". Visi ini diartikan di mana saat Indonesia telah sungguh-sungguh berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yang diwujudkan dengan kerja gotong royong, maka saat itulah Indonesia telah menjadi Indonesia maju sesuai pada cita-cita kemerdekaan yang tertuang pada pembukaan UUD 1945. Sedangkan visi KKP 2020 – 2024 adalah “Terwujudnya masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera dan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan” untuk mewujudkan “Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”

Visi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2020 – 2024 yang sejalan dengan visi presiden, wakil presiden dan KKP adalah “Terwujudnya masyarakat perikanan budidaya yang sejahtera dan sumberdaya perikanan budidaya yang berkelanjutan” untuk mewujudkan

“Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”.

(19)

2.2. Misi Presiden

Visi di atas dapat diwujudkan dengan pelaksanaan Misi Presiden dalam Nawacita II, antara lain:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia, melalui peningkatan daya saing SDM dan pengembangan inovasi dan riset kelautan dan perikanan;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing, melalui peningkatan kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian nasional;

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan, melalui peningkatan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan;

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, melalui peningkatan tata kelola pemerintahan di KKP.

Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon bertanggung jawab untuk membantu dalam penyelenggaraan pembangunan perikanan budidaya laut di lingkup wilayah kerjanya adapun visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh BPBL Ambon sejalan dengan visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya yang mengacu pada visi misi presiden dan wakil presiden 2020 – 2024. Penerapan dan pelaksanaan visi misi dilakukan secara bertanggungjawab didasari sikap gotong royong, yang saling mendukung memberi manfaat dan memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi bagi kepentingan stakeholder perikanan budidaya.

gamababa

g

2.3. Arahan Utama Presiden

Misi Presiden di atas diimplementasikan melalui 5 Arahan Utama Presiden yang disampaikan pada Pidato Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2019, antara lain:

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia, Membangun SDM yang pekerja keras, dinamis, terampil, menguasai IPTEK, mengundang talenta global untuk bekerjasama, mengembangkan endowment fund untuk manajemen SDM, serta optimalisasi kerjasama dengan industry

2. Pembangunan Infrastruktur, Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke

(20)

kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian rakyat

3. Penyederhanaan Regulasi, Kendala regulasi disederhanakan, dipotong dan dipangkas dengan pendekatan omnibus law, terutama menerbitkan 2 Undang-Undang dan UU Cipta Lapangan Kerja dan UU Pemberdayaan UMKM.

4. Penyederhanaan Birokrasi, Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur dan birokrasi yang panjang, dan menyederhanakan eselonisasi 5. Transformasi Ekonomi, Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan sumber

daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.4. Kebijakan dan Strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan

Isu strategis dan tantangan pembangunan kelautan dan perikanan dalam lima tahun ke depan, diantaranya adalah (1) Pemberantasan perikanan ilegal, tanpa pelaporan, dan tak diatur (IUU fishing), (2) Keberlanjutan (sustainability) Sumber Daya Perikanan dan Kelautan, (3) Peningkatan kesejahteraan (prosperity) masyarakat, (4) Meningkatan daya saing industri perikanan, (5) Pengembangan SDM dan IPTEK Kelautan dan Perikanan, (6) Pembangunan Sumber Daya Kelautan (KKP 2019).

Ada 2 arahan Presiden untuk pembangunan kelautan dan perikanan, yaitu: memperbaiki hubungan dengan stakeholders dan perikanan budidaya dioptimalkan dan diperkuat lagi (KKP 2019).

Kebijakan pokok pembangunan kelautan dan perikanan diarahkan untuk mewujudkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang dapat menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan devisa negara, yaitu melalui delapan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

1. Peningkatan SDM yang unggul

2. Pemberdayaan dan perlindungan usaha 3. Pengelolaan SDKP yang berkelanjutan 4. Peningkatan pengawasan SDKP 5. Industrialisasi kelautan dan perikanan 6. Peningkatan usaha dan investasi

7. Penguatan kebijakan dan regulasi berbasis data, informasi, pengetahuan yang faktual dan komunikasi dengan stakeholders

8. Reformasi birokrasi (KKP 2019).

(21)

Untuk melaksanakan kebijakan diatas maka strategi yang berkaitan dengan perikanan budidaya adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan dan perlindungan usaha

2. Pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan

 Pengelolaan kawasan perikanan budidaya berkelanjutan

 Optimalisasi produksi perikanan budidaya

 Penyediaan sarana dan prasarana perikanan budidaya 3. Peningkatan usaha dan investasi KP

4. Penguatan kebijakan regulasi berbasis data dan informasi 5. Reformasi Birokrasi

Rumusan rencana strategis ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPBL Ambon. Penetapan tujuan adalah hal yang penting sebagai dasar penentuan arah strategis dan perubahan serta perbaikan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, yaitu mewujudkan visi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan BPBL Ambon adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya produksi perikanan budidaya secara berkelanjutan, khususnya di wilayah kerja BPBL Ambon, mencakup kegiatan produksi calon induk, benih dan rumput laut kultur jaringan unggul.

2. Tersedianya paket teknologi budidaya laut yang mampu diterapkan oleh masyarakat pembudidaya;

3. Terselenggaranya kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan dalam menunjang pengembangan kawasan budidaya laut yang menerapkan system usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan.

(22)

Gambar 5. Peta Strategis BPBL Ambon

2.5. Sasaran Strategis dan IKU BPBL Ambon

Mengacu pada sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya 2015 – 2019 sebagai penjabaran visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan melalui tahapan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan arah kebijakan yang terbagi menjadi empat perspektif dalam bentuk peta sasaran strategis BPBL Ambon.

Tabel 1. Sasaran strategis dan IKU BPBL Ambon

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA

 Meningkatnya Ekonomi sektor perikanan budidaya laut

 Nilai PNBP Lingkup BPBL Ambon

 Peningkatan produksi perikanan budidaya BPBL Ambon

 Jumlah Tenaga Teknis Binaan lingkup BPBL Ambon

 Jumlah bantuan benih ikan laut lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Ekor)

 Jumlah bantuan bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Kg)

(23)

 Jumlah bantuan sarana prasarana kebun bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

 Jumlah Bantuan sarana prasarana produksi ikan hias laut lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

 Jumlah Bantuan sarana prasarana produksi ikan system bioflok lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

 Jumlah produksi calon induk ikan yang dihasilkan BPBL Ambon sesuai standar (Ekor)

 Jumlah Paket Teknologi Perekayasaan Bidang Budidaya Laut lingkup BPBL Ambon (Paket)

 Terselenggaranya

pengendalian dan

pengawasan sumberdaya perikanan budidaya yang partisipatif

 Terselenggaranya pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan lingkup BPBL Ambon yang sesuai standar (Sampel)

 Tata kelola pemerintahan lingkup BPBL Ambon yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan priman

 Indeks profesionalitas ASN lingkup BPBL Ambon;

 Persentase unit kerja yang menerapkan system manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

 Nilai rekon kinerja lingkup BPBL Ambon

 Nilai WBK lingkup BPBL Ambon

 Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup BPBL Ambon yang dokumen tindak lanjutnya telah tuntas (%)

 Persentase penyelesaian LHP BPK lingkup BPBL Ambon

 Nilai kinerja anggaran lingkup BPBL Ambon

 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran lingkup BPBL Ambon

(24)

2.6. Penetapan Kinerja (PK)

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu, dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja adalah untuk:

 Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;

 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

 Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. Penetapan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon tahun 2020, secara rinci sabagai berikut:

(25)
(26)
(27)
(28)

2.7. Pengukuran Kinerja

Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja tahun 2020, BPBL Ambon menerapkan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah diverifikasi oleh tim Strategic Management Office (Tim Pengelola Kinerja BPBL Ambon) sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat;

2. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh Indeks Capaian IKU.

3. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%.

Gambar 6. NPSS Triwulan III per tanggal 21 Oktober

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari 3 jenis, yaitu:

1. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Maximize.

Indeks Capaian = realisasi

target x 100%

IKU yang memiliki polarisasi stabilize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja diharapkan berada dalam suatu rentangtarget tertentu.Apabila hasil perhitungan nilai capaian IKU melampaui target, akan menghasilkan

(29)

nilai maksimal 110%. Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan target.

(30)

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pengukuran capaian IKU, bab ini menguraikan tentang indikator kinerja kegiatan, penjelasan tentang capaiannya, kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan dan permasalahan yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya termasuk langkah antisipasi yang dilakukan pada tahun berjalan.

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama TW III Tahun 2020

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja (IKU)

Target Tahunan

Target TW III

Realisasi s.d TW III

% Realisasi Capaian IKU

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Meningkatnya Ekonomi Sektor Perikanan Budidaya Laut

1. Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp)

934.250.000 750.000.000 442.178.685,- 58.96

2. Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya BPBL Ambon

2. Jumlah Tenaga Teknis Binaan lingkup BPBL Ambon (Orang)

750 563 1.777 120

3. Jumlah bantuan benih ikan laut lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Ekor)

1.4950.000 1.215.000 1.385.500 114

4. Jumlah bantuan bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Kg)

40.000 25.000 25.000 100

5. Jumlah bantuan sarana prasarana kebun bibit rumput laut kultur jaringan lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

1 1 1 100

6. Jumlah Bantuan sarana prasarana produksi ikan hias laut lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

8 8 8 100

7. Jumlah Bantuan sarana prasarana produksi ikan system bioflok lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (Paket)

6 0 0 0

(31)

8. Jumlah produksi calon induk ikan yang dihasilkan BPBL Ambon sesuai standar (Ekor)

3400 2700 3417 120

9. Jumlah Paket Teknologi Perekayasaan Bidang Budidaya Laut lingkup BPBL Ambon (Paket)

1 0 0 0

3. Terselenggaranya pengendalian dan pegawasan sumberdaya perikananan budidaya yang partisipatif

10. Terselenggaranya pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan lingkup BPBL Ambon yang sesuai standar (Sampel)

1950 1534 1845 120

4. Tata Kelola Pemerintahan lingkup BPBL Ambon yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

11. Indeks Profesionalitas ASN lingkup BPBL Ambon

72 0 0 0

12. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (%)

82 75 100 120

13. Nilai Rekon Kinerja lingkup BPBL Ambon (%)

85 0 0 0

14. Nilai WBK lingkup BPBL Ambon (Nilai)

76 75 83.20 110

15. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup BPBL Ambon yang dokumen tindak lanjutnya telah tuntas (%)

60 45 100 120

16. Persentase Penyelesaian LHP BPK Lingkup BPBL Ambon

100 0 0 0

17. Nilai Kinerja Anggaran lingkup BPBL Ambon (%)

85 0 0 0

18. Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran lingkup BPBL Ambon (%)

88 87 77.61 89.21

(32)

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja

Bagian berikut menguraikan tentang evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan dan analisis capaian kinerja dari sasaran strategis.

SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA EKONOMI SEKTOR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT

IKU 1 : Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp)

PNBP merupakan lingkup keuangan negara yang dikelola dan dipertanggungjawabkan.

Kelompok penerimaan negara bukan pajak meliputi :

 Penerimaaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah

 Penerimaan dari pemanfaatan sumberdaya alam

 Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan;

 Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah;

 Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi;

 Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;

 Penerimaan lainnya yang diatur dalam Undang-undang tersendiri.

Tabel 3. Capaian IKU “Nilai PNBP BPBL Ambon s.d Triwulan III Tahun 2020”.

Nama SS : Meningkatnya Ekonomi Sektor Perikanan Budidaya Laut Nama Indikator : Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp)

S.D Triwulan III 2020

Realisasi s.d TW III 2019

Perbandingan TW III 2020 dengan TW III 2019 (%)

Target 2020

Realisasi Terhadap Target Tahunan

(%) Target Realisasi Capaian

750.000.000 442.178.685 58.96 532.862.827 82.98 934.250.000 47.32

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPBL Ambon Tahun 2020 adalah sebesar Rp 934.250.000. Target PNBP s.d Triwulan III tahun 2020 adalah sebesar Rp 750.000.000 dan terealisasi sebesar Rp. 442.178.685 atau sebesar 58,96% terhadap target tahun 2020. Capaian PNBP tersebut diperoleh dari penjualan hasil perikanan, pendapatan jasa lainnya dengan rincian sebagai berikut :

1. Penjualan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Budidaya Rp. 408.223.500,- 2. Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai TUSI Rp. 7.500.000,-

3. Pendapatan Pengujian Sertifikasi, Kalibrasi dan Standarisasi lainnya Rp. 7.255.000,- 4. Sewa Rumah Dinas Rp. 18.374.211,-

5. Pendapatan Non Anggaran, Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran yang lalu Rp. 925.000,-

(33)

Kendala yang sering ditemui dalam proses pencapaian target PNBP adalah menurunnya daya serap pasar terhadap beberapa komoditas budidaya, baik itu benih maupun ikan ukuran konsumsi, kurangnya kesadaran masyarakat pembudidaya di wilayah kerja dalam melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel ikan maupun kualitas air yang terindikasi HPI, dalam segi pendapatan non SDA Umum menurunnya jumlah stakeholder yang memakai fasilitas asrama/sewa juga turut menyebabkan menurunnya nilai PNBP yang dihasilkan. Rekomendasi yang dilakukan antara lain melakukan pengawasan dan koordinasi secara periodik terhadap target capaian yang harus terealisasi khususnya bidang produksi.

SASARAN STRATEGIS 2 : PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BPBL AMBON

IKU 2 : Jumlah Tenaga Teknis Binaan Lingkup BPBL Ambon

Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan program.

Didalam Kepmen KP No. 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan, disebutkan bahwa Kelembagaan pelaku utama perikanan adalah kumpulan para pelaku utama yang terdiri dari nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang terikat secara informal atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta di dalam lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang ketua kelompok pelaku utama kelautan dan perikanan.

Secara umum kelembagaan pelaku utama perikanan memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut :

 Kelompok Perikanan

- Memiliki jumlah anggota kelompok 10 – 25 orang;

- Pelaku utama yang berada di dalam lingkungan pengaruh seorang ketua kelompok;

- Memiliki tujuan, minat dan kepentingan yang sama terutama dam bidang usaha perikanan;

- Memiliki kesamaan tradisi/kebiasaan, domisili lokasi usaha, status ekonomi dan Bahasa;

- Bersifat informal;

(34)

- Memiliki saling ketergantungan antar individu;

- Mandiri dan Pertisipatif;

- Memiliki aturan atau norma yang disepakati bersama; dan - Memiliki administrasi yang rapih.

Magang bagi siswa siswi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan program belajar guna memberikan pemahaman dan pengalaman bagi peserta didik untuk mengenal dunia kerja.

Manfaat dari kegiatan magang ini antara lain :

 Siswa mampu beradaftasi dengan dunia kerja;

 Siswa ditempa dengan mental yang kuat;

 Siswa mampu meningkatkan interaksi sosial dalam lingkup pekerjaan;

 Siswa mampu menerapkan kerjasama tim maupun kualitas kerja individu secara lebih baik;

 Siswa mendapatkan keilmuan teknis.

Tabel 4. Capaian IKU “Jumlah Tenaga Teknis Binaan lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon s.d Triwulan III tahun 2020”.

Nama SS : Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya BPBL Ambon

Nama Indikator : Jumlah Tenaga Teknis Binaan lingkup BPBL Ambon (Orang) S.D Triwulan III 2020

Realisasi s.d TW III 2019

Perbandingan TW III 2020 dengan TW III 2019 (%)

Target 2020

Realisasi Terhadap Target Tahunan

(%) Target Realisasi Capaian

563 1777 120 1299 120 750 120

IKU 3 : Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut lingkup BPBL Ambon yang tepat sasaran (ekor) Target jumlah bantuan benih yang harus disalurkan oleh BPBL Ambon tahun 2020 sebesar 1.495.000 ekor. Capaian Bantuan Benih sampai dengan Triwulan III ini adalah sebesar 1.055.000 ekor atau 70,56 % dari target yang telah ditetapkan. Bantuan Benih yang disalurkan terdiri atas benih ikan konsumsi dan benih ikan hias laut.

Tabel 5. Capaian IKU “ Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut lingkup BPBL Ambon s.d Triwulan III tahun 2020”.

Nama SS : Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya BPBL Ambon

Nama Indikator : Jumlah Bantuan Benih Ikan Laut lingkup BPBL Ambon yang Tepat Sasaran (Ekor) S.D Triwulan III 2020

Realisasi s.d TW III 2019

Perbandingan TW III 2020 dengan TW III 2019 (%)

Target 2019

Realisasi Terhadap Target Tahunan

(%) Target Realisasi Capaian

1.215.000 1.385.500 114 702.800 120 1.495.000 92

Data Penerima Bantuan benih telah diproses penginputan dalam aplikasi Bantuan Pemerintah KKP, Realisasi Bantuan Benih pada s.d Triwulan III 2020 melebihi target yang telah

(35)

seperti kakap putih. Berikut adalah rincian Bantuan benih ikan laut s.d triwulan III, tersaji pada tabel 10 berikut :

Tabel 6. Rincian Bantuan Benih Ikan Laut

No. Bantuan Benih Ikan Jumlah Bantuan

(Ekor)

Jenis Bantuan Sebaran Lokasi Bantuan

1. Bantuan Benih

1.335.500

Benih Ikan Konsumsi (Benih Kakap

Putih dan Bubara)

Provinsi Maluku (Kota Ambon, Maluku Tengah, Buru, Seram Bagian Barat) Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Pinrang, Kabupaten Jeneponto) Provinsi Sulawesi Tenggara (Kota Bau- Bau, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Utara, Kota Kendari ) 50.000

Benih Ikan Hias (Benih

Clownfish)

Tujuan dan sasaran disalurkannya bantuan pemerintah ini adalah untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

Beberapa kendala dalam distribusi bantuan benih antara lain masih kurangnya informasi data kelembagaan dan administrasi pokdakan calon penerima dalam proposal pengajuan bantuan yang diterima BPBL Ambon serta jarak lokasi calon penerima bantuan yang cukup jauh sehingga beberapa lokasi pembudidaya, bantuan benih belum dapat didistribusikan.

Serta dalam masa pandemic COVID-19 ini terjadi pembatasan dibeberapa wilayah sehingga menyebabkan terhambatnya distribusi bantuan karena ketiadaan sarana transportasi ke daerah tersebut. Secara teknis kendala utama adalah terkait produksi benih balai, di mulai pada tahapan pengelolaan induk adanya induk yang berperan sebagai carier terhadap penyakit tertentu, seperti penyakit yang disebabkan oleh virus. Salah satu virus yang sering teridentifikasi menginfeksi larva dan juvenile ikan laut adalah VNN atau Viral Nervous Necrosis.

Pada benih ikan konsumsi, serangan penyakit virus VNN (viral nervous necrocis) banyak menyerang ikan laut pada stadia larva dan juvenil. Gejala klinis infeksi penyakit ini pada larva ikan dibawah D20 adalah menurunnya nafsu makan, sedangkan pada larva D20 – D40 menunjukan gejala berenang yang abnormal dan cenderung dipermukaan berupa kehilangan keseimbangan karena virus ini menyerang bagian otak dan mata. Pada ikan 2-4 bulan memiliki kecenderungan ikan berdiam diri didasar bak budidaya. Infeksi VNN dapat menyebabkan kematian hingga 100% dalam kegiatan pemeliharaan. Upaya yang dilakukan adalah pemberian antibiotic, vitamin dan imunostimulan dalam pakan, sesuai dosis yang dianjurkan, dan Ketiga adalah penanganan parameter kualitas media pemeliharaan, hal yang mungkin dilakukan

(36)

adalah dengan menjaga suhu media hidup tetap optimal. Suhu merupakan faktor pembatas yang penting bagi kegiatan produksi benih upaya seperti penggunaan heater atau pemanas dalam menjaga suhu selalu terjaga pada 300C. Kemampuan ikan dalam beradaptasi terhadap suhu bervariasi tergantung jenis ikan dan ukurannya, secara umum suhu tidak selalu mematikan akan tetapi mampu mempengaruhi gangguan kesehatan ikan dalam jangka panjang, misalnya stress yang ditandai abnormalitas tubuh dan gerakan, benih ikan memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap fluktuasi perubahan parameter lingkungan. Pada periode Juli – September terjadi fluktuasi suhu yang cukup signifikan, hal ini menyebabkan benih ikan cenderung stress akibat gangguan metabolisme tubuh. Respon terhadap pakan mengalami penurunan sehingga angka mortalitas benih sedikit meningkat.

Selain faktor lingkungan adanya serangan pathogen juga menyebabkan masalah pada produksi benih. Pada benih kakap putih dan bubara juga ditemukan infeksi Cryptocaryon irritans, Benedia, dan Hexostoma. Beberapa jenis protozoa ini mengakibatkan kerusakan kulit dan insang ikan. Ikan yang terinfeksi Cryptocaryon irritans memperlihatkan penurunan nafsu makan sehingga tubuhnya menjadi kurus dan warna tubuh cenderung lebih gelap. Ikan terlihat lemah, lesu, dan berenang secara abnormal sambal menggosokan badan pada wadah pemeliharaan, serta frekuensi pernapasan meningkat.

Pada ikan kerapu ditemukan infeksi vibrio spp. Bakteri ini berbentuk batang dengan ukuran 0,5 x 1,0 mm, bersifat gram negative dan bergerak dengan menggunakan flagel. Bakteri vibrio memiliki kemampuan hidup dan tumbuh hampir di segala media yang memiliki kancungan garam 1 – 1,5%. Inang utama berupa ikan laut. Vibriosis merupakan penyakit potensial yang menginfeksi ikan laut dan dapat mengakibatkan kematian mencapai 50%

terutama pada ikan stadia muda.

Ikan yang terserang vibriosis mengalami anorexia, melanosis, warna insang pucat. Pada infeksi akut tubuh ikan dapat membengkak dan luka serta mengeluarkan nanah. Infeksi kronik menunjukan granuloma dan haemoragic pada rongga perut.

(37)

Gambar 7. Ektoparasit hasil pengamatan pada benih ikan

Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi dan penjaminan kualitas benih yang dihasilkan antara lain melalui penerapan biosecurity di lingkungan hatchery secara optimal, melakukan manajemen pemberian pakan induk dan benih yang tepat, pakan yang diberikan harus memiliki standar kualitas yang baik, terutama dalam kandungan nutrisi pakan yang terkandung didalamnya. Pakan induk dan benih tepat secara ukuran, jumlah, frekuensi pemberian sehingga berdampak pada peningkatan survival rate induk dan benih, dan secara umum optimalkan implementasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) di instalasi produksi budidaya. Dalam manajemen kesehatan ikan, khususnya penanganan infeksi Cryptocaryon irritans dapat dilakukan dengan menjaga suhu lingkungan budidaya selalu diatas 290C, perendaman denga peroksida dengan dosis 150 ppm selama 30 menit juga dapat dilakukan, apabila infeksi sudah terlalu parah maka eradikasi (Pemusnahan Ikan sakit) bisa menjadi alternative cara guna menekan penyebaran penyakit dan memutus siklus hidup pathogen. Penanggulangan serangan vibriosis dlebih ditujukan pada upaya pencegahan. Upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisir vibriosis pada ikan antara lain menyediakan bak pengendapan dan melakukan perbaikan sistem filtrasi media pemeliharaan.

Media pemeliharaan disaring dan diendapkan selama 3 hari dengan tujuan mengurangi prevalensi dan intensitas bakteri pathogen yang mampu menginfeksi ikan, dengan rentang waktu tersebut dinilai cukup efektif dalam memutus siklus hidup bakteri pathogen.

(38)

Gambar 8. Kegiatan penyaluran bantuan benih ikan

IKU 4 : Jumlah Bantuan Bibit Rumput Laut Kultur Jaringan lingkup BPBL Ambon yang Tepat Sasaran (Kg)

Program bantuan bibit rumput laut kultur jaringan menjadi salah satu program prioritas Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon yang langsung bersentuhan dengan masyarakat khususnya pembudidaya rumput laut. Program ini adalah salah satu IKU Ditjen Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya khususnya produksi rumput laut. Target atas IKU ini adalah 40.000 Kg. Progress kegiatan penyaluran bantuan sampai dengan Triwulan III telah didistribusikan bantuan bibit rumput laut sebanyak 25.000 kg pada 33 kelompok pembudidaya di Kabupaten Pulau Taliabu, Halmahera Barat, Halmahera Timur, dan Kepulauan Sula Maluku Utara, serta Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kota Tual. Kegiatan identifikasi dan verifikasi pembudidaya rumput laut dilakukan di 2 Provinsi yakni Provinsi Maluku, dan Maluku Utara.

Hasil kegiatan identifikasi kelompok pembudidaya rumput laut, tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 7 . Data Kelompok Pembudidaya Rumput Laut di Provinsi Maluku

No. Nama Kelompok Alamat

Keterangan Status Bantuan Kabupaten/Kota Provinsi

1. Kelompok Mangon Jaya

Kota Tual Maluku Aktif Terealisasi 2. Kelompok Fiditan

Permai

Kota Tual Maluku Aktif Terealisasi 3. Kelompok Kiomstar Kota Tual Maluku Aktif Terealisasi 4. Kelompok Neru 2 Maluku Tenggara Maluku Aktif Belum 5. Kelompok Ohoi Evu Maluku Tenggara Maluku Aktif Belum 6. Kelompok Kelvik Kota Tual Maluku Aktif Terealisasi 7. Kelompok Arfa Maluku Tenggara Maluku Aktif Belum 8. Kelompok Usaha Maluku Tenggara Maluku Aktif Belum

(39)

9. Kelompok Mutiara Anugerah

Kepulauan Tanimbar

Maluku Aktif Belum

10. Kelompok Eliasa-1 Kepulauan Tanimbar

Maluku Aktif Belum

11. Kelompok Yawan Kepulauan Tanimbar

Maluku Aktif Belum

12. Kelompok Abobmean

Kepulauan Tanimbar

Maluku Aktif Belum

13. Kelompok Koperasi Lende Jaya

Kepulauan Tanimbar

Maluku Aktif Belum

14. Kelompok Cahaya Bahari

Buru Maluku Aktif Belum

15. Kelompok Teluk Gemilang

Buru Maluku Aktif Belum

16. Kelompok Saliong Jaya

Buru Maluku Aktif Belum

17. Kelompok Sejahtera Seram Bagian Barat

Maluku Aktif Terealisasi 18. Kelompok Titapu Seram Bagian

Barat

Maluku Aktif Terealisasi 19. Kelompok Taripang Seram Bagian

Barat

Maluku Aktif Terealisasi 20. Kelompok Boncu

Sahabat Bahari

Seram Bagian Barat

Maluku Aktif Terealisasi 21. Kelompok Rurehe Seram Bagian

Barat

Maluku Aktif Terealisasi

Tabel 8 . Data Kelompok Pembudidaya Rumput Laut di Provinsi Maluku Utara

No. Nama Kelompok Alamat

Keterangan Status Bantuan Kabupaten/Kota Provinsi

1. Kelompok Pulau Tunggal

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 2. Kelompok Pastur

Karang

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 3. Kelompok Karang

Jaya

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 4. Kelompok Mutiara

Laut

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 5. Kelompok Sapa Pulau Taliabu Maluku

Utara

Aktif Terealisasi 6. Kelompok Sinar

Abalon

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 7. Kelompok Jatuh

Bangun

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 8. Kelompok Selat

Selatan

Pulau Taliabu Maluku Utara

Aktif Terealisasi 9. Kelompok Sambua Pulau Taliabu Maluku

Utara

Aktif Terealisasi 10. Kelompok Totobu Pulau Taliabu Maluku

Utara

Aktif Terealisasi

(40)

11. Kelompok Bajo Indah

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 12. Kelompok Citra

Mandiri

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 13. Kelompok Santosa Kepulauan Sula Maluku

Utara

Aktif Terealisasi 14. Kelompok Telaga

Indah

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 15. Kelompok Agar

Makmur

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 16. Kelompok Sania Kepulauan Sula Maluku

Utara

Aktif Terealisasi 17. Kelompok Mekar

Indah

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 18. Kelompok Permata

Bajo

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 19. Kelompok Pasir

Putih

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 20. Kelompok Wakapet

02

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 21. Kelompok Pas Gatel Kepulauan Sula Maluku

Utara

Aktif Terealisasi 22. Kelompok Mekar

Jaya

Kepulauan Sula Maluku Utara

Aktif Terealisasi 23. Kelompok

Dorolamo

Halmahera Barat Maluku Utara

Aktif Terealisasi 24. Kelompok Plen

Mandiri

Halmahera Timur Maluku Utara

Aktif Terealisasi 25. Kelompok Faisiling

Fafi

Halmahera Timur Maluku Utara

Aktif Cancel 26. Kelompok Alga

Gurua

Halmahera Timur Maluku Utara

Aktif Terealisasi

Tabel 9. Capaian IKU “ Jumlah Bantuan Bibit Rumput Laut Kultur Jaringan lingkup BPBL Ambon s.d Triwulan III tahun 2020”.

Nama SS : Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya BPBL Ambon

Nama Indikator : Jumlah Bantuan Bibit Rumput Laut Kultur Jaringan lingkup BPBL Ambon yang Tepat Sasaran (Kg)

S.D Triwulan III 2020

Realisasi s.d TW III 2019

Perbandingan TW III 2020 dengan TW III 2019 (%)

Target 2020

Realisasi Terhadap Target Tahunan

(%) Target Realisasi Capaian

25.000 25.000 100 - - 40.000 62,5

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon Th. 2020
Gambar 2. Komposisi Pegawai Lingkup BPBL Ambon 2020
Gambar 3. Pendidikan Pegawai (PNS) Lingkup BPBL Ambon 2020
Gambar 5. Peta Strategis BPBL Ambon
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Setelah dievaluasi lebih lanjut, maka diusulkan bahwa kandidat satu (Solusi Pengembangan Sistem Penelusuran Alumni berbasis web) untuk diusulkan pada Pengembangan

Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Jawa, bahasa Jawa Selanjutnya prasasti inilah yang akan dikemu­ kakan dalam pertemuan ini.. Batu putih tersebut bertuliskan huruf

Sasaran Kegiatan 3, yaitu “Pengelolaan Perikanan Budidaya yang berkelanjutan “ didukung oleh 10 (sepuluh) IKU yaitu : (i) Sarana dan prasarana bioflok yang didistribusikan

Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan,

bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana dan prasarana berbasis kelembagaan, perlu meninjau kembali Peraturan Direktur Jenderal Perikanan

Telah menerima barang Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun Anggaran 2017 dari Satker Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal

Kegiatan prioritas bantuan benih merupakan kegiatan UPT kepada Kelompok Pembudidaya Ikan. Petunjuk teknis kegiatan bantuan benih ikan ini diharapkan mampu

Aplikasi internet yang digunakan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain dalam sebuah forum adalah….. Di bawah ini cara-cara menghubungkan dengan internet