• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 79/PER-DJPB/2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 54/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PRASARANA DAN SARANA

BUDIDAYA BERBASIS KELEMBAGAAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan bantuan sarana dan prasarana berbasis kelembagaan, perlu meninjau kembali Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor Nomor 54/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun 2017;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 54/PER- DJPB/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana dan Prasarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

(2)

4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153);

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

11. Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 54/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan Tahun 2017;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 54/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA BERBASIS KELEMBAGAAN TAHUN 2017.

(3)

Pasal 1

Ketentuan Lampiran I diubah, sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 2

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2017

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

(4)

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 79/PER-DJPB/2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 54/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PRASARANA DAN SARANA BUDIDAYA BERBASIS KELEMBAGAAN TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan, Indikator Keberhasilan, dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan kegiatan bantuan prasarana dan sarana budidaya berbasis kelembagaan tahun 2017 adalah:

a. mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya;

b. menambah jumlah pelaku usaha di bidang perikanan budidaya;

2. Indikator Keberhasilan

a. Tersalurkannya 75 paket kepada penerima bantuan; dan b. Meningkatnya produksi ikan sebanyak minimal 1.290 ton.

3. Sasaran

a. Terdistribusinya 75 paket kepada penerima Bantuan Pemerintah pada tahun 2017; dan

b. Meningkatnya produksi ikan sebanyak 1.290 ton.

B. Pengertian

Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan:

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah.

2. Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya adalah paket bantuan yang terdiri atas beberapa jenis barang prasarana dan sarana produksi perikanan budidaya yang diserahkan pada masyarakat pembudidaya ikan sebagai upaya stimulasi pengembangan usaha sesuai kegiatan yang direncanakan/diusulkan.

3. Bupati/Walikota adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di kabupaten/kota.

(5)

4. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan di tingkat kabupaten/kota.

5. Dinas Provinsi adalah Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan di tingkat provinsi.

6. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut Direktorat Jenderal adalah salah satu Direktorat Jenderal di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyelenggarakan kegiatan bantuan sarana budidaya.

7. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut Direktur Jenderal adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program pembangunan perikanan budidaya.

8. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya adalah salah satu direktorat di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang menyelenggarakan kegiatan Bantuan Prasarana dan Sarana budidaya.

9. Gubernur adalah pejabat pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di provinsi.

10. Kepala Dinas Provinsi adalah kepala satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan bidang kelautan dan perikanan di tingkat provinsi.

11. Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah kepala satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan bidang kelautan dan perikanan di tingkat kabupaten/kota.

12. Kelompok Kerja Pusat yang selanjutnya disebut Pokja Pusat adalah tim pelaksana kegiatan bantuan prasarana dan sarana budidaya di pusat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal untuk mengkoordinasikan seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan.

13. Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut KKP merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

14. Mitra Usaha adalah orang atau perusahaan atau instansi/lembaga yang bekerja sama dengan Kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

15. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga Pendamping dalam rangka pendampingan dan penumbuhkembangan wirausaha perikanan budidaya.

(6)

16. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha perikanan budidaya agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

17. Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disebut RAB adalah rencana anggara biaya untuk kegiatan bantuan prasarana dan sarana budidaya yang disusun oleh kelembagaan berdasarkan kelayakan usaha dan potensi yang telah disepakati oleh seluruh anggotanya.

18. Tim Pemeriksa dan Penerima Barang adalah sekelompok orang yang yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal dan bertugas untuk memeriksa dan menerima barang hasil Bantuan Pemerintah.

19. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah tim pelaksana kegiatan bantuan prasarana dan sarana budidaya di kabupaten/kota dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten/kota.

(7)

BAB II

PEMBERI BANTUAN, BENTUK BANTUAN, RINCIAN JUMLAH BANTUAN, PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN, TATA KELOLA PENCAIRAN DANA

BANTUAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH

A. Pemberi Bantuan Pemerintah

Pemberi bantuan adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Satuan Kerja Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya.

B. Bentuk Bantuan Pemerintah

Bantuan yang diberikan merupakan Bantuan Prasarana dan Sarana. Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan diberikan dalam bentuk barang.

Tabel 1. Jenis dan Bentuk Bantuan

No. Jenis Bantuan Bentuk

Bantuan

1. Benih Ikan Barang

2. Pakan Ikan Barang

3. Pupuk dan Obat Ikan Barang

4. Prasarana dan sarana, dan Peralatan operasional

Barang

C. Rincian Jumlah Bantuan

Bantuan prasarana dan sarana budidaya berbasis kelembagaan akan diberikan sebanyak 75 paket.

D. Bentuk dan Komponen Bantuan

Komponen bantuan prasarana dan sarana budidaya berbasis kelembagaan sebagai berikut:

Tabel 2. Komponen Bantuan Prasarana dan Sarana berbasis Kelembagaan

No Jenis Bantuan

1. a. Lele ukuran 8 - 9 cm b. Nila ukuran 40 – 50 gr c. Gurame 10-12 cm

d. Patin ukuran min. 5 cm e. Mas ukuran min. 8 – 12 cm f. Bandeng ukuran 6 - 7 cm g. Udang ukuran min. PL 12

2. Pakan ikan lele, kandungan protein minimal 28%

Pakan ikan mas, patin, gurame, nila, bandeng, kandungan protein minimal 25%

Pakan udang, kandungan protein min. 30%

(8)

No Jenis Bantuan 3. Pupuk dan Obat Ikan

4. a. Wadah, caren kolam;

b. Atap dan lantai bangunan;

c. Instalasi air, aerasi, wadah pemeliharaan, instalasi listrik, bak pemeliharaan;

d. Gudang pakan, rumah jaga;

e. Alat angkut (rumput laut);

f. Peralatan perikanan (serok, seser, ember, drum, dst); dan g. Peralatan budidaya rumla;

E. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah 1. Persyaratan Administrasi

Calon penerima paket Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. diutamakan yang sudah berbadan hukum;

b. sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang pembudidayaan ikan;

c. masih aktif yang dibuktikan antara lain dengan:

1) adanya kepengurusan;

2) adanya anggota aktif;

3) memiliki tempat kegiatan beraktifitas;

4) memiliki akte/surat keterangan pendirian;

5) adanya aktifitas proses belajar mengajar, bagi lembaga pendidikan pelatihan; dan

6) adanya aktifitas kegiatan sosial, bagi lembaga sosial.

d. memiliki rencana kegiatan usaha bidang pembudidayaan ikan, yang dibuktikan dengan pengajuan proposal kegiatan usaha.

Proposal kegiatan usaha tersebut memuat:

1) profil kelembagaan atau kelompok;

2) latar belakang permohonan paket Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya;

3) kegiatan usaha pembudidayaan ikan yang akan dilakukan, yang memuat:

a) jenis usaha dan komoditas yang akan dikembangkan;

dan

b) kapasitas usaha yang akan dikembangkan.

4) jenis prasarana dan sarana yang diperlukan.

(9)

e. Tersedia lahan untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan. Kriteria lahan untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan yaitu:

1) sesuai dengan komoditas yang akan dikembangkan;

2) memiliki sumber air; dan

3) terletak di lingkungan yang tidak tercemar.

f. Penerima paket bantuan:

1) mempunyai sumber daya manusia yang dapat mengelola usaha pembudidayaan ikan.

2) memenuhi persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.

3) bersedia menandatangani dokumen administrasi penyerahan paket pengembangan usaha.

4) melaporkan pelaksanaan kegiatan usaha budidaya ikan ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

5) lembaga penerima paket pengembangan usaha meliputi:

a) kelompok/lembaga masyarakat mempunyai keinginan dan mendukung untuk mengembangkan usaha pembudidayaan ikan;

b) lembaga keagamaan, terdiri atas kelompok pengajian, dewan kesejahteraan masjid, jemaat gereja, pura, wihara, dan lain-lain;

c) lembaga sosial, terdiri atas: panti asuhan, panti jompo, panti cacat, panti fakir miskin, kelompok swadaya, PKK, dan lain-lain;

d) lembaga kepemudaan, terdiri atas: karang taruna, kelompok pemuda mandiri, pemerhati lingkungan, wirausaha muda, dan lain-lain;

e) lembaga pendidikan dan pelatihan, terdiri atas:

madrasah, pondok pesantren, SMA/SMK, akademi, perguruan tinggi, lembaga pelatihan kewirausahaan, lembaga pelatihan tenaga kerja, dan lain-lain;

f) kelompok warga binaan lapas/rutan, terdiri atas:

warga binaan lapas/rutan pria, warga binaan lapas/rutan wanita, warga binaan lapas/rutan narkoba, dan warga binaan lapas/rutan lainnya.

(10)

2. Persyaratan Teknis

Secara rinci, kriteria teknis lokasi kegiatan usaha budidaya ikan untuk masing-masing komoditas sesuai menu dapat dilihat pada Petunjuk Teknis tentang teknik budidaya ikan yang diterbitkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya dan atau dinas yang menangani kelautan dan perikanan.

3. Persyaratan Lokasi

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi penerima bantuan adalah:

a. lahan dan wadah budidaya untuk usaha perikanan budidaya tersedia;

b. kepemilikan lahan jelas (milik sendiri, garapan, sewa) dan tidak dalam sengketa;

c. memiliki aksesibilitas yang baik yang menunjang semua aspek produksi (pra-produksi sampai dengan pasca panen) dan akses penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan kegiatan atau alat (bahan bakar atau listrik);

d. lokasi sesuai dengan tata ruang wilayah, media air tidak tercemar dan tidak banjir;

e. terdapat akses kendaraan roda 2/4 dan sarana komunikasi;

dan

f. lahan untuk budidaya sesuai bagi peruntukan kegiatan perikanan budidaya.

F. Pencairan Bantuan Pemerintah 1. Kelembagaan

Pembentukan kelembagaan ditujukan untuk membagi peran dan meningkatkan dukungan instansi terkait, demi meningkatkan peluang keberhasilan sesuai tujuan bantuan.

Kelembagaan terdiri atas Tim Pokja Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota dan Tenaga Pendamping, serta Kelembagaan sebagai penerima bantuan. Struktur organisasi pelaksana sebagaimana tercantum pada Gambar 1.

(11)

Gambar 1. Organisasi Pelaksana Kegiatan a. Tim Kelompok Kerja (POKJA) Pusat

Dalam rangka pelaksanan kegiatan Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan pada Pokdakan di tingkat pusat, Direktur Jenderal membentuk dan menetapkan Pokja Pusat terdiri atas Pengarah, Penanggung Jawab, Ketua, Wakil ketua, Sekretaris, Anggota, dan Sekretariat. Tugas Pokja Pusat adalah melaksanakan seluruh kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan kegiatan.

Tim Pokja Pusat mempunyai tugas:

1) menyusun rencana kerja kegiatan;

2) menyusun petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah sarana budidaya pada Pokdakan;

3) melakukan koordinasi dan sosialisasi kegiatan;

4) melakukan identifikasi, seleksi, dan verifikasi dokumen administrasi calon lokasi/calon penerima bantuan sesuai form identifikasi dan seleksi dan dibuktikan dengan berita acara hasil identifikasi dan seleksi calon penerima Bantuan Pemerintah bersama Tim Pokja Pusat;

5) verifikasi kelengkapan dokumen administrasi pelaksanaan kegiatan;

6) mengusulkan penetapan calon penerima kepada Direktur Produksi dan Usaha Budidaya untuk dilakukan penetapan;

7) mempersiapkan kelengkapan dokumen penyaluran bantuan;

dan

Tim Pokja Pusat Ditjen Perikanan

Budidaya

Dinas Prov

Kelembagaan

Dinas Kab/Kota

(12)

8) melakukan pembinaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.

b. Dinas Provinsi

Melakukan koordinasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi kegiatan.

c. Dinas Kabupaten/Kota

1) bersama Tim POKJA Pusat melakukan kegiatan identifikasi dan seleksi, verifikasi dokumen administrasi dan rekapitulasi data calon lokasi/calon penerima bantuan;

2) melakukan pemantauan terhadap pemanfaatan bantuan oleh penerima; dan

3) melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan bantuan.

d. Kelembagaan

Kelembagaan sebagai penerima mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) mengajukan permohonan dan membuat usulan/proposal bantuan;

2) membuat profil kegiatan serta menetapkan target produksi yang sesuai dengan skala usaha kegiatannya;

3) menyusun dan menandatangani seluruh dokumen administrasi;

4) sanggup melaksanakan dan menyelesaikan seluruh rangkaian pekerjaan;

5) melaksanakan dan memanfaatkan bantuan kegiatan perikanan budidaya sesuai yang direncanakan dalam Proposal bantuan, RAB dan ketentuan dalam kontrak serta Pakta Integritas;

6) membuat buku kas dan laporan keuangan kelompok;

7) mengembangkan jejaring dan kemitraan untuk kelangsungan kegiatan budidaya ikan secara berkelompok;

8) mengikuti ketentuan penerapan teknologi anjuran;

9) mengikuti bimbingan, pembinaan dan pendampingan teknologi perikanan budidaya yang efisien dan produktif supaya kegiatan budidayanya berhasil; dan

10) melaporkan secara berkala perkembangan kegiatan budidayanya kepada Tenaga Pendamping dan Tim Teknis, paling lambat tanggal 3 setiap bulannya.

(13)

2. Mekanisme Penyaluran Bantuan

Untuk memperoleh paket bantuan, setiap kelembagaan mengajukan surat permohonan. Surat permohonan yang disampaikan ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, melampirkan surat keterangan yang menyatakan:

1) kelembagaan tersebut masih aktif melakukan kegiatan;

2) tersedianya pengelola serta lahan dan/atau tempat untuk melakukan kegiatan usaha pembudidayaan ikan; dan

3) proposal kegiatan usaha, diantaranya memuat kebutuhan barang dan biaya, dan lain-lain.

PENGADAAN BANTUAN PEMERINTAH

PENDAMPINGAN TEKNIS PENYALURAN

BANTUAN PEMERINTAH

PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH IDENTIFIKASI, SELEKSI,

DAN VERIFIKASI

SOSIALISASI

USULAN CALON PENERIMA BANTUAN

PEMERINTAH

Gambar 2. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan

Keterangan Gambar:

1. Berdasarkan permohonan dari kelembagaan tersebut, Direktur Jenderal melakukan verifikasi lapang terhadap kelembagaan calon penerima paket Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan. Dalam melakukan verifikasi lapangan Direktur Jenderal dapat menugaskan Tim (Staf Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perikanan Budidaya).

2. Hasil verifikasi lapang terhadap kelembagaan yang memenuhi kriteria selanjutnya ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA sebagai penerima paket Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan.

3. Berdasarkan hasil verifikasi lapangan disusun RAB sebagai dasar penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

(14)

4. Penunjukkan pelaksana pekerjaan dengan mekanisme sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan.

5. Penyerahan bantuan kepada penerima oleh Kuasa Pengguna Barang.

6. Pemanfaatan dan pelaporan hasil produksi oleh penerima.

7. Penyaluran/penyerahan paket Bantuan Prasarana Sarana Budidaya Berbasis Kelembagaan dilakukan sebagai berikut:

a. penyerahan didahului dengan berita acara serah terima penyelesaian hasil pekerjaan dari penyedia barang/jasa kepada PPK;

b. selanjutnya penyerahan hasil pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada KPA;

c. selanjutnya penyerahan barang bantuan oleh KPA kepada KPB; dan

d. KPB menyerahkan barang bantuan kepada kelembagaan penerima.

3. Pengadaan Prasarana dan Sarana Bantuan Pemerintah

Sesuai dengan penetapan Kelembagaan penerima Bantuan Pemerintah oleh PPK Satuan Kerja Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya maka PPK selanjutnya melakukan proses pengadaan barang Bantuan Pemerintah sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali menjadi Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015.

G. Penyaluran Bantuan

Penyaluran Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya dalam bentuk barang berupa pakan ikan dan benih ikan dilakukan melalui tahapan melalui tahapan sebagaimana tercantum pada Gambar 3.

(15)

Gambar 3. Mekanisme Penyaluran Barang

Keterangan Gambar:

1. Ditjen Perikanan Budidaya melakukan proses pengadaan barang/jasa;

2. Penyedia barang yang ditunjuk oleh PPK selanjutnya melakukan proses penyaluran barang kepada penerima bantuan yang ditetapkan berdasarkan SK PPK;

3. Tim pemeriksa barang yang ditunjuk oleh PPK melakukan pemeriksaan atas barang yang akan diserahkan baik spesifikasi maupun jumlah yang dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaaan oleh Tim Pemeriksa Barang;

4. PPK menyerahkan barang kepada Kuasa Pengguna Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya;

5. KPA menyerahkan barang kepada Kuasa Pengguna Barang Ditjen Perikanan Budidaya;

6. Kuasa Pengguna Barang (KPB) Ditjen Perikanan budidaya menyerahkan bantuan barang kepada penerima bantuan diketahui Dinas Kabupaten/Kota sesuai Berita Acara Serah Terima Barang (BAST);

7. Bantuan disalurkan oleh penyedia barang hingga diterima oleh penerima bantuan;

8. Apabila pekerjaan telah selesai seluruhnya atau 100%, maka penyedia barang/jasa harus menyerahkan hasil pekerjaan kepada PPK melalui Berita Acara Serah Terima (BAST) Hasil Pekerjaan, PPK kemudian menerima hasil pekerjaan setelah dilakukan verifikasi dokumen administrasi dan diyakini bahwa hasil pekerjaan telah sesuai kontrak;

Penerima Bantuan Penyedia Barang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

- Pengadaan barang/jasa

- Pemeriksaan barang oleh tim pemeriksa

- Pendistribusian - BAST diketahui Dinas

Kab/Kota

(16)

9. Untuk melakukan verifikasi hasil pekerjaan PPK dapat menugaskan Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan Satker Produksi dan Usaha Budidaya;

10. PPK menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada KPA melalui BAST Hasil Pekerjaan;

11. KPA selanjutnya menyerahkan Bantuan Prasarana dan Sarana budidaya kepada KPB;

12. Selanjutnya KPB menyerahkan kepada kelembagaan penerima Bantuan Prasarana dan Sarana budidaya; dan

13. Dalam hal pemanfaatan penerima bantuan harus bertanggung jawab dalam operasional usaha perikanan budidaya.

(17)

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN, KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI

A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah

Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 dan sesuai dengan ketentuan perundang-undagan yang berlaku.

B. Ketentuan Perpajakan Bantuan Pemerintah

Pengadaan barang/jasa pada Bantuan Pemerintah ini mengikuti ketentuan perundang–undangan yang berlaku.

C. Sanksi

Pemberi bantuan akan memindahkan/menarik Bantuan Pemerintah jika :

1. penerima bantuan memindahkan kepemilikan bantuan (kecuali hasil produksi) kepada pihak lain;

2. penerima bantuan tidak melaporkan pengelolaan bantuan sesuai ketentuan pada Bab Pertanggungjawaban;

(18)

BAB IV

PEMBINAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN A. Pembinaan

Pembinaan kepada penerima bantuan dilakukan secara berkala sesuai dengan kewenangannya oleh pusat dan daerah. Bentuk pembinaan meliputi:

1. pemberian pedoman;

2. fasilitasi kemitraan usaha dengan lembaga keuangan bank dan non- bank, pelaku usaha, sektor swasta, dan mitra potensial lainnya; dan 3. penyuluhan/Pendampingan.

B. Pemantauan

Dalam rangka pencapaian kinerja, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, maka dilakukan pemantauan minimal satu kali dalam sebulan oleh Pemberi Bantuan Pemerintah dengan metode korespondensi persuratan, komunikasi elektronik, dan kunjungan lapangan untuk evaluasi terhadap:

1. kesesuaian antara pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan;

2. kesesuaian antara target dan realisasi;

3. efektifitas proses pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

C. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk membandingkan antara rencana dengan realisasi kegiatan untuk menjadi rekomendasi yang akan datang.

Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menganalisa relevansi, efektifitas dan dampak dari hasil pelaksanaan kegiatan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan bantuan sarana budidaya tersebut mencakup:

1. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi penerima bantuan;

2. produksi dan produktifitas budidaya ikan pasca menerima bantuan;

3. dampak pelaksanaan pemberian bantuan terhadap pendapatan Pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di tingkat Pokdakan; dan

4. penguatan kelembagaan, kemandirian Pokdakan, dan kerja sama kemitraan.

(19)

D. Pelaporan

Pelaporan dilakukan berjenjang secara berkala setiap 1 (satu) bulan sekali dalam kurun waktu pelaksanaan setelah disalurkannya Bantuan Pemerintah. Laporan berupa softcopy dan hardcopy, disampaikan kepada Direktur Jenderal c.q. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dengan alamat: Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari IV lantai 6, jalan Medan Merdeka Timur nomor 16, Jakarta Pusat atau melalui faksimile 021-3514758 atau email:

kewirausahaan45@yahoo.co.id.

(20)

BAB V PENUTUP

Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Bantuan Prasarana dan Sarana Budidaya berbasis Kelembagaan Tahun 2017 merupakan acuan bagi pelaksanaan bantuan pemerintah dalam melaksanakan penyaluran bantuan secara akuntabel, transparan dan efektif sehingga penyaluran bantuan dapat memberikan dampak yang lebih baik terhadap perkembangan perikanan budidaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

No. Jabatan Paraf

1. Sesditjen Perikanan Budidaya

2. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya 3. Kabag Hukum, Kerja Sama, dan Humas

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui Direktorat Perbenihan pada Tahun 2022 melaksanakan kegiatan pemberian paket bantuan Kebun Bibit Rumput Laut kultur

Sumber pembiayaan untuk kegiatan pengadaan Bantuan Pemerintah Kampung Nila Salin di Kabupaten Pati ini, yaitu APBN Tahun Anggaran 2022 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Mekanisme penyaluran bantuan pembayaran premi APPIK mulai dari pengusulan/permohonan, penetapan Pembudi Daya Ikan Kecil Penerima Bantuan Pemerintah Premi APPIK,

Sasaran Kegiatan 3, yaitu “Pengelolaan Perikanan Budidaya yang berkelanjutan “ didukung oleh 10 (sepuluh) IKU yaitu : (i) Sarana dan prasarana bioflok yang didistribusikan

Kegiatan prioritas bantuan benih merupakan kegiatan UPT kepada Kelompok Pembudidaya Ikan. Petunjuk teknis kegiatan bantuan benih ikan ini diharapkan mampu

Melibatkan UPT Ditjen Perikanan Budidaya untuk Memproduksi Vaksin Hasil Riset dalam Upaya Penyediaan Bantuan Vaksin kepada Pembudidaya... DIREKTORAT KAWASAN DAN KESEHATAN IKAN

Kegiatan revitalisasi unit pembenihan rakyat ini merupakan kegiatan bantuan sarana dan prasarana dari Direktorat Perbenihan. Petunjuk teknis bantuan revitalisasi unit

tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Bantuan Sarana Budidaya pada Pokdakan, kami Pokja Pusat telah melakukan verifikasi dokumen hasil identifikasi dan