• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2022

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena atas berkah dan karunia-Nya, Laporan Kinerja Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan triwulan I tahun 2022 dapat disusun dengan baik. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban Direktorat PPSDK atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama periode triwulan I tahun 2022. Laporan ini menyajikan data, informasi dan gambaran tentang capaian berbagai kegiatan dan kendala dalam pelaksanaan program pengawasan sumber daya kelautan. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat meningkatkan peran dan kinerja Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan ke depannya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdappat kekurangan, untuk itu kami mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan dalam pembuatan Laporan ini agar sesuai dengan yang diharapkan serta dapat memberikan pandangan dan arah yang jelas sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

Jakarta, April 2022

Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Halid K. Jusuf

(3)

EXCUTIVE SUMMARY

Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan (PPSDK) dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Ditjen PSDKP 2020-2024 yang tertuang dalam 5 sasaran kinerja dan 17 indikator kinerja sebagaimana tersebut di bawah ini:

1. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan 2. Persentase efektivitas pelaksanaan audit tata ruang laut

3. Persentase efektivitas penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

4. Nilai pemahaman masyarakat dalam penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan

5. Persentase Efektivitas Pengawasan Pelaku Usaha yang Tidak Menimbulkan Pencemaran Perairan

6. Persentase Efektivitas Pengawasan Kapal Perikanan yang tidak terindikasi melakukan DF

7. Persentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

8. Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat PPSDK

9. Tingkat pemahaman peserta Bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat PPSDK 10. Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK

11. Nilai Rekonsiliasi Kinerja lingkup Direktorat PPSDK 12. Nilai Implementasi Program Budaya Kerja

13. Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik

14. Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat PPSDK 15. Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa lingkup Direktorat PPSDK

16. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat PPSDK

17. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat PPSDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan

(4)

Adapun capaian kinerja Direktorat PSPDK pada triwulan I tahun 2022, apabila mengacu kepada aplikasi KINERJAKU (http://kinerjaku.kkp.go.id/) menghasilkan nilai NPSS sebesar 118,51. Nilai ini mengindikasikan kinerja Direktorat PPSDK termasuk dalam kategori baik.

Alokasi anggaran Direktorat PPSDK pada tahun 2022 adalah Rp 14.419.833.000,- dan berubah menjadi 9.169.833.000,- karena adanya Automatic Atjustment . Pada triwulan I tahun 2022, realisasi anggaran adalah sebesar 16,80%

atau sebesar Rp 2.422.959.315,-.

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

EXCUTIVE SUMMARY ...ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Isu Aktual Pengawasan Sumber Daya Kelautan ... 3

D. Tugas dan Fungsi ... 3

E. Struktur Organisasi ... 4

F. Sistematika Penyajian Laporan ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 6

A. Renstra Ditjen. PSDKP 2020-2024 ... 6

B. Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2022... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 10

A. Capaian Kinerja Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Tahun 2022 ... 10

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja ... 12

C. Akuntabilitas Keuangan... 26

BAB IV PENUTUP ... 28

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang melimpah. Dengan luas wilayah perairan 6.315.222 km2 dan panjang garis pantai kira-kira 99.093 km (BIG, 2014), potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki turut menyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp. 262 triliun untuk harga konstan dan Rp. 342.7 triliun untuk harga berlaku pada tahun 2014 dengan laju pertumbuhan sebesar 7.55 per sen, lebih besar dari laju pertumbuhan PDB nasional Indonesia dengan capaian 5.02 per sen (Pusdatin KKP, 2016). Sektor kelautan dan perikanan yang turut menyumbang PDB berasal dari perikanan tangkap, perikanan budidaya, serta industri pengolahan kelautan dan perikanan untuk konsumsi domestik maupun ekspor.

Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan yang tentu juga mempengaruhi ketersediaan jumlah sumber daya alam yang pemanfaatannya juga semakin besar. Hal ini tentu bisa menimbulkan tidak hanya penurunan sediaan sumberdaya alam namun juga bisa menimbulkan kerusakan pada sumberdaya alam yang dimanfaatkan karena kepentingan masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia begitu beragam. Oleh karena itu, diperlukan penataan dan manajemen yang baik dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam yang tersedia, salah satunya sumberdaya kelautan dan perikanan. Dengan manajemen pemanfaatan dan pengelolaan yang baik diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat yang berkesinambungan dan dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu diperlukan adanya pengawasan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu bagian dari kementerian dan/atau lembaga resmi negara sangat substansial perannya dalam mengawasi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal PSDKP mempunyai tugas

(7)

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. lebih lanjut, dalam rangka meminimalkan tingkat kerusakan yang terjadi dalam pengelolaan sumberdaya kelautan, maka Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan (PPSDK) sebagai salah satu unit kerja pada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan agar dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab untuk menjaga manfaat, kelestarian maupun nilai dan fungsinya sesuai dengan amanat UU No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan dan UU No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, UU No. 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan dan UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan pada tahun 2022, dilaksanakan oleh Direktorat PPSDK untuk mewujudkan kepatuhan pelaku usaha kelautan. Di samping itu, Direktorat PPSDK bertugas untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Destructive fishing yang merupakan kegiatan prioritas nasional Direktorat Jenderal PSDKP.

Untuk mewujudkan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang handal, profesional, akuntabel, efektif dan efisien diperlukan adanya manajemen kinerja yang di dalamnya meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengukuran dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan. Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Direktorat PPSDK sebagai unsur penyelenggara negara diwajibkan menetapkan target kinerja serta melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapainya. Pengukuran kinerja Direktorat PPSDK tahun 2022 ditetapkan dilakukan secara berkala melalui beberapa mekanisme yaitu (1) pengukuran kinerja periode bulanan; (2) pengukuran kinerja periode triwulan;

dan (3) pengukuran kinerja periode tahunan.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Direktorat PPSDK tahun 2022 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Direktur PPSDK atas pengelolaan anggaran

(8)

dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Direktorat PPSDK tahun 2022 adalah sebagai bahan rujukan dalam merumuskan berbagai rekomendasi sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan pada tugas pengawasan pada masa tugas selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi capaian kinerja pada periode tahun 2022.

C. Isu Aktual Pengawasan Sumber Daya Kelautan

Isu aktual dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan tahun 2022 yang menjadi fokus pengawasan, antara lain:

1. Kegiatan pemanfaatan kawasan konservasi perairan;

2. Kerusakan terumbu karang akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan;

3. Kerusakan ekosistem terumbu karang akibat kandasnya kapal;

4. Pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5. Pencemaran perairan pesisir dan laut akibat kegiatan perikanan dan kapal bermuatan yang kandas atau bocor;

6. Pemanfaatan ruang laut yang tidak sesuai alokasi ruang peruntukan;

7. Kerusakan lahan pesisir akibat maraknya penambangan pasir;

8. Penambangan pasir laut secara illegal;

9. Alih fungsi lahan wilayah pesisir; dan 10. Pemanfaatan pulau-pulau kecil oleh asing.

D. Tugas dan Fungsi

Mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 486/PERMEN- KP/2020 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat PPSDK bertugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan. Sedangkan fungsi yang diselenggarakan oleh Direktorat PPSDK adalah:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut

(9)

dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

2. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

4. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

5. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau-pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan;

6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan pemanfaatan ruang laut dan pencemaran perairan, pengawasan pemanfaatan pesisir dan pulau- pulau kecil, pengawasan produk dan jasa kelautan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan dan keanekaragaman hayati perairan; dan

7. Urusan tata usaha dan kerumahtanggaan direktorat.

E. Struktur Organisasi

DIREKTORAT PENGAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(10)

F. Sistematika Penyajian Laporan

Laporan Kinerja Direktorat PPSDK Triwulan I tahun 2022 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Menguraikan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja, isu aktual pengawasan sumber daya kelautan, dan tugas fungsi Direktorat PPSDK.

Bab II Perencanaan Kinerja

Menguraikan secara ringkas tentang Perencanaan Pengawasan Sumber Daya Kelautan tahun 2022.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja Direktorat PPSDK sampai dengan periode triwulan I tahun 2022.

Bab IV Penutup

Menguraikan kesimpulan dan rekomendasi perbaikan kinerja ke depannya.

(11)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang efektif, efisien dan akuntabel, Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan berpedoman pada 2 dokumen perencanaan, yaitu Renstra Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) 2020-2024 dan Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2022.

A. Renstra Ditjen PSDKP 2020-2024

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan telah menetapkan arah kebijakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor 9/PER.DJPSKDP/2017 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: 23A/KEP.DJ- PSDKP/2020 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2020-2024. Penetapan renstra Direktorat Jenderal PSDKP tahun 2020 – 2024 bertujuan sebagai pedoman dalam pelasanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan selama 5 tahun kedepan. Dokumen renstra memuat sasaran pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan selama 5 tahun dan strategi untuk mewujudkannya.

Sasaran strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tahun 2020 - 2024 yang telah ditetapkan meliputi:

1. Tatakelola SDKP bertanggung jawab;

2. Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang integratif; dan 3. Tata kelola pemerintahan yang baik.

Untuk mewujudkan ketiga sasaran strategis tersebut maka telah disusun program dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

(12)

Tabel 1. Program Dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tahun 2020 – 2024

(13)

B. Rencana Kerja Direktorat PPSDK Tahun 2022

Pada tahun 2022, Direktorat PPSDK mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 14.419.833.000,- dan berubah menjadi 9.169.833.000, untuk menyelenggarakan kegiatan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang terdiri dari beberapa Klasifikasi Rincian Output (KRO), yaitu:

1. Pemantauan produk, yang terdiri dari Rincian Output (RO) sebagai berikut:

1) Supervisi, monev, dan Bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pemanfaatan kawasan konservasi perairan nasional, 2) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau Apendiks CITES, 3) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pengelolaan produk dan jasa kelautan, 4) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha pengelolaan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan ruang laut, 5) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha perikanan dan non perikanan dalam pengelolaan limbah yang berdampak pada sumber daya ikan dan lingkungannya, dan 6) Supervisi, monev, dan bimtek pemeriksaan kepatuhan unit usaha perikanan terhadap pelarangan kegiatan penangkapan ikan yang merusak;

2. Koordinasi pengawasan sumber daya kelautan yang terdiri dari koordinasi, sinkronisasi dan sinergi antar K/L/SKPD, pusat-daerah, dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan pengawasan sumber daya kelautan;

3. Fasilitasi dan pembinaan masyarakat yang bertujuan masyarakat yang memperoleh penyadartahuan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan; dan

4. Norma, Standard, Kriteria, Prosedur dalam rangka pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan.

Target pelaksanaan perencaan kegiatan pengawasan bidang sumber daya kelautan tertuang dalam perjanjian kinerja. Tujuan khusus perjanjian kinerja yaitu:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah;

2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; dan

3. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Perjanjian Kinerja memuat sasaran kegiatan pelaksanaan pengawasan pengelolan sumber daya kelautan yang mengacu pada Renstra Direktorat Jenderal

(14)

PSDKP Tahun 2020-2024. Untuk mewujudkan sasaran kegiatan, maka disusun indikator kinerja utama (IKU) dan Indikator Kinerja (IK). Indikator Kinerja Utama dan Target Kinerja Direktorat PPSDK tertuang dalam Tabel Perjanjian Kinerja Tahun 2022 sebagai berikut:

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat PPSDK Tahun 2022

(15)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Tahun 2022

Pengukuran kinerja melalui aplikasi KINERJAKU (http://kinerjaku.kkp.go.id/) dilakukan dengan membandingkan capaian indikator kinerja dengan target yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran kinerja Direktorat PPSDK pada triwulan I tahun 2022 menunjukkan nilai 118,51. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kinerja Direktorat PPSDK pada triwulan I tahun 2022 termasuk dalam kategori sangat baik. Capaian indikator kinerja Direktorat PPSDK periode tahun 2022 ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3. Capaian Kinerja Direktorat PPSDK Tahun 2022

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2022 TARGET

TW I CAPAIAN TW I 1 ISK1.1.1 Persentase Kepatuhan (Compliance)

Pelaku Usaha Kelautan

96% 20% 32,41%

2 ISK1.1.2 Persentase efektivitas pelaksanaan audit tata ruang laut

80%

3 ISK1.2.1 Persentase efektivitas penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

80% 40,00% 65,00%

4 ISK1.3.1 Nilai pemahaman masyarakat dalam penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan

72 72 91,75

5 ISK1.4.1 Persentase Efektivitas Pengawasan Pelaku Usaha yang Tidak

Menimbulkan Pencemaran Perairan

80% 70% 100%

(16)

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2022 TARGET

TW I CAPAIAN TW I 6 ISK1.4.2 Persentase Efektivitas Pengawasan

Kapal Perikanan yang tidak terindikasi melakukan DF

80% 70% 100%

7 ISK1.5.1 Persentase penyelesaian rancangan NSPK bidang pengawasan SDKP lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

100%

8 ISK1.5.2 Indeks Profesionalitas ASN lingkup Direktorat PPSDK

77

9 ISK1.5.3 Tingkat pemahaman peserta Bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat PPSDK

77 50 55,97

10 ISK1.5.4 Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK

82% 80% 100%

11 ISK1.5.5 Nilai Rekonsiliasi Kinerja lingkup Direktorat PPSDK

90

12 ISK1.5.6 Nilai Implementasi Program Budaya Kerja

21

13 ISK1.5.7 Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik

1 inovasi

14 ISK1.5.8 Tingkat kepatuhan pengelolaan BMN lingkup Direktorat PPSDK

75%

15 ISK1.5.9 Tingkat kepatuhan pengadaan barang/jasa lingkup Direktorat PPSDK

75%

16 ISK1.5.10 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat PPSDK

86% 86% 98,06%

(17)

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

2022 TARGET

TW I CAPAIAN TW I 17 ISK1.5.11 Persentase jumlah rekomendasi

hasil pengawasan lingkup Direktorat PPSDK yang dokumen tindak

lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan

70% 70% 70%

B. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja

Direktorat PPSDK telah melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisis pada setiap sasaran strategis diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1: Terselenggaranya pengawasan kepatuhan pemangku kepentingan kelautan

Pencapaian Sasaran Strategis Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan diidentifikasi ke dalam 1 indikator kinerja yaitu Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan.

Yang dimaksud dengan kepatuhan pelaku usaha kelautan adalah kepatuhan pelaku usaha kelautan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaa kegiatan pemanfaatannya. Pada tahun 2022, kepatuhan pelaku usaha kelautan terdiri dari 2 komponen yaitu kepatuhan terhadap kesesaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL) dan kepatuhan terhadap perizinan berusaha. Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomo 11 Tahun 2020 Cipta Kerja dan turunannya.

Kepatuhan terhadap KKPRL diterapkan terhadap pelaku usaha yang memanfaatkan ruang laut dan bersifat menetap minimal 30 hari. KKPRL adalah kesesuaian antara rencana kegiatanpemanfaatan ruang laut dengan rencana tata ruang dan/atau rencana zonasi. Kepatuhan menggunakan parameter bahwa pelaku usaha kelautan yang patuh adalah pelaku usaha kelautan yang memiliki dokumen Persetujuan/Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL).

Sedangkan kepatuan perizinana berusaha diterapkan terhadap kegiatan Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan (%)

1

(18)

berusaha bidang pengelolaan ruang laut diantaranya pelaku usaha 1)pemanfaatan kawasan konservasi, 2)pemanfaatan jenis ikan dilindungi, 3)ekstrasi garam 4) pulau- pulau kecil, 5)reklamasit, 6)pemanfaat BMKT, dan 7)wisata tirta lainnya

. Pada triwulan I tahun 2022, capaian kinerja sebesar 32,41%. Capaian ini telah melampaui target pada triwulan I yaitu sebesar 20%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2021, maka terjadi penurunan. Kendati keduanya melampaui target pada masing-masing periode namun hal ini perlu menjadi perhatian mengingat hal ini mengindikasikan kepatuhan pelaku usaha kelautan pada triwulan I 2022 masih rendah.

uraian Triwulan I 2021 Triwulan I 2022 Kepatuhan pelaku usaha kelautan 74,52 % 32,41 %

(19)

Pada triwulan I tahun 2022, capaian kinerja sebesar 32,41%. Capaian ini diperoleh dari kepatuhan terhadap KKPRL dengan bobot 60% dan kepatuhan terhadap perizinan berusaha dengan bobot 40%. Kepatuhan terhadap KKPRL pada triwulan 1 adalah 32,41%. Adapun rincian adalah sebagai berikut:

Kepatuhan pelaku usaha terhadap KKPRL masih sangat rendah yaitu 7,14%

dimana dari 14 pelaku usaha, hanya ada 1 pelaku usaha yang sudah memiliki KKPRL. Hal ini disebabkan ketantuan tentang KKPRL tergolong ketentuan yang cukup baru dan belum banyak pelaku usha yang mengetahui.

Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu melakukan sosialisasi terkait peraturan ini. DIrektorat PPSDK juga perlu melakukan sosialisasi mengenai kewajiabn KKPRL kepada pelaku usaha dan juga sosialisasi mekanisme pengawasannya kepada para pengawas. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya perbedaan pemahaman mengenai mekanisme pengawasan.

Sedangkan pengawasan terhadap perizinan beresiko mencapai 70,81%.

Capaian ini cukup baik dimana dari 45 pelaku usaha diperiksa yang terbagi pada 6 objek kegiatan terdapat 18 pelaku usaha yang patuh.

Pada penagwasan terhadap pemanfaatan ikan dilindungi/CITES, dilakukan

(20)

pengawasan terhadap 2 pelaku usaha dan keduanya telah memiliki perizinan.

Sedangkan pengawasan terhadap pelaku usaha ekstrasi garam dilakukan pengawasan terhadap 1 pelaku usa

Sasaran Kegiatan 2: Terselenggaranya penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil yang sesuai ketentuan

Persentase efektivitas penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K adalah capaian pelaksanaan penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K berdasarkan tahapan penanganan sengketa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (PermenKP 28 tahun 2020 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil). Kejadian kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K terdiri atas kapal kandas, reklamasi, oil spill, pasir laut, dan alih fungsi lahan serta kejadian kerusakan dan atau pencemaran lainnya. Seluruh tahapan penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K ditentukan bobotnya sebagai berikut:

Keterangan :

Z𝑠𝑑𝑘 Persentase = efektivitas penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

𝑛

𝑋𝑖

=

=

Jumlah kegiatan penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

Persentase capaian masing-masing kegiatan penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

Adapun capaian pada triwulan I yaitu:

Persentase efektivitas penanganan sengketa, kerusakan dan/atau pencemaran di WP3K

2

(21)

Pada triwulan I tahun 2022, terdapat 4 kasus yang Penyelesaiannya dilakukan menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan, dengan rincian sebagai berikut:

No. Tahun

Kejadian Nama Kapal Lokasi Kandas Total

Kerusakan Nilai Ganti Rugi Penanganan sampai Triwulan I

Bobot

1. 2021

KKP KM. Sabuk

Nusantara 62

Perairan Raja Ampat – Papua Barat

- koordinat 0˚22’16.8”

LS ;130˚16’00.9” BT (KKPN SAP Raja Ampat)

- koordinat titik 1 (0°26'45.18"LS dan 129°54'41.13"BT ) dan titik 2 (0°26'45.47"LS dan 129°54'41.54"BT) di Perairan Pulau Gag Kab. Raja Ampat)

Luas kerusakan terumbu karang terdampak 283,28 m2 di lokasi SAP Raja Ampat dan di perairan Pulau Gag seluas 281,38 m2

- Penjadwalan

Klarifikasi 40%

2. 2021

KKP BG FINACIA 22 (TB ENTEBE STAR 10)

Perairan Desa Padabaho Kecamtan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah koordinat 2°53'29.89"

LS dan 122°12'33.72"

BT dan TB Entebe Star yaitu 10 2°53'29.79"

LS 122°12'34.80" BT

Kerusakan terumbu karang seluas 167,01 m2

Telah dibayarkan 2 (dua) dari 9 (Sembilan) tahap pembayaran. Senilai RP. 393.101.000,00 dari total yang harus dibayarkan ke kas Negara sebagai PNBP KKP Rp

1.768.954.949,59.

Senilai Rp.

27.486.555,00 sebagai kerugian langsung masyarakat telah dibayarkan kepada perwakilan masyarakat tanggal 15 Februari 2022

Proses

pembayaran 90%

3. 2021

KKP BG INTAN

KELANA 3 (TB INTAN MEGAH 17)

Perairan Desa Padabaho Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah koordinat 2°53'46.74"

LS dan 122°12'36.02"

BT dan TB Intan Megah 17 yaitu 2°53'47.73" LS 122°12'36.60" BT

Luasan kerusakan terumbu karang 202,96 m2

Nilai ganti kerugian yang harus dibayarkan sebagai PNBP KKP Rp 2.185.824.907,87 (dibayarkan dalam tiga tahap, April, Juli, dan Oktober).

Dan kerugian langsung masyarakat kepada perwakilan masyarakat terdampak Senilai Rp. 27.486.555,00

Proses

Pembayaran 90%

4. 2021

KKP TB.

HOSANA III/BG SMS BARITO 214

Kandas pada posisi 08⁰39’59” S 115⁰26’38”

E di Perairan Jungut Batu, Pulau

Lembongan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali

- Permintaan

Keterangan Penanggung Jawab Kapal (7 Desember 2021)

Penjadwalan

Verifikasi 40%

Indikantor kinerja ini merupakan indikator kinerja baru pada tahun 2022 di

(22)

Direktorat PPSDK. Indikator kinerja ini merupakan komitmen Drektorat PPSDK dalam melaksanakan PERMEN KP Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil. PERMEN KP ini merupakan salah satu mekanisme penyelesaian apabila terjadi sengketa kerusakan dan/atau pencemaran laut. Pada triwulan I, capaian untuk indikator ini adalah 60%, dimana capaian ini telah melampaui target yaitu 40%. Keberhasilan mencapai target ini dikarenakan 2 sengketa yang ditangani telah memasuki tahap pembayaran ganti rugi ke negara melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sedangkan 1 sengketa masih dalam tahap verifikasi kerusakan yang ditimbulkan di lokasi dan 1 sengketa dalam tahap klarifikasi besaran kerusakan yang ditimbulkan. Terhadap 2 sengketa dimaksud, Direktorat PPSDK perlu segera menjadwalkan langakh tindak lanjut sehingga sengketa bisa segera diselesaikan. Sedangkan terhadap 2 sengketa yang saat ini dalam tahap pembayaran PNBP, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap komitmen pembayaran ganti rugi sebagaiman telah ditetapkan.

Sasaran Kegiatan 3: Terselenggaranya penyadartahuan masyarakat bidang pengawasan pengelolaan sumber daya perikanan yang efektif

Untuk mewujudkan terpenuhinya sasaran strategis tersebut maka Direktorat PPSDK merencanakan pelaksanaan kegiatan penyadartahuan yang pengukuran indikatornya adalah tingkat pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan. Pengukurannya diperoleh dari nilai kuisioner yang dibagikan kepada peserta kegiatan penyadartahuan. Kegiatan penyadartahuan yang dimaksud yaitu Kampanye dan edukasi dalam rangka penanggulangan destructive fishing.

Pengukuran kinerja untuk indikator “Nilai pemahaman peserta kegiatan penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan” dilakukan dengan mengukur nilai rata-rata dari jumlah total nilai kuisioner yang diisi peserta.

Nilai pemahaman masyarakat dalam penyadartahuan bidang pengawasan sumber daya kelautan

3

(23)

Pada triwulan I tahun 2022, kegiatan penyadartahuan masyarakat dilaksanakan di Selayar dengan peserta merupakan nelayan di Pulau Selayar.

Berdasarkan hasil kuisioner, terdapat 80 orang yang mengisi kuisioner penydartahuan dengan ratarata nilai 91,75. Hasil ini mengindikasikan peserta memahami materi yang disampaikan. Adapun materi yang disampaikan adalah mengenai jenis kegiatan destructive fishing, dampak bagi lingkungan, kebijakan peraturan perundang-undangan mengenai destructive fising termasuk sanksi apabila terbukti melakukan kegiatan destructive fishing.

Tabel 13. Perbandingan kegiatan Penyadartahuan Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan

no uraian Jumlah kegiatan

penyadartahuan

nilai pemahaman peserta

〖Z 〗_sdk

1 Kegiatan penyadartahuan tahun 2021 3 87,79

2 Kegiatan penyadartahuan tahun 2022 1 91,75

Apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2021, Direktorat PPSDK mampu melaksanakan 3 kegiatan penyadartahuan. Sedangkan pada tahun 2022, hanya terlaksana 1 kegiatan penyadartahuan. Hal ini disebabkan karena kegiatan penyadartahuan yang sedianya dilaksanakan pada triwulan I tahun 2022 masuk dalam Automatic Adjustment anggaran sehingga kegiatan belum dalat dilaksanakan. Namun dari tingkat pemahaman peserta kegaitan

(24)

penyadartahuan, terjadi peningkatan tingkat pemahaman peserta. Dengan tingginya tingkat pemahaman peserta, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan destructive fishing sehingga kejadian destructive fishing di Selayar bisa berkurang.

Sasaran Kegiatan 4: Terselenggaranya Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan yag Efektif

Pengawasan pelaku usaha yang tidak menimbulkan pencemaran perairan dilakukan terhadap pelaku usaha yang dalam kegiatannya berpotensi menimbulkan pencemaran perarain. Pelaku usaha adalah perorangan/badan yang melakukan usaha di bidang perikanan, meliputi Usaha Pengolahan Ikan (UPI) dan Usaha Pembudidayaan Ikan serta kegaitan nonperikanan yang berpotensi menimbulkan pencemaran perairan. Parameter kepatuhannya meliputi pemenuhan dokumen perizinan (AMDAL/UKL-UPL/izin lingkungan/dokumen lainnya), pemenuhan IPAL, dan kesesuaian IPAL terpasang. Sedangkan perhitungannya sebagai berikut:

Persentase Efektivitas Pengawasan Pelaku Usaha yang Tidak Menimbulkan Pencemaran Perairan

4

(25)

Pada triwulan I tahun 2022, capaiannya adalah 100%. Capaian ini telah melampaui target pada trwiual I yaitu 70%. Dilakukan pengawasan terhadap 6 pelaku usaha perikanan yang berdasarkan hasil penagwasan keenamnya dinyatakan patuh. Di samping itu dilakukan juga tindak lanjut dugaan kejadian pencemaran perairan di Serang.

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja baru. Pada tahun 2021, kegiatan pengawasan pencemaran perairan merupakan kompenen dalam Indikator Kinerja Utama Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan namun pada tahun 2022, kegaitan ini dipisahkan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja pengawasan dimana indikator kinerja utama kepatuhan pelaku usaha kelautan dilakukan terhadap perizinan yang menjadi diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Destructive fishing adalah kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat/bahan yang merusak (bom ikan/racun ikan/setrum ikan). Pengawasan destructice fishing dilakukan terhadap kapal perikanan dibawah 10 GT yang diperiksa muatannya untuk dilakukan keberadaan alat/bahan dan/atau hasil tangkapan yang berasosiasi dengan destructive fishing. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Persentase Efektivitas Pengawasan Kapal Perikanan yang tidak terindikasi melakukan DF

5

(26)

Pada triwulan I ini capaiannya yaitu 100%, dimana capaian ini telah melampaui target pada triwulan I yaitu 70%. Kegiatan pengawasan destructive fishing dilakukan terhadap 102 kapal perikanan dengan hasil bawah seluruh kapal tersebut tidka memiliki muatan kapal yang mengindikasikan kegiatan destructive fishing.

Indikator kinerja ini merupakan indikator kinerja baru. Pada tahun 2021, kegiatan pengawasan pencemaran perairan merupakan kompenen dalam Indikator Kinerja Utama Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan namun pada tahun 2022, kegaitan ini dipisahkan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja pengawasan dimana indikator kinerja utama kepatuhan pelaku usaha kelautan dilakukan terhadap perizinan yang menjadi diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sasaran Kegiatan 3: Tata kelola pemerintahan yang baik lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan

Tingkat pemahaman peserta bimtek adalah tingkatan kemampuan peserta bimbingan teknis dalam memahami tata cara pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan yang menjadi materi bimtek. Tingkat pemahaman diperoleh dari nilai posttest pada setiap bimtek yang dilakukan Direktorat Tingkat pemahaman peserta bimtek dan pelatihan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

6

(27)

PPSDK.

BTsdk: Tingkat pemahaman peserta bimtek lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

xi: Tingkat pemahaman peserta bimtek “I”

n : jumlah peserta

Adapun capaian indikator kinerja pada tahun 2022 adalah 78,72 sebagaiman tertuang pada perhitungan berikut:

Tabel 15. Tingkat Pemahaman Peserta Bimtek Direktorat PPSDK Tahun 2022 uraian jumlah nilai jumlah

peserta rata- rata

Gorontalo 5100 55 55.97

Simelue 8500.00 188

Kegian bimbingan teknis pada triwulan I dilaksanakan di 2 lokasi yaitu Gorontalo dan Simelue. Adapun materi yang diberikan adalah mengenai kebijakan penagwasan dan teknis penagwasan sumber daya kelautan dengan peserta adlaah Polsus PWP3K dan Pengawas Perikanan. Nilai pemahaman peserta bimbingan teknis diperoleh dari rata-rata nilai postest peserta bimbingan teknis, dengan capaian sebesar 55,97.

no uraian nilai pemahaman peserta

1 Kegiatan bimbingan teknis tahun 2021

93,75

2 Kegiatan bimbingan teknis tahun 2022

55,97

Capaian pada triwulan I tahun 2022 adalah 55,98. Nilai ini telah melampaui target sebesar 50. Namun apabila dibandingkan dengan tahun 2021, maka terjadi penurunan tingkat pemahaman peserta. Dengan capaian ini menunjukkan bahwa para pengawas masih perlu mendapat kompetensi mengenai pengawasan sumber daya kelautan, terlebih banyaknya aturan baru pasca terbitnya Undang-undang Cipta Kerja dan turunannya. Maka Direktorat PPSDK perlu terus berupaya dalam melakukan bimbingan teknis, kepada

𝐵𝑇𝑠𝑑𝑘 = ∑𝑛𝑖=1 (𝑋1+𝑋2+⋯+𝑋𝑛 𝑛 )

(28)

Tingkat kelulusan peserta Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK Diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK adalah diklat teknis yang diselenggarakan oleh Direktorat PPSDK baik yang dilaksanakan secara mandiri maupun dengan melibatkan pihak lain (POLRI, BRSDM-KP, Pusdiklat KLHK). Adapun diklat teknis lingkup Direktorat PPSDK meliputi Peningkatan Kemampuan Teknis untuk Pengawasan Ruang Laut menggunakan GIS dan Peningkatan Kemampuan Valuasi Terumbu Karang.

Tabel 16. Tingkat Kelulusan Peserta Diklat Teknis Direktorat PPSDK

Pada triwulan I tahun 2022, target tercapai 100%. Kelulusan peserta diperoleh dari penilaian akhir yang diberikan oleh pemateri yang dalam hal ini kelulusan peserta Peningkatan Kemampuan Teknis untuk Pengawasan Ruang Laut menggunakan GIS diberikan oleh IPB. Sedangkan kelulusan peserta dan Peningkatan Kemampuan Valuasi Terumbu Karang diberikan oleh Yayasan Terangi.

no uraian Tingkat kelulusan peserta

1 Diklat Teknis tahun 2021 100

2 Diklat Teknis tahun 2022 100

Apabila dianding dengan tahun 2021, maka capaian kelulusan peserta diklat Tingkat kelulusan peserta diklat teknis lingkup Direktorat Pengawasan

Pengelolaan SDK 7

(29)

teknis konstan 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa peserta kegiatan telah memahami dan memiliki kompetensi yang sesuai bidang diklat teknis.

Diharapkan kompensi ini dapat diimplementasikan oleh para pengawas dalam melaksanakan penagwasan pengelolaan sumber daya kelautan.

Perhitungan penerapan Manajemen Pengetahuan lingkup KKP dilakukan atas (i) tingkat sharing dokumen mandatory; (ii) tingkat keikutsertakan pejabat dan staf serta (iii) tingkat keaktifan unit kerja dalam SI-MP. Adapun capaian pada triwula I tahun 2022 adalah 98,06 dengan rincian sebagai berikut:

Capaian 98,06% telah melampaui target pada triwlan I tahun 2022 yaitu 86.

Apabila dibanding capaian tahun 2021. Capaian ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan menurunnya jumlah pegawai yang terdaftar di Bitrix Kinerja dan keaktifan pegawai Direktorat PPSDK pada aplikasi bitrix kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

no uraian Presentase penerapan

1 sistem manajemen pengetahuan yang terstandar tahun 2021

96,06

2 sistem manajemen pengetahuan yang terstandar tahun 2022

94,06

Kedepannya capaian ini masih perlu ditingkatkan melalui peningkatan partisipasi aktif pegawai Direktorat PPSDK di aplikasi bitrix kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (http://kinerjakkp.bitrix24.com) dan juga ketepatan penyamaian dokumen pengelolaan kinerja pada aplikasi bitrix kinerja

Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK

8

(30)

Jumlah dokumen hasil rekomendasi pengawasan Inspektorat Jenderal kepada Direktorat Penagwasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan yang dalam hal ini anggaran telah menjadi 1 DIPA di bawah Sekretariat Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan berdasarkan LHP (terbatas pada LHP Audit, Reviu dan Evaluasi baik bentuk surat maupun bab) yang terbit pada 1 Oktober 2021 s.d 31 Desember 2021 yang telah dilengkapi dan disampaikan kepada Inspektorat Jenderal KKP.

Capaian persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan pada triwula I tahun 2022 adalah 70%. Capaian ini telah melampaui target yaitu 70%, Nilai ini diperoleh sebagai hasil tidak adanya temuan oleh Inspektorat Jenderal KKP, sehingga tidak ada rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti.

Apabila dibandingkan dengan tahun 2021, capaian apda triwulan I mengalami penurunan. Namun hal ini disebabkan perubahan perhitngan. Pada tahun 2021, apabila tidak ditemukan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti maka capaian adalah 100%. Namun pada tahun 2022, apabila tidak ditemukan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti maka capaiannya adalah sesuai target yaitu 70%.

Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan (%)

12

(31)

no uraian Capaian (%)

1 rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan tahun 2021

100

2 rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat Pengawasan Pengelolaan SDK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan tahun 2022

70

no Jumlah

rekomendasi

Tindak lanjut (tuntas)

Persentase (%)

C. Akuntabilitas Keuangan

Alokasi anggaran Direktorat PPSDK pada tahun 2022 adalah Rp 14.419.833.000,- namun berubah menjadi Rp 9.169.833.000,- karena adanya automatic adjustment.

Sedangkan realisasi anggaran Direktorat PPSDK pada triwulan I tahun 2022 adalah sebesar Rp 2.422.959.315,- atau sebesar 16,80% apabila dibandingkan dengan alokasi awal. Realisasi anggaran pada tersajikan pada tabel berikut:

Tabel 20. Realisasi Anggaran Direktorat PPSDK Tahun 2022

No Klasifikasi Rincian Output Alokasi Anggaran (Rp)

Realisasi Anggaran (Rp)

1 Koordinasi 2.313.935.000 655.724.855

2 Normas, Stadar, Prosedur, dan Kriteria 591.173.000 56.922.089

3 Penanganan Perkara 1.335.000.000 467.194.831

4 Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.920.206.000 113.714.200

5 Pengawasan dan Pengendalian Lembaga 1.000.000.000 -

6 Pemantauan Produk 7.259.519.000 1.129.403.340

Total 14.419.833.000 2.422.959.315

Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat penyerapan anggaran lingkup Direktorat PPSDK adalah sebagai berikut:

1. Adanya automatic adjustment yang merubah perencanaan kegiatan dan anggaran;

2. Adanya kebijakan unit kerja yang seringkali menyebabkan dilaksanakannya revisi

(32)

anggaran untuk melaksanakan kegiatan.

(33)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pada triwulan I, dilakukan pengukuran terhadap 9 dari 17 indikator kinerja Direktorat PPSDK dimana seluruh indikator kinerja telah melampaui target yang ditentukan;

2. Secara umum, nilai kinerja kegiatan pengawasan pengelolaan sumber daya kelautan sudah mendapatkan hasil yang baik, dibuktikan dengan tercapainya tercapainya nilai kinerja 118,51;

B. REKOMENDASI

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti atas hasil evaluasi kinerja Direktorat PPSDK tahun triwulan I tahun 2021 yaitu:

1. Melakukan monitoring terhadap pelaku usaha tidak patuh pada indikator kinerja utama;

2. Terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran, maka perlu dilakukan percepatan pelaksanaan kegiatan;

3. Direktorat PPSDK perlu dilakukan penyesuaian perencaaan kinerja dalam hal kepatuhan pelaku usaha kelautan mengacu kepada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja khususnya bidang pengawasan sumber daya kelautan sehingga pengawasan lebih tepat sasaran;

4. Hasil pengukuran kinerja pada triwulan I tahun 2022 diharapkan bisa menjadi dimanfaatankan dalam pengambilan kebijakan.

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG TIM BUDAYA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN. KESATU :

• Penyelesaian pemeriksaan kepatuhan pelaku usaha bidang kelautan adalah upaya pengawasan usaha kelautan oleh Pengawas Perikanan dan Polsus PWP3K dengan melakukan

Persentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK DJPSDKP dibandingkan Realisasi Anggaran DJPSDKP TA.. SASARAN PROGRAM : Tata Kelola Pemerintahan yang Baik lingkup Direktorat

Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Direktorat Jenderal PDSPKP) sebagai unit kerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji

Kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan adalah: kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan

Rencana Strategis Ditjen PSDKP tahun 2020-2024 merupakan dokumen perencanaan pembangunan 5 (lima) tahunan, yang disusun untuk menjabarkan secara teknis Rencana Strategis

Dalam hal terdapat permintaan verifikasi pendaratan ikan dari Nakhoda, pemilik kapal, atau yang ditunjuk oleh pemilik kapal sebagai syarat pengajuan permohonan