• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Yang Mendukung Tabligh

Dalam dokumen Aktivitas Tabligh Astri Ivo (Halaman 36-97)

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG TABLIGH

E. Ilmu Yang Mendukung Tabligh

Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi agar orang lain dapat mengerti apa yang kita inginkan. Selain itu komunikasi juga berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Komunikasi itu pun dapat dilakukan didalam rumah, di sekolah, di pasar, dan di manapun manusia itu berada, baik dilakukan secara verbal maupun non verbal.

Pada dasarnya hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.50

Secara etimologis komunikasi berasal dari Bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber dari communis artinya sama, dalam arti kata sama makna. Artinya sama makna mengenai satu hal. Secara terminologis komunikasi

49

Nogarsyah Moede, Buku Pintar Dakwah, (Jakarta: Inti Media & Ladang Pustaka), h. 36.

50

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), Cet. Ke-2, h. 28.

berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.51 Menurut James G. Bobbins dan Barbara S. Jones mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambing-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau juga bisa dikatakan sebagai perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi kepada orang lain.52

Sedangkan menurut Laswell (1960), mengatakan bahwa “komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa” dan dengan akibat atau hasil apa” (who? says what? In which channel? To whom? With what effect?). Everett M. Rogers (pakar sosiologi pedesaan Amerika) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.53

Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan merubah tingkah laku komunikan tersebut. Maka tabligh dapat dikatakan sebagai komunikasi, karena tabligh juga memiliki pengertian yang sama yaitu menyampaikan, tetapi muatan isi atau pesannya berbeda dengan komunikasi. Jika komunikasi pesannya berisi pesan umum, sedangkan tabligh berisi pesan agama.

51

Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1992), h. 3.

52

James G. Bobbins dan Barbara S. Jones, Alih Bahasa R. Turman Sirait, Komunikasi yang Efektif untuk Pemimpin dan Pejabat dan Usahawan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2006), h. 1.

53

Havled Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2007), h. 20.

2. Retorika

Ilmu pendukung lain yang berhubungan dengan tabligh dan dapat membantu kesuksesan dalam tabligh itu sendiri adalah retorika. Retorika adalah suatu seni berbicara ”the art of speech” (Inggris) atau ”de kunst derwelsprekenheid” (Belanda).54 Retorika dalam bahasa Yunani ”rhetorike” dikenalkan pada abad kelima Sebelum Masehi yang dikenal dengan ilmu mengkaji pernyataan antarmanusia sebagai fenomena sosial. Yang kemudian dikembangkan di Yunani Purba yang kemudian dimekarkan pada abad berikutnya oleh Romawi dengan bahasa Latin ”rhetorika”, (dalam bahasa Inggris ”rhetoric” dan dalam bahasa Indonesia ”retorika”. 55 Menurut Aristoteles, retorika adalah seni persuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang disusun untuk memperbaiki (corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive), dan mempertahankan (defensive).56

Menurut Encyclopedia Britanica, yaitu kesenian mempergunakan bahasa untuk menghasilkan kesan yang diinginkan terhadap pendengar dan pembaca. Sedangkan menurut Sei H. Dt. Tombak Alam retorika adalah alat berkomunikasi antara sesama manusia dan telah ada semenjak manusia ada, kemudian ia berkembang menjadi ilmu pengetahuan untuk mempengaruhi massa. Ilmu ini digunakan oleh Rohaniawan, Negarawan, Politisi, bahkan siapa saja yang ingin menjadi pemimpin dan harus berhubungan dengan masyarakat. 57

54

Ya’qub, Publisistik Islam Teknik Da’wah & Leadership, h. 99.

55

Effendy, Dinamika komunikasi, h. 2.

56

Ibid., h. 4.

57

Dt. Tombak Alam, Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-2, h. 36.

Cicero seorang pemuka retorika membagi retorika dalam dua tahap, yaitu: Pertama, Investio artinya mencari bahan-bahan dan tema yang akan dibahas, dan pada tahap ini dibahas secara singkat serta menjurus kepada upaya-upaya mendidik, membangkitkan kepercayaan dan menggerakkan perasaan. Kedua, Ordo Collocatio yang berarti penyusunan pidato. Secara sistematis terbagi menjadi exordium (pendahuluan), narratio (pemaparan), conformatio (peneguhan), dan peroratio (penutup).58

Sedangkan Retorika Islam adalah penjelasan yang disampaikan atas nama Islam kepada sekalian manusia; orang muslim atau nonmuslim, untuk mengajak mereka kepada Islam, mengajarkan keislaman, dan mendidik mereka secara akidah dan syari’ah, ibadah dan muamalah serta pemikiran dan tingkah laku.59

Metode yang digunakan dalam retorika sangat variatif; tradisional maupun modern, seperti: khutbah, ceramah, pengajaran, dialog, seminar, diskusi, dll. Oleh karena itu retorika dapat diaplikasikan dalam tabligh seperti dalam khutbah, ceramah, seminar, dan lain-lainnya.

Retorika merupakan seni berbicara agar dapat menarik perhatian pendengarnya. Oleh karena itu retorika dalam tabligh sangat diperlukan sekali, agar seorang muballigh dapat mempengaruhi mad’unya sehingga mad’u mau mengikuti apa yang dikatakan dan dianjurkannya.

58

Ibid., h. 5.

59

BAB III

PROFIL ASTRI IVO

A. Riwayat Hidup

Astrie Feizaty Ivo adalah nama lengkap dari Astri Ivo. Ia dilahirkan di Jakarta tanggal 21 September 1964. Memiliki keturunan darah orang Sumatra yaitu Aceh dan Padang. Ibunya bernama Fauziah Hanum atau biasa dikenal dengan Ivo Nilakreshna yang merupakan seorang penyanyi. Ayahnya bernama A. Rusli yang kini sudah almarhum.60

Astri Ivo lahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup agamis karena kedua orang tuanya merupakan orang Padang dan Aceh, yang bagi mereka pendidikan agama adalah pendidikan yang utama dalam mendidik anak-anaknya. Kedua orang tuanya sangat disiplin dalam hal ibadah, seperti salat. Kedua orang tuanya tak segan-segan mengusir teman-temanya apabila datang atau mengajak mereka salat berjamaah bahkan kedua orangtuanya akan mencubit Astri Ivo apabila tidak salat.

Astri mempunyai sapaan akrab ”Aci” sejak kecil untuk dirinya, ia adalah anak kelima dari sebelas bersaudara seayah dan seibu, tetapi satu yang telah meninggal dunia dan kini jumlahnya tinggal sepuluh orang yang masing-masing memiliki pekerjaan yang berbeda, dengan urutan sebagai berikut:

1. Nada Soraya bekerja sebagai ketua Kadin di Batam. 2. Nova Fadya seorang Ibu rumah tangga.

3. Alva Ruslina bekerja sebagai pengusaha di bidang pengadaan barang.

60

4. Aska Rosalba seorang pengusaha Garment.

5. Astrie Feizaty Ivo seorang artis sekaligus muballighah. 6. Anita Flora bekerja sebagai pedagang baju dan kerudung. 7. Ivan Salman bekerja sebagai pengelola studio rekaman. 8. Putri Intan Sari memiliki usaha di bidang manajemen artis. 9. Putri Purnama Dewi memiliki usaha toko sepatu.

10.Baina Rahma seorang penyanyi dan guru vokal.61

Dari sembilan kakak dan adiknya yang kini memakai jilbab baru berjumlah 4 orang, dan yang lainnya masih dalam proses menuju ke arah sana. Semua kakak dan adiknya kini telah memiliki keluarga, kecuali Putri Intan Sari. sehingga mereka sibuk dengan keluarganya masing-masing dan sibuk dengan pekerjaannya, dan pada akhirnya membuat mereka jarang bertemu untuk satu sama lainnya. Tetapi kakaknya yang nomor tiga yaitu Alva Ruslina memiliki inisiatif untuk membuat pengajian dwi mingguan demi terjalinnya tali silaturahmi yang erat dalam keluarga dengan memanggil guru. Biasanya pengajian diadakan setiap hari senin pukul 16.00 dan tempatnya selalu ditempat kakaknya yaitu Alva Ruslina di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.62

Astri Ivo menikah pada tanggal 18 Januari 1986 dengan pria berdarah Sumatra juga yaitu Dariola Yusharyahya. Kisah Astri bertemu dengan jodohnya yaitu saat ia berlibur bersama keluarganya di Jerman, tahun 1985. Kemudian pada suatu hari, ia bertemu dengan sahabatnya di Brussel, Belgia. Ia diberitahu oleh sahabatnya bahwa di Berlin akan ada pertemuan pelajar Indonesia. Tetapi

61

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

62

memang sudah menjadi takdir Allah, walaupun pada awalnya ia tidak berencana untuk ke Berlin, akhirnya ia pergi juga kesana. Pertemuan pelajar itulah ia bertemu dengan sang suami. Sejak perkenalan itu mulai tumbuhlah benih-benih asmara dan mulai menjalin komunikasi, tetapi pertemuan itu tak berlangsung lama karena Astri harus kembali ke Indonesia.63

Setelah Astri kembali ke Indonesia, hati sang suami mulai gundah hingga akhirnya saat liburan musim dingin tiba, ia kembali ke Indonesia dan mengungkapkan perasaannya kepada Astri. Kemudian ia mengajak Astri untuk berkuliah di tempat yang sama yaitu di Berlin tepatnya di ”Fachhoch Schule Fur Wirtschaft (FHN)”. Tetapi kedua orangtua Astri memberikan syarat kepadanya bahwa ia boleh bersekolah di sana setelah ia menikah dengan Dariola sang suami.64

Walau pada awalnya kami sempat menolak karena kami merasa bahwa kami masih sama-sama muda dan terbilang cukup singkat pertemuannya, tetapi kami sadar bahwa kami tak bisa menjamin jika di sana tak kan terjadi apa-apa. Kemudian Astri memohon kepada Allah untuk memberikan petunjuk kepadanya dan memberikan kemudahan apabila memang Dariola adalah jodoh untuknya. Do’a Astri akhirnya terkabul dengan dimudahkan jalannya dan tanpa ragu-ragu lagi, akhirnya mereka menikah pada tanggal 18 Januari 1986, saat itu usia Astri masih terbilang muda yaitu 21 tahun dan itu tak menjadikannya masalah, karena pernikahannya dilandasi dengan rasa takut kepada Allah. Setelah pernikahan, keesokan harinya sang suami pergi ke Jerman tanpa Astri, karena waktu itu ia

63

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

64

belum mendapatkan visa. Barulah setelah visanya keluar ia pun menyusul sang suami ke Jerman. Astri dan suami sama-sama belajar di Jerman.65

Pernikahan mereka kini sudah mencapai usia 23 tahun. Pernikahan mereka juga telah dikaruniai tiga orang putera. Anak pertama, Kevin Arighi lahir di Jakarta pada tanggal 26 Mei 1993. Kevin yang kini berusia 15 tahun, sedang menempuh pendidikan tingkat atas yaitu di Sekolah Menengah Atas (SMA) Global Jaya yang terletak di Bintaro yang berstandar Nasional plus.66

Pada tahun 1997 putra yang kedua lahir di Jakarta pada tanggal 27 April yang diberi nama Adrio Faresi. Adrio kini sedang menempuh pendidikan tingkat pertama di SMP Labschool yang terletak di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur. Putra yang terakhir Riedo Devara lahir di Jakarta pada tanggal 23 September 1998, Riedo pada saat ini masih duduk di bangku kelas 5 SD di SD Islam Tugas.67

B. Riwayat Pendidikan

Astri Ivo menempuh pendidikan pertama di Taman Kanak-Kanak (TK) Trisula pada tahun 1969, setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) III daerah Jakarta Selatan pada tahun 1971. Kemudian ia melanjutkan sekolah tingkat atas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Perguruan Cikini pada tahun 1980 yang terletak dibilangan Cikini, Jakarta Pusat.68

65

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

66

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

67

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

68

Setelah tamat SMA ia pun melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, ia memilih jurusan Pariwisata fakultas Pariwisata di Akademi Perhotelan dan Kepariwisataan (APK) Trisakti yang terletak di Rawamangun pada tahun 1984. Ia hanya menyelesaikan sudinya sampai semester tiga saja. Setelah itu ia pun memilih berlibur ke Jerman bersama keluarganya pada tahun 1985.69

Tetapi selepas dari berliburnya ke Jerman ternyata malah menarik perhatiannya untuk melanjutkan studinya di Jerman, dan ia memilih jurusan Bisnis dan Management pada tahun 1986 di Fachhoch Schule Fur Wirtschaft (FHN), di Berlin Jerman. Kecintaannya pada ilmu membuatnya bersemangat untuk terus menuntut ilmu guna memperkaya kualitas diri, ia pun memilih Pendidikan Muballigh Al-Azhar di Universitas Al-Azhar pada tahun 2006, setelah ia tertarik dalam dunia dakwah dan untuk peningkatan keterampilan tablighnya. Ia pun dapat menyelesaikan studinya pada bulan Juli 2008.70

C. Aktivitas Astri Ivo 1. Sebagai Seorang Artis

Darah seni Ibunya yang mengalir dalam tubuh Astri Ivo membuat ia sangat tertarik sekali dalam dunia seni. Ia pun mulai terjun dalam dunia seni pada usia enam tahun, dalam dunia tarik suara dan akting. Di usianya yang ke enam sampai dengan lima belas tahun ia menjadi penyanyi, dan ia telah menghasilkan delapan album. Lagu yang paling digemari pada zamannya adalah ”Kucingku Manis”. Di usianya yang masih sangat belia itu, ia juga merambah karirnya dalam

69

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Kamis 30 Juli 2008.

70

dunia peran.71 Beberapa film yang telah ia bintangi di antaranya yaitu The Big Village karya Usmar Ismail, Ananda, Nyai Dasima, Kerikil-kerikil Tajam karya Suman Jaya, Ilusia (1971) bermain dengan (Rahayu Effendi), Titienku Sayang (1972) bermain dengan (Mila Karmila), Jauh Dimata (1973) bermain dengan (Deddy Sutomo dan Brigitta Maria), Tabah Sampai Akhir (1973) bermain dengan (Sofia W.D dan Rano Karno), Boni dan Nanci (1974) bermain dengan (Dicky Zulkarnaen).

Selain itu ia juga bermain dalam film Kasih Sayang (1974) bermain dengan (Rina Hassim), Ratapan Si Miskin (1974) bermain dengan (Faradilla Sandy), Susana (1974) bermain dengan (Yenny Rachman dan Junaedi Salat), Suster Maria (1974) bermain dengan (Tanty Yosepha dan Andi Auric), Bila Hati Wanita Menjerit (1981) bermain dengan (Roy Marten dan Dana Christina), Bunga Cinta Kasih (1981) bermain dengan (Rano Karno dan Junaedi Salat), dan Fajar Yang Kelabu (1981) bermain dengan (Eva Arnas).72

Setelah ia mengubah penampilan menjadi lebih Islami tepatnya pada tahun 2000, ternyata tidak membuatnya redup di dunia hiburan. Ia tetap eksis dan kini peran-perannya dapat terseleksi dengan sendirinya. Peran-peran yang ia bintangi sekarang lebih Islami, hal ini terbukti dengan sinetron terakhir yang ia bintangi adalah Hamba-hamba Allah dan Sang Murabbi pada tahun 2008 silam. Ia juga menjadi icon tetap Robbani, selain itu ia juga menjadi bintang iklan minuman segar sari, Carefour (edisi Ramadahan), dan iklan produk-produk kecantikan. Ia juga sempat menjadi presenter pada acara ”Sentuhan Qalbu” di Trans Tv pada

71

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Rabu 21 Januari 2009.

pukul 5 sampai setengah 6 pagi, dan acara ”Tafsir Misbah” bersama Quraish Sihab di Metro Tv, pada bulan Ramadhan silam tepatnya pukul 3 sampai 4 pagi.73

2. Sebagai Ibu Rumah Tangga

Aktivitas Astri Ivo selain menjadi artis, ia juga menjalani karirnya sebagai Ibu Rumah Tangga. Karirnya menjadi ibu rumah tangga dimulai setelah ia menikah. Sebelum ia memiliki anak, ia berusaha untuk selalu menjadi istri yang sholehah untuk suaminya. Usaha yang ia lakukan agar menjadi istri yang sholehah di antaranya dengan selalu memahami al-Qur’an, merawat tubuh dan berusaha untuk menjadi isteri sholehah menurut Islam. Karena baginya kriteria isteri sholehah adalah menyenangkan bila dipandang, menjaga kehormatan bila ditinggal, dan dapat memegang amanah. Hambatan dalam mencapai usaha menjadi isteri yang sholehah baginya adalah ujian dari Allah, dan selama ini ia selalu belajar dan iqra’, sehingga ia selalu dapat menjawab ujian itu dengan baik. Menurutnya kiat untuk menjaga pernikahan tetap langgeng adalah dengan mencontoh keluarga Rasulullah, saling mencintai, menyayangi, mengingatkan kebenaran satu sama lainnya dan menerima bahwa satu sama lainnya adalah makhluk yang tidak sempurna.74

Pada tahun 1993 karir dalam rumah tangganya menjadi sempurna, karena ia telah menjadi seorang Ibu. Ia sangat mencintai profesi barunya sebagai Ibu rumah tangga, karena baginya pekerjaan seorang ibu merupakan madrasah bagi anak-anaknya. Madrasah itu sendiri menurutnya adalah sebuah bangunan sekolah,

73

Astri Ivo, Wawancara Pribadi Via Telepon, Sabtu 17 januari 2009.

74

di mana didalamnya ia berperan sebagai seorang pendidik, yang menjadi guru semua mata pelajaran, menjadi penjaga kantin yang membuat makanan, menjadi pengawas dan penjaga serta menjadi qudwah hasanah untuk anak-anaknya.75

3. Sebagai Muballighah

Karir menjadi seorang muballigh tidaklah mudah bagi Astri Ivo, karena proses perjuangan memakai jilbab Astri Ivo pun membutuhkan waktu yang panjang. Awalnya ia mengikuti pengajian tafhim Al-Qur’an dan ia juga banyak belajar dari Julius Usman yang notabene seorang pengacara tapi ia memiliki informasi yang cukup banyak tentang Al-Qur’an. Selain itu ia juga banyak belajar dari Ustadz Umar Ja’far Shidiq. Dari sanalah akhirnya Astri mulai sadar bahwa masih banyak kewajiban dalam Islam yang belum ia penuhi, salah satunya adalah memakai jilbab.76

Ia belajar semua itu dengan dilandasi perintah Allah dalam surat Al-’Alaq yang berbunyi Iqra’ artinya bacalah. Pada saat ia akan melaksanakan perintah Allah tersebut, ia mendapatkan rintangan yang datang dari suaminya sendiri. Saat pertama kali mengutarakan keinginannya berjilbab, sang suami, Dariola Yusharyahya, menyela, ”Jangan dululah. Kamu sudah solehah sekali,” ucap Astri, menirukan ucapan suaminya kala itu. Selain itu sang suami juga mengatakan ”Kamu boleh pakai jilbab nanti pada umur 40 tahun. Di sinilah terjadi perang batin dalam diri Astri, antara kesetiaan pada suami dan kecintaan pada Allah yang membuat hatinya resah.77

75

Astri Ivo, Wawancara Pribadi Via Telepon, Sabtu 17 januari 2009.

76

http://id.wikipedia.org/wiki/Astri_Ivo, tanggal 23 Juni 2008 pkl: 10.00.

77

Saat itu, usianya baru 28 tahun. Butuh waktu 12 tahun lagi untuk memenuhi keinginan suami. Astri hanya bisa berdoa, berharap suaminya berubah pikiran. ”Ya Allah, suamiku adalah milik-Mu. Engkau mudah membolak-balikkan hati ciptaan-Mu. Mudahkan kami beribadah seperti yang Engkau mau.” Tapi, ia tak menyalahkan suaminya. Astri menyadari, pemahaman sang suami soal berjilbab bagi seorang Muslimah saat itu memang belum memadai. Suaminya pun sempat menanyakan kepada Astri mengapa ia harus memakai jilbab, karena di mata sang suami Astri adalah wanita yang sudah memenuhi kriteria sholehah, tapi ia mengatakan bahwa parameternya ’bukan kamu atau saya’, tetapi parameternya adalah al-Qur’an.78

Ia mencoba untuk bersabar dan berusaha menanamkan pemahaman agama kepada suaminya yaitu dengan setiap kali kembali dari aktivitas keagamaan itu, ia ceritakan kepada suaminya. Akhirnya pada tahun keenam penantiannya, ia merasa bahwa pemahaman sang suami sudah cukup, maka Astri kembali mencoba mengenakan jilbab. ”Setelah saya pakai jilbab, dia bilang, ‘Tahu begini dari dulu aja’. Kini setelah memakai pakaian Islami, aktivitas keagamaannya mulai meningkat. Ia mulai mencoba menekuni dunia dakwah dengan menjadi seorang muballigh, dengan landasan bahwa setiap manusia memiliki kewajiban untuk berdakwah.79

Sebenarnya ini semua telah diatur oleh Allah, dengan jalan keingintahuan masyarakat tentang apa yang melatar belakangi Astri Ivo mengenakan jilbab. Berawal dari keingintahuan itulah akhirnya pada tahun 2000 ia mulai melakukan

78

Astri Ivo, Wawancara Pribadi, di Rumah Astri Ivo, Rabu 21 Januari 2009.

79 http://amaduq01.wordpress.com/2008/04/29/kisah-astri-ivo-berjilbab/, tanggal

ceramah dengan materi tentang hijab. Seiring berjalannya waktu dan informasi yang didapat semakin banyak, ia mulai menyajikan materi tentang aqidah, taqwa, istri yang sholehah, bahkan tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang hebat (bagaimana mempersiapkan anaknya menjadi seorang ayah/ibu), bahkan ia sering memberikan materi tentang life style yang Islami. Ia kini sudah aktif mengisi ceramah di berbagai tempat seperti: di berbagai majelis ta’lim, di kantor-kantor, di sekolah, maupun di perguruan tinggi.

4. Sebagai Penulis

Karir Astri Ivo sebagai muballighah membuatnya merambah ke dunia penulisan, ia memulainya pada tahun 2006. Buku pertama yang ia tulis adalah

Cantik Sepanjang Usia yang diterbitkan pada bulan September 2006 oleh Dian Rakyat, yang isinya tentang rahasia kecantikan Astri Ivo dan bagaimana merawat serta memelihara kecantikan itu agar tak lekang waktu. Selain itu ia juga ingin membagi rahasianya kepada muslimah lainnya.80

”Kecantikan adalah anugerah Allah yang diberikan dengan bentuk fisik yang sempurna dan akal yang sehat. Mata yang indah itu akan kelihatan indah jika digunakan untuk memandang yang diperbolehkan dan diperintahkan oleh Allah, dan akan semakin indah jika menundukan pandangannya dari kemaksiatan. Begitu juga dengan bibir, bibir akan menjadi indah dan cantik apabila menggunakannya sesuai dengan perintah Allah, dengan berkata yang benar, menghindari gosip dan gunjing, saling mengingatkan akan kebaikan dan lemah lembut dalam bertutur

80

sapa. Semua itu harus disyukuri dan dipergunakan sesuai dengan perintah Allah, karena kecantikan fisik akan terlihat cantik apabila didukung oleh kecantikan hati.

Mensyukuri pemberian-Nya atas apa yang ada dalam diri kita akan membuat kita semakin cantik, karena tidak lagi stress memikirkan produk apa yang harus dikenakan, dsb. Kita juga tidak boleh menzalimi diri sendiri karena ingin tampil cantik, seperti merubah bentuk yang ada pada diri kita dengan melakukan operasi plastik, jarum suntik silikon, sedot lemak, dll. Selain itu kita harus berusaha membersihkan muka dan hati yang kotor saat menjelang tidur, serta bermunasabahlah atas anggota tubuh yang telah diperbuatnya selama seharian beraktivitas, kemudian tanyalah pada diri sendiri apakah kita telah

Dalam dokumen Aktivitas Tabligh Astri Ivo (Halaman 36-97)

Dokumen terkait