• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Solihatin (2012: 14-15) Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS adalah ilmu sosial yang membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi dilingkungan sekitarnya.

Menurut Mulyono (dalam Taneo, 2010: 1.7) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan sebagainya. Menurut Saidiharjo IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran yang mempunyai ciri-ciri sama seperti, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi dan politik.

Sedangkan menurut BSNP (2006: 575) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai cabang ilmu yaitu, geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi yang merupakan kajian dari permasalahan tentang aktivitas hidup manusia.

2.4.1 Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Nursid Sumaatmadja (dalam Hidayati dkk, 2008: 1-24) tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negar. Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa,

yaitu: (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan.

Sedangkan menurut BSNP (2006: 575) IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah membekali peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki untuk menjadi warga negara yang baik dan terampil yang berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

2.4.2 Pembelajaran IPS di SD

Menurut Hidayati, dkk (2008: 1-11) pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satusatunya wahana atau sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan mempelajari masyarakat baik melalui media massa,

media cetak maupun media elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran. Pengenalan siswa melalui wahana luar sekolah mungkin masih bersifat umum terpisah-pisah dan samar-samar. Oleh karena itu agar pengenalan tersebut dapat lebih bermakna, maka bahan atau informasi yang masih umum dan samar-samar tersebut perlu disistematisasikan.

Melalui pengajaran Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif. Untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itulah Pengetahuan Sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.

Dengan demikian sekolah mempunyai peran dan kedudukan yang penting karena apa yang telah diperoleh di luar sekolah, dikembangkan dan diintegrasikan menjadi sesuatu yang lebih bermakna di sekolah, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan siswa. Sesuai dengan tingkat perkembangannya, siswa SD belum mampu memahami keluasan dan kedalaman masalah-masalah sosial secara utuh, tetapi mereka dapat diperkenalkan kepada masalah-masalah tersebut. Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan mereka kelak mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

2.4.3 Cakupan Materi IPS SD

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai siswa sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (BSNP, 2006: 11).

Organisasi materi pendidikan IPS pada tingak sekolah dasar menggunakan pendekatan secara terpadu/ fusi. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan usia siswa SD yang masih pada taraf berpikir abstrak. Materi pendidikan IPS disekolah dasar disajikan secara tematik dengan menambil tema-tema sosial yang terjadi disekitar siswa. Demikian juga halnya tema-tema-tema-tema sosial yang dikaji berangkat dari fenomena-fenomena serta aktivitas sosial ang terjadi disekitar siswa. Dengan demikian seorang guru yang akan melaksakan proses pembelajaran IPS harus dibekali dengan sejumlah pemahaman karakteristik pendidikan IPS yang meliputi pengertia dan tujuan pendidikan IPS, landasan filosofis, pengembangan kurikulum pendidikan IPS serta disiplin-disiplin ilmu sosial yang dikembangankan dalam pendidikan IPS.

Ditinjau dari ruang lingkup materinya, menurut Susanto (2014: 22) bidang studi IPS memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) menggunakan pendekatan lingkungan yang luas, (b) menggunakan pendekatan terpadu antarmata pelajaran yang sejenis, (c) berisi materi konsep, nilai-nilai sosial, kemandirian, dan kerja

sama, (d) mampu memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif, dan inovatif dan sesuai dengan perkembangan anak, dan (e) mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir dan memperluas cakrawala budaya. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPS kelas IV semester 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan

ekonomi, dan

kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

Kegiatan penelitian ini akan mengkaji/mengelola materi IPS yang akan dipelajari oleh siswa yaitu pada standar kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi dan kompetensi dasar 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

2.4.4 Evaluasi Pembelajaran IPS SD

Dalam pembelajaran IPS evaluasi memliki pengertian penilaian program, prosen dan hasil pembelajaran IPS. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinmabungan, sebaiknya dilakukan secara terus menerus sesuai dengsan

keterlaksanaan pembelajarannya. Evaluasi seperti ini merupakan barometer atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahai oleh siswa, serta seberapa besar penguasaan atau pemahaman siswa. Evaluasi pembelajaran IPS pada setiap jenajang memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

1) Evaluasi dengan penilaian tes

Tujuan dari penialai evaluasi melalui penilaian tes adalah untuk mengetahui apaka seseorang siswa telah menguasai atau belum menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan. Dengan evaluasi ini juga dapat melihat perbedaan kemampuan, bakat, sikap, minat atau aspek-aspek kepribadian lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal: (1) validitas: soal yang diberikan untuk mengukur dan mengungkapkan kemampuan yang menjadi tujuan intruksional, (2) reliabilitas: tes memberikan hasil yang konsisten dan mantap, untuk mengukur kemampuan seseorang, (3) objektifitas: soal tes tidak dipengaruhi oleh pemberi tes yang melakukan pengukuran, (4) efisiensi: tes dilakukan dengan mudah tidak memerlukan waktu, tenaga dan biaya.

2) Evaluasi dengan penilaian nontes

Salah satu ciri pembaharuan pengajaran IPS bersangkutan dengan lingkup tujuan yang hendak dicapai, yang tidak terbatas pada aspek kognitif, tetapi mencakup aspek keterampilan dan juga mencakup aspek afektif. Ada 6 cara penilaian nontes: (1) penilaian keterampilan, (2) penilaian dengan membuat karangan, (3) penilaian dari segi afektif, (4) skala pilihan, (5) studi kasus, (6) portofolio.

3) Evaluasi dengan penilaian otentik

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang diakui oleh siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, mambuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Dokumen terkait