• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILUSTRASI KASUS

Dalam dokumen Referat Tatalaksana Anemia (Halaman 29-38)

Pasien 1 2

Nama An. F An. R

Usia/Jenis Kelamin 7 tahun/Perempuan 3 tahun/Laki-laki KU Semakin sulit makan sejak 9 hari

SMRS

Demam sejak 12 hari SMRS RPS Semakin sulit makan sejak 9 hari

SMRS. 1 bulan yang lalu, BB pasien 12 kg, sekarang turun jadi 10 kg.

Demam sejak 12 hari SMRS. Demam muncul mendadak pada pagi hari, hangat melalui

Sulit makan diikuti dengan demam yang teraba hangat, tidak pernah tinggi dengan perabaan tangan. Tidak ada keluhan BAB, BAB lancar 3x sehari. Jika bermain pasien sering merasa cepat lelah. Pasien jarang mau makan, suka mengorek-ngorek dinding rumah kemudian semennya dimakan.

perabaan tangan dan berlangsung sepanjang hari, pasien sudah berobat, demam turun jika diberikan obat, kemudian naik lagi. Tidak ada keluhan batuk, pilek, BAB, dan BAK. Tidak ada keluhan mimisan dan gusi berdarah. Semenjak sakit, pasien lebih banyak tidur, badan terasa lemas dan tampak pucat.

Riwayat Makanan ASI eksklusif hingga usia 4 bulan. 4-6 bulan dicampur susu formula SGM, pisang, biskuit, bubur susu. 6-12 bulan sudah makan nasi tim. > 1 tahun- sekarang, makan nasi 1-2x/hari, 1 sendok nasi besar, jarang habis. Kadang mau makan sayur bayam, 2x/minggu, 2-3 sendok, daging (-), telur ikan tahu tempe (+), susu SGM jarang minum, 1x/bulan, suka makan mie instan.

ASI eksklusif hanya sampai umur 1 bulan. Setelah 1 bulan, ibu tidak memberikan ASI lagi, hanya susu formula hingga umur 6 bulan. 6-12 bulan, ibu memberikan susu formula, biskuit, bubur susu dan nasi tim. 1 tahun- sekarang pasien tidak ada kesulitan makan.

Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum/ Kesadaran

Tampak sakit sedang, compos mentis, tampak pucat.

Tampak sakit sedang, compos mentis, tampak sangat pucat. Status gizi BB/TB = 10/15,5 X 100% = 64,5 %  gizi buruk BB/TB = Tanda vital TD = 90/70mmHg N = 104x/menit S = 37,4oC P = 32x/menit TD = 90/60mmHg N = 120x/menit S = 38oC P = 28x/menit Status generalis yang bermakna Mikrosefali(LK 46 cm), konjungtiva anemis +/+, bibir pucat, perut cekung, hepar teraba 1cm dibawah arcus costae, lien ttm, oedem -/-,

Normosefali (LK 48 cm), konjungtiva anemis +/+, bibir pucat, perut datar, hepar teraba 1cm dibawah arcus costae, lien

hipotoni, akral dingin, kulit pucat, kering dan bersisik, turgor kulit baik, baggy pants -.

ttm, oedem -, kulit pucat, akral dingin. Laboratorium Leukosit : 11.000/µl Eritrosit : 6,1juta/µl Hb : 10,2 g/dl Ht : 38 % Trombosit : 380.000/µl LED : 10mm/jam Albumin : 4,4g/dl MCV : 38/6,1 x 10 = 62,2 fl (normal 82-92)  mikrositik MCH : 10,2/6,1 x 10 = 16,7 pg (normal 27-31)  hipokrom MCHC : 10,2/38 x 10 = 26,8 % (normal 32-36) Leukosit : 13.600/µl Eritrosit : 1,32 juta/µl Hb : 3,8 g/dl Ht : 10,8 % Trombosit : 153.000/µl MCV : 10,8/1,32 x 10 = 82 fl (normositik) MCH : 3,8/1,32 x 10 = 28,7 pg (normokrom) MCHC : 3,8/10,8 x 10 = 35 % (normal) Besi (Fe/iron) : 91 µg/dl (normal 60-160)

TIBC (daya ikat total) :258 µg/dl (normal 240-400)

Retikulosit : 4% (normal 0,5-1,5) meningkat

Diagnosis Kerja Gizi Buruk Marasmus

Anemia mikrositik hipokrom e.c suspek defisiensi besi

Anemia gravis

Terapi Energi 80 – 100 kkal/kgBB/hari  800 kkal/hari  Diet ML LC 3x175 kal + SF (dancow) 3x100cc Vitamin A 1x200.000 IU As. Folat 1x1 mg PCT 100mg jika suhu ≥ 38oC O2 2l/nasal

IVFD Kaen IB 3cc/kgBB/jam Transfusi PRC I 100cc

Transfusi PRC II 125cc Transfusi PRC III 125 cc Saat transfusi intra lasik 10mg Diet ML LC

PCT 110mg jika suhu ≥38oC Inj. Ampi 4x500mg

Pasien 3 4

Usia/Jenis Kelamin 2 bulan 3 minggu/Laki-laki 9 bulan/Perempuan

KU Kuning sejak 1 hari SMRS Mencret sejak 2 hari SMRS RPS Kuning sejak 1 hari SMRS. Kuning

awalnya muncul sejak 1 bulan SMRS dengan kuning hanya pada mata saja kemudian merata ke seluruh tubuh sejak 1 hari SMRS. Pasien demam sejak 1 minggu SMRS, demam naik turun dengan perabaaan hangat. Keluar cairan bening bercampur darah dari telinga ka-ki sejak 4 hari SMRS, berhenti setelah 3 jam kemudian muncul kembali sejak 1 hari SMRS. Memiliki riwayat terjatuh dari ayunan 1 bulan yang lalu dengan ketinggian 1 meter, posisi jatuh tengkurap dan keluar darah dari hidung lalu berhenti sendiri. BAB pasien lebih lembek sejak 1 bulan yang lalu, ampas warna kecoklatan, frekuensi 2x/hari. BAK lancar warna kuning biasa.

Mencret 7-10x/hari, awalnya amapas + air, lendir +, darah -. Lalu air>ampas, lendir -, darah -, bau asam. Disertai muntah 2-3x/hari, isi muntah susu + makanan, muntah tidak didahului batuk. 3 hari SMRS, pasien demam, namun tidak tinggi, hangat. Dibawa ke puskesma, dikasih puyer namun keluhan masih ada. 1 minggu SMRS batuk berdahak sulit keluar. Awalnya ASI, namun 2 minggu sebelum sakit diberikan susu formula tambahan Nutrilon, kemudian pasien mencret, sejak sakit diganti SGM LLM.

Riwayat Makanan Awalnya ASI, lalu susu SGM seminggu setelah lahir. Berhenti, dan lanjut ASI lagi sampai sekarang. ASI ibu sedikit. Tidak lagi menggunakan susu formula karena tidak ada biaya.

ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Sampai sekarang masih ASI, dan dibantu susu formula SGM LLM. Bubur susu dan nasi tim sudah diberikan. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum/ Kesadaran

Tampak sakit berat, somnolen, tampak sangat ikterik.

Tampak sakit sedang, compos mentis, rewel.

Status gizi BB/TB = 3,8/5 x 100 % = 76 %  gizi kurang

BB/TB = 7/9 x 10 = 77%  gizi kurang

Tanda vital N = 132x/menit S = 33,1oC

N = 140x/menit S = 37,7oC

P = 40x/menit P = 28x/menit Status generalis

yang bermakna

Normosefali, konjungtiva anemis +/ +, sklera ikterik +/+, bercak darah kering di hidung, nch +, retraksi otot leher, hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, turgor sangat menurun, akral dingin dan pucat.

Mikrosefali (LK 42,5 cm), UUB sedikit cekung, konjungtiva anemis +/+, palpebra sedikit cekung, bibir kering, perut sedikit kembung, BU 7x/menit, hepar lien ttm, turgor kulit sedikit turun, Laboratorium Leukosit : 18400/µl Eritrosit : 6,8 juta/µl Hb : 2,1 g/dl Ht : 6 % Trombosit : 494.000/µl MCV : 6/6,8 x 10 = 88 fl (normositik) MCH : 2,1/6,8 x 10 = 30 ( normokrom) MCHC : 2,1/6 x 10 = 35 (normal) Leukosit : 6400/µl Eritrosit : 3,6 juta/µl Hb : 9,6 g/dl Ht : 26 % Trombosit : 348.000/µl MCV : 26/3,6 x 10 = 72,2 fl (mikrositik) MCH : 9,6/3,6 x 10 = 26,6 pg (hipokrom) MCHC : 9,6/26 x 10 = 36,9 % (normal)

Diagnosis Kerja Anemia gravis Diare akut dengan dehidrasi sedang e.c lactose intolerance Anemia mikrositik hipokrom e.c suspek defisiensi besi

Terapi IVFD RL 3cc/kgBB/jam

NGT terbuka

Inj Cefotaxim 3x100 mg

Transfusi PRC I 20cc dengan lasix 4 mg, lalu lanjutkan PRC 2x50 CC Vit. K 1x10mg

Diet Bubur Breda + ASI + LLM

IVFD Kaen 3B 5cc/kgBB/jam Dialac 3x1/2 sct

PCT 4x70mg

Pasien 5 6

Nama An. A An. Z

Usia/Jenis Kelamin 1 tahun 6 bulan/perempuan 5 tahun/perempuan KU Batuk dahak sejak 2 minggu

SMRS

Gusi berdarah sejak 1 hari SMRS

Frekuensi batuk cukup sering setiap harinya menurut ibu pasien. Pasien sudah dibawa ke klinik dekat rumahnya sebelumnya & diberikan obat namun ibu pasien lupa nama obat obatnya tetapi pasien tidak ada perbaikan. Batuk disertai dengan demam yang terus menerus Pilek (-). Nafsu makan jadi menurun. Buang air kecil dan buang air besar dalam batas normal. Namun pada saat masuk rumah pasien mengalami diare, dengan frekuensi 2 kali, volume kurang lebh 1/3 aqua gelas menurut ibu pasien, ampas (+), warna kuning kehijauan, lender dan darah (-).

Selain itu juga pasien mengeluh panas yang naik turun selama 2 minggu terakhir. Disertai dengan pusing, muntah, lemas, dan pucat. Menurut ibu pasien, pasien pucat sudah beberapa bulan belakangan ini. Pasien tidak begitu mengeluhkan tentang lebam-lebam kebiruan yang terdapat pada kedua tungkainya karena pasien sering seperti ini mulai umur 4 tahun. menurut pengakuan ibu pasien, lebam-lebam kebiruan ini sering hilang timbul dan tempatnya juga berpindah-pindah kadang di tungkai kadang di badan. Pasien mengaku jika terbentur sedikit saja langsung timbul memar dan lebam-lebam. Nafsu makan pasien menurun. BAB N tidak berdarah. BAK banyak, warna kuning jernih.

Riwayat Makanan ASI eksklusif 4 bulan. > 4 bulan ditambah susu formula SGM. 6 bulan – 1 tahun diberikan buah pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan nasi tim. > 1 tahun, pasien mau mkn nasi tapi sedikit. Ayam (+) ½ potong, pasien tidak suka bayam dan hati ayam. Tahu, tempe, wortel + ½ potong/kali makan. Susu sudah jarang.

ASI eksklusif hingga umur 6 bulan. > 6 bulan pasien tetap diberikan ASI dan pisang. Pasien juga sudah mulai mengkonsumsi bubur susu. >1 tahun, nasi 3x/hari, ikan jarang, sayur 1x/hari wortel bayam sedikit, daging, telur, tahu tempe +. Susu kental manis 3x/minggu

Keadaan Umum/ Kesadaran

Tampak sakit sedang, compos mentis

Tampak sakit sedang, compos mentis.

Status gizi BB/TB = 8,5/10,4 x 100 % = 81,7%  gizi kurang

BB/TB = 15/17,7 x 100% = 86,7%  gizi baik.

Tanda vital N = 120x/menit S = 36,2oC P = 50x/menit TD = 100/60 N = 100x/menit S = 37,2oC P = 28x/menit Status generalis yang bermakna

Normosefali, konjungtiva anemis, sklera ikterik -, nafas cuping hidung -, retraksi sela iga +, ekspirasi memanjang, sn vesikuler, rh +/+, wh -/-, sianosis -, akral dingin -, kulit pucat.

Normosefali, konjungtiva anemis, perdarahan pada gusi, mukosa mulut anemis, hepar dan lien tidak teraba membesar, ekimosis pada dada dan lengan (sedikit), ekstrimitas bawah kanan-kiri (banyak)

Laboratorium Hb : 8,4 g/dl

Leukosit : 3000/uL

Ht : 26%

Trombosit : 322.000/uL Eritrosit : 4,2 juta /uL

MCV : 26/4,2 x 10 = 60 fl (mikrositik) MCH : 8,4/4,2 x 10 = 19 pg (hipokrom) MCHC: 8,4/26 x 10 = 32 pg (normal) LED : 37 mm/jam Hb : 4 g/dl Leukosit : 3400/µl Ht : 12,2 % Trombosit : 16000/ µl Eritrosit : 1,24 juta/ µl MCV : 98,4 MCH : 32,3 MCHC : 32,8 LED : 135mm

Analisa darah tepi dengan kesan pansitopenia dengan limfositosis atipik.

Diagnosis Kerja Suspek bronkopneumoni Anemia mikrositik hipokrom

Anemia Aplastik

Terapi IVFD KaEN 3B 12 tpm

Salbutamol syr 3x0,5 cth PCT syr 3x1 cth

Ceftriaxone 2x400 mg

Bed rest

Hindari provokasi perdarahan IVFD RL 10 tts/menit makro Cefotaxim 2X300 mg

Pyridol 2x1 tab Imudator syr 1x1 cth

Transfusi PRC 150 cc Transfusi TC 250 cc Transfusi PC 500 cc

1. Dari hasil penelitian pada 6 sample pasien anak yang diambil secara acak, didapatkan bahwa 4 anak perempuan menderita anemia dan 2 anak laki-laki. Tapi hal ini tidak bisa menjadi patokan, karena anemia dapat mengenai anak jenis kelamin apapun dan yang berusia berapapun.

2. Keluhan utama pasien anemia yang datang tidak selalu dengan pucat. Pasien bisa datang dengan gejala demam, mencret, batuk , ikterik, sulit untuk makan ataupun gusi berdarah.

3. Anemia defisiensi besi biasanya baru diketahui diderita pasien ketika pasien melakukan cek darah saat sakit, atau bisa terdeteksi jika pasien memiliki gizi kurang ataupun gizi buruk

4. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, kulit tampak pucat atau ikterik, terdapat manifestasi perdarahan.

5. Pada pemeriksaan laboratorium sangat penting diketahui nilai MCV, MCH, MCHC untuk mengetahui secara morfologi pasien termasuk dalam anemia mikrositik hipokrom, normositik normokrom, ataupun makrositik normokrom.

6. Tatalaksana pasien dengan anemia disesuaikan dengan jenis anemia apa yang diderita pasien. Jika anemia berat, yang paling sering diberikan adalah transfusi PRC.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusmawatiningtyas D, Setyowireni D, Mulatsih S, Sutaryo. Early detection of anemia among school children using the World Health Organization Hemoglobin Color Scale 2006. Paediatrica Indonesiana, Vol. 49, No. 3, May 2009. Hal 135-8.

2. Strauss RG. Transfusi Darah dan Komponen Darah. Nelson Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics), 1996, Jakarta, EGC, volume 2, Edisi 15, hal 1727-32

3. Djajadiman G. Penatalaksanaan Transfusi Pada Anak. Updates in Pediatrics Emergency, 2002, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, halaman: 28-41

4. Ramelan S, Gatot D. Transfusi Darah Pada Bayi dan Anak. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (Continuing Medical Education) Pediatrics Updates, 2005, Jakarta, IDAI cabang Jakarta, halaman: 21-30

5. Camitta BM. Anemia. Nelson Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics), 1996, Jakarta, EGC, volume 2, Edisi 15, halaman: 1680-1719

6. World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for the management of Common Illnesses with Limited Resources. 2005.

7. Windiastuti E. Anemia Defisiensi Besi Pada Bayi dan Anak. UKK Hematologi-Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Available at : http://www.idai.or.id/kesehatananak.asp. Accesed on May 23, 2012.

8. Sudarmanto B, Mudrik T, AG Sumantri, Transfusi Darah dan Transplantasi dalam Buku Ajar Hematologi- Onkologi Anak, 2005, Jakarta, Balai Penerbit IDAI, halaman: 217-225 9. Gary, R Strange, William R, Steven L, 2002, Pediatric Emergency Medicine, 2nd edition.

Boston: Mc Graw Hill, halaman: 527-529

10. E. Shannon cooper,1992, Clinic in Laboratory Medicine, Volume 12, Number 4, Philadelphia: WB Saunders Company, halaman: 655-665

11. Agustian L, Sembiring T, Ariani A, Lubis B. Effect of iron treatment on nutritional status of children with iron deficiency anemia. Paediatr Indones, Vol. 49, No. 3, May 2009. Halaman 160-164.

Dalam dokumen Referat Tatalaksana Anemia (Halaman 29-38)

Dokumen terkait