• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangsa Yahudi sangat terkenal bukan karena negaranya yang terluas di dunia, tapi karena bangsa itu telah hilang selama hampir 2000 tahun dan dilahirkan kembali pada tahun 1948, ketika semua rakyat Israel berkumpul bersama untuk kembali ke tanah perjanjian mereka. Kejadian bersejarah ini terjadi untuk memenuhi nubuatan dari Firman Tuhan bahwa bangsa Yahudi harus kembali ke tanah milik mereka sebelum kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

Konflik yang berkepanjangan antara bangsa Yahudi dan Arab menjadi berita sehari-hari kita. Semua ini bermula dari masalah keluarga dari seseorang yang bernama Abraham. Abraham memiliki seorang istri yang mandul dan tidak dapat memiliki anak hingga usia tua mereka. Namun Tuhan telah berjanji memberikan kepada mereka seorang anak bernama Ishak. Ketika Abraham berusia 100 tahun, Ishak dilahirkan sesuai dengan janji Firman Tuhan. Melalui Ishak dan anaknya Yakub maka bangsa Yahudi terbentuk. Sebaliknya bangsa Arab juga disebut sebagai keturunan Abraham melalui pernikahannya dengan Hagar, hamba Sarah. Sarah menjadi pencetus ide agar Abraham menikahi hambanya dan memiliki anak baginya (Kejadian 16:2) karena ia tidak bisa memiliki anak. Namun konflik antara Sarah dan Hagar terjadi ketika Hagar mengandung dan melahirkan Ismael yang menjadi nenek moyang bangsa Arab. Karena itu apa yang dimulai sebagai masalah keluarga berlanjut sampai saat ini menjadi konflik dan krisis atas bangsa-bangsa Timur Tengah yang berakibat perang berkelanjutan antara bangsa Yahudi dan Arab hari ini.

Semua ini dimulai ketika Abraham berbuat kesalahan dengan mendengarkan saran Sarah untuk menikahi Hagar, hambanya untuk ”mendapatkan anak”. Bukannya mencari petunjuk Tuhan secara jelas, Abraham mengikuti hikmat manusia yang mengakibatkan bencana dan konsekuensi yang menyakitkan. Namun setelah menderita akibat dari kesalahannya karena mengikuti ”nasehat dalam daging”, Abraham

sungguh-sungguh belajar dari kesalahannya. Kemudian ketika Tuhan menguji Abraham untuk mempersembahkan anak satu-satunya Ishak, ia tidak lagi berkonsultasi dengan Sarah dan lulus dalam ujian iman dan memberikan persembahan terbaik di mana Abraham kemudian dikenal sebagai ”bapa orang beriman”.

Mari kita mempelajari ujian iman Abraham dan persembahannya berupa anaknya yang berharga yaitu Ishak. Kitab Kejadian mencatat bahwa Abraham berusia 75 tahun ketika Tuhan menyuruh dia meninggalkan rumah dan keluarganya untuk menuju tanah perjanjian dengan iman. Ia membutuhkan waktu 25 tahun untuk melewati segala kesulitan dan menanti sebelum anaknya Ishak lahir.

”LALU TERTUNDUKLAH ABRAHAM DAN TERTAWA SERTA BERKATA DALAM HATINYA: ”MUNGKINKAH BAGI SEORANG YANG BERUMUR SERATUS TAHUN DILAHIRKAN SEORANG ANAK DAN MUNGKINKAH SARA, YANG TELAH BERUMUR SEMBILAN PULUH TAHUN ITU MELAHIRKAN SEORANG ANAK?”

(KEJADIAN 17:17)

Ketika Abraham dan Sarah telah sangat tua dan tidak lagi bisa untuk mengandung, Tuhan menyatakan diri lagi kepada Abraham untuk menegaskan akan kelahiran Ishak, anaknya. Beritanya sangat jelas. Pada kenyataannya, Abraham dengan sengaja menguji ulang kalau-kalau perjanjian Tuhan akan dibangun melalui Ismael, anaknya (Kejadian 17:18). Sebaliknya, Tuhan Allah dengan jelas menyatakan bahwa perjanjiannya adalah dengan Ishak yang akan dilahirkan oleh Sarah pada tahun depan.

”TETAPI PERJANJIAN-KU AKAN KUADAKAN DENGAN ISHAK, YANG AKAN DILAHIRKAN SARA BAGIMU TAHUN YANG AKAN DATANG PADA WAKTU SEPERTI INI JUGA.” (KEJADIAN 17:21)

Satu alasan terpenting mengapa Tuhan mengijinkan Abraham menunggu selama 25 tahun hingga secara jasmani mustahil baginya untuk melahirkan secara natural, adalah untuk membangun iman Abraham kepada Tuhan. Kemudian untuk lulus ujian iman berikutnya dan mendapatkan nilai sempurna adalah dengan mempersembahkan Ishak. Sangatlah penting bagi Abraham untuk memiliki iman yang mutlak kepada Tuhan, ketika mempersembahkan Ishak anak satu-satunya. Sedikit keraguan atau

penolakan untuk mempersembahkan Ishak akan menghalangi Allah memberkati Abraham secara maksimum.

Setelah kelahiran Ishak, Tuhan memanggil Abraham untuk mempersembahkan Ishak secara spesifik.

”FIRMAN-NYA: ”AMBILLAH ANAKMU YANG TUNGGAL ITU, YANG ENGKAU KASIHI, YAKNI ISHAK, PERGILAH KE TANAH MORIA DAN PERSEMBAHKANLAH DIA DI SANA SEBAGAI KORBAN BAKARAN PADA SALAH SATU GUNUNG YANG AKAN KUKATAKAN KEPADAMU.”

(KEJADIAN 22:2)

Instruksi dari Tuhan sangat spesifik; yaitu untuk ”mempersembahkan anaknya yang tunggal Ishak”di ”gunung Moria” yang sejauh 3 hari perjalanan, cukup waktu bagi Abraham untuk mengkaji ulang apa yang sedang akan ia lakukan. Pada saat ini, Abraham telah menarik palajaran dengan tidak berkonsultasi dengan hikmat manusia, khususnya Sarah, istrinya. Bisakah anda bayangkan bila ia berkonsultasi dengan Sarah? Ishak, sebagai anaknya yang berharga, pastilah Abraham mengasihinya lebih dari hidupnya sendiri. Tetapi Abraham memiliki iman yang mutlak kepada Bapa Surgawi. Ia memiliki iman bahwa Allah sanggup membangkitkannya kembali dari kematian. Yang kedua, Abraham juga memastikan bahwa hamba-hambanya tidak mencampuri persembahannya akan Ishak. Akhirnya, perkataan ishak sendirilah yang membuktikan imannya yang mutlak kepada Bapa Surgawi. Ketika Ishak bertanya kepada Abraham ayahnya di manakah domba yang akan dipersembahkan, inilah jawaban Abraham:

”ALLAH AKAN MENYEDIAKAN ANAK DOMBA UNTUK KORBAN BAKARAN BAGI-NYA, ANAKKU.” (KEJADIAN 22:8)

Sungguh suatu pertanyaan yang menyakitkan bagi Abraham yang sungguh mengasihi anaknya lebih dari hidupnya sendiri. Tetapi di tengah semua pencobaan ini, Abraham sungguh-sungguh ”mempersembahkan Ishak”dengan ketaatan mutlak dan iman akan perintah Allah. Hasilnya, bukan hanya Abraham tidak mencelakai anaknya, sebaliknya malaikat Tuhan menghentikannya dan berkata demikian:

”LALU IA BERFIRMAN: ”JANGANLAH BUNUH ANAK ITU DAN JANGAN KAUAPA-APAKAN DIA, SEBAB TELAH KUKETAHUI

SEKARANG, BAHWA ENGKAU TAKUT AKAN ALLAH, DAN ENGKAU TIDAK SEGAN-SEGAN UNTUK MENYERAHKAN ANAKMU YANG TUNGGAL KEPADA-KU.”

(KEJADIAN 22:12)

Ketaatan Abraham dalam mempersembahkan Ishak telah menghasilkan 4 berkat besar di mana:

1).Keturunannya akan menjadi umat Allah dan Allah akan membuat keturunannya sebanyak pasir di laut (secara rohani menunjuk kepada orang-orang Yahudi hari ini) dan seperti bintang-bintang di langit (secara rohani menunjuk kepada orang-orang Kristen yang berjalan dalam iman).

2). Juru selamat kita, Yesus Kristus dilahirkan sebagai keturunan Yahudi dari Abraham seperti tercatat dalam Matius 1.

”INILAH SILSILAH YESUS KRISTUS, ANAK DAUD, ANAK ABRAHAM.”

(MATIUS 1:1)

3). Melalui Yesus Kristus dan kematian-Nya di Kalvari maka seisi bumi menerima berkat hidup kekal, keselamatan Allah bagi semua umat manusia.

”OLEH KETURUNANMULAH SEMUA BANGSA DI BUMI AKAN MENDAPAT BERKAT, KARENA ENGKAU MENDENGARKAN FIRMAN-KU”

(KEJADIAN 22:18)

”YESUS KRISTUS TELAH MEMBUAT INI, SUPAYA DI DALAM DIA BERKAT ABRAHAM SAMPAI KEPADA BANGSA-BANGSA LAIN, SEHINGGA OLEH IMAN KITA MENERIMA ROH YANG TELAH DIJANJIKAN ITU.”

(GALATIA 3:14)

”TETAPI SEMUA ORANG YANG MENERIMA-NYA DIBERI-NYA KUASA SUPAYA MENJADI ANAK-ANAK ALLAH, YAITU MEREKA YANG PERCAYA DALAM NAMA-NYA.” (YOHANES 1:12)

4). Adalah melalui Yesus Kristus Tuhan kita, yang menjadi keturunan Abraham, di mana kematian Tuhan di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya menandai kemenangan peperangan melawan musuh rohani kita yaitu setan dan pengikut-pengikutnya yaitu malaikat yang berdosa.

”DAN KETURUNANMU ITU AKAN MENDUDUKI KOTA-KOTA MUSUHNYA.”

(KEJADIAN 22:17)

Saudara-saudariku yang kekasih, apakah anda telah mempersembahkan ”Ishak-mu” di hadapan Tuhan dengan iman seperti Abraham? Atau apakah anda bergumul dalam mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan? Ketahuilah, bila Tuhan meminta anda mempersembahkan semuanya kepada Tuhan, itu karena Allah ingin memberkatimu sampai tingkat tertinggi bagi anak-anak Allah untuk kekekalan. Ketaatan Abraham yang mutlak dan iman dalam persembahannya akan mendapat upah kekekalan dengan gelarnya sebagai ”bapa orang beriman” selain dari upah kekal dan berkat di bumi.

Kiranya persembahan Abraham akan Ishak meninggalkan kesan yang mendalam dalam pikiran dan hati kita. Kiranya kita memberi kepada Tuhan kita yang terbaik ketika kita ada dalam perjalanan singkat menuju rumah kita di Surga. Kiranya perintah Tuhan yang terpenting kita ingat dalam hati kita selamanya! Yaitu :

”KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU.” (MATIUS 22:37)

Kiranya Tuhan memberkati anda berlimpah-limpah ketika anda menjadikan iman Abraham yang mempersembahkan menjadi milikmu hari ini!

Yang mendoakanmu, hamba-Nya Rosy Chao

Sacramento, California USA

KEMULIAAN BAGI PELAYANAN TRINITAS “MAKANAN ROHANI UNTUK DIRENUNGKAN”

BAGI ORANG-ORANG KUDUS DI INDONESIA,

KOTBAH 4