Meningkatnya Kualitas Kinerja Organisasi Kementerian Pariwisata
1) Implementasi Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi berbasis web
Dalam rangka mewujukan Laporan Keuangan yang akurat, akuntabel dan transparan, pada tahun 2016 Kementerian Pariwisata mulai menggunakan Aplikasi e-Rekon-LK yang didesain oleh Kementerian Keuangan. Dengan penggunaan Aplikasi e-Rekon-LK diharapkan terwujudnya: a) Penyederhanaan proses dalam pelaksanaan rekonsiliasi, b) Membantu Kementerian dalam menyusun/mengkompilasi Laporan Keuangan dengan menciptakan single database, c) Keseragaman laporan di tiap level unit akuntansi, d) Percepatan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata. 2) Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
Salah satu upaya untuk mempercepat proses penyelesaian rekomendasi atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan dan Inspektorat, maka perlu dilakukan upaya penyelesaian, pemantauan dan evaluasi atas temuan-temuan hasil pemeriksaan pada satker-satker/Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Pariwisata. Pemantauan dilakukan terhadap unit kerja yang memiliki temuan yang menimbulkan kerugian negara, baik hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan maupun Inspektorat. Hal-hal yang dilakukan antara lain:
a) Melalui Keputusan Menteri Pariwisata Nomor KM.38/OT.001/MP/2016 tanggal 23 Maret 2016 tentang Tim Penyelesaian Kerugian Negara di Lingkungan Kementerian Pariwisata telah dibentuk Tim Penyelesaian Kerugian Negara di lingkungan Kementerian Pariwisata untuk membantu menteri dalam memroses penyelesaian kerugian negara terhadap Bendahara, Pegawai Negeri Bukan Bendahara, pejabat lain di lingkungan Kementerian Pariwisata dan/atau pihak ketiga yang
30
pembebanannya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Mengklasifikasi data temuan terkait kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan sistem pengendalian internal (SPI);
c) Koordinasi dengan unit terkait seperti Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan dan Kementerian Keuangan terkait tindak lanjut temuan;
d) Penatausahaan dokumen terkait tindak lanjut temuan 3) Implementasi SPIP
Kegiatan evaluasi hasil penilain risiko merupakan kegiatan penilaian atas risiko yang telah teridentifikasi untuk dilakukan pengendalian terhadap kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Kegiatan evaluasi hasil penilaian risiko menjadi dasar kegiaatan pengendalian yang akan dilakuka, yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Untuk menindaklanjuti hasil tersebut, maka dilakukan Identifikasi risiko dan Analisis risiko. Setelah teridentifikasi, selanjutnya memperkirakan seberapa sering kemungkinan risiko terjadi (probability/likehood) dan dampak yang ditimbulkan jika risiko terjadi (impact/consequencies), sehingga perlu dibuat perencanaan didalam memetakan risiko.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Kementerian Pariwisata
wajib menyelenggarakan SPIP.
Sekretariat Kementerian sebagai
perangkat dari Kementerian
Pariwisata, dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pariwisata wajib melakukan pengendalian intern atas penyelenggaraan kegiatan dengan menerapkan ke lima unsur SPIP yaitu Lingkungan pengendalian,
31
Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan komunikasi serta Pemantauan Pengendalian Intern.
Mengingat telah terjadi perubahan nomenklatur dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi Kementerian Pariwisata sebagaimana di atur dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2015 tentang Kementerian Pariwisata, maka dipandang perlu untuk mereview Permenparekraf Nomor PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, disesuaikan dengan struktur organisasi yang baru yaitu Kementerian Pariwisata.
a) Hasil mapping risiko :
1. Penyusunan Renja K/L → 8 risiko yang di identifikasi, 8 risiko yang di kendalikan, 12 kegiatan pengendalian, 13 Infokom, 13 Monitoring
2. Penyusunan RKA-K/L → 8 risiko yang di identifikasi, 8 risiko yang di kendalikan, 7 kegiatan pengendalian, 7 Infokom, 7 Monitoring
3. Revisi DIPA → 5 risiko yang di identifikasi, 5 risiko yang di kendalikan, 3 kegiatan pengendalian, 0 Infokom, 0 Monitoring
4. Penyusunan Laporan Keuangan → 22 risiko yang di identifikasi, 4 risiko yang di kendalikan, 5 kegiatan pengendalian, 5 Infokom
5. Penyelesaian Permasalahan Perbendaharaan → 8 risiko yang di identifikasi, 8 risiko yang di kendalikan, 23 kegiatan pengendalian, 17 Infokom, 17 Monitoring 6. Pemberian Bantuan Hukum → 2 risiko yang di identifikasi, 2 risiko yang di
kendalikan, 4 kegiatan pengendalian, 2 Infokom, 2 Monitoring
7. Penyediaan dan Penyajian Informasi Parekraf → 6 risiko yang di identifikasi, 6 risiko yang di kendalikan, 12 kegiatan pengendalian, 11 Infokom, 12 Monitoring 8. Pelayanan Infromasi Publik → 6 risiko yang di identifikasi, 6 risiko yang di
kendalikan, 15 kegiatan pengendalian, 14 Infokom, 14 Monitoring
9. Pengecekan Pemeliharaan Ruang Kerja Gedung Kantor → 7 risiko yang di identifikasi, 7 risiko yang di kendalikan, 9 kegiatan pengendalian, 9 Infokom, 9 Monitoring
10. Penyusunan Laporan BMN → 10 risiko yang di identifikasi, 6 risiko yang di kendalikan, 9 kegiatan pengendalian, 9 Infokom, 9 Monitoring
11. Penyelenggaraan Seleksi Penerimaan CPNS → 5 risiko yang di identifikasi, 5 risiko yang di kendalikan, 8 kegiatan pengendalian, 8 Infokom, 8 Monitoring
32
Kegiatan Rapat Pendampingan Penilaian Risiko Sekretariat Kementerian Pariwisata di selenggarakan pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016 bertempat di Hotel Alila
Pecenongan, Jakarta. Hasil rapat
pendampingan penilaian risiko Biro-Biro di lingkungan Sekretariat Kementerian dengan BPKP akan menjadi bahan dalam dokumen Rencana Tindak Pengendalian (RTP).
Review Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor
PM.97/UM.001/MPEK/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Rencana Kerja
Dalam rangka meningkatkan Rencana Kerja Sekretariat Kementerian telah melakukan: 1) Rapat Koordinasi Penyusunan Anggaran
Rapat Penyusunan RKA-K/L Pagu Anggaran Kementerian Pariwisata Tahun 2017, diperlukan sebagai acuan bagi K/L dalam penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK), mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat
pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikaan rasa keadilan dan kepatutan, mempermudah proses
pendokumentasian dan pelaksanaan anggaran bagi K/L dan sebagai pedoman bagi K/L dalam melaksanakan program, kegiatan dan anggaran.
Tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan aktivitas tersebut adalah menyusun dokumen rencana kerja dan anggaran (RKA-K/L) sesuai hasil kesepakatan Rakornis untuk selanjutnya akan di bahas dan telaah oleh Kementerian Keuangan dan
33
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Masing–masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata melakukan penyusunan RKAKL beserta dengan data dukungnya yaitu Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rincian Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran dan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran.
RKAKL yang telah disusun beserta dengan data dukungnya akan digunakan sebagai bahan penelaahan dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan. RKAKL yang telah ditelaah akan menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang akan direview dan diteliti oleh Aparat Pengawas Internal (APIP) Kementerian Pariwisata yang terdiri dari Inspektorat Kementerian dan Biro Perencanaan dan Keuangan. Setelah itu akan dilakukan penelaahan oleh Kementerian Keuangan dan ditetapkan untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan.
Dokumen RKAKL Kementerian Pariwisata telah disusun dengan menerapkan pendekatan penganggaran, yaitu penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka menengah serta klasifikasi anggaran untuk mewujudkan sistem penganggaran yang lebih rasional, transparan dan akuntabel menuju sistem pengelolaan keuangan Negara yang profesional sesuai dengan amanat UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
RKAKL ini nantinya akan diproses lebih lanjut untuk menjadi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang akan menjadi pedoman dalam hal pelaksanaan anggaran bagi Kementerian Pariwisata. Setelah DIPA ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Kementerian Pariwisata akan menerbitkan Petunjuk Operasional Kegiatan yang menjadi acuan dalam hal pelaksanaan program dan kegiatan bagi Kementerian Pariwisata
34
Pemanfaatan Laporan
Dalam rangka meningkatkan Pemanfaatan Laporan Sekretariat Kementerian telah melakukan:
1) Laporan Keuangan Tingkat Kementerian, Eselon I, Satuan Kerja Kementerian