• Tidak ada hasil yang ditemukan

 

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan implementasi antarmuka.

BAB V UJI COBA

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Pada bagian ini berisi tentang listing source code pada pembuatan aplikasi ini.

 

Embedded webserver dalam microcontroller untuk sistem kendali rumah terdiri dari 2 bagian yaitu hardware dan software. Bagian hardware disini digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika yang akan dijadwalkan yaitu lampu, sedangkan untuk softwarenya digunakan untuk menvisualkan pengendalian sistem yang akan menjembatani user dalam melakukan penjadwalan peralatan yang akan dikontrol.

1. Pengenalan Hardware

Adapun hardware yang digunakan dalam perancangan sistem kendali rumah adalah WIZNET WIZ110SR embedded webserver dan microcontroller ATMEGA32.

2. Wiznet Wiz110sr Embedded Webserver

WIZ110SR adalah modul gateway yang mengkonversi RS-232 protokol ke protokol TCP / IP. Hal ini memungkinkan pengukuran jarak jauh, mengelola dan mengontrol perangkat melalui jaringan berbasis pada ethernet dan TCP / IP yang menghubungkan ke peralatan dengan RS-232 serial interface. Jadi, WIZ110SR merupakan konverter protokol yang mentransmisikan data yang dikirim oleh peralatan serial sebagai jenis data TCP / IP dan mengkonversi kembali TCP / IP data yang diterima melalui jaringan menjadi data serial untuk dikirim kembali ke peralatan.

Gambar 2.1 Wiznet WIZ110SR Embedded Webserver

Tabel 2.1 Spesifikasi Wiznet Wiz110SR Embedded Webserver

ITEM KETERANGAN

MCU 8051 compliant

(memiliki 62K internal Flash, 16K SRAM, 2K EEPROM)

TCP / IP (Ethernet PHY W5100 MAC & Embedded) Protocol TCP, UDP, IP, ARP, ICMP, MAC, DHCP, PPPoE, DNS Network

Interface

10/100 Mbps (Auto deteksi), RJ-45 Connector

Serial Interface RS232 (DB9)

Serial Signal TXD, RXD, RTS, CTS, GND Paritas: Tidak ada, Genap, Ganjil

Data Bits: 7,8

Flow Control: Tidak ada, RTS / CTS, Xon / XOFF Serial Parameter

Speed: sampai 230Kbps

Konsumsi Daya Dalam 180mA

Temperatur 0 C ~ 80 C (Operasi), -40 C ~ 85 C (Storage)

Kelembaban 10 ~ 90%

2.2.1 Fitur WIZ110SR

1. Koneksi langsung ke serial device

a. Menambahkan fungsi jaringan yang cukup dan cepat b. Menyediakan firmware kustomisasi

2. Stabilitas sistem dan reliabilitas dengan menggunakan W5100 Hardware Chip

3. Mendukung koneksi PPPoE

4. Mendukung serial konfigurasi dengan perintah sederhana dan mudah 5. Mendukung password untuk keamanan

6. Tool konfigurasi program

7. 10/100 ethernet interface dan maksimal 230Kbps serial interface 8. RoHS compliant

2.2.2 WIZ110SR Board

Diagram WIZ110SR adalah konverter protokol yang mentransmisikan data yang dikirim dengan alat serial untuk Ethernet dan mengkonversi ke TCP / IP data yang diterima melalui jaringan menjadi data serial untuk mengirimkan kembali ke peralatan. Ketika data diterima dari port serial, dikirim untuk W5100 oleh MCU. Jika data apapun

ditransmisikan dari Ethernet, diterima ke buffer internal W5100, dan dikirim ke port serial oleh MCU. MCU dalam modul kontrol data sesuai dengan nilai konfigurasi yang ditetapkan pengguna.

Gambar 2.2 Blok Diagram

3. Microcontroller ATMEGA32

AVR ATMEGA32 merupakan seri microcontroller CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam system menggunakan hubungan serial SPI. ATMEGA32. ATMEGA32 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.

Gambar 2.3 Blok Diagram Microcontroller ATMEGA32 (www.atmel.com, search: ATMEGA32.)

Beberapa keistimewaan dari AVR ATMEGA32 antara lain:

1. High – performance, low – power AVR® 8-bit Microcontroller 2. Advanced RISC Architecture

a. 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution b. 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation

c. Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz d. On – chip 2 – cycle Multiplier

3. Nonvolatile Program and Data Memories

a. 8K Bytes of In – System Self – Programmable Flash b. Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits c. 512 Bytes EEPROM

d. 512 Bytes Internal SRAM

e. Programming Lock for Software Security 4. Peripheral Features

a. Two 8 – bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Mode

b. Two 8 – bit Timer/Counters with Separate Prescalers and Compare Modes

c. One 16 – bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode,

and Capture Mode

d. Real Time Counter with Separate Oscillator

e. Four PWM Channels

f. 8 – channel, 10 – bit ADC

h. Programmable Serial USART

5. Special Microcontroller Features

a. Power – on Reset and Programmable Brown – out Detection

b. Internal Calibrated RC Oscillator

c. External and Internal Interrupt Sources

d. Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save,

Powerdown, Standby and Extended Standby

6. I/O and Package

a. 32 Programmable I/O Lines

b. 40 – pin PDIP, 44 – lead TQFP, 44 – lead PLCC, and 44 – pad MLF

7. Operating Voltages a. 2.7 – 5.5V for ATMEGA32L b.4.5 – 5.5V for ATMEGA32 8. Speed Grades a. 0 – 8 MHz untuk ATMEGA32L b. 0 – 16 MHz untuk ATMEGA32

2.3.1 Konfigurasi Microcontroller ATMEGA32

Pin-pin pada ATMEGA32 dengan kemasan 40-pin DIP (dual inline package) ditunjukkan oleh gambar. Guna memaksimalkan performa, AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah untuk program dan data).

Gambar 2.4 Pin-pin ATMEGA32 kemasan 40-pin

ATMEGA32 mempunyai empat buah port yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur bidirectional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px berfungsi sebagai pin input.Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan. Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output

maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port. Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi.

2.3.2 Deskripsi Pin A. VCC

Tegangan suplai VCC digital. B. GND

Ground

C. Port A ( PA7..PA0 )

Port A berfungsi sebagai input analog ke A / D Converter. Port A juga berfungsi sebagai aku bi – directional 8 – bit / O port, jika A / D Converter tidak digunakan. Pin Port dapat memberikan internal

pull-up resistor (dipilih untuk setiap bit). Port output A buffer memiliki karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan kemampuan sumber. Ketika pin PA0 untuk PA7 digunakan sebagai masukan dan secara eksternal ditarik rendah, mereka akan sumber saat ini jika pull-up resistor internal diaktifkan. Port A pin yang tri – lain ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan.

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port A

D. Port B ( PB7..PB0 )

Port B merupakan bi – directional I 8 – bit / O port dengan resistor pull – up internal (dipilih untuk masing-masing bit). Itu Port B memiliki karakteristik output buffer drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port B pin yang ditarik rendah eksternal akan sumber arus jika pull-up Resistor diaktifkan. Port B pin yang tri – kondisi ketika reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan.

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port B

E. Port C ( PC7..PC0 )

Port C adalah yang saya bi – directional 8 – bit / O port dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit). Itu Port C buffer output memiliki karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port C pin yang ditarik rendah eksternal akan sumber arus jika pull – up Resistor diaktifkan. Port C pin yang tri – lain ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan. Jika antarmuka JTAG diaktifkan, pull – up resistor pada pin PC5 (TDI), PC3 (TMS) dan PC2 (TCK) akan diaktifkan ulang bahkan jika terjadi.

Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port C

F. Port D ( PD7..PD0 )

Port D adalah aku bi – directional 8 – bit / O port dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit). Itu Output buffer Port D memiliki karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port D pin yang ditarik rendah eksternal akan sumber arus jika pull-up Resistor diaktifkan. Pelabuhan pin D tri-lain ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan.

Tabel 2.5 Fungsi Khusus Port D

G. RESET

Input Reset. Tingkat rendah pada pin ini lebih lama dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan ulang, bahkan jika jam tidak berjalan. H. XTAL1

Masukan ke Osilator amplifier pembalik dan masukan untuk rangkaian operasi jam internal.

I. XTAL2

Output dari amplifier Osilator pembalik. J. AVCC

AVCC merupakan pin tegangan suplai untuk Port A dan A / D Converter. Perlu eksternal terhubung untuk VCC, bahkan jika ADC tidak digunakan. Jika digunakan ADC, harus terhubung dengan VCC melalui filter low-pass.

K. AREF

Aref adalah pin analog referensi bagi A / D Converter.

2.3.3 Timer

Timer/counter adalah fasilitas dari ATMEGA32 yang digunakan untuk perhitungan pewaktuan. Beberapa fasilitas chanel dari timer counter antara lain: counter channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding, bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM), pembangkit frekuensi, event counter external. Untuk penempatan pin I/O telah di jelaskan pada bagian I/O di atas. CPU dapat diakses register I/O, termasuk dalam pin-pin I/O dan bit I/O. Device khusus register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi timer/counter 8 bit.

2.3.4 Peta Memory ATMEGA32

ATMEGA32 memiliki 16K byte Onchip inSystem Programmable Flash Memory untuk menyimpan program. Flash Memory diatur pada ukuran 8K x 16 bit karena semua intsruksi AVR adalah 19 – bit atau 32 – bit word. Flash Memory dapat diisi atau dihapus ± 10.000 kali

Gambar 2.5 Peta Memory ATMEGA32

2.3.5 SRAM Data Memory

1120 lokasi data memory digunakan sebagai alamat regisyter file, I / O memory dan data SRAM. 96 alamt lokasi yang pertama digunakan untuk alamat register file dan I / O memory, dan 1024 berikutnya digunakan untuk meletakkan alamat data dari SRAM. Ada lima cara pengalamata yang berbeda yaitu Direct, Indierct with displacement, Indirect with Pre – decrement, dan Indirect with Posth – Increment.

Pengalamatan Direct mencapai seluruh alamat data yang kosong. 32 register yang bekerja, 64 I / O register, dan 1024 bytes data semuanya dapat diakses melalui semua cara pengalamatan ini.

Gambar 2.6 Pengaturan SRAM ATMEGA32

2.3.6 EEPROM Data Memory

ATMEGA32 memiliki 512 byte memory data EEPROM. Mmeori ini diatur pada data space yang terpisah, dimana setiap byte – nya dapat ditulis atau dibaca. EEPROM memiliki ketahanan sebesar ± 100.000 kali proses penulisan atau penghapusan.

2.3.7 Generator Clock

Logic generator clock menghasilkan dasar clock untuk pengirim dan penerima. USART mendukung empat mode operasi clock: Normal Asynchronous, Double Speed Asynchronous mode Master Synchronous dan Slave Synchronous. Bit UMSEL pada USART control dan status register C (UCSRC) memilih antara operasi Asychronous dan Synchronous. Double speed (hanya pada mode Asynchronou ) dikontrol oleh U2X yang mana terdapat pada register UCSRA. Ketika mengunakan mode operasi synchronous (UMSEL = 1) dan data direction register untuk pin XCk (DDR_XCK) mengendalikan apakah sumber clock tersebut adalah internal (master mode) atau eksternal (slave mode) pin-pin XCK hanya akan aktif ketika menggunakan mode Synchronous.

2.3.8 Serial Pada ATMEGA32

Universal synchronous dan asynchronous pemancar dan penerima serial adalah suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel. Jenis yang utama adalah :

a. Operasi full duplex (register penerima dan pengirim serial dapat berdiri sendiri)

b. Operasi Asychronous atau synchronous

c. Master atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous d. Pembangkit baud rate dengan resolusi tinggi

e. Dukung frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2 Stop bit

f. Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware g. Pendeteksian data overrun

h. Pendeteksi framing error

i. Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan pendeteksian low pass filter digital

j. Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX data register empty dan RX complete.

k. Mode komunikasi multi-processor

l. Mode komunikasi double speed asynchronous

2.3.9 Inisialisasi USART

USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun dapat berlangsung. Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud rate, penyetingan frame format dan pengaktifan pengirim atau penerima tergantung pada pemakaian. Untuk interrupt menjalankan operasi USART, global interrupt flag ( penanda ) sebaiknya dibersihkan ( dan interrupt global disable ) ketika inisialisasi dilakukan. Sebelum melakukan inisialisasi ulang dengan mengubah baud rate atau frame format, untuk meyakinkan bahwa tidak ada transmisi berkelanjutan sepanjang periode register yang diubah. Flag TXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa pemancar telah melengkapi semua pengiriman, dan flag RXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa tidak ada data yang tidak terbaca pada buffer penerima. Tercatat bahwa flag TXC harus dibersihkan sebelum tiap transmisi (sebelum UDR ditulisi) jika itu semua tujuan itu akan digunakan.

4. Pengenalan Software

Dalam perancangan sistem kendali rumah penulis menggunakan bahasa pemrograman C dengan menggunakan software CodeVisionAVR. dan untuk menanamkan software yang telah dibuat dalam bahasa pemograman pada mikrokontroler adalah ISP PGM Downloader. Dari program yang telah dibuat yaitu dari CodeVisionAVR akan ditanamkan dalam mikrokontroler ATMEGA32 dengan menggunakan ISP PGM Downloader tersebut. Sehingga sistem yang telah ditanamkan atau di download ke dalam mikrokontroller akan dapat melakukan perintah yang akan diinputkan oleh user.

5. Code Vision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada system operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP.

Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.

File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR Studio.

IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program kedalam chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis. Software In-System Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel STK500/AVRISP/AVRProg, KandaSystems STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000 programmers / development boards.

Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah Terminal. Selain library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu untuk:

a. Modul LCD alphanumeric b. Bus I2C dari Philips

c. Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor

d. Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari Maxim/Dallas Semiconductor

e. Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor

f. Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas Semiconductor

g. Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor h. EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor i. SPI

k. Delay

l. Konversi ke Kode Gray

CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator bernama CodeWizardAVR, yang mengujinkan Anda untuk menulis, dalam hitungan menit, semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi berikut:

a. Set-up akses memori eksternal b. Identifikasi sumber reset untuk chip c. Inisialisasi port input/output

d. Inisialisasi interupsi eksternal e. Inisialisasi Timer/Counter f. Inisialisasi Watchdog-Timer

g. Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer yang digerakkan oleh interupsi

h. Inisialisasi Pembanding Analog i. Inisialisasi ADC

j. Inisialisasi Antarmuka SPI k. Inisialisasi Antarmuka Two-Wire l. Inisialisasi Antarmuka CAN

m. Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, Thermometer/Thermostat DS1621 dan Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan DS1307

n. Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20 o. Inisialisasi modul LCD

CodeVisionAVR merupakan hak cipta dari Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.

6. ISP Downloader

ISP Downloader (in system programming) adalah sebuah software downloader yang digunakan untuk menanamkan software yang telah dibuat dalam bahasa pemograman pada mikrokontroler. Adapun penulis menggunakan bahasa pemograman Code Vision AVR, dari program yang menggunakan Code Vision AVR tersebut kemudian ditanamkan dalam mikrokontroler ATMEGA32 menggunakan ISP PGM (Asim,2009).

Sebelumnya ISP Downloader tersebut install kedalam sistem operasi komputer, kemudian ISP Downloader dijalankan dan mencari file yang dimaksud yaitu file yang telah dibuat sebelumnya Code Vision AVR. sebelumnya slot printer dalam komputer manfaatkan untuk penulisan kedalam mikrokontroler ATMEGA32, mikrokontroler tersebut diletakkan dalam sebuah driver yang berhubungan kekomputer melalui slot printer. Kemudian setelah file yang dimaksud ditemukan baru proses penulisan kedalam mikrokontroler.

Adapun dibawah ini adalah Gambar 2.15 ini merupakan driver ISP downloader yang menggunakan DB25 untuk menghubungkan dengan komputer, untuk penulis program kedalam mikrokontroler. Langkah - langkah yang digunakan yaitu buka file .HEX dan tekan tombol write untuk memprogram mikrokontroler dan mikrokontroler akan menerima program. Sebelum memprogram gunakan signature untuk mengetahui koneksi antara komputer dan mikrokontroler (Asim,2009).

 

Gambar 2.8 Driver ISP Downloader

2.7 Web Browser

Web Browser adalah Dikenal juga dengan istilah browser, atau peselancar, atau internet browser. Adalah suatu program komputer yang menyediakan fasilitas untuk membaca halaman web di suatu komputer. Dua program web browser yang cukup populer saat ini adalah Microsoft

Internet Explorer dan Netscape Navigator. Program browser pertama adalah Mosaic, yang merupakan suatu text browser, yang sekarang web browser telah berkembang ke dalam bentuk multimedia.

Web Hosting adalah Layanan untuk penempatan halaman-halaman web di internet di mesin komputer yang selalu terhubung dengan internet, umumnya layanan ini disediakan oleh penyelenggara jasa internet atau Internet Presence Provider.

Search engine disebut juga dengan mesin pencari, dimana sistem yang ada pada sistem tersebut diolah melalui satu atau sekelompok komputer yang berfungsi untuk melakukan pencarian data. Data yang ada pada mesin ini dikumpulkan oleh mereka melalui suatu metoda tertentu, dan diambil dari seluruh server yang dapat mereka akses. Jika dilakukan pencarian melalui search engine ini, maka pencarian yang dilakukan sebenarnya adalah pada database yang telah terkumpul di dalam mesin tersebut.

Contoh mesin pencari ini adalah Google, Yahoo, Altavista, SearchIndonesia,dll. "Search Engine : Tak Sekadar Mencari"

2.8 Sejarah Wireless

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak

dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi / standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan

mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan

Dokumen terkait