• Tidak ada hasil yang ditemukan

EMBEDDED WEB SERVER DALAM MICROCONTROLLER SEBAGAI SISTEM KENDALI RUMAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EMBEDDED WEB SERVER DALAM MICROCONTROLLER SEBAGAI SISTEM KENDALI RUMAH."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

DIDIK KRISDAYANTO

0534010018

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

EMBEDDED WEB SERVER DALAM MICROCONTROLLER

UNTUK SISTEM KENDALI RUMAH

Di Susun Oleh

DIDIK KRISDAYANTO

NPM: 0534010018

Telah Disetujui Mengikuti Ujian Negara Lesan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011

Pembimbing Utama: Pembimbing Pendamping:

Basuki Rahmat, S.Si. MT

Achmad Junaidi, S.Kom

NPT: 36907 060 209 NPT: 37811 040 199

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jawa Timur

(3)

EMBEDDED WEB SERVER DALAM MICROCONTROLLER

UNTUK SISTEM KENDALI RUMAH

Di Susun Oleh

DIDIK KRISDAYANTO

NPM: 0534010018

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan

Nasional “VETERAN” Jawa Timur pada tanggal 26 November 2010

Pembimbing, Tim Penguji,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur

(4)

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : DIDIK KRISDAYANTO

NPM : 0534010018

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi *) pra rencana (design) / skripsi ujian

lisan gelombang II, TA 2010/2011 dengan judul :

” EMBEDDED WEB SERVER DALAM MICROCONTROLLER

UNTUK SISTEM KENDALI RUMAH”

Surabaya, November 2010

Dosen penguji yang memeriksa revisi

1) Basuki Rahmat, S.Si, MT

{ }

Basuki Rahmat, S.Si. MT NPT: 36907 060 209

Dosen Pembimbing Pendamping

(5)

i

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas

Akhir ini yakni dengan mengambil judul “EMBEDDED WEB SERVER

DALAM MICROCONTROLLER SEBAGAI SISTEM KENDALI RUMAH”.

Tujuan disusun Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika,

Fakultas Teknologi Industri, UPN “VETERAN” Jawa Timur.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis menyadari telah banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik dari segi moril maupun materiil.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak Basuki Rahmat, S.Si, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya tahun

angkatan 2008-2009. Beliau ini sekaligus menjadi dosen pembimbing I

penulis yang sangat penulis banggakan. Karena beliau, arahan dan

motifasinya saat membimbing akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik.

3. Bapak Achmad Junaidi S. Kom selaku dosen pembimbing II di jurusan

(6)

Timur Surabaya yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Nur Cahyo Wi, S.Kom, M. Kom selaku dosen wali yang selalu

memberi inspirasi bagi penulis.

5. Segenap dosen, karyawan dan admik di program studi Teknik Informatika

dan Fakultas Teknologi Industri.

6. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga besarku. Terimakasih atas doa

dan kepercayaannya. Penulis hanya bisa membuktikan bahwa penulis bisa,

dan apa yang penulis jalani tidaklah merugi.

7. Teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Inilah

perjuangan kita. Suka - duka dan lainnya merupakan warna dari hasil kita

memperjuangkan skiripsi kita...dan hasilnya bisa kita rasakan sekarang

“Alhamdulillah ya Allah”.

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak

sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis

sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki

penulisan laporan ini.

Surabaya, November 2010

(7)

iv

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar... viii

Daftar Tabel ...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...2

1.3. Batasan Masalah ...2

1.4. Tujuan Penelitian ...3

1.5. Manfaat Penelitian ...3

1.6. Metodologi Penelitian ...4

1.7. Sistematika Pembahasan ...5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Hardware...7

2.2. Wiznet Wiz110sr Embedded Webserver ...7

2.2.1. Fitur Wiz110sr ...9

2.2.2. Wiz110sr Board ...9

(8)

2.3.1...K EPROM Data Memory ...22

2.3.7...G enerator Clock...23

2.3.8...S erial Pada ATMEGA32 ...23

2.3.9...I nisialisai USART...24

2.4. Pengenalan Software ...25

2.5. Code Vision AVR...25

2.6. ISP Downloader ...28

2.7. Web Browser ...29

2.8. Sejarah Wireless...30

(9)

2.10. Media Wireless...35

2.11. Protocol ...38

2.12. Komponen Wireless LAN...38

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisa Sistem...43

3.2. Kebutuhan Perangkat Keras...47

3.3. Kebutuhan Perangkat Lunak ...48

3.4. Kebutuhan Proses...49

3.5. Perancangan Perangkat Keras ...50

3.5.1. Wiznet Wiz110sr Embedded Webserver...50

3.5.2. ATMEGA32...53

3.5.3. Antar Muka Wiznet Wiz110sr Dengan ATMEGA32.55 3.5.4. Driver Lampu Led...56

3.5.5. Sensor Cahaya...57

3.5.6. Rangkaian Keseluruhan ...58

3.6. Perancangan Perangkat Lunak ...59

3.6.1. Desain Kontrol...61

3.6.2. Perancangan Antar Muka ...62

3.6.3. Desain arsitektur ...65

(10)

4.1.1...A

plikasi Simulasi Pengontrol Listrik ...67

4.1.2...P

5.1.1. Pengujian Microcontroller ATMEGA32 ...73

5.1.2. Pengujian Wiznet Wiz110sr Embedded Web Server...74

(11)
(12)

viii

Gambar 2.1. Wiznet Wiz110sr Embedded Web Server...8

Gambar 2.2. Blok Diagram ...10

Gambar 2.3. Blok Diagram Microcontroller ATMEGA32...11

Gambar 2.4. Pin-Pin ATMEGA32 Kemasan 40-pin ...14

Gambar 2.5. Peta Memory ATMEGA32 ...21

Gambar 2.6. Pengaturan SRAM ATMEGA32 ...22

Gambar 2.7. ISP Downloader ...28

Gambar 2.8. Driver ISP Downloader...29

Gambar 2.9. Diagram Skematik Wireless LAN...34

Gambar 2.10. Three Cell Repeater ...36

Gambar 2.11. Accest Point...39

Gambar 2.12. Jarinagan Extention Point...40

Gambar 2.13. Jangkauan Area Antena Omnidirectional ...41

Gambar 2.14. Jangkauan Antena Directional ...42

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem ...44

Gambar 3.2. Blok Diagram dari User ke Alat dan Proses Laporan ke User ...46

Gambar 3.3. Mode TCP Server...51

Gambar 3.4. Mode Client Server ...52

Gambar 3.5. Konfigurasi IP address Pada Wiznet WIZ110sr ...53

Gambar 3.6. Skema Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA32 ...55

Gambar 3.7. Skema Rangkaian Interfacing ...56

(13)

Gambar 3.9. Skema Rangkaian Sensor Cahaya ...58

Gambar 3.10. Skema Rangkaian Sistem Kendali Rumah...59

Gambar 3.11. Flowchart Kerja Perangkat Lunak...60

Gambar 3.12. Desain Miniatur Rumah ...62

Gambar 3.13. Desain Form Login ...63

Gambar 3.14. Desain Form Kontrol dan Monitoring...64

Gambar 3.15. Desain Form Penjadwalan...65

Gambar 3.16. Desain Arsitektur...65

Gambar 4.1. Form Login...70

Gambar 4.2. Form Penjadwalan...70

Gambar 4.3. Form Kontrol...71

Gambar 5.1. Rangkaian Mekanik Sebelum Pengujian...72

Gambar 5.2. Konfigurasi Wiznet Wiz110sr Embedded Web Server...74

Gambar 5.3. Form Login Uji Coba ...75

Gambar 5.4. Form Jadwal Uji Coba ...75

Gambar 5.5. Form Monitoring Uji Coba ...76

Gambar 5.6. Form Kontrol Uji Coba ...77

(14)

x

Tabel 2.1. Spesifikasi Wiznet Wiz110sr Embedded Web Server...8

Tabel 2.2. Fungsi Khusus Port A ...16

Tabel 2.3. Fungsi Khusus Port B ...17

Tabel 2.4. Fungsi Khusus Port C ...18

Tabel 2.5. Fungsi Khusus Port D ...19

Tabel 4.1. Proses Komunikasi Antara Server dan Client... 68

(15)

Penyusun : Didik Krisdayanto

i ABSTRAKSI

Dalam era globalisasi semakin banyak perkembangan dalam dunia teknologi informasi salah satunya adalah konsep tentang smart home yang menawarkan berbagai kemudahan dalam mengontrol keadaan rumah terutama untuk mematikan lampu atau mematikan peralatan elektronik. Dalam kondisi ini seseorang ingin mempunyai alat untuk pengontrol rumah meskipun beberapa jauh dari rumahnya dan tidak lagi mengkhawatirkan rumah lagi sewaktu bepergian karena dapat mengontrol rumah dari jarak jauh dengan mudah, efisien, dan murah.

Pada sistem yang telah ada, perangkat listrik masih dikontrol secara manual sehingga sering lupa untuk mematikan lampu, hal ini menyebabkan pemakaian listrik tidak efisien. Untuk menyelesaikan masalah dalam pengontrolan listrik, yaitu membuat aplikasi yang dapat mengontrol listrik secara otomatis dengan metode penjadwalan dan bisa dikontrol dan dimonitoring secara langsung oleh user sehingga dapat mengetahui kondisi lampu yang dikontrol. Dimana jadwal disimpan pada memory mikrokontroller untuk menjadwalkan atau mengatur kapan listrik aktif dan kapan listrik padam sesuai kebutuhan. Sebagai pengontrol listrik dibutuhkan mikrokontroler ATMEGA32 yang telah diisi program menggunakan pemrograman CodeVision AVR C Compiler. Aplikasi ini juga memakai perangkat pendukung seperti wireless yang digunakan sebagai koneksi jaringan lokal dimana aplikasi ini akan diakses melalui web browser dalam handphone.

Dengan pengujian pada aplikasi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa aplikasi ini mampu untuk mengontrol listrik dengan metode penjadwalan, bahkan pengontrolan listrik juga bisa diaktifkan secara langsung dengan menekan tombol dalam aplikasi yang digunakan sekaligus memonitoring kondisi lampu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi dapat berfungsi dengan baik dan keluarannya sesuai dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan awal penelitian dan perancangan aplikasi ini.

(16)

 

1.1 Latar Belakang.

Dengan semakin berkembangnya teknologi sekarang ini, sistem

pengendalian peralatan listrik pada rumah secara otomatis atau yang sering

disebut smart home semakin banyak diminati dengan memanfaatkan suatu

alat elektronika yaitu microcontroller. Microcontroller digunakan sebagai

perangkat pendukung untuk sistem kendali rumah, sebagai contoh sistem

kendali rumah dengan menggunakan SMS (short message service) dari

mobile phone sebagai sistem kendalinya dan juga dengan menghubungkannya

dengan komputer (PC) yang digunakan sebagai server.

Dengan mempelajari konsep diatas maka pengendalian perangkat

listrik akan menjadi begitu mudah akan tetapi dalam proses penerapanannya

ternyata tidak semudah penggunaannya di mulai dari cara mensetting sistem

mikrokontroller dalam konfigurasi pin–pin dari mikrokotroller, sistem akses

sampai perangkat–perangkat penunjang lainnya yang digunakan hingga

tercipta suatu sistem yang dapat mengontrol perangkat–perangkat listrik

hingga mempermudah dalam sistem pengendalian peralatan listrik.

Disini untuk mengurangi permasalahan yang telah diuraikan maka

dibuat suatu sistem pengendali peralatan listrik pada rumah secara otomatis

dengan metode penjadwalan. Dengan memanfaatkan web browser diharapkan

akan mempermudah sistem pengendalian peralatan listrik. Web browser

(17)

   

internet dengan memanfaatkan web browser tercipta sebuah website yang

dapat digunakan sebagai sistem pengontrol peralatan listrik. Saat ini web

browser tidak hanya ada dalam laptop atau PC tetapi juga dalam handphone

sehingga user dapat mengakses website sistem pengendalian listrik dengan

menggunakan koneksi wireless. Kini hanya dengan browsing dari mobile

phone yang kita gunakan, maka dapat mengendalikan lampu dan peralatan

listrik di rumah.

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana cara membuat antarmuka yang bisa mengkomunikasikan

embedded webserver dalam sistem mikrocontroller dengan linksys

sehingga dapat diakses melalui web browser dengan menggunakan

handphone dengan memanfaatkan koneksi wireless access point?

b. Bagaimana microcontroller bisa mempermudah dalam aplikasi sistem

pengontrol peralatan listrik yang akan dibuat?

1.3 Batasan Masalah.

Dalam melakukan penelitian ini, permasalahan dibatasi pada:

a. Aplikasi sistem pengontrol perangkat listrik yaitu lampu ini tidak

menggunakan data base dalam proses penyimpanan data jadwal karena

(18)

   

b. Penjadwalan perangkat listrik yaitu lampu akan langsung masuk dan

disimpan dalam memory microcontroller yaitu EEPROM 512 byte.

Jadwal yang lama akan terhapus secara otomomatis dengan masuknya

jadwal baru.

c. Jarak pengendalian bergantung pada wireless access point yang

digunakan disini menggunakan wireless access point dengan jarak 50

meter.

d. Form website akan terjadi perubahan dalam proses pengaksesan di

handphone karena perbedaan platform antara laptop / PC dengan

handphone.

e. Handphone yang digunakan harus memiliki sistem koneksi wireless.

f. Dalam simulasi ini sistem hanya bekerja pada jaringan lokal.

1.4 Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sebuah

alat untuk sistem kendali listrik pada rumah dengan menggunakan WIZNET

WIZ110SR embedded webserver dalam mikrocontroller ATMEGA32

melalui koneksi wireless accest point yang dapat diakses melalui web

browser handphone.

1.5 Manfaat Penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Meminimalisasikan penggunaan komputer ( PC ) sebagai server

(19)

   

b. Memanfaatkan teknologi ponsel terutama internet untuk membuka web

browser sehingga dapat mengendalikan sistem sesuai perintah.

c. Memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mengakses dan

mengendalikan sistem kendali listrik pada rumah.

d. Meningkatkan kemampuan untuk sistem embedded web server dalam

microcontroller yang sangat berkembang pesat dewasa ini.

e. Memberikan alternatif sistem pengendali listrik dengan harga murah.

f. Pengefektifan pemakaian listrik.

1.6 Metodologi Penelitian.

Langkah – langkah pengumpulan data sebagai dasar penyusunan

skripsi :

1. Analisa.

Menganalisa masalah-masalah yang akan disajikan dan

mengumpulkan data atau informasi.

2. Studi Pustaka.

Mendapatkan semua teori-teori dasar yang dibutuhkan dalam

memecahkan masalah yang merupakan sumber referensi bagi penulis

dalam mengambil langkah pengamatan dan melengkapi data.

3. Observasi.

Observasi merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisa

terhadap kondisi sebenarnya di lapangan kemudian akan diberikan

(20)

   

4. Perancangan Pembuatan.

Menggunakan teori-teori dasar perangkat lunak, dasar elektronika

dan komputer menggunakan logika berpikir untuk menghasilkan aplikasi

yang akan dibuat yang mampu menjalankan fungsi yang diinginkan

untuk mencapai tujuan penelitian.

1.7 Sistematika Pembahasan.

Dalam penyusunan tugas akhir, sistematika pembahasan diatur dan

disusun dalam enam bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas, maka diuraikan secara singkat

mengenai materi dari bab-bab dalam penulisan tugas akhir ini sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika

penulisan pembuatan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah

yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam

pembuatan tugas akhir ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini dijelaskan tentang tata cara metode perancangan sistem

yang digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan

(21)

   

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah

dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi proses dan

implementasi antarmuka.

BAB V UJI COBA

Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dari

pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur

yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini.

LAMPIRAN

Pada bagian ini berisi tentang listing source code pada pembuatan

(22)

7   

Embedded webserver dalam microcontroller untuk sistem kendali rumah

terdiri dari 2 bagian yaitu hardware dan software. Bagian hardware disini

digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika yang akan dijadwalkan

yaitu lampu, sedangkan untuk softwarenya digunakan untuk menvisualkan

pengendalian sistem yang akan menjembatani user dalam melakukan penjadwalan

peralatan yang akan dikontrol.

1. Pengenalan Hardware

Adapun hardware yang digunakan dalam perancangan sistem

kendali rumah adalah WIZNET WIZ110SR embedded webserver dan

microcontroller ATMEGA32.

2. Wiznet Wiz110sr Embedded Webserver

WIZ110SR adalah modul gateway yang mengkonversi RS-232

protokol ke protokol TCP / IP. Hal ini memungkinkan pengukuran jarak

jauh, mengelola dan mengontrol perangkat melalui jaringan berbasis pada

ethernet dan TCP / IP yang menghubungkan ke peralatan dengan RS-232

serial interface. Jadi, WIZ110SR merupakan konverter protokol yang

mentransmisikan data yang dikirim oleh peralatan serial sebagai jenis data

TCP / IP dan mengkonversi kembali TCP / IP data yang diterima melalui

(23)

Gambar 2.1 Wiznet WIZ110SR Embedded Webserver

Tabel 2.1 Spesifikasi Wiznet Wiz110SR Embedded Webserver

ITEM KETERANGAN

MCU 8051 compliant

(memiliki 62K internal Flash, 16K SRAM, 2K EEPROM)

TCP / IP (Ethernet PHY W5100 MAC & Embedded)

Protocol TCP, UDP, IP, ARP, ICMP, MAC, DHCP, PPPoE, DNS

Network

Interface

10/100 Mbps (Auto deteksi), RJ-45 Connector

Serial Interface RS232 (DB9)

Serial Signal TXD, RXD, RTS, CTS, GND

Paritas: Tidak ada, Genap, Ganjil

Data Bits: 7,8

Flow Control: Tidak ada, RTS / CTS, Xon / XOFF Serial Parameter

Speed: sampai 230Kbps

(24)

Konsumsi Daya Dalam 180mA

Temperatur 0 C ~ 80 C (Operasi), -40 C ~ 85 C (Storage)

Kelembaban 10 ~ 90%

2.2.1 Fitur WIZ110SR

1. Koneksi langsung ke serial device

a. Menambahkan fungsi jaringan yang cukup dan cepat

b. Menyediakan firmware kustomisasi

2. Stabilitas sistem dan reliabilitas dengan menggunakan W5100

Hardware Chip

3. Mendukung koneksi PPPoE

4. Mendukung serial konfigurasi dengan perintah sederhana dan mudah

5. Mendukung password untuk keamanan

6. Tool konfigurasi program

7. 10/100 ethernet interface dan maksimal 230Kbps serial interface

8. RoHS compliant

2.2.2 WIZ110SR Board

Diagram WIZ110SR adalah konverter protokol yang

mentransmisikan data yang dikirim dengan alat serial untuk Ethernet dan

mengkonversi ke TCP / IP data yang diterima melalui jaringan menjadi

data serial untuk mengirimkan kembali ke peralatan. Ketika data diterima

(25)

ditransmisikan dari Ethernet, diterima ke buffer internal W5100, dan

dikirim ke port serial oleh MCU. MCU dalam modul kontrol data sesuai

dengan nilai konfigurasi yang ditetapkan pengguna.

Gambar 2.2 Blok Diagram

3. Microcontroller ATMEGA32

AVR ATMEGA32 merupakan seri microcontroller CMOS 8-bit

buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set

Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.

AVR mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel

dengan mode compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART,

programmable Watchdog Timer, dan mode power saving, ADC dan PWM

internal. AVR juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip

yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam system

menggunakan hubungan serial SPI. ATMEGA32. ATMEGA32

mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer

(26)
(27)

Beberapa keistimewaan dari AVR ATMEGA32 antara lain:

1. High – performance, low – power AVR® 8-bit Microcontroller

2. Advanced RISC Architecture

a. 130 Powerful Instructions – Most Single Clock Cycle Execution

b. 32 x 8 General Purpose Fully Static Operation

c. Up to 16 MIPS Throughput at 16 MHz

d. On – chip 2 – cycle Multiplier

3. Nonvolatile Program and Data Memories

a. 8K Bytes of In – System Self – Programmable Flash

b. Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits

c. 512 Bytes EEPROM

d. 512 Bytes Internal SRAM

e. Programming Lock for Software Security

4. Peripheral Features

a. Two 8 – bit Timer/Counters with Separate Prescalers and

Compare Mode

b. Two 8 – bit Timer/Counters with Separate Prescalers and

Compare Modes

c. One 16 – bit Timer/Counter with Separate Prescaler, Compare Mode,

and Capture Mode

d. Real Time Counter with Separate Oscillator

e. Four PWM Channels

f. 8 – channel, 10 – bit ADC

(28)

h. Programmable Serial USART

5. Special Microcontroller Features

a. Power – on Reset and Programmable Brown – out Detection

b. Internal Calibrated RC Oscillator

c. External and Internal Interrupt Sources

d. Six Sleep Modes: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save,

Powerdown, Standby and Extended Standby

6. I/O and Package

a. 32 Programmable I/O Lines

b. 40 – pin PDIP, 44 – lead TQFP, 44 – lead PLCC, and 44 – pad MLF

2.3.1 Konfigurasi Microcontroller ATMEGA32

Pin-pin pada ATMEGA32 dengan kemasan 40-pin DIP (dual

inline package) ditunjukkan oleh gambar. Guna memaksimalkan performa,

AVR menggunakan arsitektur Harvard (dengan memori dan bus terpisah

(29)

Gambar 2.4 Pin-pin ATMEGA32 kemasan 40-pin

ATMEGA32 mempunyai empat buah port yang bernama PortA,

PortB, PortC, dan PortD. Keempat port tersebut merupakan jalur

bidirectional dengan pilihan internal pull-up. Tiap port mempunyai tiga

buah register bit, yaitu DDxn, PORTxn, dan PINxn. Huruf ‘x’mewakili

nama huruf dari port sedangkan huruf ‘n’ mewakili nomor bit. Bit DDxn

terdapat pada I/O address DDRx, bit PORTxn terdapat pada I/O address

PORTx, dan bit PINxn terdapat pada I/O address PINx. Bit DDxn dalam

register DDRx (Data Direction Register) menentukan arah pin. Bila DDxn

diset 1 maka Px berfungsi sebagai pin output. Bila DDxn diset 0 maka Px

berfungsi sebagai pin input.Bila PORTxn diset 1 pada saat pin

terkonfigurasi sebagai pin input, maka resistor pull-up akan diaktifkan.

Untuk mematikan resistor pull-up, PORTxn harus diset 0 atau pin

dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi

(30)

maka pin port akan berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin

terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan berlogika 0. Saat

mengubah kondisi port dari kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) ke

kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus ada kondisi

peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau

kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0). Biasanya, kondisi pull-up

enabled dapat diterima sepenuhnya, selama lingkungan impedansi tinggi

tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong high driver dengan

sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada register

SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port.

Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga

menimbulkan masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi

tri-state (DDxn=0, PORTxn=0) atau kondisi output high (DDxn=1,

PORTxn=0) sebagai kondisi transisi.

2.3.2 Deskripsi Pin A. VCC

Tegangan suplai VCC digital.

B. GND Ground

C. Port A ( PA7..PA0 )

Port A berfungsi sebagai input analog ke A / D Converter. Port A juga

berfungsi sebagai aku bi – directional 8 – bit / O port, jika A / D

(31)

pull-up resistor (dipilih untuk setiap bit). Port output A buffer memiliki

karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan

kemampuan sumber. Ketika pin PA0 untuk PA7 digunakan sebagai

masukan dan secara eksternal ditarik rendah, mereka akan sumber saat

ini jika pull-up resistor internal diaktifkan. Port A pin yang tri – lain

ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak berjalan.

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port A

D. Port B ( PB7..PB0 )

Port B merupakan bi – directional I 8 – bit / O port dengan resistor

pull – up internal (dipilih untuk masing-masing bit). Itu Port B

memiliki karakteristik output buffer drive simetris dengan kedua

tenggelam tinggi dan sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port B

pin yang ditarik rendah eksternal akan sumber arus jika pull-up

Resistor diaktifkan. Port B pin yang tri – kondisi ketika reset menjadi

(32)

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port B

E. Port C ( PC7..PC0 )

Port C adalah yang saya bi – directional 8 – bit / O port dengan

resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit). Itu Port C buffer

output memiliki karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam

tinggi dan sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port C pin yang

ditarik rendah eksternal akan sumber arus jika pull – up Resistor

diaktifkan. Port C pin yang tri – lain ketika kondisi reset menjadi aktif,

bahkan jika jam tidak berjalan. Jika antarmuka JTAG diaktifkan, pull

– up resistor pada pin PC5 (TDI), PC3 (TMS) dan PC2 (TCK) akan

(33)

Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port C

F. Port D ( PD7..PD0 )

Port D adalah aku bi – directional 8 – bit / O port dengan resistor

pull-up internal (dipilih untuk setiap bit). Itu Output buffer Port D memiliki

karakteristik drive simetris dengan kedua tenggelam tinggi dan

sumber kemampuan. Sebagai masukan, Port D pin yang ditarik rendah

eksternal akan sumber arus jika pull-up Resistor diaktifkan. Pelabuhan

pin D tri-lain ketika kondisi reset menjadi aktif, bahkan jika jam tidak

(34)

Tabel 2.5 Fungsi Khusus Port D

G. RESET

Input Reset. Tingkat rendah pada pin ini lebih lama dari panjang pulsa

minimum akan menghasilkan ulang, bahkan jika jam tidak berjalan.

H. XTAL1

Masukan ke Osilator amplifier pembalik dan masukan untuk

rangkaian operasi jam internal.

I. XTAL2

Output dari amplifier Osilator pembalik.

J. AVCC

AVCC merupakan pin tegangan suplai untuk Port A dan A / D

Converter. Perlu eksternal terhubung untuk VCC, bahkan jika ADC

tidak digunakan. Jika digunakan ADC, harus terhubung dengan VCC

(35)

K. AREF

Aref adalah pin analog referensi bagi A / D Converter.

2.3.3 Timer

Timer/counter adalah fasilitas dari ATMEGA32 yang digunakan untuk

perhitungan pewaktuan. Beberapa fasilitas chanel dari timer counter antara lain:

counter channel tunggal, pengosongan data timer sesuai dengan data pembanding,

bebas -glitch, tahap yang tepat Pulse Width Modulation (PWM), pembangkit

frekuensi, event counter external. Untuk penempatan pin I/O telah di jelaskan

pada bagian I/O di atas. CPU dapat diakses register I/O, termasuk dalam pin-pin

I/O dan bit I/O. Device khusus register I/O dan lokasi bit terdaftar pada deskripsi

timer/counter 8 bit.

2.3.4 Peta Memory ATMEGA32

ATMEGA32 memiliki 16K byte Onchip inSystem

Programmable Flash Memory untuk menyimpan program. Flash Memory

diatur pada ukuran 8K x 16 bit karena semua intsruksi AVR adalah 19 –

bit atau 32 – bit word. Flash Memory dapat diisi atau dihapus ± 10.000

(36)

Gambar 2.5 Peta Memory ATMEGA32

2.3.5 SRAM Data Memory

1120 lokasi data memory digunakan sebagai alamat regisyter file, I

/ O memory dan data SRAM. 96 alamt lokasi yang pertama digunakan

untuk alamat register file dan I / O memory, dan 1024 berikutnya

digunakan untuk meletakkan alamat data dari SRAM. Ada lima cara

pengalamata yang berbeda yaitu Direct, Indierct with displacement,

(37)

Pengalamatan Direct mencapai seluruh alamat data yang kosong.

32 register yang bekerja, 64 I / O register, dan 1024 bytes data semuanya

dapat diakses melalui semua cara pengalamatan ini.

Gambar 2.6 Pengaturan SRAM ATMEGA32

2.3.6 EEPROM Data Memory

ATMEGA32 memiliki 512 byte memory data EEPROM. Mmeori

ini diatur pada data space yang terpisah, dimana setiap byte – nya dapat

ditulis atau dibaca. EEPROM memiliki ketahanan sebesar ± 100.000 kali

(38)

2.3.7 Generator Clock

Logic generator clock menghasilkan dasar clock untuk pengirim

dan penerima. USART mendukung empat mode operasi clock: Normal

Asynchronous, Double Speed Asynchronous mode Master Synchronous

dan Slave Synchronous. Bit UMSEL pada USART control dan status

register C (UCSRC) memilih antara operasi Asychronous dan

Synchronous. Double speed (hanya pada mode Asynchronou ) dikontrol

oleh U2X yang mana terdapat pada register UCSRA. Ketika mengunakan

mode operasi synchronous (UMSEL = 1) dan data direction register untuk

pin XCk (DDR_XCK) mengendalikan apakah sumber clock tersebut

adalah internal (master mode) atau eksternal (slave mode) pin-pin XCK

hanya akan aktif ketika menggunakan mode Synchronous.

2.3.8 Serial Pada ATMEGA32

Universal synchronous dan asynchronous pemancar dan penerima

serial adalah suatu alat komunikasi serial sangat fleksibel. Jenis yang

utama adalah :

a. Operasi full duplex (register penerima dan pengirim serial dapat berdiri

sendiri)

b. Operasi Asychronous atau synchronous

c. Master atau slave mendapat clock dengan operasi synchronous

d. Pembangkit baud rate dengan resolusi tinggi

e. Dukung frames serial dengan 5, 6, 7, 8 atau 9 Data bit dan 1 atau 2

(39)

f. Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware

g. Pendeteksian data overrun

h. Pendeteksi framing error

i. Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan

pendeteksian low pass filter digital

j. Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX data register empty dan

RX complete.

k. Mode komunikasi multi-processor

l. Mode komunikasi double speed asynchronous

2.3.9 Inisialisasi USART

USART harus diinisialisasi sebelum komunikasi manapun dapat

berlangsung. Proses inisialisasi normalnya terdiri dari pengesetan baud

rate, penyetingan frame format dan pengaktifan pengirim atau penerima

tergantung pada pemakaian. Untuk interrupt menjalankan operasi USART,

global interrupt flag ( penanda ) sebaiknya dibersihkan ( dan interrupt

global disable ) ketika inisialisasi dilakukan. Sebelum melakukan

inisialisasi ulang dengan mengubah baud rate atau frame format, untuk

meyakinkan bahwa tidak ada transmisi berkelanjutan sepanjang periode

register yang diubah. Flag TXC dapat digunakan untuk mengecek bahwa

pemancar telah melengkapi semua pengiriman, dan flag RXC dapat

digunakan untuk mengecek bahwa tidak ada data yang tidak terbaca pada

buffer penerima. Tercatat bahwa flag TXC harus dibersihkan sebelum tiap

(40)

4. Pengenalan Software

Dalam perancangan sistem kendali rumah penulis menggunakan

bahasa pemrograman C dengan menggunakan software CodeVisionAVR.

dan untuk menanamkan software yang telah dibuat dalam bahasa

pemograman pada mikrokontroler adalah ISP PGM Downloader. Dari

program yang telah dibuat yaitu dari CodeVisionAVR akan ditanamkan

dalam mikrokontroler ATMEGA32 dengan menggunakan ISP PGM

Downloader tersebut. Sehingga sistem yang telah ditanamkan atau di

download ke dalam mikrokontroller akan dapat melakukan perintah yang

akan diinputkan oleh user.

5. Code Vision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated

Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator

yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR.

CodeVisionAVR dapat dijalankan pada system operasi Windows 95, 98,

Me, NT4, 2000, dan XP.

Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah

dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR,

dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari

arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.

File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan

debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan

(41)

IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip

In-System Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer

program kedalam chip mikrokontroler setelah sukses melakukan

kompilasi/asembli secara otomatis. Software In-System Programmer

didesain untuk bekerja dengan Atmel STK500/AVRISP/AVRProg,

KandaSystems STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel Elektronik

VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000

programmers / development boards.

Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang menggunakan

komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah

Terminal. Selain library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai

library tertentu untuk:

a. Modul LCD alphanumeric

b. Bus I2C dari Philips

c. Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor

d. Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan

DS1307 dari Maxim/Dallas Semiconductor

e. Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor

f. Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas

Semiconductor

g. Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor

h. EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor

i. SPI

(42)

k. Delay

l. Konversi ke Kode Gray

CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator

bernama CodeWizardAVR, yang mengujinkan Anda untuk menulis,

dalam hitungan menit, semua instruksi yang diperlukan untuk membuat

fungsi-fungsi berikut:

a. Set-up akses memori eksternal

b. Identifikasi sumber reset untuk chip

c. Inisialisasi port input/output

d. Inisialisasi interupsi eksternal

e. Inisialisasi Timer/Counter

f. Inisialisasi Watchdog-Timer

g. Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer

yang digerakkan oleh interupsi

h. Inisialisasi Pembanding Analog

i. Inisialisasi ADC

j. Inisialisasi Antarmuka SPI

k. Inisialisasi Antarmuka Two-Wire

l. Inisialisasi Antarmuka CAN

m. Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, Thermometer/Thermostat

DS1621 dan Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan

DS1307

n. Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20

(43)

CodeVisionAVR merupakan hak cipta dari Pavel Haiduc, HP InfoTech

s.r.l.

6. ISP Downloader

ISP Downloader (in system programming) adalah sebuah software

downloader yang digunakan untuk menanamkan software yang telah

dibuat dalam bahasa pemograman pada mikrokontroler. Adapun penulis

menggunakan bahasa pemograman Code Vision AVR, dari program yang

menggunakan Code Vision AVR tersebut kemudian ditanamkan dalam

mikrokontroler ATMEGA32 menggunakan ISP PGM (Asim,2009).

Sebelumnya ISP Downloader tersebut install kedalam sistem

operasi komputer, kemudian ISP Downloader dijalankan dan mencari file

yang dimaksud yaitu file yang telah dibuat sebelumnya Code Vision AVR.

sebelumnya slot printer dalam komputer manfaatkan untuk penulisan

kedalam mikrokontroler ATMEGA32, mikrokontroler tersebut diletakkan

dalam sebuah driver yang berhubungan kekomputer melalui slot printer.

Kemudian setelah file yang dimaksud ditemukan baru proses penulisan

kedalam mikrokontroler.

(44)

Adapun dibawah ini adalah Gambar 2.15 ini merupakan driver ISP

downloader yang menggunakan DB25 untuk menghubungkan dengan

komputer, untuk penulis program kedalam mikrokontroler. Langkah -

langkah yang digunakan yaitu buka file .HEX dan tekan tombol write

untuk memprogram mikrokontroler dan mikrokontroler akan menerima

program. Sebelum memprogram gunakan signature untuk mengetahui

koneksi antara komputer dan mikrokontroler (Asim,2009).

 

Gambar 2.8 Driver ISP Downloader

2.7 Web Browser

Web Browser adalah Dikenal juga dengan istilah browser, atau

peselancar, atau internet browser. Adalah suatu program komputer yang

menyediakan fasilitas untuk membaca halaman web di suatu komputer.

(45)

Internet Explorer dan Netscape Navigator. Program browser pertama

adalah Mosaic, yang merupakan suatu text browser, yang sekarang web

browser telah berkembang ke dalam bentuk multimedia.

Web Hosting adalah Layanan untuk penempatan halaman-halaman

web di internet di mesin komputer yang selalu terhubung dengan internet,

umumnya layanan ini disediakan oleh penyelenggara jasa internet atau

Internet Presence Provider.

Search engine disebut juga dengan mesin pencari, dimana sistem

yang ada pada sistem tersebut diolah melalui satu atau sekelompok

komputer yang berfungsi untuk melakukan pencarian data. Data yang ada

pada mesin ini dikumpulkan oleh mereka melalui suatu metoda tertentu,

dan diambil dari seluruh server yang dapat mereka akses. Jika dilakukan

pencarian melalui search engine ini, maka pencarian yang dilakukan

sebenarnya adalah pada database yang telah terkumpul di dalam mesin

tersebut.

Contoh mesin pencari ini adalah Google, Yahoo, Altavista,

SearchIndonesia,dll. "Search Engine : Tak Sekadar Mencari"

2.8 Sejarah Wireless

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka

dalam merancang WLAN dengan teknologi IR, perusahaan lain seperti

Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF. Kedua perusahaan

tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi

(46)

dipasarkan. Baru pada tahun 1985, (FCC) menetapkan pita Industrial,

Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz

dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga

pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius.

Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang

menggunakan teknik spread spectrum (SS) pada pita ISM, frekuensi

terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE

membuat spesifikasi / standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11.

Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi

2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal

2Mbps.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru

bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat

dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding

dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T).

Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi

2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada

frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless

phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan

gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a

(47)

mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps.

Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar

menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang

radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b

tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik

hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar

tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat

menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi

kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer

data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan

802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah

komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan

access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan

teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan

istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi

Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-”

menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan

peningkatan throughput, keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah

klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik,

selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan

(48)

menjangkau berbagai perlatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara

teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g.

Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan

oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas

mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan

kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

2.9 Wireless

Wireless merupakan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan

kabel yang menghubungkan terminal komputer dengan jaringan, dengan

begitu computer dapat berpindah dengan bebas dan tetap dapat

berkomunikasi dalam jaringan dengan kecepatan transmisi yang memadai.

Wireless LAN distandarisasi oleh IEEE dengan kode 802.II b yang

bertujuan untuk menyamakan semua teknologi nirkabel yang digunakan

dibidang computer dan untuk menjamin interoperabilitas antara semua

product –product yang menggunakan standar ini.

LAN (Local Area Network) yang biasa kita kenal merupakan suatu

jaringan yang menghubungkan (interkoneksi) suatu komunitas Data

Terminal Equipment (DTE) yang ditempatkan dalam suatu lokasi (gedung

atau grup). Umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel baik

kabel twisted pair maupun coaxial, biasa juga disebut dengan wired LAN.

Di samping itu ada LAN yang dikembangkan dengan

(49)

adalah biaya instalasi yang lebih murah dibandingkan dengan wired LAN,

karena tidak dibutuhkan instalasi kabel yang terlalu besar khususnya untuk

sub lokasi/sub grup yang agak jauh. Pertimbangan kedua adalah karena

wireless LAN ini cocok untuk unit-unit DTE yang portabel dan bersifat

mobil.

Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat

diperhatikan pada gambar di bawah ini :

PA

Gambar 2.9 Diagram Skematik Wireless LAN

Dari gambar dapat kita amati ilustrasi dari dua aplikasi wireless LAN.

(50)

Pada aplikasi ini, untuk mengakses suatu server adalah dengan

menghubungkannya ke suatu wired LAN , di mana suatu intermediate

device yang dikenal sebagai Portable Access unit (PAU) digunakan.

Typical-nya daerah cakupan PAU berkisar antara 50 hingga 100 m.

2. Ad hoc wireless LAN

Pada Ad hoc wireless LAN suatu kumpulan komputer portabel

berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk membentuk

self-contained LAN.

2.10 Media Wireless

Ada dua jenis media yang biasa digunakan untuk wireless LAN, yaitu :

gelombang radio dan sinyal optis infra merah.

1. Media Radio

Gelombang radio telah secara meluas banyak dipakai untuk

berbagai aplikasi (seperti TV, telepon selular, dls). Keunggulannya

adalah karena gelombang radio dapat merambat menembus objek

seperti dinding dan pintu.

a. Path loss

Semua receiver radio didesain untuk beroperasi pada SNR

(perbandingan antara daya signal dengan daya noise) yang telah

ditentukan. Biaya yang harus dikeluarkan dalam mengembangkan

wireless LAN ini lebih banyak pada interface radio yang sanggup

menjamin SNR yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi

(51)

ambient dan bandwidth dari sinyal yang diterima. Daya sinyal juga

merupakan fungsi dari jarak antara pemancar dan penerima.

Kesemua faktor ini membentuk suatu path loss channel radio untuk

sistem wireless LAN.

b. Interferensi Channel yang berdekatan

Karena menggunakan prinsip pemancaran gelombang

radio, maka untuk transmiter yang memiliki frekuensi yang sama

dan berada di satu gedung atau ruang yang berdekatan dapat

mengalami interferensi satu dengan yang lainnya. Untuk sistem Ad

hoc, channel yang berdekatan dapat disetup dengan frekuensi yang

berbeda sebagai isolator, sementara untuk sistem infrastructure

dapat diterapkan three cell repeater yang masing-masing sel yang

berdekatan (3 sel) memiliki frekuensi berbeda dengan pola

pengulangan.

Gambar 2.10 Three CellRepeater

(52)

Sinyal radio, seperti halnya sinyal optic dipengaruhi oleh

multipath; yaitu peristiwa di mana suatu ketika receiver menerima

multiple signal yang berasal dari transmitter yang sama, yang

masing-masing sinyalnya diikuti oleh path yang berbeda di antara

receiver dan transmitter. Hal ini dikenal dengan multipath

dispersion yang dapat menimbulkan intersymbol interference (ISI).

2. Media Inframerah

Inframerah memiliki frekuensi yang jauh lebih tinggi dari pada

gelombang radio, yaitu di atas 1014 Hz. Inframerah yang digunakan

umumnya dinyatakan dalam panjang gelombang (biasanya dalam

nanometer) bukan dalam frekuensi. Inframerah yang biasa digunakan

adalah yang memiliki panjang gelombang 800 nm dan 1300nm.

Keuntungan menggunakan inframerah dibandingkan dengan

gelombang radio adalah tidak diperlukan regulasi yang sulit dalam

penggunaannya. Untuk mereduksi efek noise pada sinyal infra merah,

digunakan bandpass filter.

a. Device inframerah

Untuk aplikasi wireless LAN, mode operasional yang

digunakan adalah untuk memodulasi intensitas output inframerah

dari emitter dengan menggunakan sinyal yang termodulasi secara

elektris. Variasi intensitas sinyal inframerah yang diterima oleh

detektor kemudian dikonversi menjadi sinyal elektris yang

ekuivalen. Mode operasi ini dikenal dengan Intensity Modulation

(53)

b. Topologi

Link inframerah dapat digunakan sebagai salah satu dari

dua mode : point to point dan diffuse. Dalam mode point to point,

emiter diarahkan langsung pada detektor (photodiode). Mode

operasi ini memberikan wireless link yang baik di antara dua

bagian equipment, misalnya untuk meng-enable-kan komputer

portabel untuk mendownload file ke komputer lain.

 

2.11 Protocol

Berbagai standard protokol untuk LAN, yang mendeskripsikan

layer fisik dan link dalam konteks model referensi ISO diberikan oleh

IEEE 802. Standar ini menentukan keluarga protokol yang masing-masing

berhubungan dengan suatu metode MAC (Methode Access Control). Ada

tiga stndar MAC bersama dengan spesifikasi media fisik dicantumkan

dalam dokumen standard ISO :

1. IEEE 802.3 : CSMA/CD bus 2. IEEE 802.4 : Token bus 3. IEEE 802.5 : Token ring 4. IEEE 802.11: Wireless

2.12 Komponen Wireless LAN

Wireless LAN memiliki beberapa komponen penting yang tidak

bisa terpisahkan sebagai suatu sarana koneksi jaringan yang terhubung ke

seluruh pengguna dalam area disekitarnya.

(54)

Pada WLAN, alat untuk mentransmisikan data disebut dengan

Access Point dan terhubung dengan jaringan LAN melalui kabel.

Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer

data antara WLAN dengan Wired LAN, mengkonversi sinyal

frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan

melalui kabel atau disalurkan keperangkat WLAN yang lain dengan

dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user. Karena dengan

semakin banyaknya user yang terhubung ke AP maka kecepatan yang

diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang. Ini beberapa contoh

produk AP dari beberapa vendor.

Gambar 2.11 Access Point

b. Extension Point

Untuk mengatasi berbagai problem khusus dalam topologi

jaringan, designer dapat menambahkan extension point untuk

memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi

layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar

antara akses point bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu

(55)

(Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam

praktek dilapangan biasanya untuk aplikasi extension point hendaknya

dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama.

Gambar 2.12 Jaringan Extension Point

c. Antena

Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio

yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang

elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat

resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada

beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi WLAN,

yaitu :

(56)

Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal

kesegala arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan

cakupan area yang luas, gain dari antena omni directional harus

memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar), dengan

mengabaikan pola pemancaran ke atas dan kebawah, sehingga

antena dapat diletakkan ditengah-tengah base station. Dengan

demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani

jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun, kesulitannya adalah

pada pengalokasian frekuensi untuk setiap sel agar tidak terjadi

interferensi

Gambar 2.13 Jangkauan area Antena omnidirectional

2. Antena directional

Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan

satu arah tertentu. Antena ini idealnya digunakan sebagai

penghubung antar gedung atau untuk daerah yang mempunyai

konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong

(57)
(58)

43   

3.1 Analisis Sistem.

Didalam sistem pengendalian rumah ini diperlukan adanya suatu

sistem yang dapat menangani pengendalian lampu, sehingga nantinya diharapkan

tidak lagi menekan saklar untuk menyalakan atau mematikan lampu, melalui

sistem penjadwalan sebagai pengendalian perangkat. Oleh karena itu diperlukan

suatu sistem pengendali rumah untuk memudahkan mengefisiensikan penghuni

rumah dan dapat tersajikan dengan lebih sistematis serta tidak memerlukan waktu

yang lama untuk pengendalian tersebut. Maka penghuni rumah dapat dengan

cepat mengakses sistem dengan mudah dengan melalui ponsel dengan membuka

web browser yang diteruskan kepada sistem.

Pada sistem ini terdapat beberapa input, proses, dan output, yang

merupakan rangkaian dari sistem pengendalian rumah. Dimana pada sistem input

data dari sistem ini nantinya berupa perintah langsung atau penjadwalan yang

diaksek melalui web browser dari ponsel user yang dikirimkan embedded

webserver. Dari seluruh rangkaian proses ini nantinya akan dihasilkan suatu

outputan berupa sinyal yang dikeluarkan oleh sistem dimana melalui proses dari

mikrokontroler untuk menyalakan atau mematikan lampu.

Kriteria desain terbagi dalam 2 bagian yaitu desain perangkat keras dan

(59)

a. Perangkat keras yang dibuat harus dapat melakukan komunikasi data antara

microcontroller dengan handphone (HP), microcontroller dengan lampu dan

microcontroller dengan embedded web server.

b. Perangkat lunak yang dibuat harus mampu melakukan pembacaan atau

pengiriman data dari HP dan embedded web server. Data diproses untuk

menjalankan I/O yang terhubung dengan lampu sehingga lampu dapat

terkontrol sesuai dengan yang diinginkan.

Secara keseluruhan desain sistem ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Lynksis

Wireless

- G

ATMEGA32 Embedded Web

(60)

Blok diagram diatas menunjukkan desain sistem di mulai dari pembacaan

sensor cahay yang terhubung ke ADC microcontroller, data ADC yang

menunjukkan kondisi lampu dalam keadaan menyala atau padam. Kondisi

tersebut akan dikirimkan ketika ada permintaan dari web browser melalui wiznet

embedded web server. Dengan begitu client yang melakukan permintaan dapat

mengetahui kondisi saat itu dan dapat menentukan kontrol selanjutnya dengan

melakukan kontrol dari browser.

Keberhasilan dari proses interface ditentukan kemampuan komunikasi LAN

(Local Area Network) antara ethernet pada Wiznet embeded web server.

Pada sistem nantinya terdapat proses yang paling utama yaitu penerimaan

perintah langsung atau penjadwalan perangkat yang diakses dari web dan

diteruskan kepada mikrokontroler ATMEGA32 dengan penghubung RS232 yang

nantinya akan menyalakan atau mematikan lampu. Setelah alat dieksekusi baru

alat akan mengembalikan kepada mikrokontroler untuk memberi laporan kepada

user bahwa lampu tersebut dalam dalam kondisi menyala atau tidak. Berikut

adalah data flow diagram dari sistem pengendalian rumah, pada Gambar 3.1

dijelaskan bagaimana aliran data proses sebelum dan sesudah melalui

(61)

Gambar 3.2 Proses Data dari User ke Alat dan Proses Laporan ke User

Keterangan dari gambar diatas:

User mengirimkan perintah langsung atau data jadwal dari ponsel melalui

web browser yang akan diterima oleh Wiznet 110SR yang dihubungkan melalui

komunikasi serial RS232 dengan Mikrokontroler tipe ATMEGA32, dimana

mikrokontroler sudah diisi program untuk mematikan dan menyalakan lampu,

dihubungkan dengan beberapa peralatan listrik kemudian lampu akan menyala

(62)

mati atau nyala kembali melalui komunikasi RS232 yang menghubungkan

ATMEGA32 dengan Wiznet 110SR memberikan laporan melalui web browser

pada ponsel user.

Sistem ini merancang dan membuat perangkat kontrol serta monitor

terhadap peralatan lengan robot dengan menggunakan media Personal Computer

(PC) dan internet. Sedangkan untuk mengakses embedded web server digunakan

microcontroller ATmega 128.

3.2 Kebutuhan Perangkat Keras

Untuk membuat sistem ini diperlukan beberapa hardware diantaranya

sebagai berikut:

a. Handphone

Dalam hal ini digunakan ponsel yang berfungsi sebagai User untuk

pengiriman perintah langsung ataupun penjadwalan sebagai pengendali

sistem.

b. Miniatur Rumah dan Peralatan Elektronik.

Untuk obyek pengontrol penulis merancang sebuah miniatur rumah

yang terbuat dari plastik mika transparan.

c. Wiznet Wiz 110 SR Embedded Webserver

Alat ini digunakan untuk meminimalisasikan perangkat keras yaitui

komputer yang dipakai untuk server, alat ini merupakan pengganti komputer

(63)

d. Mikrokontroler ATMEGA32

Sebagai pengontrol sistem untuk mematikan dan menyalakan lampu.

e. Lampu

Agar dapat menyala digunakan media lampu led yang nantinya dapat

menerangi tiap–tiap ruangan miniatur rumah yang telah dirancang

sebelumnya dan lampu led ini juga sebagai pengganti nyala ataupun matinya

peralatan elektronik.

f. Catu Daya

Dalam sistem nantinya digunakan adaptor 5V yang digunakan untuk

mikrokontroler.

3.3 Kebutuhan Perangkat Lunak

Software yang digunakan dalam embedded webserver dalam

mikrokontroler sebagai sistem kendali rumah adalah sebagai berikut:

a. CodeVisionAVR 1.25.8

Sebuah software yang digunakan untuk merancang program yang

nantinya akan digunakan untuk mengontrol sistem dengan menggunakan

ponsel user.

b. ISP Downloader

ISP Downloader adalah sebuah software downloader yang digunakan

untuk menanamkan software yang telah dibuat dalam bahasa pemograman

(64)

3.4 Kebutuhan Proses

Analisis kebutuhan proses dapat didefinisikan sebagai pengumpulan data

proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dibangun. Pada deskripsi sistem

yang akan dibangun diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses-proses

yang akan dilakukan pada sistem.

a. Proses input berupa pengiriman perintah dari web browser

Untuk memperoleh data output dari suatu sistem maka diperlukan

adanya data yang masuk. Data yang masuk pada sistem kendali rumah ini

adalah melalui web browser dari ponsel user kepada Wiznet Wiz 110SR yang

nantinya akan dilanjutkan kedalam sistem utama.

b. Proses kontrol utama

Proses ini berfungsi mengolah data yang masuk melalui Wiznet Wiz

110SR kemudian dihubungkan oleh RS232 ke mikrokontroler ATMEGA32

yang nantinya akan diolah yang nantinya dijadikan eksekutor alat pada sistem

yaitu lampu led.

c. Proses eksekusi alat

Setelah kedua proses diatas sudah dilalui maka proses selanjutnya

yaitu proses eksekusi lampu menyala ataupun mematikannya.

d. Proses laporan

Dimana dalam proses ini adalah proses terakhir dari sistem yaitu

laporan dari alat kendali kemudian memberikan sinyal pada sistem untuk

(65)

3.5 Perancangan Perangkat Keras

Pada perancangan perangkat keras ini, akan ada penjelasan proses

tentang Wiznet Wiz 110SR, mikrokontroler, RS232, driver lampu LED,

sensor cahaya dan diagram blok-blok yang dibuat.

3.5.1. WIZNET WIZ110SR EMBEDDED WEB SERVER

Wiznet WIZ110SR adalah type yang akan digunakan dalam Embeded

web server. Fungsinya sebagai konverter protokol pengiriman data dengan

serial ke Ethernet dan merubah kembali data yang diterima TCP/IP melalui

jaringan ke dalam bentuk serial data untuk dikirimkan kembali ke device.

Ketika data diterima dari port serial, maka akan dikirim ke W110 oleh

microcontroller. Jika data dikirim dari ethernet, ini akan diterima ke dalam

internal W110 dan mengirim ke port serial menggunakan microcontroller

ATmega 32. microcontroller ATmega 32 sebgai module kontrol data menurut

konfigurasi nilai sesuai keinginan user.

Klien, Server dan Campuran adalah mode untuk memilih metode

komunikasi yang berbasis pada TCP. TCP merupakan protokol untuk

membuat koneksi sebelum komunikasi data, tetapi UDP hanya proses

komunikasi data tanpa pembentukan sambungan. Mode Jaringan WIZ110SR

dapat dibagi menjadi TCP Server, TCP Client dan modus Campuran sesuai

dengan metode koneksi yang dibangun. Pada modus server TCP, WIZ110SR

(66)

klien. WIZ110SR beroperasi sebagai klien pada Client mode TCP pada proses

koneksi, mencoba untuk menyambung ke server, Äôs IP dan Port, mode

campuran mendukung kedua server dan klien.

TCP modus server dapat berguna ketika pusat pemantauan mencoba

untuk menyambung ke perangkat ( dimana WIZ110SR terinstal ) untuk

memeriksa status atau memberikan perintah. Dalam WIZ110SR waktu normal

adalah status menunggu, dan jika ada permintaan sambungan (SYN) dari

pusat pemantauan, sambungan dibuat establish, dan komunikasi data diproses

(Data Transaksi). Akhirnya koneksi ditutup (FIN). Untuk mengoperasikan

modus ini, IP Lokal, Subnet, Gateway Alamat dan Nomor Port lokal harus

dikonfigurasi terlebih dahulu.

Gambar 3.3 Mode TCP Server

TCP Client Jika WIZ110SR TCP ditetapkan sebagai Klien, akan

mencoba untuk melakukan koneksi ke server. Untuk mengoperasikan modus

ini, IP Lokal, Subnet, Gateway Address, Server IP, dan nomor port Server

(67)

fungsi. Dalam modus Klien TCP, WIZ110SR aktif dapat membuat

sambungan TCP ke komputer host saat daya diberikan.

Gambar 3.4 Mode TCP Client

Dalam mode campuran ini, biasanya WIZ110SR beroperasi sebagai

TCP Server dan menunggu permintaan koneksi dari rekan. Namun, jika

WIZ110SR menerima data dari perangkat serial sebelum sambungan dibuat,

berubah ke modus klien dan mengirimkan data ke IP server. Oleh karena itu,

pada mode campuran, modus server dioperasikan sebelum modus klien.

Sebagai seperti modus Server TCP, modus Campuran ini berguna untuk kasus

yang pusat pemantauan mencoba untuk menyambung ke perangkat serial (di

mana WIZ110SR digunakan) untuk memeriksa status perangkat. Selain itu,

jika keadaan darurat terjadi pada perangkat serial, modul akan berubah ke

mode Client untuk membuat sambungan ke server dan memberikan status

(68)

Gambar 3.5 Konfigurasi IP address pada Wiznet Wiz110SR

3.5.2. ATMEGA32

Pada perancangan ini Generasi internal clock digunakan untuk mode–

mode operasi master asynchronous dan synchronous. Register USART baud

rate (UBRR) dan down-counter dikoneksikan kepada fungsinya sebagai

programmable prescaler atau pembangkit baud rate. Down-counter,

dijalankan pada sistem clock ( fosc), dibebani dengan nilai UBRR setiap

(69)

Clock dibangkitkan setiap counter mencapai nol. Clock ini adalah pembangkit

baud rate clock output (fosc/( UBBR+1)). Pemancar membagi baud rete

generator clock output dengan 2, 8, atau 16 cara tergantung pada mode.

Pembangkit output baud rate

digunakan secara langsung oleh penerima clock dan unit-unit pelindung data.

Unit-unit recovery menggunakan suatu mesin status yang menggunakan 2, 8,

atau 16 cara yang tergantung pada cara menyimpan status dari UMSEL, bit-bit

U2X dan DDR_XCK.

Eksternal clock digunakan untuk operasi mode slave synchronous.

Eksternal clock masuk dari pin XCK dicontohkan oleh suatu daftar

sinkronisasi register untuk memperkecil kesempatan meta-stabilitas. Keluaran

dari sinkronisasi register kemudian harus menerobos detector tepi sebelum

digunakan oleh pengirim dan penerima. Proses ini mengenalkan dua period

delay clock CPU dan oleh karena itu maksimal frekuensi clock XCK eksternal

dibatasi oleh persamaan sebagai berikut

Fxck < fosc/4

(70)

Gambar 3.6 Skema Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA32

3.5.3. Antar Muka Wiznet Wiz 110SR Dengan ATMEGA32

Perancangan ini menggunakan Rangkaian interfacing yang digunakan

terdiri dari IC RS232, beberapa kapasitor dan port serial. Rangkaian ini

digunakan untuk komunikasi antara Wiznet 110SR ke mikrokontroller,

dimana tiap-tiap perangkat memiliki protocol sistem yang berbeda-beda.

Wiznet 110SR akan mengirim (transmit) data yang akan diterima oleh IC

RS232. Untuk menghubungkan Wiznet 110SR dengan rangkaian interfacing

(71)

dari RS232, pada rangkaian terdapat kapasitor-kapasitor yang berfungsi

meminimalkan Noise dari sumber tegangan.

Gambar 3.7 Skema Rangkaian Interfacing

3.5.4. Driver Lampu LED

Pada rancangan ini bagian saklar untuk menyalakan dan mematikan

lampu menggunakan relay. Keuntungan relay adalah biaya pembuatan relatif

lebih murah daripada Driver triac. Kerugian relay adalah ada kontak mekanik

sehingga menimbulkan percikan bunga api.

Jenis relay yang dipilih adalah seri 351 yang mempunyai arus

Gambar

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port B
Tabel 2.5 Fungsi Khusus Port D
Gambar 2.5 Peta Memory ATMEGA32
Gambar 2.6 Pengaturan SRAM ATMEGA32
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik secara berkelompok bergotong royong (melatih peduli dan kolaborasi) untuk mengumpulkan informasi tentang cara menemukan konsep PLDV, membuat model

[r]

Tindakan-tindakan perawatan yang dilakukan oleh keluarga terhadap klien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan di RSJD Surakarta seperti yang tersebut di atas,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh vitamin E sebagai terapi fibrosis ginjal pada hewan model tikus (Rattus norvegicus) hasil induksi streptokinase

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa Terdakwa tidak dapat

Faktor-faktor yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap rumah tangga mustahik untuk keluar dari kategori kuadran miskin menuju kuadran sejahtera setelah

Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Daerah perlu menjabarkan dan melakukan

Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa superplasticizer sodium glukonat adalah superplasticizer terbaik yang dapat ditambahkan pada beton