• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI FMEA

Dalam dokumen Rangkuman FMEA (Halaman 22-39)

Perusahaan PT Elektrus merupakan salah satu toko distribusi barang elektronik terbesar di Kota Ceger. Berbagai macam peralatan elektronik disediakan. Omset pertahun bisa mencapai 20 milyar rupiah yang melibatkan sekitar 10000 transaksi penjualan. Sejak berdiri sekitar 1 tahun yang lalu, PT Elektrus ini sudah memiliki sekitar 20 pelanggan tetap. Sedangkan untuk pemasok sendiri telah memiliki belasan vendor elektronik besar yang sebagian besar berada di luar kota.

23

Dari segi operasional, PT Elektrus masih menggunakan sistem konvensional. Di mana customer memesan barang dengan mengisi formulir dan melalui telepon. Selain itu, di bagian penjualan masih menggunakan sistem komisi seperti halnya pada dealer-dealer sepeda motor. Sistem informasinya pun masih menggunakan sistem informasi sederhana berupa excel dan software yang sudah tersedia secara instan di pasaran. Gudang persediaan menjadi satu dengan toko di yang terdiri dari bagian persediaan dan pengiriman. Sedang di bagian keuangan terdiri dari kasir dan bagian akuntansi.

SIKLUS PENDAPATAN PERUSAHAAN SECARA UMUM

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Tujuan utama dari siklus ini adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat serta harga yang sesuai.

1. Menerima Pesanan Penjualan

Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para pelanggan. Departeman bagian pesanan penjualan yang bertanggung jawab pada wakil direktur bagian penjualan, melakkan proses entri customer order yang mencakup 3 subproses yaitu mengambil customer order dari pelanggan, memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan, serta memeriksa ketersediaan persediaan.

Mengambil Pesanan Pelanggan

Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara, melalui surat, langsung di took, telepon. Beberapa pemeriksaan dilakukan yang meliputi :

 Pemeriksaan validitas rekening pelanggan dan nomor barang persediaan, dengan cara mencocokan dengan file induk pelanggan dan persediaan

 Uji kelengkapan untuk memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan termasuk alamat pengiriman dan penagihan untuk pelanggan telah tercantum

 Uji kewajaran yang membandingkan kuantitas yang dipesan dengan pengalaman terdahulu untuk barang dan pelanggan tersebut.

24

Sewaktu pemeriksaan dilakukan, data dicatat dalam dokumen pesanan penjualan (sales order) yang biasanya berupa formulir baik fisik maupun elektronik yang berisi informasi nomor barang, jumlah, harga, dan syarat penjualan.

Persetujuan Kredit

Sebagian besar penjualan antar perusahaan dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit harus disetujui sebelum diproses. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya risiko piutang tak tertagih yang cukup besar. Biasanya yang dilakukan perusahaan adalah dengan membuat batas kredit suatu perusahaan pelanggan berdasar track recordnya pada transaksi-transaksi sebelumnya. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah pesanan dan saldo rekening pelanggan yang ada dengan batas kredit pelanggan tersebut. Jika pesanan terbaru tidak menyebabkan saldo rekening pelanggan melebihi batas kredit, maka pesanan tersebut diterima. Dan bila melebihi maka pesanan akan ditolak.

Memeriksa Ketersediaan Persediaan

Langkah ini menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman. Hal ini penting karena apanila persediaan tidak akurat, pelanggan bisa kecewa ketika terjadi penundaan tidak terduga.

Ketika persediaan cukup dan telah dipastikan, maka akan diterbitkan picking ticket/kartu pengambilan barang yang berisi daftar jenis barang, jumlah barang yang dipesan pelanggan. Picking Ticket ini memberikan otoritas bagi bagian pengawasan persediaan untuk melepaskan barang dagangan ke bagian pengiriman.

2. Menjawab Permintaan Pelanggan

Setelah proses pesanan pelanggan diperiksa, maka perusahaan memberikan jawaban atas status pesanan, apakah bisa dilaksanakan, ditunda, atau tidak bisa dipenuhi. 3. Pengiriman

Aktivitas ini memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut. Prosen ini terdiri dari 2 subproses yaitu Pengambilan dan Pengepakan Pesanan serta Pengiriman Pesanan.

25

Pengambilan dan Pengepakan pesanan

Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan entri pesanan penjualan akan memicu proses pengambilan dan pengepakan. Para pekerja bagian gudang menggunakan kartu pengambilan barang utnuk mengidentifikasi produk mana dan jumlah setiap produk untuk mengeluarkannya dari persediaan.

Kirim Pesanan

Departemen pengiriman memeriksa serta membandingkan barang-barang dalam picking tiket dengan yang ada dalam salinan sales order kemudian mencatat jenis , nomor, dan jumlah barang yang dipaket dalam suatu dokumen yaitu packing slip. Selain packing slip, departemen pengiriman juga membuat dokumen pengiriman /Bill of lading yang berisi identitas pengirim/kurir, sumber/asal, tujuan, dan instruksi pengiriman lainnya, serta siapa yang menanggung biaya pengiriman tersebut.

Salinan dari packing slip dan bill of lading akan menyertai pengiriman, sedangkan salinan lainnya disimpan oleh departemen pengiriman untuk mengkonfirmasi pengiriman barang tersebut baik ke kurir maupun pelanggan. Sebuah salinan juga dikirim ke bagian penagihan untuk menunjukan bahwa pesanan telah dipenuhi dan telah dikirim, serta faktur penjualan harus segera dibuat.

4. Penagihan

Aktivitas ini membutuhkan informasi dari departemen pengiriman mengenai jenis dan jumlah barang yang dikirim dan dari departemen penjualan mengenai harga dan syarat. Dokumen yang dibuat untuk melakukan penagihan adalah berita faktur penjualan yang berisi mengenai jumlah yang harus dibayar dan ke mana harus membayarnya. Kemudian salinan dari faktur tersebut dikirim ke bagian akuntansi untuk meng-up date piutang usaha perusahaan. Demikian pula bila nanti ada pembayaran, maka bagian akuntansi akan mengup date kembali piutang dengan berdasar pada remittance advice.

5. Penerimaan Kas

Kasir merupakan orang yang melapor ke bendahara, menangani kiriman uang pelanggan dan menyimpannya ke bank.

Oleh karena kas dan cek dari pelanggan dapat dicuri dengan mudah, maka penting untuk melakukan langkah-langkah untuk mencegah hal itu terjadi yaitu dengan melakukan pemisahan tugas dan wewenang dan pembatasan akses dari bagian piutang usaha dan

26

kasir. Dan menggunakan faktur terbuka yaitu faktur terdiri dari 3 rangkap di mana pada saat pembayaran salinan dikirimkan kembali oleh pelanggan ke perusahaan sebagai tanda pemberitahuan bahwa pembayaran telah dilakukan. Dan salinan tersebut satu untuk bagian piutang dan satunya dikirim ke kasir.

RISIKO DAN TINDAKAN PREVENTIF DALAM SIKLUS PENJUALAN

Tiap proses dalam siklus penjualan memiliki risiko-risiko mulai dari yang paling mungkin hingga yang jarang terjadi, dari yang memiliki efek yang signifikan hingga yang berefek kecil.

1. Entri Pesanan Penjualan

a. Entri Data Pelanggan Yang Tidak lengkap dan Akurat

Risiko ini menimbulkan ketidakefisienan karena harus menghubungi kembali pelanggan dan melakukan entri lagi. Selain itu akan menimbulkan kesan negative di mata pelanggan dan berakibat pada penjualan di masa yang akan datang.

Akibat dari risiko ini dirasa sangat besar karena menyebabkan hilangnya potensi pendapatan di masa datang dan hilangnya asset berharga perusahaan yaitu pelanggan sehingga diberikan angka 6. Dari pengalaman selama operasi setahun telah terjadi kesalahan dalam entri customer order yaitu sekitar 150 kesalahan dalam setahun. Control yang ada dianggap masih belum bisa mencegah hal ini terjadi. Hanya bisa mendeteksi, oleh karena itu diberikan angka 6.

Beberapa usaha dapat dilakukan yaitu dengan pemeriksaan kelengkapan customer order, menggunakan sistem otomatis dalam mencari referensi pelanggan pada data base. Penggunaan website juga dapat ditambah dengan memberikan peringatan kepada pelanggan saat mengisi formulir order tidak tepat atau tidak lengkap.

b. Penjualan Kredit Kepada Pelanggan Yang Memiliki Track Record Buruk

Risiko Ini mungkin sering terjadi yang kemudian menyebabkan penjualan menjadi tak tertagih dan sangat merugikan perusahaan. Masalah bisa berasal dari pihak otorisasi yang salah mengambil kebijakan dan perhitungan. Penerapan model komisi pada staf penjualan juga seringkali menjadi penyebab hal ini sering terjadi.

27

Risiko ini memberikan dampak yang cukup mengkhawatirkan dikarenakan pemberian kredit secara gegabah akan meningkatkan risiko piutang tak tertagih. Bila pun dapat tertagih, itu akan memakan waktu yang lama, di mana akan timbul opportunity cost yang semakin besar dan memakan biaya penagihan yang lumayan maka diberikan nilai 5. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, maka tingkat kemungkinannya diperkirakan sekitar 50 transaksi dengan nilai sedang. Sehingga diberikan nilai 4. Control yang ada pada perusahaan hanya berfungsi sebagai deteksi yaitu pada saat pembuatan faktur penjualan di mana bagian penagihan mencocokan jumlah tagihan dengan saldo dan batas kredit pelanggan.

Mensyaratkan otorisasi yang benar harus diterapkan dengan terlebih dahulu menetapkan batas kredit untuk setiap pelanggan. Untuk pelanggan baru atau pelanggan lama yang meminta untuk menambah batas kredit dapat diteruskan kepada manajer penjualan. Sistem komisi dihapuskan.

c. Kekurangan persediaan, Biaya Penggudangan dan Pengurangan Harga

Kekurangan persediaan kadang kala berdampak serius terutama pada bisnis dengan tingkat persaingan yang tinggi. Karena bila persediaan tidak memenuhi pesanan pelanggan, pelanggan cenderung akan berpaling pada penjual lainnya. Namun persediaan yang terlalu banyak juga akan meningkatkan biaya penggudangan dan risiko barang rusak, serta bila terpaksa diskon/pengurangan harga akan dilakukan untuk menarik pelanggan lebih banyak dan menghabiskan persediaan sebelum persediaan ketinggalan mode.

Efek yang diberikan dari risiko ini dirasa cukup besar sehingga diberikan nilai 6. Untuk kemungkinan terjadi dirasa cukup sering. Hal ini dikarenakan sebagian besar pemasok berada di luar kota dan untuk beberapa barang-barang tertentu, PT elektrus tidak menyediakan di gudang namun harus memesan dulu. Selain itu, petugas bagian gudang belum melakukan perhitungan menggunakan EOQ dan analisis tren permintaan. Sehingga diberikan nilai 5. Sedangkan belum adanya pengendalian yang baik untuk mencegah maka diberikan nilai 5 untuk detective.

Beberapa tindakan dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan metode persediaan perpetual, perhitungan persediaan secara periodik, serta mengawasi kinerja pemasok, seperti mutu barang, dan ketepatan waktu pengiriman.

28 2. Pengiriman

a. Kesalahan Pengiriman

Mengirimkan barang yang salah atau jumlah yang salah serta lokasi yang salah adalah kesalahan serius karena kesalahan tersebut dapat secara signifikan mengurangi kepuasan pelanggan dan penjualan di masa mendatang. Kesalahan ini juga akan menimbulkan kerugian asset bila pihak yang menerima barang salah kirim tersebut tidak mau mengembalikan atan membayarnya.

Melihat dampak yang ditimbulkan, nilai 6 pantas diberikan untuk severity impact dari risiko ini. Risiko ini bisa berdiri sendiri, namun bisa juga berhubungan atau kelanjutan dari risiko lainnya seperti kesalahan entri customer order. Tingkat probabilitinya dinilai lebih rendah yaitu 5. Karena telah melewati berbagai subsiklus di mana konfirmasi melalui dokumen sudah dilakukan berlapis.

b. Pencurian Persediaan

Kerugian pencurian persediaan bisa sangat besar nilainya, selain merugikan dari sisi berkurangnya asset, pencurian ini juga membuat database persediaan menjadi tidak valid yang dapat mengakibatkan masalah-masalah dalam pemenuhan pesanan pelanggan.

Kejadian pencurian persediaan terjadi hanya pada persediaan-persediaan yang kecil dan tidak terlalu sering terjadi. Kejadian ini sering kali diketahui pada saat akhir tahun, atau tengah tahun pada saat pengecekan persediaan secara berkala. Oleh karena itu diberikan nilai untuk severity 5, probabilitas 4, dan tingkat deteksi 7.

Beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko ini antara lain dengan penyimpanan persediaan pada tempat yang aman dan membatasi akses masuk secara fisik. Semua transfer persediaan di dalam perusahaan harus didokumentasikan. Persediaan harus diberikan kepada bagian pengiriman hanya jika terdapat pesanan penjualan yang telah disetujui. Jumlah persediaan yang dicatat harus secara periodic direkonsiliasi dengan jumlah persediaan secara fisik yang dimiliki, dan para pegawai yang bertanggung jawab atas penyimpanan persediaan harus diberikan tanggung jawab atas kekurangan apapun.

29 3. Penagihan Dan Piutang Usaha

a. Kegagalan Menagih Pelanggan

Kegagalan untuk menagih pelanggan atas barang-barang yang sudah dikirim mengakibatkan kerugian asset dan kesalahan dalam data penjualan, persediaan serta piutang usaha. Risiko juga merupakan kelanjutan atau dipengaruhi risiko-risiko lainnya seperti kesalahan penetapan batas kredit pelanggan, maupun dari kesalahan entri sale order. Efek yang diberikan oleh risiko ini dinilai tidak begitu signifikan karena penjualan yang susah ditagih biasanya adalah penjualan-penjualan kecil dan kepada pembeli yang bukan merupakan pelanggan tetap dan tingkat keterjadiannya pun tidak begitu sering. Tingkat deteksi dari prosedur yang ada masih dinilai rendah. Sehingga risiko ini diberikan nilai severity 5, occurance 5, dan tingkat deteksi sebesar 6.

Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan dapat mengurangi ancaman ini. Jika tidak pegawai yang melakukan kedua fungsi ini dapat mengirimkan barang ke teman-temannya tanpa melakukan penagihan. Pesanan penjualan, kartu pengambilan barang, slip pengepakan, dan faktur penjualan harus secara berurutan diberi nomor dan kemudian secara periodik dipertanggungjawabkan. Bila ada yang tidak sesuai, tindakan perlu dilakukan.

b. Kesalahan Dalam Penagihan

Kesalahan dalam penagihan seperti kesalahan memberikan harga dan menagih pelanggan untuk barang-barang yang tidak dikirim atau dipesan, dapat menyebabkan potensi risiko lainnya. Mulai dari ke-ilfeel-an pelanggan bila kelebihan atau salah tagih, hingga kerugian asset jika kurang dalam menagih.

Kesalahan penagihan ini sangant significan impactnya pada penjualan di masa depan, kepercayaan pelanggan, dan keuntungan dari PT Elektrus. Meskipun mudah untuk dideteksi dan diperbaiki, namun perbaikan faktur bukanlan hal yang baik bagi pelanggan. Kesalahan-kesalahan seperti kesalahan mencantumkan nama barang, jumlah barang, harga yang dikenakan, hingga nama pelanggan sangat sering terjadi meskipun hanya kesalahan-kesalahan kecil. Untuk risiko ini diberikan nilai severity 6, occurance 6, dan deteksi 5.

Kesalahan memberikan harga dapat dihindari dengan cara memerintahkan computer menarik data yang tepat dari file induk persediaan. Kesalahan dalam jumlah

30

barang yang dikirim dapat diketahui dengan merekonsiliasi jumlah dalam packing slip dengan jumlah dalam pesanan penjualan.

4. Penagihan Kas

Pencurian kas bila kita amati merupakan risiko yang paling mudah dan dan sering terjadi terutama pada perusahaan-perusahaan kecil.

Risiko ini sangat sering terjadi. Hal ini dikarenakan banyaknya modus yang dapat dilakukan oleh pelaku. Efeknya pun sangat merugikan perusahaan. Ditambah sulitnya mendeteksi adanya pencurian kas ini. Seringkali risiko ini melibatkan sindikat baik internal maupun ekstenal. Untuk itu diberikan nilai severity sebesar 6, occurance 6, deteksi 6.

Pemisahan tugas adalah pengendalian yang paling efektif untuk mengurangi pencurian. Para petugas yang memiliki akses langsung secara fisik ke kas seharusnya tidak memiliki akses atau otoritas untuk mencatat atau mengotorisasi transasksi apapun yang melibatkan penerimaan kas. Pemisahan tugas minimal memuat :

1. Menangani kas atau cek serta memasukan data kiriman ke rekening pelanggan. Hal ini untuk menghindari penggelapan tutup lubang gali lubang.

2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi nota kredit. Seseorang yang melakukan kedua tugas tersebut dapat menutupi pencurian kas dengan cara membuat nota kredit yang sama jumlahnya.

3. Membuat nota kredit dan memelihari rekening pelanggan. Seorang yang melakukan kedua tugas ini dapat menghapus jumlah piutang pada rekening koleganya.

Apabila pembayaran dari pelanggan langsung harus diproses secara internal, dokumentasi yang baik atas kiriman uang adalah hal yang penting karena risiko kehilangan paling besar pada saat penerimaan pertama. Jadi daftar semua cek yang diterima harus dipersiapkan segera setelah membuka surat. Cek-cek tersebut juga harus disahkan secara terbatas pada waktu tersebut. Guna meminimalkan risiko penyalahgunaan kas atau cek yang diterima maka harus ada dua orang yang membuka semua surat yang masuk.

31

Pemisahan fungsi pencatatan dan penyimpanan berikut ini memberikan pengendalian tambahan. Hanya data kiriman uang yang dikirim ke departemen piutang usaha dengan pembayaran pelanggan yang telah dikirim ke kasir. Seharusnya kredit total piutang usaha yang dicatat oleh departemen akuntansi sama dengan debit kas yang ada di kasir.

Semua kiriman uang pelanggan harus disimpan, utuh, ke bank tiap hari. Penyimpanan harian ini mengurangi risiko pencurian kas secara fisik. Dan harus ada rekonsiliasi bank secara periodic. Pegawai yang melakukan rekonsiliasi ini harus independen dari semua aktivitas yang melibatkan penanganan dan pencatatan penerimaan kas untuk mencegah manipulasi laporan bank untuk menutupi pencurian uang.

32

Perusahaan biasanya memiliki tim khusus baik itu dari bagian operasional, manajemen, maupun kombinasi keduanya. Yang diutamakan dari tim ini adalah bahwa mereka mengetahui keseluruhan proses bisnis dari perusahaan. Sebagai contoh adalah pada kasus PT Elektrus, di mana tim RA akan menganalisi siklus penjualan yang dilakukan pada PT Elektrus. Maka rincian proses dari siklus penjualan harus dipahami. Dari contoh di atas diketahui bahwa siklus penjualan PT Elektrus terdiri dari proses sales order yang dilanjutkan pada tahap pengiriman, penagihan, dan penerimaan pembayaran. Dari situ, risiko-risiko kegagalan diidentifikasi Namun perlu ditekankan bahwa pengidentifikasian risiko-risiko yang ada ini bersifat sangat kualitatif dan subyektif yang didasari oleh pemahaman Tim analis terhadap proses bisnis terutama siklus penjualan yang diterapkan. Oleh karena itu kerjasama tim dalam analis ini sangat diperlukan untuk saling menyatukan identifikasinya sehingga risiko-risiko yang akan dianalisis tidak ada yang terlewat dan relevan.

Dari 4 proses yang ada telah diidentifikasi 8 risiko kegagalan. 8 kegagalan ini merupakan risiko-risiko yang dianggap paling signifikan sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Dari kedelapan risiko ini diidentifikasi penyebab-penyebab utamanya . Identifikasi ini dapat dilakukan dengan fish bone maupun dengan metode lain seperti brainstorming. Kedelapan risiko ini kemudian diperkirakan dampak yang timbul bila risiko-risiko tersebut benar-benar terjadi. Dampak dari masing-masing risiko bisa lebih dari satu. Meskipun awalnya bersifat kualitatif, namun untuk melakukan pengukuran perlu dikuantitatifkan. Perkiraan tersebut kemudian dikuantitaifkan dengan angka 1-10, 1 untuk dampak yang ringan 10 untuk yang terbesar, yang kemudian dimasukan ke dalam kolom severity. Standar pemberian nilai ini bersifat fleksibel tergantung perusahaan pemakai. Bisa hanya karena perkiraan dampaknya, atau ditambah berdasar penyebabnya, kesalahan proses, prosedur, atau kesalahan kebijakan, atau berdasarkan kemampuan perusahaan mengatasinya.

Setelah mengidentifikasi dan menilai dampak yang akan timbul dari kedelapan risiko, maka perlu ada pengukuran tingkat keterjadian atau kemungkinan risiko-risiko tersebut. Pengukuran ini bisa didasarkan pada analisis pengalaman yang lalu maupun dengan menggunakan perhitungan analisis regresi sederhana untuk memperkirakan kemungkinan terjadi di masa mendatang. Angka yang diperkenankan yaitu 1-10. 1 untuk sangat jarang terjadi dan 10 untuk sangat sering. Ini bisa menggunakan angka kejadian per sekian transaksi atau kejadian per rentang waktu. Hal ini sesuai dengan perusahaan. Namun bila menurut ISO pengukuran berdasarkan per transaksi seperti yang ada di table. Keterjadian risiko-risiko pada PT Elektrus ini relative tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang masih baru sehingga masih banyak kelemahan di sana sini, banyaknya transaksi, hingga sistem yang sebagian besar masih konvensional. Angka hasil pengukuran perkiraan keterjadian dicantumkan pada kolom Occurance.

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi internal control yang telah diterapkan perusahaan terkait dengan risiko-risiko yang sedang dianalisis. Dari situ kemudian diukur apakah internal control yang ada sudah mampu mencegah atau hanya mampu mendeteksi.

33

Penilaian angka diberikan antara 1-10 dengan 1 untuk internal contro yang sangat baik dan 10 untuk internal control yang sangat buruk yang kemudian dicantumkan dalam table Detective.

Langkah berikutnya adalah menghitung nilai Risk Priority Number (RPN) yaitu dengan mengalikan nilai severity, occurance, dan detective untuk masing-masing risiko. Dari table FMEA PT Elektrus diketahui bahwa risiko pesanan pelanggan tidak akurat memiliki angka tertinggi yaitu 216. Hal ini menandakan bahwa risiko ini merupakan risiko yang prioritas untuk ditanggapi karena sangat significan dalam mempengaruhi kinerja PT Elektrus.

Dari sekian banyak risiko yang dianalisis, kita dapat menyusunnya berdasarkan angka RPN nya. Dan kemudian PT Elektrus memutuskan bahwa 4 risiko teratas merupakan risiko-risiko yang menjadi prioritas untuk ditanggap dan dilakukan tindakan perbaikan dan control yang lebih baik. Sedangkan lainnya bukan berarti tidak signifikan, namun penanganannya akan dilakukan setelah penanganan 4 risiko teratas.

Standar penetapan prioritas risiko untuk masing-masing perusahaan berbeda. Tergantung Tim RA yang melakukan analisis. Ada yang menggunakan rangkin 4 teratas ada yang menggunakan angka persentas, missal untuk angka RPN yang lebih dari 10%, dll.

Setelah diketahui risiko-risiko yangtimbul dan tingkat signifikansinya, maka langkah berikutnya adalah melakukakan analisi tindakan perbaikan dan control yang tepat untuk menanggapi Risiko-risiko tersebut. Hal ini sangat berifat subjektif dan kualitatif, bergantung pada pengetahuan dari para anggoita Tim Risk Analysis

TINDAKLANJUT ATAS HASIL FMEA

FMEA yang telah dilakukan merupakan salah satu tools dalam menilai dan menganalisis risiko yang ada pada proses bisnis suatu perusahaan. Dari hasil perhitungan FMEA, perusahaan dapat menilai mana risiko yang menjadi prioritas untuk diambil tindakan. Meskipun FMEA dan tindakan atas risiko telah dilakukan, risiko pasti akan selalu ada, baik itu dengan tingkat risiko

Dalam dokumen Rangkuman FMEA (Halaman 22-39)

Dokumen terkait