• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seperti yang telah diketahui, bahwa ISO 9001:2000 dibutuhkan oleh

organisasi sebagai standar sistem manajemen mutu. Karena itu organisasi

berusaha mengimplementasikan ISO 9001:2000 kedalam sistem struktur

manajemennya. Dalam sub bab ini akan dijabarkan mengenai tiga hal yang

berkaitan dengan implementasi ISO 9001:2000, yaitu : struktur organisasi sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000, delapan prinsip manajemen mutu ISO

9001:2000, dan manfaat dari penerapan delapan prinsip manajemen mutu ISO

9001:2000.

2.4.1 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terutama harus

dilandaskan pada komitmen dari manajemen puncak yang memiliki wewenang

dalam menjelaskan sasaran yang ingin diraih oleh perusahaan. Untuk mencapai

komitmen dan sasaran tersebut, diperlukan struktur personel yang merencanakan

dan mengawasi penerapannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjuk wakil

manajemen (MR) yang berfungsi sebagai penghubung antara manajemen

perusahaan dan badan sertifikasi serta memastikan bahwa sistem manajemen mutu

diterapkan dengan semestinya. Selanjutnya dibentuk tim ISO yang berfungsi

sebagai tim perancang yang bertugas untuk menentukan tujuan penerapan,

diperlukan. Mereka inilah yang menjalankan dan bertanggung jawab terhadap

sistem manajemen mutu yang diterapkan di organisasi. Berikut dalam gambar 2.5

akan dijelaskan mengenai sistem struktur organisasi yang menerapkan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000.

Management Representative (MR)

ISO Secretariat

Steering Committee

Working Working Working

Group Group Group

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Sumber Suardi (2001, p.130)

Agar lebih jelas mengenai fungsi dan tanggung jawab dari tim ISO dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan yang efektif dan

sistem mutu yang didokumentasikan. Management Representative (MR)

3. Mengidentifikasi dan mengelola program – program untuk perbaikan

sistem mutu.

4. Menentukan apakah kebijaksanaan dan praktik yang diajukan telah

memenuhi persyaratan ISO 9000, apakah sesuai dengan jasa yang

ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar dan apakah ketidaksesuaian

telah diperbaiki.

5. Melaporkan kepada kepala perusahaan status dari penerapan sistem

manajemen mutu.

6. Menyusun manual mutu yang disahkan oleh kepala perusahaan.

1. Mengontrol dokumen. ISO Secretariat

2. Memelihara dokumen.

3. Mengkoordinasi jadwal steering comitte meeting.

4. Memformulasikan/menstandarkan manual, prosedur, form, dan lain – lain.

5. Mengkoordinasi pelaksanaa pelatihan yang berkaitan dengan penerapan

ISO 9000.

6. Memonitor penerapan ISO 9000 dan melaporkannya ke MR.

7. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsultan.

1. Memberikan pengarahan kepada working group dalam pengembangan

sistem mutu yang dibutuhkan pada bagian dan/atau fungsi di bawahnya. Steering Committee

2. Mengkoordinasikan sistem mutu yang akan dikembangkan dengan bagian

3. Bersama dengan wakil manajemen (MR) dan manajemen puncak

mengembangkan manual mutu, kebijakan mutu perusahaan, dan sasaran

mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan.

4. Pada tahap implementasi, memberikan masukan dan mengobservasi secara

langsung tentang efektivitas sistem mutu yang telah dibangun.

1. Merupakan bagian (grup) umtuk menyelesaikan/menerapkan satu atau

lebih prosedur/instruksi kerja sesuai dengan penetapan pada waktu

steering committee meeting. Working Group

2. Menyiapkan prosedur/instruksi kerja untuk masing – masing grup sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Membantu mengawasi pelaksanaan penerapan prosedur/instruksi kerja di

lingkungan/areanya.

4. Memberikan masukan (sehubungan dengan sistem mutu) kepada tim

steering committee.

2.4.2 Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 banyak memberikan

manfaat bagi organisasi baik yang disadari maupun tidak, tetapi ada juga

organisasi yang tidak mendapatkan keuntungan sehingga tujuannya tidak tercapai.

Oleh karena itu, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 melakukan perubahan

dengan menggunakan delapan prinsip manajemen mutu sebagai dasar versi 2000.

Prinsip – prinsip ini dapat digunakan sebagai suatu kerangka kerja (frame work)

manajemen mutu itu didefinisikan dalam ISO 9001:2000 (“Quality Management

Systems Fundamentals and Vocabulary”), yaitu (ISO,2000)

1. Fokus Pelanggan

Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi, oleh

sebab itu manajemen organisasi harus benar – benar memahami,

memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang/saat ini dan akan datang bahkan

melebihi harapan/ekspektasi pelanggan.

2. Kepemimpinan

Pemimpin sangat penting dalam menciptakan kesatuan arah dan tujuan

organisasi, menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal

sehingga personel terlibat secara penuh untuk mencapai tujuan organisasi,

3. Keterlibatan personel

Keterlibatan personel secara penuh pada semua tingkatan organisasi sangat

penting sehingga kemampuan personel dapat digunakan untuk

kepentingan organisasi.

4. Pendekatan proses

Pendekatan proses sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan

agar lebih efisien. Dengan mengelola aktivitas dan sumber – sumber daya

yang berkaitan sebagai suatu proses. Proses merupakan integrasi

sekuensial dari personel, material, mesin, dan peralatan, dalam suatu

5. Pendekatan sistem terhadap manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan proses – proses yang

saling berkaitan sebagai suatu sistem mendukung efektivitas dan efisiensi

organisasi dalam mencapai tujuan – tujuannya.

6. Peningkatan berkesinambungan

Peningkatan berkesinambungan meningkatkan performance organisasi

secara keseluruhan dan harus menjadi komitmen perusahaan. Peningkatan

berkesinambungan merupakan suatu proses berkesinambungan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dalam memenuhi

kebijakan dan mencapai tujuan organisasi.

7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta

Keputusan yang efektif harus didasarkan analisis data dan informasi yang

faktual, sehingga masalah – masalah mutu dapat terselesaikan secara

efektif dan efisien. Keputusan yang diambil harus ditujukan untuk

meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem

manajemen mutu.

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Organisasi dan pemasok – pemasoknya saling tergantung dan hubungan

yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama

dalam menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

2.4.3 Manfaat dari Penerapan Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Organisasi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO

memperoleh manfaat – manfaatnya. Berikut ini merupakan manfaat dari delapan

prinsip manajemen mutu, yaitu :

a. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan fokus pelanggan:

1. Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang diperoleh

melalui tanggapan – tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap

kesempatan pasar.

2. Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber – sumber daya

organisasi menuju peningkatan kepuasan pelanggan.

3. Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada

percepatan perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi –

transaksi.

b. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip

kepemimpinan:

1. Personel akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan

tujuan organisasi.

2. Aktivitas – aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan ditetapkan

dalam satu kesatuan cara.

3. Meminimumkan kesalahan komunikasi diantara tingkat – tingkat

dalam organisasi.

c. Manfaat yang diperoleh jika organisasi menerapkan prinsip keterlibatan

personel:

1. Personel dalam organisasi menjadi termotivasi, memberikan

2. Menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas dalam mencapai

tujuan – tujuan organisasi.

3. Personel akan bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.

4. Personel menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan

berkesinambungan.

d. Manfaat yang diperoleh jika organisasi menerapkan prinsip pendekatan

proses.

1. Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus menjadi lebih pendek,

melalui efektivitas penggunaan sumber – sumber daya.

2. Hasil – hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan.

3. Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.

e. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip pendekatan

sistem terhadap manajemen

1. Integrasi dan kesesuaian dari proses – proses yang akan paling baik

mencapai hasil – hasil yang diinginkan.

2. Kemampuan memfokuskan usaha – usaha pada proses – proses

kunci.

3. Memberikan kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan

terhadap konsistensi, efektivitas dan efisiensi dari organisasi.

f. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip peningkatan

berkesinambungan

1. Meningkatkan keunggulan kinerja melalui peningkatan kemampuan

2. Kesesuaian dari aktivitas – aktivitas peningkatan pada semua

tingkat terhadap tujuan strategic organisasi.

3. Fleksibilitas bereaksi secara cepat terhadap kesempatan –

kesempatan yang ada.

g. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip pendekatan

faktual dalam pembuatan keputusan:

1. Keputusan – keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

2. Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari

keputusan melalui referensi terhadap catatan – catatan faktual.

3. Meningkatkan kemampuan untuk meninjau ulang serta mengubah

opini dan keputusan – keputusan.

h. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip hubungan

pemasok yang saling menguntungkan:

1. Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua

pihak.

2. Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk

menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan ekspektasi pelanggan.

3. Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber – sumber daya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai prinsip dan manfaat dari kedelapan

prinsip tersebut, bahwa kedelapan prinsip sistem manajemen mutu tersebut

berhubungan erat dengan klausul ISO 9001:2000. Pada table 2.3 di bawah ini

Tabel 2.3 Hubungan Antara 8 Prinsip Manajemen Mutu dengan ISO 9001:2000

No 8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

1 Fokus Pelanggan 5.1 Komitmen manajemen (a)

5.2 Mengutamakan pelanggan

5.5.2 Wakil manajemen (b)

5.6.2 Tinjauan masukan (b)

5.6.3 Tinjauan keluaran (b)

6.1 Penyediaan sumber daya (b)

7.1 Proses yang berhubungan dengan semua

pelanggan

7.5.4 Properti pelanggan

8.2.1 Kepuasan pelanggan

8.3 Analisis data (a)

8.5.1 Peningkatan berkesinambungan

8.5.2 Tindakan perbaikan

2. Kepemimpinan 5. tanggung jawab manajemen (semua)

6. Pengelolaan sumber daya (semua)

8.4 Peningkatan (semua)

3. Keterlibatan Personel 5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang (semua)

5.5.2 Komunikasi Internal

6.4 Lingkungan kerja

8.5.1 Kemampuan, keperdulian, dan pelatihan

8.5.2 Tindakan perbaikan

4. Pendekatan Proses 4.1 Persyaratan umum

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

6.1 Penyediaan sumber daya (a)

7. Realisasi produk (semua)

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

5. Pendekatan sistem untuk

pengelolaan

4. Sistem manajemen mutu (semua)

5. Tanggung jawab manajemen (semua)

6. Pengelolaan sumber daya (Semua)

7. Realisasi produk (semua)

8. Pemantauan analisis dan peningkatan (semua)

6. Peningkatan berkesinambungan 4.1. Persyaratan umum (f)

5.1 Komitmen manajemen

5.3 Kebijakan mutu (b)dan (e)

5.5.3 Wakil manajemen (b)

5.6 Tinjauan manajemen (semua)

6.1 Penyediaan sumber daya (a)

8.1 Umum (c)

8.4 Peningkatan (semua)

7. Pembuatan keputusan berdasarkan

fakta

5.7. Tinjauan manajemen (semua)

8. Pengukuran, analisis, dan peningkatan.

8. Hubungan Pemasok yang saling

menguntungkan

7.4. Pembelian

Dokumen terkait