• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu Di Perusahaan Kontraktor (Studi Kasus Beberapa Perusahaan Di Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu Di Perusahaan Kontraktor (Studi Kasus Beberapa Perusahaan Di Medan)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DI PERUSAHAAN KONTRAKTOR

(STUDI KASUS BEBERAPA PERUSAHAAN DI MEDAN)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh

Ujian Sarjana Teknik Sipil

Dikerjakan Oleh:

080424010

EDOUARD EMAKANA GINTING SUGIHEN

BIDANG STUDI MANAJEMEN KONSTRUKSI PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih dan karunianya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini diajukan untuk melengkapi

tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh ujian sarjana ekstension pada

Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara..

Adapun judul yang diajukan adalah “Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu Di Perusahaan Kontraktor (Studi Kasus Beberapa Perusahaan Di Medan)”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan

dan saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin

sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Syahrizal, MT. selaku dosen pembimbing utama yang telah

membimbing penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini;

2. Bapak Medis S. Surbakti, ST. MT. sebagai pembanding dan penguji;

3. Ibu Nursyamsi, ST. MT, sebagai pembanding dan penguji;

4. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Ir. Syahrizal, MT; selaku seketaris Jurusan Teknik Sipil Universitas

Sumatera Utara;

6. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc selaku Koordinator Program

(3)

7. Seluruh Dosen dan pegawai Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan

Teknik Sipil yang telah mendidik dan membina penulis sejak awal hingga

akhir perkuliahan;

8. Pimpinan dan seluruh Staff Perusahaan kontraktor, sebagai Pelaksana proyek

yang telah memberi bimbingan kepada penulis;

9. Teristimewa, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

orangtua saya D.R. Ginting Sugihen dan Diana Bangun, Amd. atas seluruh

bantuan, dukungan, doa dan pengorbanan yang tidak terhingga kepenulis

selama ini. Begitu juga dengan abang dan kakak saya yang telah memberi seni

kehidupan dan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini;

10.Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa extensen’08

pada Kelis, Husin, Zul, Dedi, Indra, extension’09,extension’10,dan

teman-teman lainnya yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memberikan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini kemungkinan belum sempurna,

untuk itu penulis dengan tulus dan terbuka menerima kritikan dan saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Medan, 19 September 2013

Penulis,

080424010

(4)

ABSTRAK

Era globalisasi pada tahun 2003 berdampak terbukanya perdagangan bebas. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis meningkat tajam baik di pasar domestik (nasional) dan global (internasional). Oleh karena itu, perusahaan berusaha memenangkan persaingan dengan meningkatkan mutu produk/jasa. ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen mutu yang bersifat umum, diakui dunia internasional dan dapat diterapkan disegala bidang termasuk bidang konstruksi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan, hambatan, gap antara harapan dan kenyataan dan prioritas utama perusahaan kontraktor yang sudah menerapkan ISO 9000:2000. Pengolahan data menggunakan teknik analisa mean, gap, uji T, dan analisi importance – performance dengan menggunakan program Microsoft Excel 2003, dan SPSS 10.00.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa alasan terbesar perusahaan kontraktor menerapkan ISO 9000 yaitu untuk meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan (mean rank 5,60) dan memperbaiki mutu pelayanan serta memperbaiki mutu produk (mean rank 5,50). Hambatan terbesarnya yaitu waktu yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan (mean rank 3,73), terlalu banyak pekerjaan tulis menulis (mean rank 3,67) dan waktu yang digunakan dalam memeriksa pekerjaan sesuai sistem audit (mean rank 3,63). Gap terbesar antara harapan dan kenyataan terdapat pada faktor kepemimpinan (mean rank 0,55). Perusahaan harus menerapkan faktor terhadap peningkatan pembuatan keputusan berdasarkan fakta sebagai prioritas utama untuk meningkatkan mutu perusahaan.

(5)

DARTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….i

ABSTRAK……….iii

DAFTAR ISI………..iv

DAFTAR TABEL………...……….….ix

DAFTAR GAMBAR………...………....………..x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………1

1.2. Tujuan……….4

1.3. Maanfaat………...………..4

1.4. Pembatasan Masalah………...4

1.5. Metode Pengumpulan Data………....5

1.6. Sistematika Penulisan………...5

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Latar belakang pendirian ISO…………...………8

2.2. Gambaran Umum ISO 9000:2000……...……….9

2.2.1. Perubahan ISO 9000………...….10

2.3. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu …..……….12

2.3.1 Langkah – langkah untuk memperoleh ISO 9001:2000…...16

2.4. Implementasi ISO 9001:2000 dalam organisasi……….19

2.4.1. Struktur organisasi SMM ISO 9001:2000………...19

2.4.2. Delapan prinsip SMM ISO 9001:2000……..………..22

(6)

2.5. Kepuasan Pengguna ISO ……...……….30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian………....….34

3.2. Metode pengumpulan data..………35

3.3. Metode Persiapan dan penyusunan kuesioner……….35

3.4. Tahap Penyebaran kuesioner……….….37

3.5. Pengkodean Kuesioner……….…..39

3.6. Tahap Pengolahan Data………..39

3.7. Metode Analisa Data………..40

BAB IV. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum responden……….44

4.2.Hasil Penyebaran,………..44

4.3. Pengolahan dan Analisa Data……….…...45

4.3.1. Analisa Mean………..56

4.3.2. Analisa Uji T………..53

4.3.3. Analisa Importance – Performance………56

4.3.4. Analisa Importance – Performance Bumn dan Swasta.…………58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………61

5.2. Saran………..62

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1. Elemen elemen persyaratan Sistem Manajemen Mutu……….15

II.2. Lembaga registrasi Sistem Manajemen Mutu………...17

II.3. Hubungan antara 8 prinsip SMM dengan ISO 9001:2000….………..28

III.1. Daftar responden perusahaan kontraktor………37

IV.1. Penyebaran kuesioner untuk perusahaan kontraktor………..……43

IV.2. Ranking alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000…..……….45

IV.3. Ranking hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000……..…….47

IV.4. Ranking harapan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000………..49

IV.5. Ranking kenyataan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000…..……….50

IV.6.Ranking nilai Mean dan Gap perusahaan………..51

IV.7. Uji T untuk ke – 8 prinsip sistem manajemen mutu……….52

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Perubahan yang esensial ISO……….………..10

2.2 Perubahan Terminologi………...12

2.3 Model Proses sistem manajemen mutu ISO 9000:2001………..13

2.4 Diagram alir proses Implementasi Sistem Manajemen Mutu……..…………18

2.5 Struktur organisasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000……….20

3.1 Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan….………...……….41

3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian………...……….43

4.1 Nilai mean alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000………..45

4.2 Nilai mean hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000…..………...46

(9)

ABSTRAK

Era globalisasi pada tahun 2003 berdampak terbukanya perdagangan bebas. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis meningkat tajam baik di pasar domestik (nasional) dan global (internasional). Oleh karena itu, perusahaan berusaha memenangkan persaingan dengan meningkatkan mutu produk/jasa. ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen mutu yang bersifat umum, diakui dunia internasional dan dapat diterapkan disegala bidang termasuk bidang konstruksi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan, hambatan, gap antara harapan dan kenyataan dan prioritas utama perusahaan kontraktor yang sudah menerapkan ISO 9000:2000. Pengolahan data menggunakan teknik analisa mean, gap, uji T, dan analisi importance – performance dengan menggunakan program Microsoft Excel 2003, dan SPSS 10.00.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa alasan terbesar perusahaan kontraktor menerapkan ISO 9000 yaitu untuk meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan (mean rank 5,60) dan memperbaiki mutu pelayanan serta memperbaiki mutu produk (mean rank 5,50). Hambatan terbesarnya yaitu waktu yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan (mean rank 3,73), terlalu banyak pekerjaan tulis menulis (mean rank 3,67) dan waktu yang digunakan dalam memeriksa pekerjaan sesuai sistem audit (mean rank 3,63). Gap terbesar antara harapan dan kenyataan terdapat pada faktor kepemimpinan (mean rank 0,55). Perusahaan harus menerapkan faktor terhadap peningkatan pembuatan keputusan berdasarkan fakta sebagai prioritas utama untuk meningkatkan mutu perusahaan.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada tahun 2003 masyarakat dunia memasuki era globalisasi, dimana

perkembangan teknologi dan liberalisasi pasar modal dunia berlangsung semakin

cepat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan di dalam

kehidupan usaha maupun kehidupan manusia pada umumnya. Dampak dari

globalisasi itu adalah terbukanya suatu perdagangan bebas dimana sudah tidak ada

lagi kuota, tarif, bea masuk, serta batasan – batasan lainnya. Hal tersebut

menyebabkan persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik dipasar domestik

(nasional) maupun di pasar global (internasional).

Dunia industri konstruksi mungkin adalah merupakan salah satu dunia yang

paling dinamis dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara

yang sedang berkembang seperti Indonesia. Kondisi pasar yang selalu berubah,

periode konstruksi yang relatif sangat singkat, serta adanya fluktuasi harga

material yang sangat sulit diprediksi membutuhkan suatu kemampuan manajemen

yang handal serta pengetahuan yang baik. Selain itu pada sebagian besar negara

berkembang, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas konstruksi adalah penting

karena industri konstruksi juga mempunyai peran penting bagi pertumbuhan

ekonomi nasional. Sekarang ini peranan jasa konstruksi di Indonesia semakin

(11)

pada persoalan lain yaitu bagaimana upaya menjaga dan meningkatkan mutu

produk yang mereka hasilkan.

Oleh karena itu banyak perusahaan termasuk perusahaan kontraktor berusaha

memenangkan persaingan dengan meningkatkan mutu produk/jasa, sehingga

dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau bagi masyarakat. Peningkatan

persaingan dalam perusahaan konstruksi bisa terlihat dalam persaingan tender

untuk mendapatkan proyek yang semakin ketat dan ancaman dari kontraktor asing

yang semakin nyata, sehingga perusahaan kontraktor yang tidak mempersiapkan

diri untuk meningkatkan mutu kerjanya maka akan menemui kesulitan dalam

bersaing. Untuk meningkatkan mutu produk/jasa, perusahaan harus mengerti dan

menerapkan manajemen mutu terpadu (Quality Management System – QMS).

QMS merupakan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan daya lentur

sebuah bisnis secara keseluruhan dengan berfokus pada mutu (Suardi.,2001).

Perusahaan yang menerapkan QMS harus mengupayakan peningkatan di segala

bidang dan melakukan perbaikan berkesinambungan.

Dalam menerapkan QMS diperlukan standar sebagai acuan kerja yang diakui

internasional. Standar internasional merupakan cara terbaik, termudah dan

teraman untuk mencapai kesamaan standar mutu setiap Negara. ISO (International

Organization for Standarization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk

meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan

produk/jasa (Suardi.2001) ISO dapat disimpulkan sebagai koordinasi standar

internasional, publikasi standar harmonisasi internasional, dan promosi pemakaian

standar internasional. Dalam hal ini ISO mengeluarkan standar sistem manajemen

(12)

9000 merupakan standar yang bersifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai

jenis industri dan organisasi.

Selain dapat meningkatkan kemampuan bersaing, masih banyak manfaat dari

perolehan sertifikasi ISO 9000 yang telah diteliti dan dipublikasikan. Adapun

pengelompokan motivasi, pendorong dan manfaat untuk mendapatkan sertifikasi

ISO telah ditabulasi dan dibahas. Para peneliti merekomendasikan keuntungan

mendapatkan sertifikasi ISO antara lain memperoleh reputasi yang lebih baik,

tingkat kesadaran akan perlunya menjaga kualitas, prosedur dan tanggung jawab

menjadi lebih jelas dan terdokumentasi dengan lebih baik, menghilangkan

pekerjaan yang tidak perlu, lebih mudah ditelusuri dan dilakukan audit, pelayanan

kepada pelanggan lebih baik, meningkatkan kepuasan pelanggan serta karyawan,

melakukan peningkatan yang berkesinambungan, mendapatkan keuntungan, dan

kesempatan untuk melakukan ekspansi dan seterusnya. Sekalipun banyak manfaat

dari mendapatkan sertifikasi ISO, tapi penerapannya pun memiliki banyak

kendala baik dalam proses maupun setelah proses sertifikasi. Masalah utama

dalam masa penerapan adalah proses pengecekan dokumen yang terlalu banyak

sehingga tidak dapat dikelola dengan baik.

Sertifikasi ISO dapat diperoleh oleh berbagai jenis perusahaan termasuk

perusahaan konstruksi. Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan kontraktor

yang telah mendapatkan ISO 9000 di wilayah Medan. Dengan menerapkan sistem

manajemen mutu ISO 9000 diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan

internal seperti lingkungan kerja yang kondusif dan pada akhirnya dapat

(13)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka bagaimana penerapan sistem

manajemen mutu ISO 9000 terhadap perusahaan konstruksi.

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui alasan perusahaan dalam menerapkan sistem

manajemen mutu ISO 9000

2. Mengetahui kesenjangan (Gap) antara harapan dan kenyataan terhadap

penerapan ISO 9000:2000 bagi perusahaan kontraktor.

3. Apa saja prioritas yang harus diperhatikan perusahaan kontraktor dalam

menerapkan sistem manajemen ISO 9000:2000.

4. Hambatan – hambatan apa saja yang terdapat di dalam menerapkan sistem

manajemen ISO 9000 di perusahaan kontraktor.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat

antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi acuan bagi perusahaan

kontraktor dan badan sertifikasi ISO 9000 mengenai penerapan ISO

9000:2000.

2. Sebagai referensi dan masukan bagi peneliti di masa mendatang dalam

(14)

3. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan memacu dan memotivasi peneliti

dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000:2000 di tempat

pekerjaan

1.5 RUANG LINGKUP dan BATASAN MASALAH.

Sehubungan dengan topik utama yang dibahas, maka penelitian ini akan

dibatasi dengan ruang lingkup sebagai berikut :

a. Responden penelitian adalah perusahaan kontraktor yang berada di daerah

Medan yang sedang dan sudah menerapkan ISO 9000 di dalam

perusahaannya.

b. Penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada beberapa

perusahaan kontraktor yang sedang dan sudah menerapkan ISO 9000 di

dalam perusahaannya.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan studi dari buku

buku literatur yang berhubungan dengan perumusan masalah dan mencari

data/sumber informasi seputar ISO 9000 terutama dalam penerapannya dibidang

konstruksi dan melakukan survei lapangan terhadap 7 perusahaan kontraktor di

Medan yang telah menerapkan ISO 9000. Dalam penelitian ini, dipakai kuesioner

sebagai alat untuk melakukan survei. Kuesioner ini dibagi menjadi tiga bagian

utama yaitu:

• Bagian A

(15)

• Bagian B

Apa Harapan dan bagaimana kenyataan perusahaan setelah menerapkan

ISO 9000 ditinjau dari delapan prinsip manajemen mutu.

• Bagian C

Hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000.

Skala pengukuran yang digunakan adalah dari 1 sampai dengan 6. Pada bagian

A,B menunjukkan skala tersebut memiliki arti dari sangat tidak penting menuju

sangat penting, sedangkan pada bagian C skala 1 sampai dengan 6 tersebut berarti

dari sangat kecil menuju sangat besar.

Data yang diperoleh dari survey akan diolah dengan menggunakan program

aplikasi statistik, dan analisa yang akan dilakukan meliputi :

1. Analisa mean (nilai rata-rata)

a. Kuesioner bagian A dan C

Menggunakan analisa mean sehingga dapat diketahui nilai

rata-ratanya dan dapat diurutkan dari nilai mean yang terbesar

sampai yang terkecil sehingga diketahui hal – hal apa saja yang

menjadi alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000 dan

hambatan terbesar dalam menerapkan ISO 9000.

b. Kuesioner bagian B

Menggunakan analisa mean yang merupakan dari analisa gap

atau analisa tingkat kepentingan dan kinerja/kepuasan

pelanggan dengan kata lain untuk mendapatkan selisih

perbedaan antara harapan dan kenyataan di lapangan apakah

(16)

2. Analisa uji T

Analisa ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan penilaian

antara harapan dan kenyataan responden.

Dengan Hipotesa :

o Bila sig. (2-tailed) < ∞ maka Ho ditolak dan H1

o Bila sig. (2-tailed) > ∞ maka Ho diterima dan H

diterima, hal ini

berarti terdapat perbedaan yang cukup berarti antara harapan dan

kenyataan.

1

3. Analisa importance-performance (Supranto,1997)

ditolak, hal ini

berarti harapan dan kenyataan telah berada di level yang sama

dengan kata lain pengguna ISO 9000:2000 telah merasa cukup

puas.

Dalam analisa ini importance mewakili harapan dan performance

mewakili kenyataan.

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang diwakilkan oleh huruf X

dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja perusahaan (kenyataan)

yang dapat memberikan kepuasan para pelanggan sedangkan Y

merupakan tingkat kepentingan yang merupakan harapan pelanggan.

Responden yang mengisi kuesioner di perusahaan tersebut antara lain : Project

Manager, Site Engineer, Qc dan yang mengerti tentang ISO 9000:2000 dan

penerapannya Kemudian responden diberi kesempatan untuk mengisinya dan

(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Latar Belakang Pendirian ISO

ISO ( International Organization for Standarization ) merupakan badan

standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang

berkaitan dengan perubahan barang dan jasa (Suardi,2001). ISO dapat

disimpulkan sebagai koordinasi standar internasional, publikasi standar

harmonisasi dan promosi pemakaian standar internasional.

ISO merupakan badan organisasi non-pemerintahan yang beranggotakan

140 badan standar nasional dan didirikan di Switzerland pada tahun 1917. Awal

berdirinya ISO karena adanya “ technical barriers to trade “ yang disebabkan oleh

ketidakseragaman standar di berbagai Negara, dan karena kalangan industri telah

lama membutuhkan standar dunia untuk membantu mewujudkan perdagangan

internasional. Standar mutu ISO pertama kali diterbitkan pada tahun 1987, direvisi

pada tahun 1994, dan diterbitkan kembali pada versi terbaru tahun 2000. Standar

terbaru ini mengenai “ ISO 9000:2000 Standards”.

ISO bertujuan untuk meningkatkan standar perdagangan barang dan jasa

internasional, dan meningkatkan kerjasama di bidang intelektual, pengetahuan,

teknologi dan aktivitas ekonomi serta untuk memudahkan perdagangan

internasional dengan menyediakan satu kumpulan standar agar masyarakat dunia

mengakui dan mematuhinya (Suardi,2001). Komisi TC 176 menyatakan misi ISO

(18)

and to developing cooperation in the spheres of intellectual, scientific, technological and economic activity” (ISO.2000).

Perdagangan bebas internasional (Worldwide progress in trade liberalization), penetrasi ke berbagai sector (Interpenetration of sectors), sistem komunikasi yang mendunia (Worldwide communications system), standar dunia bagi teknologi baru (Global standards for emerging technologies), dan Negara berkembang (Developing countries) merupakan alasan utama diperlukannya ISO 9000. Oleh karena itu ISO menerbitkan standar yang memuat sistem manajemen

mutu organisasi dan standar ini adalah ISO 9000. ISO 9000 dapat diterapkan

disemua jenis organisasi dalam mencapau standar mutu produk dan jasa yang

diakui dunia.

2.2 Gambaran Umum ISO 9000:2000

ISO 9000 merupakan kumpulan standar proses mengenai sistem

manajemen mutu dan bukan merupakan standar produk. ISO 9000 memiliki

standar, pedoman, dan laporan teknis yang terangkum didalam ISO 9000 series.

ISO 9000:2000 sendiri terdiri dari beberapa bagian yang memuat tentang sistem

manajemen mutu yang berisi tentang pemahaman standard dan definisi istilah –

istilah dasar dalam ISO 9000:2000 series. Sedangkan bagian ISO 9001:2000 dan

ISO 9004:2000 berisi persyaratan sistem manajemen mutu dan pedoman untuk

kinerja peningkatan sistem manajemen mutu.

ISO 9001:2000 berisikan persyaratan standar yang digunakan untuk

mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan

(19)

untuk sistem manajemen mutu yang menetapkan persyaratan – persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistm manajemen mutu.

ISO 9004:2000 berisikan pedoman standar yang menyediakan acuan

dalam peningkatan berkelanjutan sistem manajemen mutu untuk memberikan

keuntungan pada semua pihak, termasuk kepuasan pelanggan. Dalam skripsi ini

akan dibahas lebih dalam mengenai Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

2.2.1 Perubahan ISO 9000:1994 ke ISO 9000:2000

Seperti yang telah diketahui, ISO 9000 telah mengalami perubahan

sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1994 dan tahun 2000. Penerbitan kembali

revisi dari standar ISO 9000 ini telah menunjukkan adanya perubahan –

perubahan diantaranya adalah penggabungan ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003

menjadi ISO 9001 saja. Pada gambar 2.1 dapat dilihat perbedaan ISO 9000 antara

(20)

Sedangkan persyaratan ISO 9001 yang semula berjumlah 20 elemen,

disederhanakan menjadi 4 elemen saja, yaitu : tanggung jawab manajemen,

manajemen sumber daya, manajemen proses, serta pengukuran dan analisis

peningkatan. Model sistem manajemen mutu ISO 9001 versi 2000 berdasarlan

pendekatan proses yang menganut pola Plan (menetapkan sasaran dan proses yang

diperlukan agar hasilnya sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan

organisasi) Do ( implementasi prosesnya) Check (memantau dan mengukur proses

serta produk terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratannya). Act (melakukan

tindakan perbaikan kinerja proses secara berkesinambungan) atau disebut dengan

pola PDCA, penekanan pada pelanggan, dan peningkatan berkesinambungan

(continual improvement). Selain perubahan – perubahan tersebut, ada satu lagi

perubahan yang sangat penting, yakni penekanan pada peranan dan tanggung

jawab manajemen puncak terhadap sistem mutu. Pada ISO 9001:2000 sangat

dipengaruhi oleh prinsip – prinsip yang dikenal dengan delapan prinsip sistem

manajemen mutu. Berikut ini merupakan beberapa perubahan yang terjadi pada

standar ISO 9000, diantaranya :

a. Prosesnya lebih berorientasi pada struktus dan rangkaian logis.

b. Mengutamakan proses peningkatan yang berkesinambungan guna

mendukung sistem manajemen mutu.

c. Meningkatkan perhatian pada fungsi manajemen puncak, yang termasuk

komitmen terhadap pengembangan dan peningkatan sistem manajemen

mutu, pertimbangan hukum dan syarat pengaturan, dan menetapkan tujuan

yang bersangkutan terhadap fungsi dan tingkat mutu.

(21)

e. Perubahan/peningkatan istilah untuk mempermudah penafsiran.

f. Rekomendasi khusus terhadap prinsip manajemen mutu.

g. Penambahan konsep sistem penilaian sendiri dan organisasi sebagai

penggerak untuk peningkatan (ISO 9004).

Pada ISO 9000:2000 terdapat perubahan istilah dan definisi, yaitu perubahan

istilah subkontraktor menjadi pemasok dan pemasok menjadi organisasi. Pada

gambar 2.2 dapat dilihat lebih jelas perbedaan istilah dan definisi antara versi

1994 dengan 2000.

EDISI 1994

SUBKONTRAKTOR PEMASOK PELANGGAN

PEMASOK ORGANISASI PELANGGAN

EDISI 2000

Gambar 2.2 Perubahan Terminologi

Sumber Suardi (2001, p.36)

2.3 Persyaratan Sistem Manajemen Mutu Dalam ISO 9001:2000

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menggunakan pendekatan proses

sebagai pedoman dalam menjalankan kebijakan perusahaan seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, pendekatan proses ini disusun dengan menggunakan

metode yang dikenal dengan P-D-C-A yang dipakai pada semua proses. Gambar

2.3 menjelaskan pentingnya peranan pelanggan dalam menetapkan persyaratan

(22)

pelanggan terhadap organisasi dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Penomoran

pada gambar 2.3 mengacu pada penomoran klausul

Secara garis besar, urutan proses dari persyaratan utama ISO 9001:2000 dapat

dijelaskan sebagai berikut (Suardi,2001):

a. Organisasi dalam usahanya untuk memenuhi tujuan memerlukan arahan

yang jelas mengenai tujuan organisasi dari pimpinan puncak.

Tujuan organisasi itu dijelaskan dalam visi misi organisasi yang

merupakan perencanaan strategis sebagai wujud tanggung jawab

manajemen. Secara lebih detail visi dan misi organisasi dijabarkan dalam

kebijakan dan sasaran mutu.

b. Untuk mencapai visi misi, organisasi sangat tergantung pada

pelanggannya dan pihak – pihak lain yang berkepentingan seperti

(23)

pimpinan puncak harus mengetahui keinginan dan harapan pelanggan di

masa yang akan datang (digambarkan dengan garis putus – putus), yang

kemudian diinformasikan keseluruh badan organisasi.

c. Untuk merealisasikan persyaratan dan harapan pelanggan diperlukan

komitmen puncak dalam menyediakan sumber daya seperti manusia,

peralatan, metode dan keuangan.

d. Dari perencanaan strategis dan sumber daya yang tersedia dapat

menghasilkan produk jasa (product realization ) yang sesuai dengan persyaratan dan harapan pelanggan.

e. Produk/jasa yang dihasilkan akan diterima oleh pelanggan. Pada proses ini

dapat dibandingkan antara harapan dan kenyataan akan produk/jasa yang

diterima pelanggan, sehingga organisasi dapat mengukur kepuasan

pelanggan (digambarkan dengan garis putus – putus). Kemudian dilakukan

analisis terhadap data tersebut dan hasilnya akan ditindaklanjuti dengan

suatu program peningkatan (improvement).

f. Dalam menjalankan program peningkatan diperlukan adanya arahan dan

tersedianya sumber daya oleh pimpinan puncak. Oleh karena itu komitmen

pimpinan puncak diperlukan untuk menjalankannya dan proses

peningkatan berkesinambungan terus berlanjut (continual improvement)

tanpa henti dengan tujuan akhir mendapatkan keuntungan bagi organisasi.

Model proses sistem manajemen mutu dalam ISO 9001:2000 dijelaskan lebih

(24)

Tabel 2.1 Elemen – elemen persyaratan Sistem Manajemen mutu dalam ISO

9001:2000 dijelaskan dalam bentuk klausul

Elemen Klausul Sub Klausul

4 Sistem manajemen mutu 4.1 Persyaratan Umum

4.2 Persyaratan Dokumen

5 Tanggung Jawab Manajemen 5.1 Komitmen manajemen

5.2 Pengutamaan pelanggan

5.3 Kebijakan mutu

5.4 Perencanaan

5.5 Tanggung Jawab, Wewenang, dan

komunikasi

5.6 Tinjauan manajemen

6 Pengelolaan Sumber Daya 6.1 Ketersediaan Sumber daya

6.2 Sumber daya manusia

6.3 Infrastruktur

6.4 Lingkungan kerja

7 Realisasi Produk 7.1 Perencanaan realisasi produk

7.2 Proses yang berhubungan dengan

pelanggan

7.3 Desain dan pengembangan

7.4 Pembelian

7.5 Produksi dan penyediaan jasa

7.6 Pengendalian Pemantauan dan

(25)

8 Pengukuran, Analisis, dan

Peningkatan

8.1 Umum

8.2 Pemantauan dan pengukuran

8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai

8.4 Analisis data

8.5 Peningkatan

Sumber: Suardi (2001, p.63)

2.3.1 Langkah – langkah Untuk Memperoleh ISO 9001:2000

Sesudah mengetahui gambaran umum dan keuntungan dari sistem

manejemen mutu ISO 9001:2000, bagi organisasi yang ingin menerapkannya

sekaligus memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dapat mengikuti langkah- langkah

berikut ini sebagai acuan dan lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.4,

diantaranya :

• Harus ada komitmen dari manajemen puncak

• Membentuk komite pengarah (Steering Commite) atau coordinator

ISO.

• Mempelajari persyaratan – persyaratan standart dari sistem manajemen

mutu ISO 9001:2000.

• Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi.

• Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).

• Identifikasi kebijakan mutu, prosedur – prosedur dan instruksi –

instruksi yang dibutuhkan dan dituangkan dalam dokumen – dokumen

tertulis.

(26)

• Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan.

(27)

• Melakukan registrasi dengan mengimplementasikan sistem manajemen

(28)

Jika organisasi sudah melaksanakan langkah – langkah tersebut sampai tahap

registrasi, maka dijamin organisasi dapat memperoleh sertifikat ISO 9001:2000.

2.4 Implementasi ISO 9001:2000 Dalam Organisasi

Seperti yang telah diketahui, bahwa ISO 9001:2000 dibutuhkan oleh

organisasi sebagai standar sistem manajemen mutu. Karena itu organisasi

berusaha mengimplementasikan ISO 9001:2000 kedalam sistem struktur

manajemennya. Dalam sub bab ini akan dijabarkan mengenai tiga hal yang

berkaitan dengan implementasi ISO 9001:2000, yaitu : struktur organisasi sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000, delapan prinsip manajemen mutu ISO

9001:2000, dan manfaat dari penerapan delapan prinsip manajemen mutu ISO

9001:2000.

2.4.1 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terutama harus

dilandaskan pada komitmen dari manajemen puncak yang memiliki wewenang

dalam menjelaskan sasaran yang ingin diraih oleh perusahaan. Untuk mencapai

komitmen dan sasaran tersebut, diperlukan struktur personel yang merencanakan

dan mengawasi penerapannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjuk wakil

manajemen (MR) yang berfungsi sebagai penghubung antara manajemen

perusahaan dan badan sertifikasi serta memastikan bahwa sistem manajemen mutu

diterapkan dengan semestinya. Selanjutnya dibentuk tim ISO yang berfungsi

sebagai tim perancang yang bertugas untuk menentukan tujuan penerapan,

(29)

diperlukan. Mereka inilah yang menjalankan dan bertanggung jawab terhadap

sistem manajemen mutu yang diterapkan di organisasi. Berikut dalam gambar 2.5

akan dijelaskan mengenai sistem struktur organisasi yang menerapkan sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000.

Management Representative (MR)

ISO Secretariat

Steering Committee

Working Working Working

Group Group Group

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Sumber Suardi (2001, p.130)

Agar lebih jelas mengenai fungsi dan tanggung jawab dari tim ISO dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan yang efektif dan

sistem mutu yang didokumentasikan. Management Representative (MR)

(30)

3. Mengidentifikasi dan mengelola program – program untuk perbaikan

sistem mutu.

4. Menentukan apakah kebijaksanaan dan praktik yang diajukan telah

memenuhi persyaratan ISO 9000, apakah sesuai dengan jasa yang

ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar dan apakah ketidaksesuaian

telah diperbaiki.

5. Melaporkan kepada kepala perusahaan status dari penerapan sistem

manajemen mutu.

6. Menyusun manual mutu yang disahkan oleh kepala perusahaan.

1. Mengontrol dokumen. ISO Secretariat

2. Memelihara dokumen.

3. Mengkoordinasi jadwal steering comitte meeting.

4. Memformulasikan/menstandarkan manual, prosedur, form, dan lain – lain.

5. Mengkoordinasi pelaksanaa pelatihan yang berkaitan dengan penerapan

ISO 9000.

6. Memonitor penerapan ISO 9000 dan melaporkannya ke MR.

7. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsultan.

1. Memberikan pengarahan kepada working group dalam pengembangan

sistem mutu yang dibutuhkan pada bagian dan/atau fungsi di bawahnya. Steering Committee

2. Mengkoordinasikan sistem mutu yang akan dikembangkan dengan bagian

(31)

3. Bersama dengan wakil manajemen (MR) dan manajemen puncak

mengembangkan manual mutu, kebijakan mutu perusahaan, dan sasaran

mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan.

4. Pada tahap implementasi, memberikan masukan dan mengobservasi secara

langsung tentang efektivitas sistem mutu yang telah dibangun.

1. Merupakan bagian (grup) umtuk menyelesaikan/menerapkan satu atau

lebih prosedur/instruksi kerja sesuai dengan penetapan pada waktu

steering committee meeting. Working Group

2. Menyiapkan prosedur/instruksi kerja untuk masing – masing grup sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Membantu mengawasi pelaksanaan penerapan prosedur/instruksi kerja di

lingkungan/areanya.

4. Memberikan masukan (sehubungan dengan sistem mutu) kepada tim

steering committee.

2.4.2 Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 banyak memberikan

manfaat bagi organisasi baik yang disadari maupun tidak, tetapi ada juga

organisasi yang tidak mendapatkan keuntungan sehingga tujuannya tidak tercapai.

Oleh karena itu, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 melakukan perubahan

dengan menggunakan delapan prinsip manajemen mutu sebagai dasar versi 2000.

Prinsip – prinsip ini dapat digunakan sebagai suatu kerangka kerja (frame work)

(32)

manajemen mutu itu didefinisikan dalam ISO 9001:2000 (“Quality Management

Systems Fundamentals and Vocabulary”), yaitu (ISO,2000)

1. Fokus Pelanggan

Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi, oleh

sebab itu manajemen organisasi harus benar – benar memahami,

memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang/saat ini dan akan datang bahkan

melebihi harapan/ekspektasi pelanggan.

2. Kepemimpinan

Pemimpin sangat penting dalam menciptakan kesatuan arah dan tujuan

organisasi, menciptakan dan mempertahankan lingkungan internal

sehingga personel terlibat secara penuh untuk mencapai tujuan organisasi,

3. Keterlibatan personel

Keterlibatan personel secara penuh pada semua tingkatan organisasi sangat

penting sehingga kemampuan personel dapat digunakan untuk

kepentingan organisasi.

4. Pendekatan proses

Pendekatan proses sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan

agar lebih efisien. Dengan mengelola aktivitas dan sumber – sumber daya

yang berkaitan sebagai suatu proses. Proses merupakan integrasi

sekuensial dari personel, material, mesin, dan peralatan, dalam suatu

(33)

5. Pendekatan sistem terhadap manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan proses – proses yang

saling berkaitan sebagai suatu sistem mendukung efektivitas dan efisiensi

organisasi dalam mencapai tujuan – tujuannya.

6. Peningkatan berkesinambungan

Peningkatan berkesinambungan meningkatkan performance organisasi

secara keseluruhan dan harus menjadi komitmen perusahaan. Peningkatan

berkesinambungan merupakan suatu proses berkesinambungan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dalam memenuhi

kebijakan dan mencapai tujuan organisasi.

7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta

Keputusan yang efektif harus didasarkan analisis data dan informasi yang

faktual, sehingga masalah – masalah mutu dapat terselesaikan secara

efektif dan efisien. Keputusan yang diambil harus ditujukan untuk

meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem

manajemen mutu.

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Organisasi dan pemasok – pemasoknya saling tergantung dan hubungan

yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama

dalam menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

2.4.3 Manfaat dari Penerapan Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Organisasi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu ISO

(34)

memperoleh manfaat – manfaatnya. Berikut ini merupakan manfaat dari delapan

prinsip manajemen mutu, yaitu :

a. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan fokus pelanggan:

1. Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang diperoleh

melalui tanggapan – tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap

kesempatan pasar.

2. Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber – sumber daya

organisasi menuju peningkatan kepuasan pelanggan.

3. Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada

percepatan perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi –

transaksi.

b. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip

kepemimpinan:

1. Personel akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan

tujuan organisasi.

2. Aktivitas – aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan ditetapkan

dalam satu kesatuan cara.

3. Meminimumkan kesalahan komunikasi diantara tingkat – tingkat

dalam organisasi.

c. Manfaat yang diperoleh jika organisasi menerapkan prinsip keterlibatan

personel:

1. Personel dalam organisasi menjadi termotivasi, memberikan

(35)

2. Menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas dalam mencapai

tujuan – tujuan organisasi.

3. Personel akan bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.

4. Personel menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan

berkesinambungan.

d. Manfaat yang diperoleh jika organisasi menerapkan prinsip pendekatan

proses.

1. Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus menjadi lebih pendek,

melalui efektivitas penggunaan sumber – sumber daya.

2. Hasil – hasil menjadi meningkat, konsisten dan dapat diperkirakan.

3. Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.

e. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip pendekatan

sistem terhadap manajemen

1. Integrasi dan kesesuaian dari proses – proses yang akan paling baik

mencapai hasil – hasil yang diinginkan.

2. Kemampuan memfokuskan usaha – usaha pada proses – proses

kunci.

3. Memberikan kepercayaan kepada pihak yang berkepentingan

terhadap konsistensi, efektivitas dan efisiensi dari organisasi.

f. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip peningkatan

berkesinambungan

1. Meningkatkan keunggulan kinerja melalui peningkatan kemampuan

(36)

2. Kesesuaian dari aktivitas – aktivitas peningkatan pada semua

tingkat terhadap tujuan strategic organisasi.

3. Fleksibilitas bereaksi secara cepat terhadap kesempatan –

kesempatan yang ada.

g. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip pendekatan

faktual dalam pembuatan keputusan:

1. Keputusan – keputusan berdasarkan informasi yang akurat.

2. Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari

keputusan melalui referensi terhadap catatan – catatan faktual.

3. Meningkatkan kemampuan untuk meninjau ulang serta mengubah

opini dan keputusan – keputusan.

h. Manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan prinsip hubungan

pemasok yang saling menguntungkan:

1. Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua

pihak.

2. Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk

menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan ekspektasi pelanggan.

3. Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber – sumber daya.

Seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai prinsip dan manfaat dari kedelapan

prinsip tersebut, bahwa kedelapan prinsip sistem manajemen mutu tersebut

berhubungan erat dengan klausul ISO 9001:2000. Pada table 2.3 di bawah ini

(37)

Tabel 2.3 Hubungan Antara 8 Prinsip Manajemen Mutu dengan ISO 9001:2000

No 8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

1 Fokus Pelanggan 5.1 Komitmen manajemen (a)

5.2 Mengutamakan pelanggan

5.5.2 Wakil manajemen (b)

5.6.2 Tinjauan masukan (b)

5.6.3 Tinjauan keluaran (b)

6.1 Penyediaan sumber daya (b)

7.1 Proses yang berhubungan dengan semua

pelanggan

7.5.4 Properti pelanggan

8.2.1 Kepuasan pelanggan

8.3 Analisis data (a)

8.5.1 Peningkatan berkesinambungan

8.5.2 Tindakan perbaikan

2. Kepemimpinan 5. tanggung jawab manajemen (semua)

6. Pengelolaan sumber daya (semua)

8.4 Peningkatan (semua)

3. Keterlibatan Personel 5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang (semua)

5.5.2 Komunikasi Internal

6.4 Lingkungan kerja

8.5.1 Kemampuan, keperdulian, dan pelatihan

8.5.2 Tindakan perbaikan

(38)

4. Pendekatan Proses 4.1 Persyaratan umum

5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

6.1 Penyediaan sumber daya (a)

7. Realisasi produk (semua)

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses

5. Pendekatan sistem untuk

pengelolaan

4. Sistem manajemen mutu (semua)

5. Tanggung jawab manajemen (semua)

6. Pengelolaan sumber daya (Semua)

7. Realisasi produk (semua)

8. Pemantauan analisis dan peningkatan (semua)

6. Peningkatan berkesinambungan 4.1. Persyaratan umum (f)

5.1 Komitmen manajemen

5.3 Kebijakan mutu (b)dan (e)

5.5.3 Wakil manajemen (b)

5.6 Tinjauan manajemen (semua)

6.1 Penyediaan sumber daya (a)

8.1 Umum (c)

8.4 Peningkatan (semua)

7. Pembuatan keputusan berdasarkan

fakta

5.7. Tinjauan manajemen (semua)

8. Pengukuran, analisis, dan peningkatan.

8. Hubungan Pemasok yang saling

menguntungkan

7.4. Pembelian

(39)

2.5 Kepuasan Pengguna ISO

ISO dalam usahanya menciptakan sistem manajemen mutu telah

melakukan revisi sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 1984, 1994, dan yang terakhir

2000. Oleh karena itu dalam penerapannya terdapat dua kelompok pengguna

sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (Suardi,2001), yaitu.

1. Kelompok Transisi/Intermediate

Pengguna transisi/intermediate adalah organisasi yang sudah menerapkan

dan memakai ISO edisi 1994 dan belum memenuhi persyaratan standar

untuk memperbaharui sertifikatnya. Kelompok ini juga termasuk mereka

yang baru memulai menerapkan sistem manajemen mutu edisi 2000. Bagi

organisasi yang ingin memperbaharui sertifikatnya perlu menghubungi

badan sertifikasinya untuk mendiskusikan persyaratan sertifikasi ulang.

Jika kelompok ini bermaksud memperbaharui ataupun memperoleh

sertifikat, mereka perlu memperhatikan pengembangan sistemnya yang

sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2000. Mereka masih dapat memakai

sistem struktur edisi 1994, karena sebagian persyaratan sistemnya masih

sesuai dengan edisi 2000. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan bagi organisasi yang ingin memperbaharui sertifikatnya dari

edisi 1994 ke 2000, diantaranya :

a. Pelatihan internal audit yang difokuskan pada perubahan standar baru

dan standar yang lama

b. Kepedulian manajemen yang memfokuskan pada keuntungan bisnis

sebagai hasil pendekatan baru dalam standar baru, struktur standar

(40)

c. Program kepedulian personel, untuk mendorong keterlibatan dan

pemahaman total.

d. Pemahaman pengelolaan proses.

2. Kelompok baru

Pengguna yang termasuk dalam kelompok baru ini terdiri dari tiga

kelompok, yaitu :

a. Mereka yang mulai menggunakan ISO 9001:2000 untuk pertama kali;

b. Mereka yang mulai menggunakan ISO edisi 1994 untuk pertama kali;

c. Kelompok yang berpotensi menggunakan ISO.

Jika kelompok baru memilih untuk memakai dan menerapkan edisi 1994,

mereka perlu mengetahui bahwa sasaran sistem manajemen mutunya akan

dievaluasi ulang sesuai dengan persyaratan edisi 2000. Oleh karena itu diharapkan

pengguna mulai menerapkan standar ISO 9001 versi 2000 yang dinilai lebih

efektif dan efisien.

Menurut survey yang dilakukan oleh ISO, menunjukkan bahwa dunia

konstruksi menduduki tempat ketiga terbanyak yang menerapkan ISO 9000

sebagai sistem manajemen mutu (ISO,2000).

Dalam menciptakan sistem manajemen mutu yang terbaik, ISO melakukan

pengukuran dan analisa data yang diperoleh dari kelompok pengguna sistem

manajemen mutu ISO 9000 sehingga dapat dicapai kepuasan pengguna ISO

(pelanggan) tersebut. Untuk melakukan pengukuran perlu dketahui terlebih dahulu

pengertian dari kepuasan pelanggan dan metode yang digunakan.

(41)

ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual

produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kemudian Wilkie (dalam Tjiptono dan Diana, 2001:p.102) menambahkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative yang dipilih sekurang-kurangnya

memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan pelanggan,

sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi

harapan pelanggan.

Kotler (1994;p.140) menegaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah “The level of a person’s felt state resulting from comparing a product perceived performance (or outcome) in relation to the person’s ecxpectations.” Kemudian Engel, et al. (1990,p. 545) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative yang dipilih sekurang – kurangnya sama

atau melampaui harapan pelanggan.

Dari definisi – definisi tersebut ada suatu kesamaan, yaitu menyangkut

komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan.

Tjiptono,1996) oleh sebab itu dalam suatu manajemen perusahaan kita harus

menomersatukan pelanggan.

Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor,

diantaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat,

serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.

Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan

metode survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.

Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan

(42)

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran ini dilakukan melalui pertanyaan yang terbuka dan

mengarah langsung kepada kepuasan pelanggan terhadap perusahaan,

b. Derived dissatisfaction

Pengukuran ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang

menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan

terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.

c. Problem analysis

Pengukuran ini dilakukan dengan meminta responden untuk

mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua,

saran-saran untuk melakukan perbaikan

d. Importance-performance analysis

Pengukuran ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel

mereka yang berjudul “Importance-Performance Analysis” yang

dimuat di Journal of Marketing bulan Januari 1977. Dalam teknik ini,

responden diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut.

Selain itu responden juga diminta meranking seberapa baik kinerja

perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut.

(Tjiptono,1996, p.149)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Importance-performance analysis

sebagai salah satu merode dalam melakukan analisa data untuk pengukuran

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode yang akan dipakai dalam

penelitian yang didalamnya terdapat desain/rancangan penelitian, metode

pengumpulan data, metode persiapan dan penyusunan kuesioner, metode analisa

data dan pengolahan data.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian yang merupakan suatu rangkaian yang sistematik

dalam suatu rentang waktu dengan menggunakan merode ilmiah serta

aturan-aturan yang berlaku (Nazir,1983:p.99). Dalam penelitian ini digunakan penelitian

deskriptif yaitu penelitian non-experimental dengan melakukan studi untuk

menemukan fakta dengan beberapa fenomena, kelompok atau individu, dan untuk

menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias

atau memaksimumkan reliabilitas (Nazir,1983:p.105). Pada dasarnya desain

penelitian ini untuk menentukan merode apa saja yang akan digunakan dalam

penelitian, antara lain: metode pengumpulan data, metode analisa dan pengujian

(44)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, prosedur pengumpulan data adalah sebagai

berikut:

a. Studi literatur, yang meliputi

• Pengumpulan data dari buku-buku literature yang berhubungan

dengan perumusan masalah

• Mencari data/sumber informasi dari internet seputar ISO 9000

terutama dalam penerapannya di bidang konstruksi

b. Penelitian lapangan, yang meliputi:

• Wawancara ke perusahaan kontraktor yang sudah menerapkan ISO

9000:2000 sebagai masukan tambahan untuk melengkapi data

• Isi kuesioner berdasarkan dari buku-buku literature, internet yang

kemudian disebarkan ke perusahaan kontraktor yang sedang dan

sudah menerapkan ISO 9000:2000

3.3 Metode Persiapan dan Penyusunan Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan kuesioner dengan tipe

pilihan yang disampaikan langsung kepada perusahaan kontraktor sebagai

responden. Kuesioner mengenai ISO 9000:2000 secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran 2.

1. Persiapan kuesioner

Kuesioner yang dipersiapkan terdiri dari bagian pendahuluan berupa

surat pengantar, proposal penelitian secara singkat dan pertanyaan

(45)

serta petunjuk pengisian kuesioner, sedangkan bagian berikutnya berupa

pertanyaan-pertanyaan terstruktur dimana responden terbatas dalam

member jawaban berupa pilihan-pilihan angka, yang disusun dalam

bentuk tabel yang menggunakan skala nominal dari 1 sampai 6.

2. Penyusunan Kuesioner

Dalam mempersiapkan isi pertanyaan dalam kuesioner diambil dari

landasan teori seperti yang telah dijelaskan dalam Bab II dan

sumber-sumber informasi dari internet. Pada penelitian ini, kuesioner dibagi

menjadi tiga bagian yang dapat dibedakan menjadi:

• Bagian A

Alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Skala pengukuran untuk alasan dari 1 sampai dengan 6 yang

menunjukkan skala dari sangat tidak penting menuju sangat

penting.

• Bagian B

Harapan dan Kenyataan perusahaan setelah menerapkan ISO

9000:2000 ditinjau dari 8 prinsip manajemen mutu.

Skala pengukuran untuk harapan dari 1 sampai dengan 6 yang

menunjukkan skala dari sangat tidak penting menuju sangat

penting.

• Bagian C

Hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000.

Skala pengukuran untuk hambatan dari 1 sampai dengan 6 yang

(46)

3.4 Tahap Penyebaran Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada kontraktor – kontraktor di Medan yang sudah

menerapkan ISO 9000 berdasarkan sumber yang didapat dari detail badan usaha

dari websit

Indonesia yang bersertifikat ISO 9000, sedangkan di Sumatera Utara terdapat 31

perusahaan konstruksi yang bersertifikat ISO 9000 diantaranya :

NO. NRBU Nama Badan Usaha Sertifikat Jenis Badan ISO

1 125608 BUDIGRAHA PERKASA UTAMA, PT ISO 9001 : 2008 WQA

2 1587 SUBUR SARI LASTDERICH, PT ISO 9001 : 2000 IQNET

3 1587 SUBUR SARI LASTDERICH, PT OHSAS 18001:2007 WQA

4 127434 MACKELA, PT ISO 9001 : 2000 IQNET

17 130627 CEMERLANG SAMUDRA KONTRINDO, PT ISO 9001 : 2008 DAS

18 126448 WIDYA INDRIA SARI, PT ISO 9001 : 2008 TUV NORD

19 128135 KARYA AGUNG SEJATI NADAJAYA, PT ISO 9001 : 2000 TUVRheinland

(47)

29 127441 MAJU ABADI LESTARI, PT ISO 9001 : 2008 BSI-ANAB

30 127346 BUDI PERKASA ALAM, PT ISO 9001 : 2008 TUV

31 132703 PILAREN, PT ISO 9001 : 2008 DAS

Tabel 3.1 Daftar perusahaan konstruksi yang bersertifikat iso di Sumatera Utara

Dan pada akhirnya didapatkan perusahaan yang memenuhi syarat, seperti terlihat

pada table 3.2 di bawah ini

Tabel 3.2 Daftar responden perusahaan kontraktor di Medan

No Nama Perusahaan Alamat Perusahaan Register

1. PP – Wika, KSO Jl. Simpang Pos Medan LRQA

6. PT. Waskita Karya Jl. Gagak Hitam Komp. Tasbih

Blok II

SGS - ICS

7. PT. Berca Hardaya Perkasa Jl. Palang Merah No. 22 Medan SGS – ICS

Kuesioner disebarkan kepada perusahaan tersebut secara langsung dan tepat

sehingga didapatkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Responden yang mengisi kuesioner tersebut antara lain: Project Manager, Site

Engineer, Qc, dan yang mengerti tentang ISO 9000:2000 dan penerapannya.

Kemudian responden diberi kesempatan untuk mengisinya dan akan diambil

dalam jangka waktu 3 – 5 hari. Data dari 7 perusahaan secara lengkap dapat

(48)

3.5 Pengkodean Kuesioner

Untuk mempermudah pengolahan data, maka tiap faktor akan diberi kode

sehingga dalam pengolahan data selanjutnya untuk masing - masing faktor akan

diwakili oleh kode. Kode yang digunakan adalah kode huruf dan angka, agar

mempermudah peneliti dalam membuat grafik dan table. Berikut tabel

pengkodean dapat dilihat pada lampiran 3.

3.6. Tahap Pengolahan Data

1. Daftar pertanyaan kuesioner yang sudah diisi oleh para responden

dikumpulkan dan kemudian diperiksa validitas dan reliabilitasnya. Hal –

hal yang dilakukan dalam proses ini adalah :

• Pemeriksaan terhadap kelengkapan pengisian kuesioner.

Kuesioner yang tidak lengkap dianggap tidak valid

• Relevansi antar jawaban dan satuan pengukuran. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan salah persepsi

mengenai petunjuk pengisian kuesioner

2. Hasil kuesioner yang sudah valid diolah dengan program aplikasi SPSS

versi 10 dan Microsoft Excel 2003. Pengolahan data dilakukan

berdasarkan pengelompokan tiap bagian yang sudah ditentukan dalam

(49)

3.7. Metode Analisa Data

Data – data yang diperoleh dari survei akan diolah dengan menggunakan

program aplikasi SPSS versi 10 for windows dan Microsoft Excel 2003.

Sedangkan analisa yang akan dilakukan meliputi :

1. Analisa mean

Dengan menggunakan analisa deskriptif pada program komputer dapat

ditampilkan nilai rata – rata (mean), nilai maksimum dan minimum pada

setiap variable.

a. Kuesioner Bagian A dan C

Menggunakan analisa mean sehingga dapat diketahui nilai rata –

ratanya (mean) dan dapat diurutkan dari nilai mean yang terbesar

sampai yang terkecil.

b. Kuesioner Bagian B

Menggunakan analisa mean yang merupakan bagian dari analisa gap

dan importance – Performance Analysis atau analisa tingkat

kepentingan dan kinerja/kepuasan pelanggan.

2. Analisa Uji T

Analisa ini digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan penilaian

antara harapan dan kenyataan responden. Analisa ini dilakukan dengan

menggunakan paired sample T-test pada program SPSS versi 10 for

(50)

sig. (2-tailed) hasil analisa dari SPSS dengan derajat taraf ketelitian (∞) =

5%.

Kriteria pengambilan keputusan dengan cara ini, adalah :

• Bila sig. (2-tailed) < ∞ maka Ho ditolak dan H1

• Bila sig. (2-tailed) > ∞ maka Ho diterima H

diterima, hal ini berarti

terdapat perbedaan yang cukup berarti antara harapan dan kenyataan.

1 ditolak, hal ini berarti

harapan dan kenyataan telah berada di level yang sama dengan kata

lain pengguna ISO 9000:2000 telah merasa cukup puas.

3. Analisa Importance-performance (Supranto,1997)

Dalam analisa ini, importance mewakili harapan dan performance

mewakili kenyataan.

Dalam penelitian ini terdapat 2 buah variabel yang diwakilkan oleh huruf

X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja perusahaan (kenyataan)

yang dapat memberikan kepuasan para pelanggan, sedangkan Y merupalan

tingkat kepentingan yang merupakan harapan pelanggan.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

��

= ∑ ��

��

=

∑ �� �

dimana �� = Skor rata – rata tingkat pelaksanaan/kepuasan

��

= Skor rata – rata tingkat kepentingan

(51)

Selanjutnya sumbu mendatar (X) diisi oleh skor tingkat kinerja, sedangkan sumbu

tegak (Y) diisi oleh skor tingkat kepentingan. Diagram kartesius merupakan suatu

bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang

berpotongan tegak lurus pada titik – titik (��,��) dimana �� merupakan rata – rata

dari rata – rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan perusahaan terhadap ISO

9000:2000 dan �� adalah rata – rata dari rata – rata skor tingkat kepentingan

seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Rumus selanjutnya :

��

=

∑��=1 �����

��

=

∑��=1 ���

Dimana K = Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Selanjutnya tingkat unsur – unsure tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi

empat bagian kedalam diagram kartesius seperti pada gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan

QA B

(52)

Keterangan.

A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan

pelanggan, termasuk unsur – unsur jasa yang dianggap sangat penting

tetapi manajemen belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan

pelanggan. Sehingga faktor – faktor tersebut masih mengecewakan

pelanggan atau pelanggan tidak puas dengan faktor tersebut.

B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan

perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan. Faktor – faktor di daerah ini

dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi

pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa – biasa saja. Faktor –

faktor di daerah ini dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan, kurang penting, akan

tetapi pelaksanaannya berlebihan. Faktor – faktor di daerah ini dianggap

(53)

BAB 4

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1 Gambaran Umum Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden yang

dijadikan objek dari penelitian ini. Adapun klasifikasi dari responden adalah

perusahaan kontraktor yang berada di daerah Medan. Perusahaan kontraktor yang

diteliti sebagai responden adalah mereka yang sudah menerapkan ISO 9000:2000

di dalam perusahaannya. Adapun data mengenai nama, alamat, dan nomor

telepon perusahaan tersebut diperoleh dari Lpjk.org.

4.2 Hasil Penyebaran

Survei dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Mei 2013.

Penyebaran kuesioner untuk perusahaan kontraktor dapat dilihat pada table 4.1

dibawah ini.

Tabel 4.1 Penyebaran Kuesioner untuk perusahaan kontraktor

Kuesioner

Dalam penyebaran kuesioner ke perusahaan kontraktor hanya 30 saja yang

valid. lima diantaranya tidak valid karena perusahaan ada yang memiliki proyek

(54)

ada, responden sangat sibuk sehingga tidak ada waktu luang untuk mengisi

kuesioner dan pengisian yang tidak lengkap sehingga data kuesioner tidak dapat

dianalisa.

4.3 Pengolahan dan Analisa Data

Dari hasil survey yang diperoleh, data – data yang selanjutnya akan diolah

dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 10 for windows dan Microsoft

Excel 2003. Hasil dari pengolahan data masing – masing akan ditampilkan dalam

bentuk gambar dan tabel gambar dan tabel ini menunjukkan ranking, selisih

(gap), prioritas dari masing – masing faktor.

4.3.1 Analisa Mean

Analisa mean akan dipakai untuk kuesioner A,B, dan C. Untuk analisa

mean yang dipakai pada kuesioner A ,B dan C akan dicari nilai mean rata – rata

setiap jawaban dan kemudian dari hasil ini nantinya akan dibuatkan ranking

faktor. Sedangkan tambahan untuk kuesioner B nantinya akan dicari selisih (gap)

antara harapan dan kenyataan dalam bentuk nilai mean rata – rata dari masing –

masing jawaban. Berikut ini akan dijelaskan secara berurutan hasil analisa mean

(55)

Gambar 4.1 Nilai mean alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Dalam gambar 4.1. dapat diketahui bahwa semua faktor berada diatas nilai tengah

yang diartikan sebagai nilai netral sebesar 3. Ini berarti bahwa semua faktor

memiliki nilai penting, namun tingkat kepentingan masing – masing faktor

berbeda, sehingga perlu dilakukan ranking dari nilai mean seluruh faktor seperti

yang tercantum pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Ranking alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Rangking Alasan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000 Mean Rank

1. Meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan 5,6

2. Memperbaiki mutu pelayanan 5,5

3. Memperbaiki mutu produk 5,5

4. Alat untuk mencapai Sistem Manajemen Mutu 5,47

5. Memperbaiki pangsa pasar 5,4

6. Membuat pelaksanaan lebih efisien 5,33

7. Mengantisipasi permintaan pelanggan akan ISO 9000 5,3

(56)

8. ISO 9000 sebagai alat promosi yang baik 5,27

9. Agar dapat bertahan dalam bisnis 5,17

10. Mengurangi Biaya 5

11. Tekanan dari konsumen 4,2

Nilai Mean = 5,25

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa alasan – alasan perusahaan dalam

menerapkan ISO 9000 yang memiliki nilai terbesar dan penting adalah untuk

meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan (5,60) dan memperbaiki mutu

pelayanan (5,50) dan memperbaiki mutu produk (5,50) dan diikuti dengan alat

untuk mencapai sistem manajemen mutu (5,47). Sedangkan alasan – alasan yang

memiliki nilai terkecil dan dianggap kurang penting adalah tekanan dari

konsumen (4,20), mengurangi biaya (5,00) dan agar dapat bertahan dalam bisnis

(5,17). Selanjutnya akan dibahas analisa untuk kuesioner bagian C dibawah ini

Gambar 4.2 Nilai mean hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

(57)

Dalam gambar 4.2 dapat diketahui bahwa tidak semua faktor berada diatas nilai

tengah atau nilai netral sebesar 3. Ini berarti bahwa setiap faktor memiliki tingkat

hambatan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan rangking dan nilai mean

seluruh faktor seperti yang tercantum pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3 Ranking hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Rank Hambatan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000 Mean Rank

1. Waktu yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan 3,73

2. Terlalu banyak perkerjaan tulis menulis 3,67

3. Waktu yang digunakan dalam memeriksa pekerjaan

sesuai sistem audit

3,63

4. Waktu yang diperlukan untuk tulis menulis 3,47

5. Waktu yang diperlukan untuk menulis manual 3,33

6. Biaya yang tinggi untuk penerapan 3,20

7. Biaya yang tinggi dalam mempertahankan sistem

sesuai persyaratan

3,10

8. Evaluasi terhadap pengawasan belum dilakukan secara

menyeluruh

2,90

9. Komitmen pimpinan belum ditindaklanjuti dengan

program kerja

2,83

10. Pengawasan program kerja yang tidak konsisten 2,77

11. Kurangnya sumber informasi 2,63

12. Komitmen pimpinan yang belum sampai keseluruh

personel

(58)

13. Kurangnya kerjasama dengan auditor 2,37

14. Kesulitan menafsirkan standar 2,37

15. Standar yang kurang jelas 2,20

Nilai Mean = 2,99

Dari tabel 4.3 dapat diketahui hambatan – hambatan perusahaan dalam

menerapkan ISO 9000 yang memiliki nilai terbesar adalah waktu yang diperlukan

untuk melengkapi pekerjaan (3,73), terlalu banyak pekerjaan tulis menulis (3,67)

dan waktu yang digunakan dalam memeriksa pekerjaan sesuai sistem audit (3,63).

Sedangkan hambatan – hambatan yang terkecil adalah standar yang kurang jelas

(2,20), kesulitan menafsirkan standar (2,37) dan kurangnya kerjasama dengan

auditor (2,37). Sedangkan analisa untuk kuesioner B akan dijabarkan berikut ini.

Analisa mean untuk kuesioner B digunakan untuk mencari besarnya gap atau selisih antara harapan dan kenyataan. Apabila selisih yang didapat bernilai

positif (+) maka kenyataan lebih tinggi dari harapan, dan bila selisihnya bernilai

negatif (-) maka kenyataan lebih kecil dari harapan. Hasil analisa mean rangking

dan gap untuk masing – masing prinsip dapat diketahui pada tabel – tabel dibawah

(59)

Tabel 4.4 Ranking Harapan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000.

Rank Prinsip Harapan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Mean Rank

1. Prinsip 6 Berkesinambungan 5,5

2. Prinsip 7 Pembuatan keputusan berdasarkan fakta 5,44

3. Prinsip 1 Fokus pelanggan 5,43

4. Prinsip 2 Kepemimpinan 5,35

5. Prinsip 4 Pendekatan proses 5,35

6. Prinsip 8 Hubungan pemasok yang saling menguntungkan 5,35

7. Prinsip 3 Keterlibatan personel 5,31

8. Prinsip 5 Pendekatan sistem terhadap manajemen 5,31

Nilai Mean 5,37

Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa harapan perusahaan dalam

menerapkan ISO 9000 yang memiliki nilai terbesar adalah berkesinambungan

(5,5), pembuatan keputusan berdasarkan fakta (5,44) diikuti dengan fokus

pelanggan (5,43), kepemimpinan, pendekatan proses dan hubungan pemasok yang

saling menguntungkan (5,35). Sedangkan yang memiliki nilai terkecil adalah

(60)

Tabel 4.5 Ranking kenyataan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Rank Prinsip Kenyataan perusahaan dalam menerapkan ISO 9000

Mean Rank 1. Prinsip 8 Hubungan pemasok yang saling menguntungkan 5,04

2. Prinsip 5 Pendekatan sistem terhadap manajemen 5,02

3. Prinsip 1 Fokus pelanggan 4,97

4. Prinsip 6 Berkesinambungan 4,96

5. Prinsip 3 Keterlibatan personel 4,92

6. Prinsip 7 Pembuatan keputusan berdasarkan fakta 4,91

7. Prinsip 4 Pendekatan proses 4,89

8. Prinsip 2 Kepemimpinan 4,80

Nilai Mean 4,94

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa kenyataan perusahaan dalam

menerapkan ISO 9000 yang memiliki nilai terbesar adalah hubungan pemasok

yang saling menguntungkan (5,04), pendekatan sistem terhadap manajemen (5,02)

diikuti dengan fokus pelanggan (4,97), berkesinambungan (4,96), keterlibatan

personel (4,92), pembuatan keputusan berdasarkan fakta (4,91), pendekatan

Gambar

Gambar 2.2 Perubahan Terminologi
Tabel 2.1 Elemen – elemen persyaratan Sistem Manajemen mutu dalam ISO
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Tabel 2.3 Hubungan Antara 8 Prinsip Manajemen Mutu dengan ISO 9001:2000
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dwipa Handayani II Sistem Informasi E-Administrasi … Gambar 5 merupakan halaman utama yang akan digunakan oleh masyarakat dan juga pegawai kelurahan untuk dapat mengetahui

Changes have been made to some of the Level descriptors within the Specimen Mark Scheme for Paper 2 in order to provide additional clarification of the requirements of the

- Pada hari Minggu tanggal yang sudah tidak dapat diingat oleh saksi korban KORBAN Binti Ahmad Tamrin yang masih berusia 14 tahun atau yang tahir pada hnggal 09 Agustus

Pemaparan dari penulis yang terakhir mengenai hubungan bilateral Indonesia dan Italia yang semakin erat pasca investasi PT Saipem Indonesia di Kabupaten Karimun

Pemberian inokulan pada tanaman sorgum dan padi memperlihatkan hasil tinggi dan bobot kering tajuk yang berbeda nyata dari tanaman kontrol, bahkan dapat meningkatkan

Selama ini banyak orang yang berpendapat Adven sebagai masa penantian; tetapi dalam artikelnya pastor Boni ingin kita fokus juga atas maksud kedatangan Tuhan kepada kita yang

Ayat-ayat yang telah disebutkan menerangkan bahwa perbuatan kaum Nabi Luth yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki melepaskan syahwatnya hanya