• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan seta menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

BAB 4

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan terletak di bagian utara Pulau Sumatera. Posisi koordinatnya adalah 3°35′LU dan 98°40′BT. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan utara.Medan menjadi tempat yang strategis sebab berada di jalur pelayaran Selat Malaka. Dengan demikian, kota ini menjadi pintu gerbang kegiatan ekonomi domestik dan mancanegara yang melalui Selat Malaka. Selain itu, Medan juga berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan juga beberapa daerah kaya sumber daya alam, mempengaruhi kemampuan Medan dalam hal ekonomi sehingga memiliki hubungan kerjasama yang saling memperkuat dengan daerah sekitarnya.

Luas Kota Medan adalah sekitar 26.510 hektar atau setara dengan 265,10 km². Dengan kata lain, Kota Medan memiliki wilayah 3,6% dari

keseluruha

cenderung miring ke utara. Kota ini berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di atas permukaan laut.Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Secara administratif, Medan terdiri atas 151 kelurahan dan 21 kecamatan.Mayoritas penduduk Kota Medan adalah suku Batak, beberapa suku lainnya yang turut berdomisili di kota ini adalah suku Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh, Sunda, dan Tamil. Selain itu, Suku pendatang dari ras Tionghoa juga menjadi bagian dari penduduk Medan.Islam dan Kristen Protestan

adalah agama yang dominan di kota ini. Setelahnya, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha dan Hindu. Dan untuk jumlah penduduk kota Medan

selama 5 tahun terakhir dari tahun 2009-2015 menurut jenis kelamin digambarkan melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Statistik Penduduk Kota Medan Menurut Jenis kelamin

Sumber

4.2 Visi dan Misi Kota Medan

Visi pembangunan Kota Medan Tahun 2011–2015 adalah: Kota Medan menjadi kota metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera. Makna utama visi pembangunan kota tahun 2011-2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:

A.Kota Metropolitan

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional terutama pusat penyelengaraan pemerintahan; pusat kehidupan politik lokal; pusat pertumbuhan kegiatan perdagangan dan jasa; pusat kegiatan sosial, seni dan budaya masyarakat; serta pusat permukiman maju yang ditandai

TAHUN 2013 2012 2011 2010 2009 Jumlah Pria (jiwa) 1.048.451 1.047.875 1.046.560 1.036.926 1.049.457 Jumlah Wanita (jiwa) 1.074.759 1.074.929 1.070.664 1.060.684 1.071.596 2.123.210 2.122.804 2.117.224 2.097.610 2.121.053 - - 1 -1 1 8.009 8.008 7.987 7.913 -

oleh semakin terpadunya kegiatan sosial ekonomi; terciptanya ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan; tersedianya prasarana dan sarana yang maju, bermutu, dan terpadu; tertatanya ruang dan lingkungan hidup, sebagai ciri utama kota metropolitan baru.

B.Berdaya saing

Bermakna bahwa Kota Medan mempunyai keunggulan kompetitif, komparatif dan koperatif secara regional, nasional dan global yang ditandai oleh tingginya produktivitas sumberdaya manusia; berkembangnya industri, perdagangan dan jasa keuangan; tersedianya infrastruktur sosial ekonomi yang lengkap; terjaganya stabilitas keamanan, sosial, dan politik; terwujudnya tata pemerintahan yang profesional; serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

C.Nyaman

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota layak huni bagi seluruh warga kota dan warga asing dalam mengekspresikan dan menjalankan kegiatan sosial, ekonomi dan budaya yang ditandai oleh suasana aman, tenang, damai, tertib, beradab, bersahaja, serta bebas dari rasa takut dan khawatir.

D.Peduli

Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang memberikan pelayanan dan perhatian yang tulus, empati, adil, dan merata bagi seluruh warga kota tanpa membedakan suku, ras, agama, asal-usul, dan golongan yang ditandai oleh sikap warga kota yang disiplin, suka bekerja keras, terbuka, toleran, berpikir positif, kebersamaan, keteladanan dan kearifan.

Bermakna utama bahwa Kota Medan menjadi kota dengan masyarakat yang terpenuhi dan terfasilitasi hak-hak dasarnya, baik hak atas pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan, perumahan, kehidupan keagamaan, keamanan, berkurangnya angka kemiskinan absolut dan pengangguran serta semakin meningkatnya pendapatan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kota yang ditetapkan dan sekaligus mempertegas tugas, fungsi dan dan tanggungjawab seluruh pelaku pembangunan, baik oleh penyelenggara pemerintahan daerah maupun masyarakat selama lima tahun ke depan, maka misi pembangunan kota tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:

A.Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel.

Meningkatkan kualitas kepemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan akuntabel berarti dan dimaknai membangun suatu pemerintahan yang beretos kerja memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip-prinsip pokok 10 kepemerintahan yang baik. Pemerintahan daerah yang baik merupakan dasar bagi pelaksanaan pembangunan kota yang berdaya guna dan berhasil guna serta memiliki daya saing. Oleh karena itu, membangun pemerintahan daerah yang baik merupakan misi utama yang dijalankan 5 tahun ke depan.

B.Meningkatkan penataan prasarana dan sarana perkotaan yang serasi dan seimbang untuk semua kawasan kota.

Hal ini dimaknai sebagai membangun dalam rangka kegiatan masyarakat yang bersifat sosial maupun ekonomi. Pembangunan dilakukan secara serasi dan seimbang berarti tetap memperhatikan prinsip efisiensi dalam rangka meningkatkan produktivitas, juga tetap memperhatikan keserasian antara kawasan misalnya kawasan pusat kota dan kawasan lingkar luar maupun kawasan lainnya yang tertinggal. Daya saing ekonomi kota akan sangat berarti bila didukung oleh sarana dan prasarana kota yang modern. Hadirnya sarana dan prasarana kota yang modern, handal dan asri merupakan syarat perlu bagi pembangunan kota secara keseluruhan.

C.Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota yang merata dan berkelanjutan.

Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi kota dimaknai sebagai percepatan pertumbuhan perekonomian kota yang memiliki kualitas dan mampu menciptakan kesempatan kerja sekaligus mengentaskan kemiskinan kota secara berkelanjutan, serta upaya memberikan perkuatan terhadap sektor unggulan ekonomi kota, terutama UKMK.

D.Mewujudkan penataan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman dan religius.

Lingkungan perkotaan baik permukiman, perdagangan dan industri harus bersih, sehat, nyaman dan religius serta terhindar dari bahaya seperti banjir, kebakaran, dan konflik sosial. Ini dimakna lingkungan yang akan diciptakan harus dapat memberikan rasa nyaman dan menunjang peningkatan kesehatan, serta harus berkelanjutan dan menjamin masa depan pembangunan kota.

E. Meningkatkan kualitas masyarakat kota.

Misi ini dimaknai untuk membangun masyarakat yang sejahtera melalui upaya peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelayanan publik, keamanan dan ketertiban, religius dan partisipatif serta dalam suasana kehidupan yang harmonis dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing, serta peningkatan kualitas sumber daya masyarakat.

4.3 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Medan

Organisasi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan tugas- tugas umum pemerintahan, kewenangan desentralisasi serta membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Kepala Daerah terdiri dari Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Unit Pelaksana Daerah, Kecamatan dan Kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Gambar 4.5 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan

Sumber: Pemerintah Kota Medan, 2014 A. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Medan dan Sekretariat DPRD Kota Medan. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian

perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan, (3) pengelolaan sumber daya aparatur; keuangan; prasarana dan sarana Pemerintah Daerah serta (4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan fungsinya. Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 1 orang Sekretaris Daerah, 4 orang Asisten dan 11 orang Kepala Bagian, 1 Sekretaris Dewan dan 3 Bagian.

B.Dinas Daerah

Dinas Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 35 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Medan yang terdiri dari 21 Dinas. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, pariwisata dan kebudayaan, kesehatan, perhubungan, informasi, telekomunikasi dan pengolahan data elektronik, pertanian dan lain-lain.

C.Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Pembentukannya didasarkan pada Peraturan

Daerah Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Medan yang terdiri dari 8 Badan dan 5 Kantor. Beberapa lembaga teknis yang terdapat dalam pemerintah Kota Medan antara lain Badan Pengawas, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, Kantor Polisi Pamong Praja dan Kantor Penanaman Modal Daerah, dan lain-lain.

D.Unit Pelaksana Daerah

Unit Pelaksana Daerah berkedudukan sebagai pelaksana daerah yang membantu Walikota di bidang tertentu, dipimpin oleh Kepala Unit yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. E.Kecamatan

Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari camat, sekretariat kecamatan, dan 5 seksi. Pemerintah Kota Medan dibantu oleh 21 Kecamatan, 151 Kelurahan dan 105 Seksi.

4.4 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

Pembentukan lembaga pelaksana e-procurement kota Medan didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah dimana didalamnya perlu salah satunya adalah sistem e-procurement. Untuk mengimplementasikan kebijakan ini maka LPSE Kota Medan resmi

launching pada tanggal 7 Desember 2011. Berdasarkan Peraturan Walikota

A.Pembina B.Pengarah C.Ketua D.Sekretaris

E. Bidang administrasi sistem informasi F. Bidang Registrasi dan Verifikasi G.Bidang layanan pengguna H.Bidang pelatihan dan sosialisasi

Gambar 4.6Struktur Organisasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

Pembina

Walikota dan Wakil Walikota

Pengarah

Sekretaris Daerah dan Asisten Ekbang

Ketua Kabag Adm.Pembangunan Administrator 3 orang Staf Bagian Adm.Pembang unan Help Desk 3 orang Staf Bagian Adm.Pemban gunan Verifikator 3 orang Staf Bagian Adm.Pemban gunan Trainer 2 orang Staf Bagian Adm.Pemba ngunan Staf Sekretaris 2 Staf Bagian Adm.Pembangun Sekretaris

Kasubbag Budaya dan Pariwisata bagian Adm.Pembangunan

4.4.1 Susunan Kepegawaian

Tabel 4.2 Susunan Kepegawaian Menurut Strata Pendidikan NO STRATA PENDIDIKAN JUMLAH/ORANG

1 S2 2

2 S1 9

3 D3 1

4 SMA 3

JUMLAH 15

Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Tabel 4.3 Susunan Kepegawaian Menurut Jabatan Struktural

NO JABATAN JUMLAH/ORANG

1 KETUA 1

2 SEKRETARIS 1

3 STAF 13

JUMLAH 15

TABEL 4.4 Susunan Kepegawaian Menurut Golongan NO GOLONGAN JUMLAH 1 IV/B 1 2 III/D 1 3 III/C 2 4 III/B 6 5 III/A 3 6 II/D 1 7 II/B 1 JUMLAH 15

Sumber: Layanan Pengadaan Secara Elektronik

4.4.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas LPSE adalah melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik dan proses pengadaan barang/jasa secara elektronik. Untuk melaksanakan tugas tersebut fungsi dari LPSE adalah sebagai berikut:

A.Administrator secara elektronik

B.Unit registrasi dan verifikasi penggunaan C.Unit layanan pengguna

D.Mengoperasionalkan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik E. Melakukan registrasi dan verifikasi penyedia barang/jasa untuk memastikan

F. Melakukan pelatihan/training kepada panitia lelang dan penyedia barang/jasa untuk menguasai aplikasi sistem pelelangan secara elektronik

G.Sebagai Helpdesk yang menyediakan layanan sistem pengadaan barang/jasa secara elektronik pada penyedia barang/jasa yang memerlukan panduan untuk mengikuti tahapan lelang secara elektronik

Masing-masing jabatan mempunyai tugas sebagai berikut: A. Pengarah mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Mengarahkan dan memantau pelaksanaan tugas LPSE 2. Memberikan petunjuk teknis dan pedoman kerja bagi LPSE 3. Memantau dan mengevaluasi program kerja LPSE

4. Memberikan arah kebijakan untuk pelaksanaan tugas kebijakan

B. Ketua LPSE mempunyai tugas memimpin LPSE dalam menjalankan tugas dan fungsi LPSE.

C.Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan kordinasi, ketatausahaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, kegiatan administrasi dan sumber daya di lingkungan kerja LPSE.

D. Bidang administrasi sistem informasi mempunyai tugas:

1. Penyiapan dan pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan 2. Penanganan permasalahan teknis yang terjadi untuk menjamin kehandalan

dan ketersedian layanan

3. Pemberian informasi kepada LKPP tentang keandalan teknis yang terjadi di LPSE

4. Pelaksanaan instruksi teknis dari LKPP

E. Bidang registrasi dan verifikasi mempunyai tugas dan fungsi: 1. Pelayanan pendaftaran pengguna SPSE

2. Penyampaian informasi kepada calon pengguna LPSE tentang kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan

3. Verifikasi seluruh dokumen dan informasi sebagai syarat pendaftaran penggunaan SPSE

4. Menyetujui dan menolak permohonan pendafatran pengguna unit LPSE berdasarkan hasil verifikasi

5. Melakukan konfirmasi kepada unit pengguna LPSE tentang persetujuan dan penolakan pendaftaran berdasarkan hasil verifikasi

6. Pengelolaan arsip dan dokumen pengguna SPSE F. Bidang layanan Pengguna

1. Pemberian layanan konsultasi mengenai proses pengadaan barang/jasa secara elektronik baik melalui internet, telepon maupun hadir langsung di LPSE

2. Pemberian informasi tentang fasilitas dan fitur aplikasi SPSE 3. Penanganan keluhan tentang pelayanan LPSE

4. Pelayanan pelatihan pengguna aplikasi SPSE G. Bidang pelatihan dan sosialisasi

1. Memberikan pelatihan bagi pengguna LPSE

2. Memberikan sosialisasi terkait peraturan serta prosedur pengadaan sistem elektronik

BAB V

PENYAJIAN DATA

Bentuk penelitian yang digunaan oleh peneliti yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode wawancara secara terbuka dan mendalam kepada pihak yang berhubungan dengan judul penelitian ini. Adapun informan yang di wawancara yakni ketua LPSE Drs. Ahmad Basaruddin, M.Si, sekretaris LPSE Maisarah Nasution, SE, M.Si, Staf Bidang administrasi LPSE Foni Sanjaya, S. Kom, Staf Bidang Traning LPSE Doddy Faisal Hasibuan, SE.

Pemilihan informan tersebut ditentukan berdasarkan peran yang dimiliki dalam mendukung terlaksananya Peraturan Walikota Medan No 38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Selain metode wawancara, data yang diperoleh oleh peneliti yakni berupa data sekunder yang dianggap perlu dalam penelitian ini.

5.1 Hasil Wawancara 5.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan sarana untuk menyebarluaskan informasi, baik dari atas kebawah maupun sebaliknya. Komunikasi dilakukan untuk menghindar distorsi implementasi. Komunikasi diperlukan supaya tercipta konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan sehingga implementor mengetahui secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu. Komunikasi antar organisasi juga menunjuk adanya tuntutan saling dukung antar institusi yang berkaitan dengan program atau kebijakan.

A.Transmisi (Penyaluran Komunikasi Kepada Implementor tentang pelaksanaan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa atau E-Procurement). Sebelum pelaksanaan kebijakan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik (E-Procurement), perlu adanya transmisi atau penyaluran komunikasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam melaksanakan kebijakan ini. Penyaluran komunikasi ini sangat lah penting untuk dilaksanakan, sehingga dalam pelaksanaan kebijakan nantinya diharapkan semua pihak yang berkepentingan baik itu pelaksana kebijakan atau pun penyedia jasa sudah mengerti akan setiap proses yang harus dikerjakan. Penyaluran komunikasi ini dapat berupa sosialisasi.

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) selaku salah satu pelaksana kebijakan perlu mengadakan sosialisasi. Sesuai wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Drs. Ahmad Basaruddin, M.Si selaku Ketua Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) membenarkan akan hal itu:

“ya sangat benar, sosialisasi memang sangat perlu kita laksanakan. Karena sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik ini kan tergolong masih baru. Banyak orang atau penyedia jasa yang masih belum mengerti bagaimana sistem ini berjalan, apalagi semua nya memakai internet. Jangankan penyedia jasa, kami pun yang melaksanakan sistem ini perlu banyak belajar. Nah, oleh karena itu kita sebagai pelaksana sudah melakukan sosialisasi pada awal kebijakan ini berjalan” ”(wawancara pada hari senin tanggal 20 Juni 2016).

Hal ini juga sejalan dengan pendapat ibu Maisarah Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE):

“kalau untuk sosialisasi kepada para pegawai itu langsung dilaksanakan dibawah bimbingan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dan itu sudah terlaksana, sedangkan yang bertanggung jawab melakukakan sosialisasi kepada para penyedia jasa adalah LPSE, dan itu juga sudah terlaksana pada awal kebijakan ini dimulai. Walaupun pada akhirnya sosialisasi secara langsung tersebut sudah mulai jarang dilakukan lagi, namun kita tetap memberikan informasi kepada setiap penyedia jasa maupun masyarakat yang membutuhkan melalui website LPSE Kota Medan”(wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016).

Gambar 5.7 Tampilan Website LPSE Kota Medan (Informasi Lelang)

Gambar 5.8 Tampilan Website LPSE Kota Medan (Informasi Pemenang Lelang)

Sumber:

Walaupun sosialisasi sudah sangat jarang dilaksanakan, namun tidak menutup kemungkinan bagi siapa pun penyedia jasa yang mau belajar tentang sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik ini, Layanan Pengadaan Secara Elektronik tetap membuka akses untuk bisa belajar atau pun bertanya. Hal ini diungkapkan oleh bapak Doddy Faisal Hasibuan, SE selaku Staf di Bidang Trainer.

“sosialiasi sudah jarang dilaksanakan, tidak seperti di awal. Namun bagi siapapun penyedia jasa yang mau bertanya bisa memberikan pertanyaan di website LPSE atau pun bisa langsung datang ke kantor LPSE untuk di ajari atau di training mengenai sistem pengadaan barang dan jasa secara Elektronik” (wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016).

Gambar 5.9 Tampilan Halaman Pengajuan Pertanyaan

Sumber: B.Kejelasan (Pengetahuan Implementor Tentang Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik)

Melalui wawancara yang telah dilakukan, diketahui bahwa pemahaman pegawai Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) akan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan Peraturan Walikota Medan No 38 Tahun 2011 tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebagai dasar hukum pelaksanaan sistem pengadaan barang dan jasa secara elektronik sudah jelas.

Demikian penuturan ibu Maisarah Nasution, SE, M.Si selaku Sekretaris Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ketika ditanya mengenai pemahaman pegawai dalam melaksanakan kebijakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik:

“kalau soal pemahaman, semua pegawai sudah paham lah menganai sistem ini. Mereka semua sudah tau apa-apa saja yang menjadi tugas dan fungsi mereka. Hal itu bisa kita liad di website LPSE, sudah banyak pengadaan yang sudah

dilakukan. Baik itu yang telah selesai atau pun yang sedang di proses untuk menentukan pemenang lelang. Jadi tanpa ada nya pemahaman yang baik dari setiap pegawai, mungkin sampai sekarang pelaksanaannya tidak selancar seperti sekarang ini” (wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016).

Hal yang senada juga disampaikan oleh bapak Doddy Faisal Hasibuan, SE, selaku Staf Bidang Trainer Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE):

“pemahaman pegawai dalam melaksanakan kebijakan ini menurut saya sudah baik. Apalagi seluruh staf disini mendapat training terlebih dahulu yang langsung di fasilitasi oleh Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Jadi saya kira dalam segi pemahaman sudah semua nya baik lah” (wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016).

C. Konsistensi (Ketepatan Dalam Pelaksanaan Pengimplementasian Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik)

Layananan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dalam melaksanakan kebijakan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (E-Procurement) selalu konsisten serta selalu memperbaharui setiap informasi yang akan disampaikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan melalui website resmi LPSE.

Gambar 5.10 Tampilan Website LPSE

Sumber: Gambar 5.11 Tampilan Website LPSE

Dari kedua gambar tersebut dapat kita lihat perbedaan ketika diakses pada tanggal 11 juli 2016 dan pada tanggal 19 juli 2016. Hal ini membuktikan bahwa Layanan Pengadaan Secara Elektronik selalu konsisten dalam memberikan informasi. Sejalan dengan prinsip dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik itu sendiri yang bersifat transparan, artinya semua semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang/jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya. Berikut penjelasan dari bapak Foni Sanjaya, S. Kom selaku Staf bidang Administrator Layanan Pengadaan Secara Elektronik:

“LPSE sebagai salah satu pelaksana kebijakan harus lah konsisten, apalagi LPSE ini lebih berfungsi sebagai media publikasi yang berperan mengumumkan adanya lelang juga mengumumkan siapa yang menjadi pemenang dalam pengadaan yang dibuat oleh SKPD. Sehingga menuntut kita untuk lebih cepat dalam memberikan informasi terbaru dengan waktu yang tepat. Agar setiap pengumuman dapat diketahui oleh penyedia jasa ataupun masyarakat luas, baik itu pengadaan lelang maupun hal-hal lain yang dirasa penting dalam pengadaan barang dan jasa” (wawancara pada hari selasa tanggal 21 Juni 2016).

5.1.2 Sumber Daya

Sumber daya adalah faktor yang paling penting dalam implementasi kebijakan agar efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, sumber

Dokumen terkait