V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.4. Implementasi Kebijakan
Proses perizinan yang terjadi di kabupaten/kota di Provinsi Jawa tengah masih relatif lama. Rata-rata lama waktu untuk mengurus sertifikat tanah di Jawa Tengah mencapai 16 minggu. Waktu yang cukup lama yaitu empat bulan yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengurus sertifikat tanah seharusnya dapat digunakan perusahaan untuk mengurus keperluan yang lain yang dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan. Hambatan berupa lamanya waktu serta sulitnya proses perizinan ini yang menyebabkan kinerja perusahaan terhambat sehingga
tidak mengherankan jika tidak sedikit pelaku usaha yang menempuh praktik suap-menyuap kepada aparat pemda agar proses perizinan bisa dipermudah. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan khususnya di bidang perizinan. Proses perizinan sertifikat lahan atau sertifikat perusahaan harus lebih efisien sehingga membutuhkan waktu yang cepat bagi perusahaan dalam mengurusnya.
Proses perizinan yang cepat dan mudah memang sulit dilakukan, namun bukan berarti tidak mungkin. Kepala daerah harus bekerjasama dengan instansi pemda terkait untuk lebih meningkatkan pelayanan perizinan di bidang usaha maupun di bidang lainnya. Selain itu, kepala daerah harus dapat memerangi praktik suap-menyuap yang banyak terjadi. Alasan utama yang menjadi penyebab terjadinya praktik suap adalah proses perizinan yang lama dan sulit dilakukan sehingga menuntut perusahaan bertindak praktis melalui suap menyuap agar proses perizininan lebih mudah dan cepat. Oleh karena itu, menghilangkan praktik suap menyuap tentu harus diimbangi peningkatan kualitas pelayanan perizinan oleh pemda.
Selanjutnya, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat umum khususnya pelaku usaha mengenai proses perizininan yang mudah dan cepat tanpa menggunakan uang pelicin. Jika masyarakat tidak mengetahui proses perizinan, walaupun kualitas pelayanan perizinan ditingkatkan, maka praktik suap dapat terus terjadi. Masyarakat yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai proses perizinan usaha cenderung menganggap proses perizinan akan lebih mudah apabila menggunakan uang suap.
Selain itu, untuk meningkatkan PDRB per kapita, perlu dilakukan penertiban tempat usaha bagi para PKL. Perlu diperhatikan bahwa penertiban ini tidak dilakukan dengan paksaan, misalnya penertiban para PKL yang dilakukan oleh satpol PP. Tidak hanya itu, penertiban para PKL juga harus disertai dengan penyediaan tempat yang layak bagi usaha mereka. Proses lokalisasi PKL ini memang tidak mudah. Tidak sedikit yang menganggap tempat usaha lama yang digusur lebih memiliki nilai jual atau nilai ekonomis yang lebih tinggi dari tempat usaha baru yang disediakan oleh pemda sebagai tempat usaha PKL. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi dan sikap persuasif yang terus-menerus dari instansi pemda khususnya bupati/ walikota agar para PKL mau berpindah ke tempat usaha yang telah disediakan oleh pemda.
Variabel tata kelola yang berhubungan signifikan lainnya adalah persepsi tingkat pemecahan permasalahan oleh instansi pemda dimana pemda menindaklanjuti langkah-langkah masalah yang telah ditentukan Kepala Daerah. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tidak hanya kepala daerah, peran instansi pemda sangat penting dalam penanganan masalah yang terkait dunia usaha. Agar instansi pemda mau menindaklanjuti langkah-langkah kebijakan tersebut, kepala daerah harus berkoordinasi dengan instansi pemda mengenai kebijakan yang diambil terkait masalah di dunia usaha. Kebijakan yang dirumuskan bersama- sama akan menumbuhkan sikap tanggungjawab bagi instansi pemda untuk dapat menindaklanjuti kebijakan dengan tepat.
Tidak hanya itu, koordinasi pun harus dilakukan saat pelaksanaan kebijakan tersebut. Instansi pemda yang tidak bisa menindaklanjuti langkah yang ditetapkan oleh kepala daerah mungkin terjadi karena ketidaktahuan intansi
mengenai langkah-langkah dari kebijakan tersebut. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi lebih lanjut dalam pelaksaan kebijakan sehingga instansi pemda memahami dengan benar langkah-langkah yang harus dilakukan mereka.
Persepsi mengenai dukungan pemda terhadap pelaku usaha melalui penyediaan fasilitas yang mendukung dunia usaha memiliki hubungan positif yang signifikan namun pengaruhnya tidak signifikan terhadap PDRB per kapita. Dukungan pemda melalui penyediaan fasilitas yang mendukung dunia usaha sangat penting dalam membantu kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penyediaan fasilitas yang mendukung dunia usaha perlu ditingkatkan. Misalnya peningkatan efektivitas forum komunikasi antara pemda dengan pelaku usaha. Dengan forum komunikasi, pemda dapat lebih memahami permasahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha. Namun, forum tersebut belum mampu dioptimalkan oleh pemda. Oleh karena itu, pemda perlu mengaktifkan kembali serta mengoptimalkan peran forum komunikasi ini sehingga terjalin interaksi serta kerjasama yang baik antara pemda dengan pelaku usaha.
Selain itu, adanya forum komunikasi antara pemda dengan para pelaku usaha sangat penting. Dengan adanya foum ini, berbagai macam permasalahan yang dihadapi dunia usaha dapat dibicarakan dan bersama-sama mencari solusi terbaik. Dengan demikian, pemda dapat merumuskan suatu kebijakan yang tepat sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha. Hal itu yang sangat membantu kinerja usaha.
Tingkat donasi seperti biaya pungutan dan retribusi yang harus dibayar perusahaan perlu disesuaikan dengan perusahaan agar dinilai tidak memberatkan pelaku usaha. Dari korelasi menunjukkan hubungan positif yang kuat antara
variabel ini dengan PDRB per kapita namun pengaruhnya tidak signifikan. Artinya biaya pungutan atau retribusi yang tidak memberatkan, maka dapat menyebabkan PDRB per kapita meningkat walaupun tidak signifikan. Tingkat pungutan yang terlalu tinggi dapat menghambat kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penetapan biaya pungutan dan retribusi harus jelas dan tidak memberatkan perusahaan.
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan faktor penentu bagi keputusan bisnis pelaku usaha karena sangat menentukan biaya distribusi faktor input dan faktor output produksinya. Kehadirannya dapat menjadi faktor pendorong tingkat produktivitas di suatu daerah. Fasilitas transportasi memungkinkan orang, barang dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat lain, tentunya juga dari satu daerah ke daerah lain. Apabila akses transportasi yang baik tidak ada tentunya akan sulit bagi suatu perusahaan untuk melakukan aktivitas usahanya. Oleh karena itu, tak pelak lagi ketersediaan infrastruktur, terutama kualitas jalan yang baik, sangat diperlukan untuk kelancaran kinerja perusahaan. Oleh karena itu, kondisi infrastruktur yang baik sangat menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut. Kualitas infrastruktur maupun lama perbaikan khususnya jalan raya memiliki hubungan yang positif dengan perekonomian. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur sangat penting karena infastruktur merupakan aspek yang dinilai paling menghambat kinerja perusahaan.
IPM juga merupakan salah satu faktor utama bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Kualitas pembangunan manusia yang baik, akan meningkatan kinerja manusia dalam perekonomian sehingga perekonomian akan
meningkat. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, pemda dapat melakukan peningkatan di bidang kesehatan dan pendidikan.
Di bidang kesehatan, perlu diperhatikan penyediaan fasilitas kesehatan, baik di rumah sakit maupun di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Jaminan kesehatan daerah (jamkesda) yang diberikan sebagai jaminan kesehatan bagi keluarga yang kurang mampu agar dapat berobat ke rumah sakit daerah belum dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang kurang mampu. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang kurang mampu tidak mengetahui mengenai program tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat khususnya yang kurang mampu mengenai jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemda khususnya persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan jaminan tersebut. Di samping itu, fasilitas yang ada di puskesmas harus ditingkatkan. Selama ini, puskesmas ada kurang memberikan pelayanan yang optimal. Misalnya, dokter tidak ada di setiap puskesmas. Jika tidak ada dokter yang menangani orang sakit, mantri atau perawat yang mengambil alih fungsi tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis berupa doktor dan perawat sebaiknya ada di setiap puskesmas disertai dengan peralatan dan pengobatan yang memadai.
Di bidang pendidikan, penyediaan fasilitas khususnya di sekolah-sekolah yang terpencil perlu ditingkatkan. Selama ini, hanya sekolah yang favorit atau yang berada di pusat kota yang memiliki fasilitas memadai dan layak digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Sekolah-sekolah yang terpencil justru masih belum memiliki fasilitas yang memadai. Hal ini yang mengakibatkan sekolah- sekolah terpencil belum dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Peningkatan PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi juga dapat dilakukan melalui peningkatan belanja pemda khususnya untuk belanja modal, belanja pendidikan dan belanja kesehatan. Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap. Belanja modal yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menambah aset tetap misalnya membuat gedung, perbaikan jalan maupun belanja tanah. Dalam hal ini peningkatan belanja modal akan menambah aset tetap sehingga dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian. Selain itu, peningkatan belanja pendidikan yang dialokasikan untuk peningkatan pelayanan dan kualitas pendidikan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang baik, kinerja manusia akan meningkat sehingga akan meningkatkan perekonomian.
VI. PENUTUP